Pada zaman Jepang seorang serdadu Jepang membentak nakhoda perahu sambil meludahi kedua telapak tangannya: "Bagero, kunapa purahu kusituka?". Tentera Jepang kalau membentak dengan bagero disertai dengan meludahi telapak tangan itu berarti siap-siap untuk menempeleng. Ia marah besar kepada nakhoda perahu, oleh karena tujuan perahu menyimpang sekitar 45 derajat ke kiri dari arah pulau yang akan dituju, p.Jampea. Melihat gelagat tentera Jepang yang menyandang samurai itu, nakhoda perahu dengan tenang menatap mata heitai Jepang itu dengan sinar mata yang tajam dengan "pandangan berisi", yang mengandung pengaruh sirap. Hasilnya, Jepang itu tertunduk, sikapnya melemah, butir-butir keringat menyembul di keningnya. Dahulu para nakhoda perahu bukan hanya terampil melayarkan bahtera saja, melainkan harus pula menguasai ilmu "pandangan berisi" sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi nakhoda. "Tuan, kita menggergaji, kita mendapat angin sakal, bukan angin buritan", nakhoda itu menjelaskan. Sungguhpun serdadu Jepang itu kurang begitu mengerti penjelasan sang nakhoda, ia mangguk-mangguk saja, maklumlah hatinya sudah kecut oleh sinar mata sang nakhoda. Apa sesungguhnya yang terjadi ialah perahu itu harus menempuh lintasan seperti mata gergaji, zig zag, oleh karena angin tidak bertiup dari belakang perahu. Itu biasa dalam dunia pelayaran, yang belum difahami oleh serdadu Jepang itu.
Yang berikut ini bukan kejadian masa silam melainkan cerita yang sering terjadi di zaman modern ini. Seorang remaja berpapasan dengan temannya dalam arah berlawanan. Yang satu memberikan isyarat kepada yang lain, suatu isyarat yang cukup difahami oleh remaja lainnya, "ada sweeping". Remaja yang diberi isyarat membelokkan kendaraannya menyimpang 90 derajat dari arah semula memasuki jalan kecil.
Kejadian pada musim gugur 1973, saya naik trein dari Den Haag (tempat saya bermukim selama di negeri Belanda) ke Amsterdam. Dalam trein di depan tempat duduk saya duduk seorang nyonya. Hampir bersamaan menyapa, nyonya itu sekejap lebih dahulu: "Waar gaat U heen?" [tuan mau kemana]. "Naar Brussel, mevrouw" [ke Brussel, nyonya], sahut saya. Nyonya itu agak tertegun, kemudian berkata lagi: "Maar mijnheer, U bent in de verkeerde richting. Deze trein komt van Brussel [Tetapi tuan, tuan berada dalam arah yang salah, trein ini dari Brussel]. "Nee mevrouw ik ben niet in de verkeerde richting. Ik moet naar Schiphol gaan, en daarna ga ik met twinotter naar Brussel vliegen" [Tidak nyonya, saya tidak dalam arah yang salah, karena saya mesti ke Schiphol dahulu dan dari sana saya akan terbang dengan twinotter ke Brussel], jawab saya. Apa sesungguhnya yang terjadi, saya dalam perjalanan pulang ke tanah air. Pada hari keberangkatan yang saya rencanakan sudah kehabisan tiket GIA di Schiphol (lapangan terbang di Amsterdam). Ada keengganan yang tiba-tiba datang begitu saja dalam hati saya untuk terbang ke tanah air naik KLM (Koninkelijke Luchtvaart Maatshappij = GIA-nya Belanda). Menurut petunjuk dari brosur saya dapat menunggu GIA dari London di Brussel (ibu kota Belgia). Ternyata seat masih tersedia di Bussel keesokan harinya, maka saya belilah tiket untuk itu. Keesokan harinya pada hari keberangkatan itu saya naik trein dari Den Haag ke Amsterdam seperti yang saya ceritakan di atas itu. Kengganan saya untuk naik KLM itu didorong oleh firasat yang membawa hikmah. Saya baca di koran Jakarta setibanya di tanah air, justru KLM, yang nyaris saya tumpangi hari itu di Schiphol, dibajak.
