9 Maret 2003

565. Tabayyun, Apakah Syaikh Muhammad 'Umar itu Terrorist?

Seri 565 ini masih lanjutan dari Seri 564. Namun kalau Seri 565 sebagai respons dari umpatan pertanyaan yang bersifat protes maupun sinis, baik secara lisan maupun tulisan, mana itu contoh kekinian negeri yang menerapkan Syari'at Islam; maka Seri 565 ini adalah dalam konteks perlawanan terhadap upaya Bush-administration, yang rupanya masih belum puas dengan menggulingkan Pemerintahan Thaliban. Karena melalui pers amzinya masih saja state terrorist Bush-administration melanjutkannya dengan upaya character assassination atas Thaliban.

Tabayyun adalah bahasa Al Quran yang dibentuk oleh akar kata yang terdiri dari 3 huruf: BA, YA, NUN, artinya "jelas". Tabayyun bermakna mengusut, mencari kejelasan tentang ALNBA (dibaca: annaba' = informasi)

Firman Allah:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JA^KM FASQ BNBA FTBYNWA AN TSHYBWA QWMA BJHALT FTSHBHWA 'ALY MA F'ALTM NADMYN (S. ALHJRAT, 6), dibaca: ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu- an tushi-bu qawman bijaha-latin fatushbihu- 'ala- ma- fa'altum na-dimi-n (s. al hujura-t), artinya: Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan annaba', maka lakukanlah tabayyun, jangan sampai kamu tanpa pengetahuan menimpakan musibah kepada suatu kaum, lalu kamu menyesal atas perbuatanmu (49:6).

Ini sebuah contoh tentang tabayyun: Menurut pers amzi: "Taliban di Afghanistan melarang perempuan bersekolah.

Perbualan pers amzi ini saya perhadapkan kepada pihak ketiga, seorang tokoh yang kharismatik dalam kalangan ummat Islam sedunia, yaitu Dr. Yusuf Qardhawi yang melakukan dialog interaktif dalam saluran TV Al Jazirah. Tokoh Islam yang kini tinggal di Qatar itu, beberapa bulan sebelum AS menyerang Afghan, sempat berkunjung ke sana. Menurut Qardhawi, "Mereka tidak memberi pendidikan yang layak kepada anak anak, karena mereka memang tidak memiliki apa yang dapat mereka lakukan untuk anak-anak. Mereka tidak mempunyai gedung sekolah, mereka tidak mempunyai sarana dan pra sarana pendidikan, mereka juga tidak memiliki tempat yang kondusif untuk belajar, kecuali di Mazar-i Sharif. Karena itu, mereka mengatakan akan memulai pengajaran pada kaum laki-laki dewasa dahulu. Setelah itu baru mereka akan ajarkan kaum wanita." Selanjutnya Qaradhawi juga menyatakan "Saya mendapatkan tempat belajar kaum wanita Thaliban di sebuah Fakultas kedokteran yang diikuti oleh lebih dari 1000 orang wanita di Mazar-i Sharif." Maka secara obyektif, menurut pertimbangan yang sehat, tentu saja keterangan Dr. Yusuf Qardhawi lebih tepercaya, ketimbang perbualan pers amzi.

Perbualan amzi mengenai: "Thaliban dianggap layak digulingkan karena keberadaannya tidak didukung oleh mayoritas rakyat Afghan", saya perhadapkan lagi kepada keterangan pihak ketiga yang lain, yaitu Tetsu Nakamura, seorang dokter Jepang yang non-Muslim, yang diwawancarai oleh Mutsuko Murakami [Thursday, October 18, 2001 www.asiaweek.com] antara lain seperti berikut: "he says that from what he has seen, the Taliban are being wrongly portrayed internationally. There's something wrong with the media reports, the Taliban has wide support from the population, particularly in rural areas. Otherwise, how can they rule 95% of the country with only 15,000 soldiers?" Inilah yang ditutup-tutupi oleh media amzi. Mana mungkin Thaliban dapat bertahan memerintah seluas wilayah Afghan yang 95% dengan Mujahidin yang hanya sejemput 15,000 orang, apabila bila cara-cara pemerintahan Thaliban tidak berkenan di hati rakyatnya. Ini juga, menurut pertimbangan yang sehat, tentu saja informasi yang diberikan Tetsu Nakamura yang diwawancarai oleh Mutsuko Murakami di Tokyo, lebih tepercaya, ketimbang perbualan pers amzi.

