29 Juli 2007

789. Seluk Beluk "Injil" Barnabas

Ini masih dalam rangka jihad intelektual saya. "Dan Jesus berpaling kepada dia yang menulis (maksudnya diri Barnabas) sambil berkata: 'Hai Barnabas betapapun juga kamu tuliskan Injil saya mengenai semua kejadian yang telah berlangsung selama kehadiran saya di dunia ini'"(Barnabas fasal 221). Hal-hal yang khusus dalam Injil Barnabas, yaitu: Jesus bukan Anak Allah (fasal 48, 98 dan 222). Anak Abraham yang harus dipersembahkannya sebagai korban penyembelihan adalah Ismael (Barnabas fasal 44). Judaslah yang disalibkan, bukannya Jesus. "Tatkala serdadu-serdadu itu bersama dengan Judas mendekati tempat Jesus berada, Jesus mendengar banyak orang datang mendekat, ia menarik diri ke dalam rumah. Dan kesebelas orang (murid-murid Jesus) sedang tidur. Malaikat-malaikat suci datang dan membawa Jesus keluar melalui jendela yang menghadap ke Selatan. Di depan semua (serdadu-serdadu) Judas melesat masuk ke dalam ruang tempat Jesus baru saja dibawa (malaikat-malaikat). Dan para murid-murid Jesus sedang tidur. Dalam pada itu Tuhan bertindak secara mentakjubkan sedemikian rupa sehingga Judas diserupakan seperti Jesus dalam berbicara dan wajah. Serdadu-serdadu itu masuk lalu menangkap Judas, sebab dalam segalanya ia serupa dengan Jesus" (Barnabas fasal 216). "Demikianlah mereka membawanya ke bukit Calvary, dan di situ mereka menyalibnya dalam keadaan telanjang" (Barnabas fasal 217).

***

Nama Buku: Seluk Beluk Buku Yang Disebut Injil Barnabas
Pengarang: Drs. B.F. Drewes dan Drs. J. Slomp
Cetakan Pertama 1983
PENERBIT YAYASAN KANISIUS
Jl. P. Senopati 24, Telepon 2309. Telex 25143, Yogyakarta

Untuk menghemat ruangan, kiranya cukup jika saya hanya mengemukakan Pendahuluan dan Bab 5 saja, yaitu Kesimpulan-Kesimpulan dari "Seluk Beluk Buku Yang Disebut Injil Barnabas" tersebut.

PENDAHULUAN
Sering ada orang bertanya, "Apa sih itu injil Barnabas, yang disebut-sebut orang? Kalau kita buka kitab suci Perjanjian Baru, ternyata injil itu tidak dimuat!" Buku kecil ini ditulis dengan maksud untuk memberi jawaban atas pertanyaan tersebut di atas. Dalam buku kecil ini akan diuraikan pokok-pokok sebagai berikut:

  • Bagaimanakah "injil" itu ditemukan? Terjemahan manakah yang kini beredar, dan naskah-naskah kuno manakah yang dipakai oleh para penterjemahnya? (Bab 1 );
  • Kapan "injil" itu dikarang? (Bab 2);
  • Siapakah pengarangnya dan di manakah "injil" itu ditulis? (Bab 3);
  • Selanjutnya akan ditinjau isi "injil" itu dalam garis besarnya (Bab 4);
  • Akhirulkalam akan dikemukakan beberapa kesimpulan (Bab 5), disusul dengan daftar kepustakaan.
Buku kecil ini disusun oleh Drs. B.F. Drewes berdasarkan bahan-bahan penelitian ilmiah yang sebagian besar dikerjakan oleh Drs. J. Slomp. Alihbahasa ditangani Galih Resi. Untuk selanjutnya akan digunakan singkatan Barn kalau dimaksudkan kitab "injil" Barnabas. Dan bila kitab itu disebut injil, kata itu akan ditempatkan antara tanda kutip ("injil"), karena kitab itu bukan Injil dalam arti kitab-kitab Injil yang terdapat dalam kitab suci Perjanjian Baru. Sebab Barn jauh lebih muda usianya, dan dikarang oleh seseorang berdasarkan kitab-kitab Injil yang asli yang terdapat daIam kitab suci Perjanjian Baru. Besar harapan kami semoga buku kecil ini dapat memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan yang timbul di sana-sini sekitar kitab '"injil" Barnabas.