Apa yang terjadi dalam ketiga cerita di atas itu, nakhoda, remaja dan saya sendiri itu, kalau diterjemahkan ke dalam ilmu manajemen adalah perencanaan taktis yang tujuannya menyimpang dari perencanaan strategis. Dalam hal nakhoda itu, arah perencanaan taktis menyimpang 45 derajat dari arah perencanaan strategis, berlayar ke p.Jampea. Adapun halnya dengan remaja kita itu yang menuju ke selatan kota dalam melaksanakan rencana strategisnya, arah perencanaan taktis menyimpang 90 derajat dari arah yang stategis. Sedangkan yang terjadi pada diri saya perencaan taktis ke Schiphol, menyimpang 180 derajat dari arah perencanaan strategis ke Brusel.
***
Dalam perundingan Hudaybiyah yang menghasilkan Perjanjian Hudaybiyah, dalam proses penandatanganan perjanjian itu kita dapat melihat RasuluLlah SAW sebagai diplomat dan strateg ulung. Bagaimana upaya taktis beliau dalam rangka mencapai tujuan strategis, tidak dapat difahami oleh para sahabat, bahkan Umar dan Ali radhiya Llahu 'anhuma menyatakan ketidak setujannyya kepada RasuluLlah. "Ya RasululaLlah, apakah kita ini tidak benar?" "Kita benar, ya Umar!" Tetapi RasuluLlah mengapa kita mesti mengalah demikian banyak?" Adapun yang diprotes Umar dan Ali radhiya Llahu 'anhuma ada empat butir. Yang pertama, BismiLla-hi rRahma-ni rRahiem disanggah oleh Suhail yang utusan kaum kafir Quraisy. Suhail menghendaki bismika Allahumma, alasan Suhail Allah mereka kenal, tetapi arRahma-n dan arRahiem tidak dikenalnya, dan itu diiyakan RasuluLlah. Yang kedua, Suhail menghendaki Muhammad RasuluLlah diganti dengan Muhammad ibn 'AbdulLah, alasan Suhail, justru karena Muhammad memaklumkan dirinya nabi, maka terjadi perang di antara kedua pihak. Lagi-lagi RasuluLlah mengiakan. Yang ketiga, apabila ada penduduk Makkah ke Madinah maka pihak Madinah harus mengembalikannya, jika diminta oleh pihak Makkah. Yang keempat, apabila ada penduduk Madinah ke Makkah, pihak Madinah tidak berhak menuntutnya kembali ke Madinah. Setelah Suhail pergi, maka RasuluLalah SAW mnjelaskan bahwa dengan Perrjanjain Hudaybiyah itu Madinah telah diakui sebagai negara oleh pihak Makkah dan itu sangat strategis. Perihal yang pertama, esensinya tidak berubah, bismika Allahumma dan Bismi Llahi rRahman rRahiem keduanya mengandung makna atas nama Allah. Yang kedua, Muhammad RasuluLlah dan Muhammad ibn AbduLlah keduanya mengandung nama Allah dan Muhammad. Yang ketiga, ummat Islam Madinah yang sudah mantap imannya dapat dikirim ke Makkah untuk berda'wah tentu secara bijaksana, dan kalaupun ada penduduk Madinah yang lari ke Makkah karena murtad, buat apa dia kembali ke Madinah lagi. Yang keempat, penduduk Makkah yang sudah Islam dan terpaksa melarikan diri dari Makkah, mereka tidak akan lari ke Madinah, melainkan akan membentuk kelompok ummat Islam di luar Madinah, yang tidak diikat oleh Perjanjian Hudaybiyah. Dikemudian hari kelompok tersebut mengganggu jalur kafilah dagang Abu Sufyan, dan tentu saja pihak Makkah tidak dapat menuntut apa-apa ke pihak Madinah. WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 26 September 1993
26 September 1993
[+/-] |
096. Taktik dan Strategi dalam Perjanjian Hudaybiyah |
