Dalam tahun 1995 ini tanggal 24 Oktober, di beberapa tempat terjadi gerhana matahari penuh. Sekitar seribu tiga ratus enam puluhan tahun yang silam, seorang balita yang bernama Ibrahim meninggal dunia tatkala terjadi gerhana matahari penuh. Maka dalam sejenak itu terbentuklah opini masyarakat dalam kota itu, yang mengkultuskan ayah sang balita. Setelah ayah sang balita mendengar pengkultusan dirinya, ia keluar rumah meninggalkan sejenak jenazah anak yang disayanginya itu, kemudian membantah opini masyarakat itu, meskipun ia mendapatkan keuntungan politis oleh terbentuknya opini umum itu. Ia membantah bahwa tidak ada hubungan antara kematian Ibrahim dengan gerhana matahari. Bahwa gerhana itu adalah fenomena alam yang biasa, tanda kekuasaan Allah SWT.
Siapakah itu balita Ibrahim dan siapakah ayahnya? Ibrahim adalah putera kesayangan Nabi Muhammad SAW dari isteri beliau Sitti Maria Al Qibth.(*) Setelah RasuluLlah SAW membantah pengkultusan dirinya, selanjutanya beliau menyuruh orang melaksanakan shalat gerhana matahari. Ada empat hal yang dapat disimak dari peristiwa gerhana matahari penuh di atas itu.
Pertama, bahwa tidak ada hubungan antara perjalanan hidup seseorang dengan fenomena alam. Seorang Muslim tidak diperbolehkan mempercayai ramalan tentang kehidupannya berdasar atas posisi matahari terhadap zodiak di atas ekliptika pada bola langit pada waktu ia dilahirkan. Adapun yang dimaksudkan dengan ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh matahari, bulan dan planet-planet yang dapat dilihat dengan mata telanjang (tanpa teropong bintang) pada bola langit, jika dari bumi ini kita melihat ke atas, jika bumi dijadikan titik pusat sistem koordinat. Apabila matahari yang dijadikan titik pusat sistem koordinat, maka bidang yang dibentuk oleh lintasan bumi mengorbit matahari yang berbentuk ellips dengan matahari pada salah satu titik pusat ellips tersebut, disebut bidang ekliptika. Kembali pada bumi yang dijadikan titik pusat sistem koordinat, maka tampaklah pada bola langit matahari, bulan dan planet-planet yang menempuh jalur ekliptika itu melintasi 12 Zodiak (= Rasi Bintang [Ind], Sterrenbeeld [Bld]). Sterrenbeeld artinya bayangan bintang. Istilah ini cocok sekali dengan identifikasi benda tersebut. Penggugusan bintang-bintang sekitar ekliptika hanyalah atas dasar menghubung-hubungkan bintang-bintang dengan garis-garis sehingga terbentuk lukisan yang dibayangkan atau diimajinasikan sebagai gambar manusia (Gemini = manusia kembar, dan Virgo = perawan), gambar dewa pencipta air dalam mithologi Yunani (Aquarius), gambar binatang (Aries = domba, Taurus = lembu, Cancer = kepiting, Leo = singa, Scorpio = kala dan Pisces = ikan), gambar benda (Libra = timbangan) dan gambar binatang khayalan dalam mithologi Yunani (Sagittarius = kuda berkepala manusia dan Capricorn = ular berkepala menjangan). Karena dikelompokkan berdasar atas gambar yang diimajinasikan itu, maka campur aduklah bintang-bintang itu dalam setiap zodiak mengenai jarak yang berbeda-beda (tahunan cahaya, ratusan tahun cahaya, ribuan tahun cahaya, jutaan tahun cahaya).
Walhasil, ini yang kedua, ramalan bintang sama sekali tidak berdasar. Iaitu ditolak baik secara naqliyah (keterangan Nabi Muhammad SAW), maupun secara aqliyah, manalah dapat diterima akal jalan hidup seseorang bertumpu pada zodiak yang yang penggugusannya atas dasar imajinasi gambar-gambar.