BAB 5. KESIMPULAN-KESIMPULAN
Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Barn sudah pasti tidak dikarang oleh seorang yang mengenal Yesus atau salah seorang Rasul. Kitab Barn pasti tidak berasal dari abad-abad pertama sesudah Masehi. Dari Gereja Purba, yakni abad-abad pertama sesudah Masehi, kita sama sekali tidak memiliki satu naskah pun dari Barn, dan tidak ada bukti bahwa naskah Barn pernah dikenal oleh Gereja Purba. Karena kurun jaman antara Barn dengan abad pertama sesudah Masehi sedemikian jauhnya, tidak ada satu alasan pun untuk menempatkan Barn sederajat bahkan melebihi Injil-Injil Perjanjian Baru.

Pengarang Barn hidup lebih dari sepuluh abad sesudah Masehi, sekurang-kurangnya sesudah tahun 1300 dan kemungkinan besar dalam abad ke-16. Ada kemungkinan sebagai orang Yahudi yang menjadi korban inkuisisi Gereja Katolik Roma dan dipaksa hidup sebagai orang Kristen. Kemudian dia berkenalan dengan agama Islam dan menganut agama ini. Lalu dikarangnya Barn untuk menunjukkan kepada orang akan arti Muhammad. Jadi meskipun Barn mengandung banyak bahan dari Injil-Injil Perjanjian Baru, jelaslah arah pokoknya dan tujuan utama Barn berlainan sekali dengan arah dan tujuan keempat Injil.

***

Elok kiranya saya lebih mempertegas lagi apa yang dimaksud dengan Kitab Barn di atas itu, yakni Injil Barnabas dalam bahasa Indonesia yang bersumber melalui jalur terjemahan-terjemahan: Arab - Inggris - Italia. Injil Barnabas dalam bahasa Italia ini dibawa keluar dari perpustakaan Paus Sixtus V (1585-1590) oleh seorang rahib Kristen bernama Fra Marino, ketika Paus sedang tidur sejenak di perpustakaannya.

Injil Barnabas termasuk dalam sekelompok dari 14 kitab apocryph yaitu ditolak (not considered canonical), karena isinya bertentangan dengan keempat Injil dalam Perjanjian Baru, terutama dalam hal theologi. Injil Barnabas sejalan dengan doctrine Arius Alexander dari gereja Alexandria. Dewasa ini penganut doctrine Arius Alexander (disebut Arianisme) masih tersisa sebagai ummat Qibthi (Copti). Mereka disebut Unitarian Christian, yang menolak unsur ke-Ilahi-an Jesus.

Kesimpulan bahwa Injil Barnabas dikarang oleh seorang Yahudi yang menjadi korban inkuisisi Gereja Katolik Roma dan dipaksa hidup sebagai orang Kristen, kemudian dia menganut agama Islam, tidak dapat diterima dengan dua alasan:

Pertama, dalam Injil Barnabas termaktub: “Adam orang pertama makan buah, karena ditipu setan, buah larangan Tuhan dalam taman Firdaus, dagingnya berontak melawan ruhnya: olehnya itu ia bersumpah dan berkata: 'Demi Tuhan, saya akan potong engkau!' Dan setelah memecahkan sebungkah batu karang, ia memegang dagingnya untuk memotongnya dengan sisi tajam dari pecahan batu itu; olehnya itu ia dilarang oleh malaikat Jibril. Dan dia menjawab: 'Saya telah bersumpah atas nama Tuhan untuk memotongnya; saya tidak ingin untuk menjadi pendusta.' Malaikat itu menunjukkan kepadanya daging kulupnya dan dia memotongnya” (Barnabas fasal 23). Tidak mungkin Injil Barnabas itu hasil "rekayasa" seorang Muslim, karena apa yang dikutip di atas itu orisinel, tidak ada dalam dalam Al-Quran, bahkan juga tidak ada dalam Bible.