19 September 1993
[+/-] |
095. Sihir (bagian akhir) |
Di alam syahadah (physical world) ini ada berjenis-jenis wujud energi yang kita kenal. Dalam hirarki kerajaan energi ini yang paling tinggi kedudukannya ialah energi nuklir, yaitu energi yang mengikat proton dalam inti atom supaya tidak lepas berantakan. Yaitu melawan kekuatan gaya elektromaknit yang saling tolak di antara proton yang bermuatan sama. Energi nuklir ini berdegradasi turun pangkat menjadi energi radiasi. Seamsal reaksi thermonuklir dalam proses fusi atom hidrogen menjadi helium di matahari. Empat atom hidrogen berfusi menjadi satu atom helium ditambah radiasi sinar gamma, yang berwujud dua muka, gelombang elektromagnet atau partikel. Sang dua muka ini ditampung oleh zat asysyajaru l-akhdhar (khlorophyl) lalu turun pangkat melalui proses photosynthesis menjadi energi potensial molekuler kimiawi dalam makanan dan bahan bakar. Turun pangkat lagi menjadi energi kalor dalam proses respirasi. Pada sisi lain terdapat pula energi potensial dalam medan gravitasi. Seamsal batu yang dibawah ke atas puncak menara. Kalau dilepas ke bawah energi potensial itu secara berangsur menjadi energi kinetik, dan tertumbuk di lantai beton. Pada waktu itu energi kinetik itu turun pangkat menajdi energi kalor. Jadi energi kalorlah yang paling rendah pangkatnya.
Dalam ilmu panas atomistik (atomistische warmte leer) energi kalor ini dikenal dengan energi dalam (internal energy), yaitu bagian dari enthalpy yang dikenal dalam thermodynamica. Apakah ada tataran (level) energi yang lebih tinggi dari energi nuklir? Allah menjadikan manusia fie ahsani taqwiem, sebaik-baik kejadian. Dalam diri manusia tersimpan energi ruhaniyah, yang dalam ilmu tarikat disebut energi batin, dalam dunia persilatan dikenal sebagai energi dalam (lwee kang), dalam dunia magis dikenal dengan mana, wakan, manitou dll. Inilah sumber energi yang dimanfaatkan oleh ahli sirap (hypnosis). Telepathypun termasuk dalam aplikasi energi batin ini, yang disalurkan melintasi jarak. Besar kemungkinan tay lo ie sinkang masuk jenis ini. Tay lo ie sinkang adalah tenaga dalam (lwee kang) yang mengenai seseorang tanpa menyentuhnya. Juga pengobatan dan pencederaan jarak jauh termasuk di sini, yang pertama disebut white magic dan yang kedua disebut black magic, guna-guna.
Karena sumber energi level tertinggi ini sumbernya dalam diri manusia, tidak termasuk yang ghaib. Apa pula beberapa praktek penyaluran energi ini telah dapat dideteksi secara eksperimental oleh instrumen. Dalam majalah Fate di Inggeris terbitan Juli 1959, ada sebuah artikel tentang hasil observasi eksperimental dari Mayne R. Coe. Ia berhasil mendeteksi medan energi (field of energy) yang menyelubungi sang penyirap yang sedang mempraktekkan hypnosis. Instrumennya dapat menangkap sinyal elektrostatik yang dipancarkan dari tubuh sang penyirap. Boleh jadi inilah penjelasan rasional tentang orang yang kebal. Yaitu medan energi yang membungkusnya cukup kuat, sehingga dapat berfungsi sebagai rompi anti peluru, dengan pengertian ujung senjata tidak mengenai kulit, ditahan oleh selubung medan energi tersebut.
