23 Januari 2011

958 Monumen di Shrinagar

Ini masih ada hubungannya dengan Seri 957 yang berjudul Makam Yous Asaf di Shrinagar yang baru lalu. Samar-samar saya masih ingat tentang monumen bertuliskan itu, saya cari di arsip dan alhamdulillah saya dapatkan, seperti berikut:
----- Original Message -----
From: elterijan
To:
mnur.abdurrahman@yahoo.co.id
Sent: Sunday, January 18, 1998 13:22
Subject: YESUS di KASHMIR
 
Bung Nur coba baca ini ada salinan, 
 
Ada bukti arkeologis pra-Qur'an di Kashmir, yaitu Takhtat Sulaiman (Throne of Solomon), sebuah monumen tua di kota Srinagar yang dibangun pada zaman Gopadatta (79-109 M) tertulis (terjemahan): "At this time Yus Asaf proclaimed his prophethood. Year fifty and four. He is Jesus, Prophet of the Children of Israel."["Pada saat ini Yus Asaf memproklamirkan kenabiannya. Tahun limapuluh dan empat. Ia adalah Yesus, Nabi dari Anak-anak Israil']
 
Bung Nur, katakan benar seperti tulisan di atas, BERLAWANAN nggak dengan apa apa yg MUSLIM yakini? Srinagar itu di Kashmir bukan? Gimana Bung Nur, bukankah Muslim yakin kalau YESUS kan hanya diutus ke ISRAEL saja, kok bisa ya YESUS pergi Ke KASHMIR, ini berlawanan dengan apa yg MUSLIM yakini dunk????
 
***
 
Sebagian besar sudah terjawab dalam Seri 957 yang baru lalu. Bagi yang belum membacanya saya kemukakan secara singkat. Yus Asaf bukanlah Yesus. Namun Qadiyanisme ngotot bahwa Yus Asaf = Yesus berdasar atas tulisan pada monumen itu. Tujuannya untuk menunjukkan secara arkeologis Nabi Isa AS sudah mati. Karena Isa telah mati Mirza Ghulam Ahmad adalah reinkarnasi dari Isa, the second coming of the Promised Mesiah (Al-Masih). Cocoklah pula dengan "tafsir" anaknya MGA yaitu Bashir al-Din Mahmud Ahmad (BMA), yang memaklumkan ayahnya sebagai nabi, the word al-Aakhirah dalam ayat (2:4), ditafsirkan sebagai "the message or revelation which is to follow", risalah atau wahyu yang akan datang ("Tafsir" BMA, 1964, pg 34), dan seorang Rasul namanya Ahmad ("Ismuhu Ahmad") dalam ayat (61:6) dikenakan kepada MGA. The prophecy mentioned in the verse (61:6) apply to the Promised Messiah, founder of Ahmadiyya Movement (ibid, pg 2622). Karena seorang Rasul namanya Ahmad (61:6) adalah MGA, maka rukun Islam pertama di tambah 1 Rasul menjadi syahadat: Allah dan Muhammad Rasul Allah (2) + MGH Rasul Allah (1), menjadilah 2+1 = 3. Sehingga qadiyanisme bukanlah mazhab dalam Islam. Dan karena MGH adalah reinkarnasi dari Isa Al-Masih, sedangkan reinkarnasi itu adalah pokok kepercayaan Hinduisme, maka Qadiyanisme bersama-sama dengan Hindu Dharma dan Buddhisme sebagai mazhab dalam Hinduisme. Dan inilah jawaban telak kepada Abdul Rakhim Erjam yang mengaku sebagai sekretaris tabligh Ahmadiyah kota Makassar yang menulis pada rubrik interaktif dalam harian Fajar edisi 6 Januari 2011 berjudul Kelemahan Rumus 2+1 HMNA. Selama ini hanya umum diketahui bahwa Qadiyanisme hanya mengkampanyekan MGA sebagai nabi, padahal lebih dari itu, MGH juga dinyatakan sebagai Rasul Allah.
 
***
 
Mari kita fokuskan kepada tulisan pada monumen itu. Eelterijan tak pelak mengutipnya dari publikasi Qadiyanisme: "At this time Yus Asaf proclaimed his prophethood. Year fifty and four. He is Jesus, Prophet of the Children of Israel."
 
Tahun ke 54 tentu saja bukan tahun Miladiyah (Masehi) karena tahun Miladiyah  belum dikenal pada waktu itu. Menurut Prof. Fida Hassnain, pakar arkeologi dan sejarah Kashmir itu adalah tahun 3154 Era Laukika atau 78 M.
 
Susunan rangkaian kalimat itu tidak benar. Kata "this" menyatakan ada substansi yang ditunjuk oleh kata itu dalam kalimat sebelumnya, jadi seharusnya: Year fifty and four. He is Jesus, Prophet of the Children of Israel. At this time Yus Asaf proclaimed his prophethood."
At this time menunjuk year fifty and four.
 
Kalau kita membaca dokumen historis di bawah, maka jelas publikasi Qadiyanisme memanipulasi susunan rangkaian kalimat pada monumen itu.
 
"After the conquest of Kashmir by the Sikhs, the last two inscriptions were mutilated. They are still visible but cannot be read intelligibly. That script is composed of the first two lines of an original four lines that once appeared on the monument. The last two lines can still be seen on the monument, but are now illegible (tidak terbaca).
 
Itulah latar belakang mengapa kalimat "At this time Yus Asaf proclaimed his prophethood" tidak diletakkan pada bagian akhir. Manipulasi ini bertujuan untuk mengelabui bahwa bukan bagian dari baris yang menyebut Yus Asaf yang dihapus oleh penakluk Sikh atas Kashmir.
 
Manipulasi kedua, pulikasi Qadiyanisme men-"switch" nama Jesus menjadi Yus Asaf pada dua baris terakhir yang dihapus oleh penekluk Sikh tsb..
 
Tujuan manipulasi itu untuk dapat membuktikan bahwa Yus Asaf itu Jesus, bahwa kuburan Yus Asaf itu kuburannya Jesus. Jadi sesungguhnya patut diduga keras, kalaupun ada catatan dalam sebuah buku sejarah teks lengkap 4 baris pada monumen itu sebelum 2 baris terakhir dihapus oleh penakluk Sikh berbunyi seperti berikut:
 
Baris pertama: Year fifty and four.
Baris kedua: He is Jesus, Prophet of the Children of Israel.
Baris ketiga: At this time
Baris keempat: Jesus proclaimed his prophethood."
 
WaLlahu a'lamu bisshawab.
 
*** Makassar, 23 Januari 2011