Ketiga, bahwa RasuluLlah SAW adalah manusia biasa, bedanya dengan kita ialah RasuluLlah SAW mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Dari Firman Allah di bawah ini dapat kita baca bahwa RasuluLlah SAW dan para Rasul semuanya adalah manusia biasa yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT: Qa-lat Lahum Rusuluhum Inna Nahnu Illa- Basyarun Mitslukum (S. Ibrahim, 11). Berkata Rasul-rasul mereka kepada mereka itu: Kami tidak lain hanyalah basyar seperti kamu (14:11). Qul Subhana Rabbiy Hal Kuntu Illa- Basyaran Rasuwlan (S. Al Isra', 93). Katakanlah (hai Muhammad): Maha Suci Maha Pengaturku, bukankah aku ini hanya basyar yang menjadi Rasul (17:93). Basyar adalah makhluq nyata ciptaan Allah, makhluq yang berdarah daging makan dan minum yang mempunyai ruh, yaitu manusia biasa. Jadi tidak boleh para Rasul itu kita kultuskan (diangkat menjadi sesembahan), oleh karena beliau-beliau itu adalah manusia biasa juga. Bedanya dengan kita adalah beliau-beliau itu mendapatkan wahyu dari Allah SWT.
Keempat, bahwa apabila terjadi gerhana matahari disunatkan untuk melaksanakan shalat gerhana matahari. Shalat adalah dzikruLlah, mengingat Allah. Shalat gerhana matahari adalah mengingat Allah Yang difokuskan pada kekuasaan Allah Yang menetapkan gerhana matahari yang unik. Allah menetapkan kecepatan tangensial bulan pada orbitnya dan kecepatan tangensial bumi pada orbitnya. Kecepatan tangensial bulan menentukan jarak antara bulan dengan bumi dan kecepatan tangensial bumi menentukan jarak antara bumi dengan matahari. Dengan kedua jarak yang tertentu itu, terjadilah hal yang unik, yaitu jika terjadi gerhana matahari penuh, maka bulan tepat-tepat menutup matahari.
Keadaan bulan yang tepat-tepat dapat menutup matahari memungkinkan orang dapat menfoto bagian luar matahari. Dari hasil foto itu dapat dilihat bahwa matahari dibungkus oleh lapisan yang disebut corona. Pada lapisan terluar dari corona itu terdiri atas gas (fluida) interstellair yang disedot oleh matahari. Matahari berenang dalam fluida interstellair (disebut Dukha-nun dalam S. Fushshilat, 11).
Kullun fiy Falakin Yasbahuwna (S.Al Anbiya-, 33; S.Yasin 40). Setiap (benda langit) berenang dalam jalurnya (21:33, 36:40). Karena bulan dapat tepat-tepat menutup matahari, maka bintang-bintang yang berdekatan dengan matahari pada bola langit dapat difoto pada siang hari. Einstein dalam Teori Relavitas Umum mengatakan bahwa cahaya itu dapat dibelokkan oleh medan gravitasi. Itu ternyata betul setelah diujicoba tatkala terjadi gerhana penuh pada tanggal 29 Mei 1919 di Sobral (Brazilia) dan di pulau Principe (Afrika Barat).
Demikianlah Allah SWT memberikan kesempatan kepada manusia untuk dapat menyaksikan dukhan, menyaksikan matahari berenang dalam dukhan itu dan menyaksikan cahaya itu dapat dibelokkan oleh medan gravitasi, karena Allah menetapkan gerhana matahari itu menjadi unik: bulan tepat-tepat dapat menutup matahari. WaLlahu A'lamu bi shShawab.
*** Makassar, 29 Oktober 1995
------------------
(*) Para penulis barat berspekulasi bahwa Sitti Maria Al Qibth yang datang bersama dengan utusan Muqawqis Pembesar Qibth untuk mengikat hubungan diplomatik persahabatan antara Madinah dengan Al Qahirah, disebutkan sebagai budak prempuan yang dihadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Status budak Sitti Maria Al Qibth itu dibantah oleh Shahih Bukhari seperti berikut:
"'An 'Umari bni lHaarits Akhiy Juwayriyata Ummi lMu^miniyna Qaala Maa Taraka Rasuwlu Lla-hi SH 'Inda Mawtihi DirHaaman wa Laa dynaaran wa Laa 'Abdan wa laa Amatun wa Laa Syay.an Illaa Baghlatahu lBaydha-a wa Silaahahu wa Ardhan Ja'alahaa Shadaqatan (Rawaahu lBukhaariy-1463-)," artinya: Dari 'Amr bin al-Harits, saudara Juwairiyah Ummul Mu^minin, ia berkata: RasuluLlah SAW tidak meninggalkan waktu wafatnya satu dirham dan tiada dinar dan tidak ada budak laki-laki, tidak ada budak perempuan dan tidak sesuatu, kecuali baghal beliau yang putih dan senjata beliau dan sekeping tanah yang telah beliau mensedekahkannya (Diriwayatkan oleh Bukhari-1463-)
29 Oktober 1995
[+/-] |
200. Gerhana Matahari Penuh |
22 Oktober 1995
[+/-] |
199. Malaikat dan Sikap Hormat kepada Guru |
Malaikat adalah makhluq Allah yang ghaib, artinya tidak dapat diindera oleh pancaindera manusia, juga tak dapat dideteksi oleh instrumen laboratorium bikinan manusia bagaimanapun canggihnya. Kita tahu tentang adanya malaikat karena Allah memberi-tahu kita melalui wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad RasuluLlah SAW, Nabi 'Isa AS dan Nabi Musa AS yang berwujud ayat Qawliyah. Jadi malaikat itu harus diimani, termasuk satu di antara Rukun Iman yang enam. Malak(un), nama spesi makhluq ghaib tersebut. Spesi makhluq lain seperti misalnya Basyar(un), adalah nama spesi makhluq nyata yang berdarah daging yang mempunyai ruh yaitu kita ini, manusia.