S.J.Turlugin berhasil mendeteksi tenaga yang disalurkan menempuh jarak itu. Ia meletakkan jaringan kawat halus di antara depan mata penyirap dengan di belakang tengkuk yang disirap. Hasilnya? Sirapan tidak dapat menembus tirai itu. Pancaran energi penyirap dapat dibengkokkan arahnya ataupun dipantulkan dengan jaringan kawat halus tersebut. Kesimpulan Turlugin bahwa energi yang dipancarkan itu berupa gelombang elektromagnit yang berfrekwensi tinggi dengan panjang gelombang dalam ukuran millimeter.
Pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab, dan mungkin terjawab apakah energi level yang tertinggi dari manusia ini dapat disalurkan melalui gelombang radio ataupun televisi? Ataukah merambat melalui medium yang belum kita kenal? Dapatkah energi ini diserap oleh benda mati kemudian dipancarkan kembali seperti halnya dalam proses fluorscence seperti yang dikenal dalam ilmu fisika? Tidak asing bagi kita semua nomor jam ataupun tulisan dalam papan reklame dapat menyala dalam gelap, itulah yang disebut dengan proses fluorscence. Apakah ini penjelasan tentang kekuatan jimat (talisman, amulete), yaitu semacam proses fluorescence dari tenaga batin yang dipancarkan? Pertanyaan-pertanyyan ini hanya mungkin dapat terjawab, apabila tidak lagi polarisasi polarisasi antara ilmu fisika dengan ilmu sirap masih berjalan seperti sekarang ini. Hambatannya ke arah penelitian yang bersungguh-sungguh oleh karena anggapan bahwa kekuatan magis itu termasuk metafisika bahkan ada yang menganggapnya suatu tenaga ghaib.
Jadi kesimpulannya sihir ini tidak termasuk yang ghaib, karena dapat dipelajari dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang sumbernya dapat ditelusuri. Lalu bagaimanakah yang ghaib itu? Dalam shalat kita memohon kepada Allah: Ihdina shshirata lmustaqiem, tunjukilah kami jalan yang lurus. Maka Allah menjawab: Alif lam mim. Dzalika lkitabu la rayba fiehi hudan li lmuttaqien. Alladziena yu'minuwna bi lghaibi wa yuqiemuwna shshalata wa mimma razaqnahum yunfiquwn. Alif lam mim. Itulah Al Kitab tidak ada keraguan di dalamnya petunjuk bagi mereka yang taqwa. Yaitu yang beriman kepada Yang Ghaib (yang ghaib) dan mendirikan shalat dan dari sebagian yang kami rezekikan kepada meraka diinfakkannya (dikeluarkannya untuk fungsi sosial). (S.Al Baqarah 1,2,3).
Dalam masyarakat terdapat kerancuan tentang pengertian Ghaib (ghaib) ini. Maka perlu dicerahkan. Adapun Yang Ghaib (yang ghaib) tidak dapat ditangkap panca indera, tidak dapat dideteksi instrumen dalam laboratorium. Tidak dapat diketahui oleh manusia atas usahanya sendiri. Hanya dapat diketahui apabila Allah memberitahukan melalui wahyu kepada para Nabi dan Rasul. Maka termasuklah dalam hal ini Allah SWT dengan sifat-sifatNya yang terungkap dalam 99 Asmau lHusna, 99 Nama-Nama Yang Terbaik. Asmau lHusna ini tidak mungkin dapat diketahui tanpa informasi langsung dari Allah SWT melalui wahyu kepada Nabi Muhammad RasuluLlah SAW. Bagi para Nabi dan Rasul wahyu itu tidak ghaib, tetapi bagi kita manusia biasa wahyu itu ghaib. Para malaikat, ini juga ghaib, tidak dapat ditangkap panca indera dalam wujudnya yang asli, juga tidak dapat dideteksi oleh instrumen laboratorium. Para malaikat hanya kita tahu keberadaannya melalui wahyu kepada para Nabi dan Rasul. Termasuk di dalamnya pula alam ghaib, yaitu alam arwah yang diciptakan Allah sebelum alam syahadah (physical world), alam barzakh (perantara) dan alam akhirat. Termasuk pula pekabaran ghaib, yaitu hari kiamat (berbangkit dari kubur) dan hari perhitungan (yawmu lhisab, yawmu ddien). Itulah pengertian Yang Ghaib (Allah SWT) dan yang ghaib (malaikat, alam ghaib dan pekabaran ghaib).