Kedua, bertentangan dengan fakta sejarah yang termaktub dalam karya Jerald F Dirk, berjudul "Salib di Bulan Sabit", seperti berikut:
"Injil Barnabas dianggap kanonik (bukan apocryph) oleh gereja Alexandria hingga 325 Masehi; Injil Barnabas banyak dikutip oleh Iranaeus, uskup Lyon pada abad ke-2 Masehi" ["Salib di Bulan Sabit", halaman 116 pada bagian "Kitab-kitab Apocryph" pada Bab 5 "Penyaliban"]. Jadi, karena Injil Barnabas sekurang-kurangnya sezaman dengan Iranaeus, uskup Lyon pada abad ke-2 Masehi, maka tidak mungkin itu hasil "rekayasa" seorang Yahudi korban inkuisisi Gereja Katolik Roma yang masuk Islam, karena Injil Barnabas sudah ada secara historis sebelum datangnya Islam.

Seperti diketahui pada pertengahan abad ke-16 terjadilah pemaksaan besar-besaran secara kejam atas orang-orang Yahudi dan Muslimin untuk menganut agama Katholik, yang terkenal dalam sejarah sebagai Spanish Inquisition. Pada masa itu keadaan orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam sangat menyedihkan, karena penganiayaan dari pihak Gereja Katolik Roma yang dilaksanakan oleh inkuisisi tersebut. Ada tiga macam sikap orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam dalam menghadapi inkusisi itu. Pertama, yang tidak mau beralih agama. Akibatnya mereka disiksa kemudian dieksekusi dengan dibakar atau dipancangkan di kayu-sula. Kedua, beralih agama menjadi Katholik Roma. Kelompok orang Islam yang beralih agama itu disebut kelompok Morisko, sedangkan yang dari agama Yahudi disebut kelompok Marrano. Ketiga meluputkan diri dengan hijrah menyeberang Laut Atlantik yang dahulunya dinamakan Samudra yang gelap dan berkabut.

Ada dua dokumen yang menyangkut waktu pelaksanaan inkusisi ini. Yang pertama, Raja Spanyol Carlos V mengeluarkan dekrit pada tahun 1539 melarang penduduk bermigrasi ke Amerika Latin bagi keturunan Muslimin yang dihukum bakar dan dieksekusi di kayu sula itu. Yang kedua dekrit itu diratifikasi pada 1543, dan disertai perintah pengusiran Muslimin keluar dari jajahan Spanyol di seberang laut Atlantik. Ini adalah bukti historis tentang waktu terjadinya inkuisisi tersebut.
Firman Allah:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JAaKM FASQ BNBA FTBYNWA (S. ALHJRAT, 49:6), dibaca:
-- ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu-, artinya:
-- Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan annaba', maka lakukanlah tabayyun.
Annaba' (informasi) dalam hal ini adalah "Seluk Beluk Buku Yang Disebut Injil Barnabas" dan tabayyun (klarifikasi), yaitu diperhadapkan pada "Salib di Bulan Sabit"(#). WaLlahu a’lamu bisshawab.

*** Makassar, 29 Juli 2007
--------------------------
(#)
Konsili Nicea Pertama dihimpunkan oleh Kaisar Roma Konstantin Agung. Ini adalah konferensi ekumenis pertama para uskup dari Gereja Kristen. Konsili ini dibuka resmi pada 20 Mei 325 M, di bangunan tengah dari istana kekaisaran. Tujuan konsili ini (yang juga disebut sinode) adalah memecahkan masalah theologi dan dasar kriteria untuk menentukan Kitab-Kitab Apokrifa dan Kitab-Kitab yang lolos dalam seleksi. Masalah theologi itu menyangkut: Arianisme yang menolak unsur ke-Ilahi-an Jesus versus doktrin Athanasius: Sang Bapa dan Sang Anak itu mempunyai satu kehendak atau satu pribadi. Doktrin Athanasiuslah yang menjadi dasar kriteria, sehingga yang lolos dalam seleksi yaitu: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

Namun menjelang akhir abad ke-19 M dan pertengahan abad ke-20 M diperoleh penemuan-penemuan arkeologis yang tidak dijamah oleh Konsili Nicaea I, yaitu:

1. Desember 1945, seorang Mesir bernama Muhammad Ali pergi ke sebuah karang di tepian sungai Nile, di pedalaman Mesir dekat wilayah Nag Hamadi. Menemukan Gentong (bejana dari tanah liat) yang nyata terlihat sangat kuno dan asli. Dalam gentong tersebut terdapat 13 lembar kulit, berisi 50 risalah. Pada bagian akhir dari risalah di codex II koleksi risalah, terdapat sebuah judul teks yang telah hilang selama ribuan tahun: "Peuaggelion Pkata Thomas", Injil menurut Thomas, atau Injil Thomas. Manuskrip Koptik berisikan Injil Thomas berasal dari tahun 350M, sementara fragmen Yunani berasal dari tahun 200 M. Injil Thomas diperkirakan dari tahun 100 M, edisi paling awal diperkirakan dari tahun 50-60 M. Perlu diketahui bahwa Injil Thomas tidak berbentuk cerita naratif seperti 4 Injil lainnya, namun berisi perkataan-perkataan Yesus, kalau dibaca oleh seorang Muslim tampak seperti penulisan Hadits -tapi tanpa sanad-. Melihat tingkat keaslian dari Injil Thomas -walaupun dianggap gnostik-, serta cara penyajiannya, para sarjana Bible mulai mengkaji dengan cara membandingkan isinya dengan 4 Injil sinoptik yang diakui Gereja (Matius, Markus, Lukas, Yohanes).

Semangat yang mereka bawa adalah, menjawab pertanyaan umum : "Apa sebenarnya yang disabdakan oleh Yesus?" Dari kajian 75 sarjana Bible terkemuka yang bersidang selama 6 tahun, keluarlah hasil kajian mereka yang dikenal melalui laporan berjudul "The Five Gospel" pada tahun 1993. Pertanyaan itu akhirnya terjawab dalam sebuah kesimpulan dalam laporan mereka bahwa, dari Injil-Injil yang ada, hanya terdapat 18% saja yang diperkirakan asli perkataan Yesus, sementara sisanya......???.
Hasil kajian ini tentu saja membuat geger dunia Kristen. Lain daripada itu, satu hal yang patut dicatat bahwa, dari 114 sabda Yesus dalam Injil Thomas, tidak satupun ada pernyataan ataupun isyarat terhadap doktrin "Penyaliban" atau penebusan dosa melalui kematian Yesus di tiang kayu salib.

2. Wahyu Petrus ditemukan pada tahun 1945 melalui penggalian-penggalian arkeologis yang sangat penting di Naga Hammadi Mesir. Ekspedisi-ekspedisi ini menggali sebuah perpustakaan dari abad ke-4 Masehi berupa manuskrip-manuskrip papirus banyak di antaranya ditulis dalam bahasa Koptik. [Brasher I (1990)]. Korban yang disalib adalah simulacrum Jesus, yang sungguh-sungguh sangat mirip dengan Jesus [Wahyu Petrus, Robinson JM, 1990].

3. Risalah Kedua Set Agung, seperti Wahyu Petrus, ditemukan pada tahun 1945 di Naga Hammadi Mesir. Catatan mengenai penyaliban oleh seorang Kristen Mesir Basilides pada abad kedua Masehi [Gibbons JA, (1998)]. Penjelasan mengenai penyaliban dalam Set dilaporkan dalam sabda-sabda Jesus. Seseorang yang bukan Jesus telah dipaku membentuk salib, yang meminum empedu dan cuka serta mengenakan mahkota duri [Risalah Kedua Set Agung, Robinson JM, (1990)].

4. Perbuatan-Perbuatan Yohannes, ditemukan dalam manuskrip berbahasa Yunani yang digali dalam tahun 1897. Waktu penyusunannya pada paruh pertama abad kedua Masehi [Cameron R, (1982)]. Penulis manuskrip tsb adalah salah seorang murid Jesus, yaitu Yohannes, putera Zabedee. Aku bukan (orang) di atas salib itu [Perbuatan Yohannes, Cameron R, (1982)].