Dalam qaidah bahasa Arab muannats (gender perempuan) menyatakan sebagian dari mudzakkar (gender laki-laki). Syajar(un) menyatakan keseluruhan spesi yang disebut pohon, syajarah(tun), sekelompok atau sebagian jenis pohon. Malaikah (bentuk muannats) menyatakan sekelompok atau sebagian dari malak (mudzakkar). Namun dalam bahasa Indonesia, baik malak maupun malaikah, kedua-duanya biasanya diterjemahkan dengan malaikat.
Walaupun malaikat itu makhluq ghaib, namun sewaktu-waktu Allah menyuruh makhluq ini untuk berkomunikasi dengan spesi Basyar. Oleh karena itu malaikat itu diberi kemampuan oleh Allah beralih wujud menjadi Basyar pula. Malaikat Jibril AS menjelma menjadi Basyar ketika berkomunikasi dengan Maryam, untuk menginformasikan kepadanya bahwa Maryam kelak akan melahirkan seorang anak yang suci. Pada waktu malaikat Jibril AS menyampaikan wahyu yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW (berupa lima ayat yang pertama dari S. Al Alaq), ia berubah wujud seperti Basyar. Tatkala Jibril AS mendatangi Maryam dan Nabi Muhammad SAW, Jibril AS tidak disaksikan oleh Basyar yang lain oleh karena Maryam dan Nabi Muhammad SAW tatkala itu sedang sendirian.
Malaikat Jibril AS yang sedang berwujud Basyar dapat pula disaksikan oleh para sahabat, tatkala Jibril AS berkunjung kepada Nabi Muhammad SAW yang sedang duduk satu majelis dengan para sahabat, bertanya kepada Nabi yang artinya: "Apa itu iman apa itu Islam, dan apa itu ihsan." Demikian pula tatkala para malaikat yang berwujud Basyar, yang diperintahkan Allah untuk menghubungi Nabi Ibrahim AS, turut pula disaksikan oleh Sarah. Tujuan para malaikat yang berubah wujud menjadi Basyar itu ialah untuk menginformasikan kepada Nabi Ibrahim AS, bahwa pertama, isterinya Sarah akan mempunyai putera kelak, walaupun Sarah pada waktu itu sudah dalam keadaan berhenti haid, dan kedua, bahwa Sodom dan Gomorrah (Qamran), pemukiman Nabi Luth AS akan dibinasakan oleh para malaikat itu, karena penduduknya homosexual dan lesbian. Karena para malaikat itu berwujud Basyar, maka penduduk Sodom dan Gomorrah yang berada sekitar rumah Nabi Luth AS dapat pula melihat malaikat itu, bahkan orang-orang homosexual itu ingin memesumi malaikat dalam wujud Basyar itu.
Berfirman Allah dalam Al Quran: Qa-la YaAdamu Anbi'hum biAsma-ihim (S. AlBaqarah, 32). Berfirman (Allah), hai Adam informasikan kepada mereka (malaikat) nama-nama (barang) (2:32). Selanjutnya Firman Allah, Waidz Qulna- lilMalaikati Sjuduw liAdama faSajaduw illa- Ibliysa Abay waStakbara (S. AlBaqarah, 33). Dan Kukatakan kepada malaikat sujudlah kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan sombong (2:33).