*** Makassar, 19 September 1993
12 September 1993
[+/-] |
094. Sihir (bagian pertama) |
Tukang sihir Syria dahulu kala membuat pedang yang ampuh dengan jalan menusukkan pedang panas merah menyala ke perut budak. Penyihir ini berkeyakinan dalam darah manusia terdapat kekuatan magis, dan dengan proses penusukan itu berpindahlah tenaga magis itu ke dalam pedang. Pedang yang disihir oleh penyihir Syria itu betul-betul ampuh. Pedang yang berkekuatan magis itu dapat menebas putus pedang lawan yang tidak berisi kekuatan magis. Dalam dunia persihiran kekuatan magis ini dikenal dengan nama mana di kalangan bangsa-bangsa Proto dan Deutro Melayu di Kepulauan Nusantara dan Polynesia, dikenal dengan nama orenda di kalangan Indian Iroquios, wakan di kalangan Indian Sioux, manitou di kalangan Indian Algonquian dll.
Kita lanjutkan dengan kisah Boto Lempangang, bagaimana ia menempuh proses dramatik menjadi boto (futerolog) Kerajaan Gowa. Ia berasal dari Ampangang. Ia menantang boto kerajaan dalam keahlian ilmu sihir. Taruhannya? Apabila ia menang, ia akan menjadi boto kerajaan, dan apabila kalah ia dihukum mati. Maka dibentuklah panitia untuk melaksanakan sayembara sihir ini. Panitia menanam bajak dan sisir sawah. Kemudian sang penantang disuruh dahulu untuk menebak apa yang ditanam itu. Dengan serta merta orang dari Ampangang ini mengatakan itik putih dua ekor. Maka dipanggillah algojo untuk mengeksekusinya. Tetapi orang Ampangang ini menyela: "Tunggu, gali dahulu apa yang ditanam itu." Maka digalilah dan akhirnya melompatlah keluar dari lubang galian itu itik putih dua ekor. Saat itu juga ia dinobatkan menjadi Boto Kerajaaan Gowa. Begitu upacara pelantikan selesai, Boto Lempangang mendemontrasikan sihirnya pula. "Hai itik kembalilah kau pada wujudmu yang asal." Kedua ekor itik putih itu berubah menjadi bajak dan sisir sawah kembali. Berkomentarlah tau jaiya (majelis, large audience): "Tau anjari kananna." (orang yang mewujudkan ucapannya)
Apakah cerita dukun sihir Syria dan Boto Lempangang dan itu omong kosong belaka? Tunggu dahulu! Bagaimana dengan tukang sihir Syria itu? Ini bukan sihir, melainkan teknologi metalurgi yang dilatar belakangi dengan pemahaman kekuatan magis. Apa yang terjadi pada waktu pedang merah menyala itu ditusukkan ke perut budak, itu akan sama efeknya dengan menusukkannya ke dalam kantung kulit berisi air, juga akan sama efeknya dengan proses dalam dunia teknologi yang modern, yaitu menyembur pedang itu dengan ion-ion karbon. Dengan proses ini baja dapat diubah strukturnya menjadi malleable. Jenis alloy (logam campuran) besi-karbon jenis malleable ini baru didapatkan dalam metalurgi modern dalam abad ke-19, pada hal tukang sihir Syria dahulu kala sudah mendapatkannya jauh terlebih dahulu. Malleable ini sangat keras, makin digergaji makin keras. Terali besi penjara di Inggeris banyak yang memakai malleable ini.