***

Bersumber dari www.azzam.com www.tanahjihad.net awal 2001 [Azzam Publications - Information about Jihad and the Mujahideen Everywhere] dapatlah diperoleh informasi tentang Mullah 'Umar: Bahwa Pemimpin Pergerakan Islam Thaliban dan Amir alMu'miniyn Afghanistan adalah Sheikh Muhammad 'Umar (sering juga dipanggil dengan Mullah Muhammad 'Umar atau Mullah 'Umar). Mullah 'Umar lahir sekitar tahun 1959 dan beliau belajar ilmu agama sejak masih anak-anak. Beliau ikut serta berjihad melawan Uni Soviet dan terluka beberapa kali termasuk kehilangan mata kanannya. Dalam sebuah pertempuran melawan Soviet, bola mata kanannya terkena pecahan peluru dan keluar menggantung dari tempatnya. Dengan tangannya sendiri ia menarik bola mata tersebut hingga lepas dari mangkuk mata, dan menyeka darah yang mengucur pada dinding sebuah masjid dan terus bertempur.

Dalam Seri 564 termaktub bahwa Amir dalam Amirat Islam Afghanistan adalah seorang yang diharuskan mampu memberikan contoh serta teladan yang paling baik. Pengetahuan Mullah 'Umar, kesalehannya dan kebijakannya tidak dipertentangkan lagi dalam kalangan orang yang mengenalnya. Mereka yang pernah bertemu dengannya merasakan kesejukan tutur bahasanya. Meskipun ia adalah pemimpin negeri yang berjumlah jutaan jiwa, ia tetap hidup sederhana, makan minum seadanya dan tidur di lantai. Dia menolak untuk hidup bermewah-mewah dan mengambil teladan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW bagaimana caranya hidup sehari-hari dan juga mengikuti cara hidup para alKhalifah arRasyidun, Abu Bakar ashShiddiq, 'Umar Ibnu Khattab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib RadhiyaLlahu 'anhum, 14 abad yang lalu.

Siapa yang memilih Mullah 'Umar sebagai Pemimpin Thaliban? Di dalam Islam, kekuasaan dan kepemimpinan bukanlah anugerah kedudukan, melainkan adalah sebuah beban tanggung jawab. Seorang pemimpin dipilih karena ia adalah orang yang paling baik dalam hal ketaatan, keadilan, pengetahuan, kemampuan, kebijakan, keberanian dan dapat memahami orang lain. Dengan kriteria itu Mullah 'Umar dipilih sebagai pemimpin oleh para pemuka dan ulama di Afghanistan. Dia tidak berkeliling mencari dukungan untuk posisi ini.

Para pemuka dan ulama di Afghanistan memberikan gelar Amir alMu'miniyn (Pengurus Orang-Orang Mukmin) kepada Mullah 'Umar. Ia pernah didekati dan diminta oleh Hizb atTahrir agar bersedia menjadi Khalifah, tetapi Mullah 'Umar menolak. Gelar Amir alMukminiyn yang disandang Mullah 'Umar hanya terbatas di Afghanistan saja. Jadi gelar itu disandangnya sebagai pengganti gelar Sultan, Presiden, Perdana Menteri atau Raja seperti yang umum berlaku.

Itulah dia hasil tabayyun mengenai Mullah 'Umar yang dikejar-kejar oleh Bush, yang berbual bahwa Mullah 'Umar adalah terrorist. Siapa sebenarnya yang terrorist, samada Bush, yang pedagang minyak, atau Mullah 'Umar ? WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 9 Maret 2003