Ayat (2:32) menjelaskan latar belakang keluarnya perintah Allah kepada Al Malaikatu, sekelompok malaikat. Bunyi perintah itu, Usjuduw liAdama sujudlah kamu kepada Adam. Allah SWT memerintahkan sekelompok malaikat itu sujud kepada Adam bukan sebagai pernyataan dari malaikat itu untuk mengkultuskan Adam, melainkan sebagai pernyataan hormat kepada Adam, oleh karena Adam telah menjadi guru, mengajar malaikat itu mengenal identitas barang-barang disekitar majelis itu. Walaupun tidak secara tegas dijelaskan dalam ayat itu bagaimana wujud sekelompok malaikat pada waktu berkomunikasi dengan Adam, kita dapat mengansumsikan bahwa pada waktu terjadinya komunikasi itu, sekelompok malaikat tersebut berubah wujud menjadi Basyar.
Jelaslah ayat di atas itu mengandung muatan nilai: Para murid wajib menghormati gurunya. Murid yang tidak menghormati gurunya sifatnya seperti Iblis. Nilai hormat kepada guru ini masih dijunjung tinggi dahulu, walaupun masih dalam penjajahan. Pada waktu saya masih di sekolah dasar dahulu hingga zaman pendudukan Jepang (Futsu dan Jokyu Kogakko), murid-murid menghormati gurunya dengan memanggil karaeng (di daerah yang berbahasa Makassar, Konjo dan Selayar) dan puang (di daerah yang berbahasa Bugis). Di dalam cerita silat guru (suhu) sangat dihormati. Murid harus sujud (paykui) kepada gurunya. Bangsa Jepang adalah bangsa yang menaruh hormat kepada guru. Pada waktu pendudukan Jepang, balatentera (heitai) Jepang yang kejam-kejam dan bengis, tidak pernah berlaku kejam kepada guru bumi-putera. Kalau tentara Jepang bertanya kepada penduduk: Ano katawa sensei desuka? (Apakah orang itu guru?), dan mendapat jawaban: Hai (ya), maka sikap galaknya berubah menjadi sopan, mendatangi guru itu sambil menghormat dengan membungkuk.
Nilai hormat kepada guru, sebagai hormatnya malaikat kepada Adam, sang guru, sudah tercecer dari bangsa kita. Hanya tinggal sebagai cerita saja. Bangsa Indonesia sekarang ingin menghasilkan produksi unggulan yang dapat diekspor, strateginya ialah meningkatkan Sumberdaya Manusia (mestinya disingkat SM, bukan SDM), yang kuncinya antara lain terletak dalam sikap hormat kepada guru. Tawuran dalam kalangan siswa dan mahasiswa insya Allah dapat diredam, jika menempuh strategi: Gerakan nasional membina sikap hormat kepada guru. WaLlahu A'lamu bi shShawab.
*** Makassar, 22 Oktober 1995
15 Oktober 1995
[+/-] |
198. Gunung Es |
Lilin beku tenggelam dalam lilin cair. Inilah sifat zat pada umumnya, zat yang beku tenggelam dalam zat serupa yang cair. Seperti telah dijelaskan dalam Seri 013 tidak demikian halnya dengan air. Air beku (baca es) timbul pada air cair (baca air). Demikianlah air diciptakan Allah dengan sifat yang tidak normal. Dalam ilmu fisika disebut sifat anomali dari air. Dengan sifat anomali itu Allah memelihara binatang-binatang air di tempat-tempat yang bermusim dingin. Jika lilin cair membeku maka pembekuan itu dari bawah ke atas oleh karena lilin beku tenggelam dalam lilin cair. Pada air proses pembekuan itu mulai dari atas ke bawah karena air beku timbul pada air cair. Sampai pada ketebalan tertentu suhu dingin tidak dapat lagi menembus lapisan es yang tebal, sehingga air tidak membeku di bawah lapisan es yang tebal. Maka terpeliharalah binatang-binatang air di musim dingin.
Gunung es mempunyai makna dalam sosiologi. Berat jenis es 0.9, yang berarti gunung es yang mengapung sembilan bagian yang tenggelam dan satu bagian yang timbul. Dalam sosiologi utamanya mengenai bahaya yang mengancam masyarakat, bagian gunung es yang di bawah air itu dipakailah ungkapan latent, tersembunyi. Seperti misalnya: Organisasi tanpa bentuk (OTB) dalam wujud komunisme gaya baru (KGB) merupakan bahaya latent ibarat gunung es. Kalau gunung es yang tersembunyi dalam air tetap besarnya, maka dalam hal sosiologi tidaklah dapat diketahui berapa banyak bagian yang terpendam dan yang tersembul. Lagi pula senantiasa dalam keadaan dinamis antara kuantitas fraksi yang tersembunyi dengan yang nyata. Dalam tawuran yang dapat diindera misalnya tidaklah diketahui berapa banyak yang terpendam penyebab tawuran itu. Keadaan lingkungan sangat mempengaruhi tinggi rendahnya perbandingan kuantitas yang nampak dengan yang tersembunyi dalam masyarakat, seperti keadaan hiruk-pikuk (crowding), kerumunan, lapangan kerja yang sulit, keadaan yang tidak menentu dan persaingan sengit.