Ilmu sirap (hypnosis) dalam perjalanan sang waktu yang panjang sekali ditengarai sebagai praktek sihir. Barulah dalam abad belakangan didemistifikasi, artinya mistik itu dirasionalkan, dan menjadi bagian dari proses penyembuhan dalam dunia kedokteran. Bahkan dalam beberapa negara proses penyembuhan dengan hypnosis ini dapat diasuransikan. Seorang penyihir yang unggul mampu menimbulkan ilusi optikal di kalangan tau jaiya. Seamsal tukang sihir India dengan kemampuan menimbulkan ilusi tali bergulung yang ujungnya tegak seperti ular kobra. Nah, Boto Lempangan sang penyihir yang dalam ungkapan rasional kekinian, berarti seorang ahli hypnosis yang yang mampu memberikan sugesti positif berupa ilusi optikal itik putih dua ekor. Di samping sugesti positif ada pula penyihir yang mampu memberikan sugesti negatif, dan ini dikenal dengan ilmu siraung di daerah ini. Dahulu orang yang silariang memakai ilmu ini, ilmu melenyapkan diri dari pandangan orang.
Dari manakah datangnya energi untuk keperluan ilmu sirap itu? Apakah energi tersebut itulah yang dikenal sebagai kekuatan magis dalam dunia persihiran yang dikenal sebagai mana di kalangan bangsa-bangsa Proto dan Deutro Melayu di Kepulauan Nusantara dan Polynesia, dikenal dengan nama orenda di kalangan Indian Iroquios, wakan di kalangan Indian Sioux, manitou di kalangan Indian Algonquian? Bagaimana seandainya itik putih atau tali itu difoto? Apakah kekuatan hipnosis itu mampu mempengaruhi pula sel photografik ataupun detektor elektrostatik? Apakah Itu tergantung pada tenaga yang tersimpan dalam diri penyirap yang mampu ia salurkan keluar?
Saya minta kesabaran anda sampai hari Ahad yang akan datang untuk jawaban berondongan pertanyaan itu!
*** Makassar, 12 September 1993
5 September 1993
[+/-] |
093. Mawlid dan Mawlud |
Besok 30 Agsutus 1993 Miladiyah bertepatan dengan 12 Rabiu lAwwal 1414 Hijriyah, adalah hari lahirnya Nabi Muhamaad RasuluLlah SAW. Maka mulai bulan ini hingga tiga bulan berikutnya ummat Islam seluruh dunia memperingati mawlid ataupun mawlud RasuluLlah SAW, seperti setiap tahun sebelumnya. Ada manusia yang sekadar produk sejarah saja. Ia datang tak menggenapkan, dan ia pergi tak mengganjilkan. Ia muncul dalam sejarah, kemudian gone with wind. Walaupun tidak pernah diadakan penelitian, kita yakin mayoritas manusia adalah seperti itu. Ada manusia yang tergolong minoritas, ia produk sejarah tetapi ia juga berperan dalam sejarah, mengubah sejarah. Para Rasul termasuk dalam golongan yang minoritas ini. RasuluLah SAW datang dengan risalah Rahmatan li l'Alamien. Rasulullah datang dengan tugas keRasulan dari Allah SWT untuk mengubah sejarah.
Kalau orang bicara mawlid maka kaitannya adalah waktu dan tempat, dan jika kita bicara mawlud maka itu menyangkut manusianya. Agar lebih jelas, diungkapkan dalam kalimat tanya. Bilamanakah dan di manakah mawlidnya? Siapakah yang mawlud? Manusia jenis pertama, yang mayoritas, datang di dunia tanpa menggenapkan, meninggalkan dunia tanpa mengganjilkan, buat yang jenis ini, orang hanya bicara tentang mawlid untuknya. Namun manusia golongan kedua, yang minoritas, yang datang di dunia ini mengubah sejarah, maka orang bicara tentang mawlid dan mawlud untuknya. Maka menyangkut Nabi Muhammad RasuluLlah SAW, kita bicara kedua-duanya, mawlid dan mawlud.
