Dalam bukunya, Stranger Than Fiction: An Independent Investigation of the True Culprits Behind 9-11 (Dandelion Books, 2003), Prof Albert D Pastore PhD, mengungkapkan dengan gamblang sejumlah keganjilan di balik tragedi 9-11. Antara lain mengapa baja-baja kerangka penyanggah gedung WTC hanya dalam tempo dua hari setelah tragedi 9-11 langsung didaur ulang atas perintah langsung dari Walikota New York Rudy Giuliani. Padahal seharusnya tim investigasi diberikan kesempatan untuk meneliti baja-baja itu, guna memastikan apakah gedung-gedung itu memang hancur karena ditabrak pesawat atau karena sebab lain. "The steel beams were quickly recycled before investigators even had he chance to look at them!," tulis Pastore. Pasalnya, beberapa petugas pemadam kebakaran mengaku mendengar adanya bunyi ledakan bom di gedung-gedung itu. Dengan kata lain, bisa saja gedung-gedung WTC itu runtuh karena bom yang sudah dipasang terlebih dulu, bukan karena tertabrak oleh pesawat Boeing. Apalagi, menurut Pastore, ada satu gedung (WTC 7) yang runtuh kendati tak tertabrak oleh satu pesawat pun.
Antara lain juga Pastore sangat meragukan versi resmi pemerintahan Bush yang tanpa bukti-bukti akurat dan valid langsung menuding kelompok Al Qaidah sepenuhnya berada di belakang tragedi 9-11. Adapun yang dianggap bukti oleh Bush, yaitu video yang konon menggambarkan pengakuan Usamah bin Ladin, ternyata orisinalitasnya sangat diragukan. Pastore mengaggap video itu hasil rekayasa belaka. Wajah Usamah yang ada dalam gambar video itu memang ternyata sangat berbeda dengan Usamah yang asli. Pastore mengutip laporan The London Times bahwa "Thousands of FBI agents have rounded up more than 1,300 suspects across America since September 11, but they have failed to find a single Alqaidah cell operating in the United States...Tom Ridge, Director of Homeland Security could not explain why none had been caught."
Sungguh suatu yang ironis, pemerintah Amrik sampai sekarang tidak berhasil membuktikan Al Qaidah di belakang Bom Pesawat Terbang 9-11 itu. Tanpa bukti akurat bahwa Al Qaidah di belakang Bom Pesawat Terbang itu Bush-Blair meminta dengan paksa kepada Thaliban untuk menyerahkan Usamah bin Ladin. Dan seperti diketahui Thaliban dengan gagah-berani menolak permintaan paksa Bush-Blair itu, maka ribuan warga sipil di Afghanistan dibantai secara biadab, negeri Afghanistan dilumat oleh mesin perang Bush-Blair. "A Dossier on Civilian Victims of United States' Aerial Bombing of Afghanistan: A Comprehensive Accounting", yang dipublikasikan melalui situs Herold and Democracy Now, menyebutkan Herold yang melakukan penelitian sejak awal serangan udara AMRIK, tanggal 7 Oktober 2001 hingga 6 Desember 2001, menyatakan bahwa ratusan bom dan rudal AMRIK telah membunuh 3767 warga sipil Afghanistan.
Setelah seluruh wilayah Irak sudah dikuasai oleh Amrik dan konco-konconya dan begitu perang dinyatakan selesai, semua titik yang dicurigai sebagai lokasi disimpannya Senjata Pemusnah Massal (SPM) = Weapons of Mass Destruction (WMD) Saddam Husain itu secara intensif segera diperiksa oleh tim khusus Amrik. Hampir semua ilmuwan Iraq yang terlibat dalam proyek pembuatan senjata itu di masa lalu juga sudah berada di dalam tahanan pihak AMRIK. Namun, belum secuilpun bukti ditemukan. Padahal, dahulu Presiden George W Bush begitu berbusa-busa mulutnya "mensosialisasikan" kepada dunia bahwa Saddam Husain memiliki senjata kimiawi dan biologis SPM=WMD dengan kuantitas yang tidak main-main. Analogi dengan Afghanistan/Usamah bin Ladin, dengan bukti palsu mesin perang Bush-Blair menyalak pula menghancurkan Iraq.
Ketua PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi`i Ma`arif, pada bulan Maret 2004 menolak keinginan "kaki tangan" Amrik, yaitu Dubes AMRIK Ralph L Boyce mendatangi Ma'arif yang memintanya untuk membantu melobi sejumlah pejabat Indonesia, termasuk Kapolri Jenderal Da`i Bachtiar dan Ketua MA Bagir Manan, agar Ba`asyir tidak dikeluarkan dari penjara menjelang 5 April. Ketua Ikhwanul Muslimin Indonesia Habib Husein al-Habsyi bahkan mengungkap rencana yang diungkapkan Boyce dan Dubes Australia David Ritchie kepada Kapolri untuk membawa Ba`asyir ke kamp tahanan Guantanamo di Kuba, yang banyak diisi tersangka teroris internasional.