Yang akan saya bahas selanjutnya adalah kondisi yang dapat menurunkan intensitas tawuran pelajar dan mahasiswa. Atau dengan perkataan lain memperkecil kuantitas fraksi yang tersembunyi dari penyebab tawuran. Sangatlah dikenal ungkapan proses belajar mengajar. Dalam ungkapan itu tidak ada sama sekali kata kunci yang sangat penting: pendidikan. Ungkapan menunjukkan pola pikir. Ungkapan proses belajar mengajar menunjukkan pola pikir yang kurang menekankan pada pendidikan. Memang secara teori dikatakan bahwa suatu kurikulum yang bulat dan utuh haruslah mengandung: pengetahuan, keterampilan dan sikap. Mentransfer pengetahuan dan keterampilan itulah yang pengajaran, sedangkan mentransfer yang akan membuahkan sikap, yaitu meneruskan pesan nilai-nilai, itulah yang pendidikan. Akan tetapi dengan ungkapan proses belajar mengajar maka pola pikir itu bobotnya hanya diarahkan pada pada pengajaran: kognisi dan psikomotorik, yang diukur dengan Index Prestasi. Pola pikir yang demikian kuranglah mengacuhkan pendidikan.
Dalam penjabaran kurikulum seharusnyalah kognisi dan psikomotorik itu bermuatan pesan-pesan nilai. Kurikulum yang dijabarkan dalam silabus, TIU ke TIK, tidak boleh mengabaikan nilai yang akan membentuk sikap dan watak anak didik. Tidak terkecuali tentang sikap yang dimulai mencintai alma mater, meningkat kepada mencintai sesama manusia dan seterusnya mencintai Allah dan RasulNya. Mahasiswa yang mencintai alma maternya akan menghormati dan menjaga serta memelihara baik-baik nama dan kehormatan alma maternya itu.
Walhasil, ungkapan proses belajar mengajar harus diperbaiki, dengan memasukkan ke dalamnya kata kunci pendidikan. Lalu menjadilah ia dengan ungkapan mendidik dalam proses belajar mengajar. Suatu pekerjaan rumah bagi para pendidik, yang tentu saja bukan hanya dalam ruang lingkup pendidikan tinggi, melainkan dalam ruang lingkup yang lebih luas, mulai dari pendidikan taman kanak-kanak, sampai dengan pendidikan tinggi.
Hal yang serupa terlihat dalam hal Da'wah Islamiyah, yang bobotnya hanya difokuskan pada yang kognisi, mentransfer pengetahuan tentang keIslaman. Contohnya mengenai shalat. Pengetahuan mengenai shalat yang betul menurut fiqh itu perlu untuk tertibnya shalat. Tetapi jangan hanya berhenti sampai di situ, karena shalat bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk mencapai tujuan. Apa tujuan shalat?
Inna shShalawta Tanhay 'Ani lFahsya-i wa lMunkari (Al 'Ankabuwt 45), Sesungguhnya shalat mencegah perbuatan keji dan munkar (29:45). Alhasil, da'wah itu bukan hanya sekadar untuk yang kognisi (filosofi), keterampilan (menurut fiqh), melainkan haruslah pula menyentuh hati nurani (tasawuf) yang akan menghasilkan pola pikir yang Islami, yang selanjutnya sikap yang Islami dan selanjutnya lagi tingkah laku yang Islami. WaLlahu a'lamu bi shshawab.
*** Makassar, 15 Oktober 1995
8 Oktober 1995
[+/-] |
197. Atlantis the Lost Continent |
Pada 30 September 1995 hari Sabtu yang lalu melalui tayangan SCTV saya sempat menyaksikan menjelang bahagian akhir film yang berjudul Atlantis the Lost Continent. Yaitu adegan tenggelamnya benua itu oleh semacam senjata laser. Pada 16 Agustus 1953 sebuah berita kecil diberitakan oleh koran di Belgia: Een Duitser zou in de buurt van Helgoland op de bodem van de Noordzee het verzonken, legendarische eiland "ATLANTIS" hebben teruggevonden. (Seorang Jerman rupa-rupanya telah menemukan kembali "ATLANTIS" pulau legendaris yang tenggelam itu di sekitar Helgoland pada dasar Laut Utara -HMNA-). Dan pada permulaan tahun 1954 terbitlah sebuah buku di Jerman, karya Jurgen Spanuth yang berjudul: Das entratselte Atlantis. (Terkuaknya Teka-teki Atlantis -HMNA-).