Peringatan mawlid dan mawlud RasululLah SAW walaupun tidak ada dalam Al Quran maupun dalam sunnah Nabi, ummat Islam memperingatinya juga, karena dalam Al Quran dan sabda Nabi tidak ada larangan untuk memperingati mawlid, atau mawlud. Dalam hal ini perlu diperhatikan qaidah yang berikut: Yang menyangkut Syari'ah yang 'ubudiyaat, harus sami'na- waata'na-, ibadah langsung kepada Allah SWT, hubungan antara hamba dengan Khaliq, maka qaidahnya: sebuah tidak boleh, kecuali yang diperintahkan tidak boleh menambah ataupun mengurangi. Sebaliknya yang menyangkut mu'amalaat, ibadah kepada Allah secara tidak langsung, hubungan manusia dengan manusia berserta lingkungannya dengan nwaytu karena Allah, maka berlaku qaidah, semua boleh kecuali yang dilarang. Agar jelas akan diberikan contoh: Menurut ilmu hitung 4 lebih banyak dari 3, jadi eloklah kalau kita shalat maghrib 4 raka'ah sehingga pahalanya lebih banyak ketimbang yang 3 raka'ah. Shalat termasuk yang ubudiyyah, maka berlaku qaidah semua tidak boleh, kecuali yang diperntahkan. Shalat maghrib diperintahkan 3 raka'ah, tidak boleh pakai ilmu hitung, semua jumlah raka'ah dilarang, kecuali 3 raka'ah. Nabi Muhammad SAW tidak pernah mencontohkan mempergunakan mekanisme pompa untuk memompa air zam zam, kok berani-beraninya al Khadam al Haramain menyuruh memasang pompa air zam zam dalam al Masjid al Haram. Maka jawabnya ini menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia, termasuk yang mu'amalah, semua boleh kecuali yang dilarang. Menurut Al Quran dan Sunnah Nabi tidak ada larangan mempergunakan mekanisme pompa dalam al Masjid al Haram, jadi pemakaian pompa itu boleh saja. *)
Dalam peringatan mawlid dan mawlud itu disampaikan pesan-pesan yang bernilai Islam, menyangkut bubungan antara manusia dengan manusia, yang termasuk mu'amalah, yaitu merupakan sub-sistem dari sistem pendidikan Islam, pendidikan informal yang termasuk dalam jenis pendidikan lingkungan, suatu sistem pendidikan yang tidak menuntut persyaratan formal, baik bagi yang menyampaikan pesan, maupun khalayak yang akan menerima pesan. Demikian pula tidak ada kurikulum tertentu, juga tidak mesti dalam jangka waktu tertentu pada tempat yang tertentu.
Satu-satunya informasi dalam Al Quran tentang mawlid RasuluLlah SAW adalah secara tidak langsung, yaitu hanya disebutkan situasi yang terjadi dalam tahun kelahiran RasuluLlah SAW, yaitu dalam S. Al Fiel: Alam tara kayfa fa'ala rabbuka bi ashhaabi lfiyl, tidakkah engkau lihat bagaimana Maha Pengaturmu menindak pasukan bergajah? Alam yaj'al kaydahum fiy tadhliyl, tidakkah dijadikanNya upaya mereka sia-sia? Wa arsala 'alaihim thayran abaabiyl, dan dikirimkanNya kepada mereka burung berbondong-bondong. Tarmiyhim bi hijaarain min sijjiyl, yang melempar mereka dengan tanah yang mengandung azab. Faja'alahumm ka'ashfin ma^kuwl, maka menjadilah mereka rontok seperti daun dimakan ulat.
Peristiwa hancurnya pasukan bergajah ini merupakan topic of the year waktu itu sehingga qabilah-qabilah Arab menamakannya Tahun Gajah. Mawlid RasuluLlah SAW adalah dalam Tahun Gajah ini. Dalam sejarah, Abraha seorang vazal (karaeng palili') dari Yaman, kerajaan kecil taklukan kerajaan Habasyah mengerahkan pasukannya yang mempunyai gajah untuk meruntuhkan Ka'bah. Penyerangan Abrahah ini berupa mekanisme poliik untuk mencerai-beraikan ikatan yang terjalin secara historik dari qabilah-qabilah Arab. Walaupun di antara mereka qabilah-qabilah Arab itu tidak sunyi dari pertikaian bersenjata, namun meraka masih merasa mmempunyai rasa kesatuan etnik sebagai turunan Nabi Ibrahim AS melalui anak sulungnya Nabi Isma'il AS.
