4 November 2001

498. Empat Issue Miring tentang Thaliban

Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah SWT, dalam kolom ini setiap ayat Al Quran ditransliterasikan huruf demi huruf. Bila pembaca merasa "terusik" dengan transliterasi ini, tolong dilampaui, langsung ke cara membacanya saja.

Firman Allah SWT:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JA^KM FASQ BNBA FTBYNWA AN TSHYBWA QWMA BJHALT FTSHBHWA 'ALY MA F'ALTM NADMYN (S. ALHJRAT, 6), dibaca: ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu- an tushi-bu qawman bijaha-latin fatushbihu- 'ala- ma- fa'altum na-dimi-n (s. al hujura-t), artinya: Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan berita, maka lakukanlah klarifikasi, jangan sampai kamu tanpa pengetahuan menimpakan musibah kepada suatu kaum, lalu kamu menyesal atas perbuatanmu (49:6).

The following is the edited version of the transcription of a lecture given by Sayyid Rahmatullah Hashemi, the roving Ambassador from Afghanistan who visited the US, at the University Of Southern California in Los Angeles, on March 10, 2001.
I was just coming from a meeting with a group of scholars, and the first thing we started talking about there was the statues. And the first thing we started talking about here was also the statues. It is very unfortunate how little they see and how little they know. Nobody has seen the problems of Afghanistan; nobody saw their problems before. And the only thing that represents Afghanistan today is the statues.

Saya baru saja berbincang dengan sekelompok ilmuwan, dan kami memulai pembicaraan di sana dengan perkara patung-patung (Buddha yang dimusnahkan). Dan di sini (di Universitas Southern California) juga kita memulai pembicaraan lagi-lagi dengan patung-patung. Sangat disesalkan karena begitu sedikit yang mereka lihat dan mereka ketahui (mengenai Afghanistan). Tidak seorang (dari ilmuwan tersebut) yang melihat dan mengetahui akan bermacam masalah yang dihadapi oleh Afghanistan sebelumnya. Dan hanya tentang patung-patung tersebut saja yang mereka ketahui mengenai Afghanistan.

Untuk selanjutnya hanya terjemahannya saja dari ceramah itu, itupun, karena panjang, hanya yang relevan dengan keempat issue itu yang akan dikemukakan dalam terjemahan tersebut.

Russia dengan tentara sebanyak 140,000 anggota telah menyerang Afghanistan pada bulan Desember 1979, membunuh 1.5 juta rakyat Afghanistan, melumpuhkan sejuta orang, dan 6 juta dari 18 juta rakyat Afganistan telah melarikan diri dari kekejaman Russia dan menjadi pengungsi dinegara-negara lain. Setelah Rusia dikalahkan, kelompok-kelompok Mujahidin ini tidak bersatu dibawah satu pemerintahan tetapi telah bersengketa sesama mereka sendiri di Afghanistan. Akibat dari pertempuran sesama sendiri ini lebih buruk lagi perang semasa penjajahan Russia. Sebanyak 63,000 orang telah terbunuh di Kabul. Sebanyak sejuta rakyat lagi menjadi pengungsi, melarikan diri dari situasi huruhara tersebut ke negara-negara lain. (Alhasil issue tentang pengungsi Afghanistan telah terklarifikasi, yaitu melarikan diri dari kekejaman Rusia dan akibat dari huru-hara yang ditimbulkan oleh pertempuran kelompok-kelompok Mujahidin yang lebih buruk dari perang melawan Rusia).

Thaliban mulai ada sebagai sebuah gerakan ketika seorang "warlord" (ketuakelompok bersenjata - bandit) telah menculik dan memperkosa dua anak perempuan. Ibu bapak kedua anak perempuan tersebut telah pergi ke sebuah`pondok pesantren' dan meminta guru di sekolah tersebut menolong mereka. Guru tersebut bersama-sama 53 orang murid beliau, dengan bersenjatakan hanya 16 pucuk, pergi menyerang pangkalan bandit tersebut. Setelah membebaskan kedua kanak-kanak perempuan yang diculik itu, mereka menggantung mati sang pimpinan, juga beserta beberapa orang anak buahnya. "Kekejaman" Thaliban menggantung warlord dan para penjahat juga telah terklarifikasi.

Kisah ini tersebar luas. BBC juga telah melaporkannya. Mendengar kisah ini, maka banyak pelajar ikut bergabung dengan gerakan (Thaliban) tersebut, dan mereka mulai bertindak dengan merampas senjata-senjata dari semua bandit tsb. Gerakan pelajar ini kini menguasai 95% Afghanistan termasuk ibu kota Kabul. Hanya segelintir dari para bandit itu yang terus merajalela di bagian utara Afghanistan (mereka ini adalah Aliansi Utara).

Kami memusnahkan sebanyak 75% tanaman opium dunia. Sebelum kami menghapuskannya, 75% pasok opium dunia dihasilkan di Afghanistan. Pada tahun lalu kami mengeluarkan perintah mengharamkan penanaman opium, dan pada tahun ini 2001, ketua Program Pengawasan Opium PBB di bawah naungan UNDCP, Mr. Barnard F. mengatakankan Afghanistan bebas sepenuhnya dari tanaman opium -- 0% of opium cultivation. Zero, zilch, kosong -- langsung tak ada lagi. Sayangnya sebanyak 700 pakar UNDCP yang memantau tanaman opium telah kehilangan pekeerjaan. Pakar-pakar PBB itu tidak menyukai bila kami mengeluarkan perintah mengharamkan tanaman opium tsb. (Issue tentang opium telah terklarifikasi). Kami minta kesabaran anda para pembaca dalam seri berikutnya tentang klarifikasi mengenai issue kaum perempuan dan penghancuran patung-patung Budha. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 4 November 2001