Sebelumnya sekitar 900 buku yang telah diterbitkan mengenai Atlantis itu. Disepakati bahwa pulau itu terletak pada dasar laut Atlantik. Tak terhitung banyaknya pula cerita imajinasi tentang Atlantis, yang salah satu di antaranya ditayangkan oleh media elektronika SCTV itu. Pakar-pakar di bidang oceanograf, geologi, sejarah seperti Egyptolog Breasted, penjelajah peneliti Afrika Leo Frobenius, bahkan penulis roman Pierre Benoit menulis tentang benua legendaris ini. Barulah Jurgen Spanuth yang mencoba membuktikan teorinya dengan upaya expedisi ilimyah.
Spanuth berkesimpulan dalam teorinya pada 1948 bahwa Atlantis terletak di dasar Laut Utara berdasarkan cerita-cerita dan saga dari penduduk yang bermukim sekitar Laut Utara tentang sebuah negeri yang tenggelam disapu air laut. Untuk mendapatkan dana ekspedisi ia menulis dan berceramah di Muenchen dalam tahun 1950 dan berhasil mengumpulkan dana guna keperluan ekspedisi. Dalam bulan-bulan musim panas dua tahun berturut-turut (1952 dan 1953) ia meneliti dasar laut di sekitar Helgoland. Kegiatan dalam bulan Juli dan Agusutus 1953 inilah yang sempat diliput oleh koran Belgia dan diberitakan 16 Agusutus 1953 seperti dikemukakan di atas itu.
Tidaklah berarti bahwa upaya dan jerih payah expedisi Spanuth itu diterima pembuktiannya oleh para pakar. Seperti juga halnya dengan Thor Heyerdahl yang berteori dan berexpedisi. Heyerdahl berupaya membuktikan teorinya bahwa penduduk Polynesia berasal dari Amerika Selatan dan orang Mesir Kuno mempunyai hubungan kebudayaan (pyramida dan mummi) dengan orang Aztec, Maya dan Inca di Amerika. Dari segi pyramida dan mummi ini pulalah para pakar penteori Atlantis itu (kecuali Spanuth) mengatakan bahwa bangsa Atlantis merupakan bangsa-perantara di antara kebudayaan Mesir Kuno dengan kebudayaan Aztec, Maya dan Inca. Thor Heyerdahl berexpedisi menyeberangi Lautan Teduh dari Amerika Selatan ke Polynesia dengan rakit dari kayu balsa. Rakit itu ia beri nama Kon Tiki, nama dewa penduduk asli Amerika Selatan dan Polynesia. Juga berexpedisi menyeberangi Samudera Atlantik dengan rakit dari batang-batang papyrus. Rakit itu diberi bernama Ra, salah satu dewa dalam agama Mesir Kuno dari tiga serangkai Amun-Ra-Osiris. Ia berhasil dalam kedua expedisi itu, namun teorinya tidak diterima oleh kebanyakan pakar.
Cerita tentang benua Atlantis itu bersumber dari orang seorang yaitu Plato (428 - 347) Seb. Miladiyah. Ia menulis tentang sebuah negeri yang terletak pada sebuah pulau yang ia namakan Atlantis. Menurut Plato, Solon (638 - 559) seb. M. telah pergi ke Mesir dan mendapat informasi dari pendeta Mesir bahwa pernah suatu waktu dahulu kala pada lautan luas sebelah barat Laut Tengah terdapat sebuah pulau yang didiami oleh sebuah bangsa yang telah tinggi kebudayaannya. Ibu kotanya kaya dikelilingi benteng yang kokoh. Namun kemudian pemerintahannya mengalami dekadensi (busuk ke dalam -HMNA-), lalu mengalami kemunduran budaya dan bahkan akhirnya bangsa itu punah karena pulaunya tenggelam disapu air laut.