Seperti diketahui Ka'bah di bangun kembali oleh kedua anak beranak Nabi Ibrahim dan Nabi Isma'il 'Aaalaihimassalam atas petunjuk Allah SW. Dikatakan dibangun kembali, oleh karena Ka'bah mula pertama dibangun oleh suami isteri Nabi Adam AS dan Hawa. Turun temurun bangsa Arab anak cucu Nabi Ibrahim AS melalui Nabi Isma'il AS secara sinambung memelihara dan merenovasi Ka'bah, bangunan yang berbentuk kubus tersebut. Walaupun mereka itu mengalami degradasi dari beraqidah tawhied mengEsakan Allah ke polytheist menyembah banyak dewa yang dilambangkan sebagai patung berhala, namun mereka itu tidak pernah menyembah Ka'bah, dan tidak pernah menyembah Hajaru lAswad batu hitam, batu perletakan pertama pada waktu Nabi Ibrahim dan Nabi Isma'iel 'Alaihima Ssalam membangun kembali Ka'bah.
Hancurnya pasukan bergajah Abraha, termasuk Abraha sendiri, merupakan suatu peristiwa penting dalam sejarah yang menandai mawlid RasuluLlah SAW. Itu dari segi tahun mawlidnya RasuluLlah SAW. Dari segi bulan, maka bulan Rabiu lAwwal merupakan bulan yang penting dalam sejarah di samping sebagai bulan mawlid beliau. Mengapa? Karena dalam bulan itu pula RasuluLlah bersama-sama dengan Abu Bakar Ash Shiddiq tiba di Madinah dalam rangka hijrah. Seperti diketahui peristiwa hijrah ini merupakan titik balik dari perjuangan RasuluLlah SAW bersama-sama dengan ummatnya. Titik balik dari periode Makkah ke periode Madinah. Dari periode obyek, maf'uwlun bih, ke periode subyek, fa'il. Dan dalam bulan Rabiu lAwwal ini pula RasuluLlah SAW wafat. Ada suatu menit-menit yang penting pada waktu wafatnya RasuluLlah SAW.
Yaitu Umar marah terhadap pembawa informasi bahwa RasuluLlah telah wafat. Mana mungkin katanya, siapa sumber informasi itu. Melihat gelagat itu Abu Bakar tidak menanggapi Umar. Beliau sendiri langsung mencek kebenaran berita itu. Dan Abu Bakar, setelah menyaksikan bahwa RasulLah SAW telah benar-benar wafat, ia mendatangi kelompok yang mengelilingi Umar, kemudian Abu Bakar berpidato pula mengatasi ucapan kemarahan Ummar yang tidak henti-hentinya itu. Barang siapa yang ingin menyembah Muhammad, maka Muhammad telah wafat. Barang siapa yang ingin menyembah Allah, maka Allah tetap hidup. Mendengar suara Abu Bakar yang lantang itu, Umar tepekur, istighfar, menyadari kekeliruannya, bahwa seakan-akan Muhammad itu tidak dapat mati. Gaungan suara lantang Abu Bakar ini menyelamatkan ummat Islam belakangan untuk tidak mempertuhankan Nabi Muhammad SAW.
Dalam peringatan mawlud RasuluLlah SAW thema umumnya ada tiga, bahwa RasuluLlah SAW diutus untuk Rahmatan li l'Alamien, teladan yang baik, dan menyempurnakan akhlak manusia. Ketiga thema sentral ini kita dapat ikuti dalam ceramah-ceramah dan tulisan-tulisan tentang mawlid dan mawlud. Kolom ini terlalu sempit untuk itu. WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 5 September 1993