Dalam Seri 145 telah dikemukakan bahwa Abu alHasan 'Ali alAsy'ari (873 - 935), peletak dasar Ilmu Kalam golongan Ahlussunnah, membangun metode pendekatan beralatkan mata pisau analisis yang mengerat substansi dan fenomena ke dalam tiga klasifikasi: wajib, mungkin, mustahil. Substansi dan fenomena yang sesuai TaqdiruLlah (seperti misalnya contoh sekarang: gravitasi) masuk kategori wajib, yang tidak bertentangan dengan TaqdiruLlah (contoh sekarang: teori dawai kosmik) termasuk kategori mungkin, boleh jadi benar, barangkali salah dan yang bertentangan dengan TaqdiruLlah (contoh sekarang: melanglang-buana menembus waktu) termasuk kategori mustahil.
Pekabaran dari Plato itu masuk dalam kategori mungkin. Karena mungkin, kita dapat berasumsi, yaitu ada suatu bangsa yang telah tinggi kebudayaannya, berbenteng kokoh yaitu bangsa Atlantis. Kemudian mengalami kemunduran budaya dan akhirnya punah karena pulaunya tenggelam disapu air laut. Expedisi ilmiyah menggali tanah menyelam laut mencari reruntuhan kota bagi para Muslim yang pakar bukan hanya sekadar untuk kemajuan dan kepentingan ilmu itu semata, melainkan menarik pelajaran dari sejarah keruntuhan bangsa-bangsa terdahulu. Awalam Yasiyruw Fiy lArdhi Fayanzhuruw Kayfa Ka-na 'Aqibatu Lladziyna Ka-nuw Min Qablihim Ka-nuw Hum Asyadda Minhum Quwwatan Wa Atsa-ra Fiy lArdhi Falakhadza Humu Llahu Bidzunuwbihim (S. Al Mu'min, 21). Tidakkah mereka menjelajah di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana akibat orang-orang yang ada sebelum mereka, yang kekuatannya lebih hebat dari mereka, yang mendirikan benteng-benteng di atas bumi, kemudian Allah membinasakan orang-orang itu karena dosa-dosanya (40:21). WaLlahu A'lamu bi shShawab.
*** Makassar, 8 Oktober 1995
1 Oktober 1995
[+/-] |
196. Bahan Bakar yang Dapat Diperbaharui, Suatu Tinjauan Masa Depan Sumber Energi |
Orang mengklasifikasikan sumber energi dalam tiga jenis:
Pertama, yang dapat diperbaharui (renewable), seperti pasang-surut yang berulang secara berirama setiap sekitar 24 jam, akibat tarikan gravitasi bulan terhadap selubung cair (laut) dari bumi.
Kedua, yang tak dapat diperbaharui seperti bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu-bara).
Ketiga, yang tak terhabiskan (non-exhausted), seperti sinar dalam wujud photon dari matahari termasuk anak-cucunya. Adapun anak photon adalah energi angin, energi arus laut dan energi potensial air. Bagian atmosfer dan air laut yang kena pukulan photon suhunya akan naik. Maka mengalirlah udara dan air laut dari tempat yang lebih dingin ke tempat yang panas itu, lalu terjadilah hembusan angin dan aliran arus laut. Karena pukulan photon pada permukaan laut dan danau, air laut dan danau menguap membubung ke atas bergumpal menjadi awan, kemudian turun menghujani bumi. Air hujan yang jatuh di bumi pada tempat yang ketinggian mempunyai energi potensial. Adapun cucu photon adalah anak energi angin, yaitu energi ombak. Terjadinya ombak karena tekanan angin pada muka laut atau danau.
Kebutuhan energi secara global makin meningkat. Sumber energi berupa bahan bakar fosil ditambah dengan sumber-sumber energi dari photon yang dipancarkan matahari beserta anak-cucunya, berikut dengan energi pasang-surut sudah mulai tidak memadai lagi untuk melayani pertumbuhan industri. Bahkan persediaan minyak bumi sudah semakin menipis, sehingga digalakkan sekarang pemakaian batu-bara.
Maka orang menoleh kepada bahan bakar nuklir, yakni sumber energi yang terkandung dalam mikro-kosmos, ke dalam inti atom, yang secara populer dikenal dengan ungkapan tenaga nuklir, yaitu tenaga yang mengikat ibarat perekat yang mencegah inti atom berantakan akibat proton-proton yang saling tolak-menolak, karena mempunyai muatan listrik yang sama yaitu muatan positif.
Ada dua cara untuk mengais keluar tenaga nuklir itu. Pertama, dengan proses pembelahan (fisi) inti atom. Atom yang lebih berat ditembaki sehingga pecah menjadi atom yang lebih ringan. Kedua, dengan proses penyusunan (fusi) inti atom, atom yang lebih ringan ditembaki sehingga terbentuk atom yang lebih berat. Baik pada proses fisi maupun fusi setelah reaksi inti akan terjadi pembebasan tenaga. Tenaga yang terbebas pada proses fisi dapat dikontrol, sehingga walaupun dapat dipakai untuk menghancurkan dalam wujud bom atom, dapat pula dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam industri dengan mendirikan Stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Lain halnya pada proses fusi. Tenaga yang terbebas itu belum dapat dikontrol, sehingga hanya dapat dipakai untuk menghancurkan seperti bom hidrogen.
Memenuhi kebutuhan energi oleh dunia industri dengan mempergunakan bahan bakar nuklir baru diterima orang dengan sikap enggan, tidak sepenuh hati. Trauma kebocoran di PLTN Chernobyl beberapa tahun lalu di Uni Sovyet sehingga terjadi pencemaran radiasi pada daerah yang luas sekelilingnya, masih dirasakan orang ibarat monyet di punggung. Dalam waktu-waktu yang akan datang jika PLTN ini makin mengglobal, maka lautan makin terbebani oleh sampah nuklir. Tidak adakah alternatif lain selain bahan bakar nuklir untuk kebutuhan global industri itu?
Allah berfirman dalam Al Quran: Alladziy Ja'ala Lakum mina sySyajari lAkhdhari Na-ran Faidza- Antum minhu Tuwqiduwna (S.Yasin, 80). Yaitu (Allah) Yang menjadikan api bagi kamu dari dalam (zat) hijau pohon dan dengan itu kamu membakar (36:80).
Ayat di atas itu telah dikemukakan dalam seri 003. Bobot bahasan adalah pada ekologi. Yaitu bagaimana zat hijau pohon dengan proses photosynthesis berjasa dalam menghasilkan O2 kembali, setelah manusia dan binatang serta mesin-mesin konversi tenaga mencemarkan udara dengan CO2. Dalam hubungannya dengan pembahasan dalam seri ini, maka bobot pembahasan ayat (36:80) ditekankan pada pohon yang dijadikan bahan bakar. Allah mengisyaratkan pada kita bahwa untuk memecahkan krisis bahan bakar, ialah dengan mempergunakan bahan bakar yang renewable, yaitu menanam bahan bakar.
Nasir El Bassam menuliskan kemungkinan itu dalam Majalah Natural Resources and Development, Volume 41 dengan judul Possibilities and Limitation of Energy Supply from Biomass. Adapun yang dimaksud dengan biomass adalah akar, umbi, batang, cabang, dahan, ranting, daun, buah, biji, artinya pohon (asySyajaru) secara keseluruhan. Dia mengklasifikasikan biomass itu dalam dua jenis: Pertama bagian tumbuhan yang berminyak, bergula dan bertepung (C6 H10 O5)n. Yang kedua lignocellulose, bagian tumbuhan yang banyak mengandung serat dan cellulose. Yang berminyak diproses dengan cara pres dan ekstraksi yang hasilnya berupa minyak bakar dan pelumas. Yang bergula dan bertepung diproses dengan cara fermentasi yang hasilnya ethanol. Kemudian sisa-sisa organik dari tumbuhan itu diproses pula dengan cara fermentasi yang hasilnya methane (biogas). Lignocellulose diproses dengan memadatkan, mencairkan, menggaskan, menghaluskan dan hydrolysis yang menghasilkan berturut-turut: bahan bakar padat, biodiesel serta methanol, hidrogen sintesis, bahan bakar serbuk dan ethanol.
Alhasil pemecahan krisis energi haruslah ditempuh dari dua sisi, pertama dari segi teknologik, yaitu untuk masa depan yang terbebas dari pencemaran radiasi, hendaklah menanam sumber energi, seperti diisyaratkan Allah SWT dalam firmanNya, yaitu ayat (36:80). Dan kedua dari sisi spiritual yaitu meredam laju pertumbuhan industri yang dipacu secara global dengan mengendalikan dorongan naluri yang tidak bertepi, yang ingin hidup enak secara berlebihan. Wa la- Tusrifuw Innahu La- Yuhibbu lMusrifiyna (S. Al A'ra-f, 31), dan janganlah kamu berlebih-lebihan sesungguhNya Dia tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas (7:31). WaLlahu A'lamu bi shShawab.
*** Makassar, 1 Oktober 1995