Kasak-kusuk Boyce itu menurutnya merupakan hal yang wajar-wajar saja dan hal itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk menekan Pemerintah Indonesia. Boyce juga menyebutkan pemerintah Amrik akan "mensuply" informasi (baca: fitnahan) yang menyangkut keterlibatan Ba'asyir dalam berbagai aksi terrorisme baik di Indonesia maupun di luar negeri. Seperti diketahui sikap resmi pemerintah Amrik menyatakan sangat kecewa terhadap keputusan pengadilan Indonesia cq Mahkamah Agung atas vonis yang dijatuhkan kepada KH Abu Bakar Ba'asyir. Pemerintah Amrik mau tidak mau suka tidak suka, namun Deplu-RI Marty Natalegawa menegaskan dengan berang bahwa apa yang dilakukan AMRIK bisa dikategorikan sebagai telah mempolitisir proses hukum di Indonesia dan bahwa langkah-langkah (baca: kasak-kusuk -HMNA-) Boyce "kaki tangan" Amrik itu kontra-produktif.
Inilah dia analogi itu. Fitnah Al Qaidah di belakang tragedi 9-11 yang dijadikan alasan untuk menzhalimi rakyat dan negeri Afghanistan, fitnah Senjata Pemusnah Massal untuk menzhalimi rakyat dan negeri Iraq, suply informasi fitnahan yang (semula?) untuk meng-Guantanamo-kan KH Abu Bakar Ba'asyir.
-- WALFTNt ASYD MN ALQTL (S. ALBQRt, 2:191), dibaca: walfitnatu asyaddu minal qatli, artinya: Fitnah itu lebih berbahaya dari pembunuhan. Oleh sebab itu dalam pemilihan Presiden + Wakli Presiden nanti supaya rakyat yang mempunyai hak pilih dihimbau untuk memilih (jangan jadi Golput) dan supaya disimak betul siapa-siapa di antara Capres + Cawapres yang mempunyai track record yang dijinakkan oleh Amrik, supaya jangan dipilih, no-way. WaLlahu a'lamu bishshawab
*** Makassar, 25 April 2004
25 April 2004
[+/-] |
622. Analogi Fitnah |
18 April 2004
[+/-] |
621. Mangkuk Tak Beralas |
Seorang raja bersama pengiringnya yang baru saja keluar dari istananya untuk menikmati udara pagi, berpapasan dengan seorang peminta-minta. Sang raja menyapa sang peminta-minta:
-- Apa yang engkau inginkan dari beta?
Sang peminta-minta tersenyum dan berkata:
-- Tuanku bertanya kepada patik seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan patik.
Sang raja merasa tertantang:
-- Tentu saja beta dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau minta, katakanlah.
Maka menjawablah sang peminta-minta:
-- Berpikirlah dua kali, hai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa.
Rupanya sang peminta-minta bukan sembarang peminta-minta. Namun sang raja tidak merasakan hal itu, bahkan sang raja timbul rasa angkuhnya karena mendapat nasihat dari sang peminta-minta yang menurut sang raja tidak patut dilakukan oleh orang yang hina itu.
-- Sudah beta katakan, apapun permintaanmu dapat beta penuhi. Beta adalah raja yang paling berkuasa dan kaya-raya. Apa sih keinginanmu itu yang tak dapat beta kabulkan?
Maka berkatalah sang peminta-minta:
-- Permintaan patik sederhana saja. Tuanku lihat mangkuk penadah sedekah ini? Dapatkah tuanku mengisinya penuh dengan apa yang tuanku inginkan.
Bukan main, sang peminta-minta berkata sebaliknya "apa saja tuanku imginkan". Maka dengan geram sang raja memanggil bendahara kerajaan yang ikut dalam rombongan itu.
-- Isikan penuh mangkuk orang hina ini dengan emas.
Bendahara kerajaan membuka pundi-pundinya yang berisi emas lalu dituangkannya emas dari pundi-pundi itu ke dalam mangkuk sedekah sang peminta-minta. Aneh, pundi-pundi besar yang berisi emas itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk itu.
Menyaksikan bendahara kerajaan pulang balik antara gudang perbendaharaan kerajaan dengan tempat adegan yang aneh itu, maka seisi penghuni istana datang berkumpul, bahkan rumor "pertandingan" itu sudah melebar ke segenap penjuru ibu kota kerajaan. Maka berduyun-duyunlah penduduk datang menyaksikan pertandingan itu. Lagi dan lagi mangkuk itu diisi bendahara, lagi dan lagi seakan-akan mangkuk itu bolong tak berdasar. Namun sang raja tidak mau kehilangan muka dihadapan rakyatnya. Lagi dan lagi sang raja memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu. Mangkuk itu tetap kosong, walaupun seluruh perbendaharaan kerajaan emas, intan berlian, ratna mutumanikam telah habis dilahap mangkuk sedekah itu.
Akhirnya sang raja mau tidak mau, suka tidak suka terpaksa menyerah kalah. Sang raja jatuh bersimpuh di kaki sang peminta-minta. Dengan terbata-bata sang raja bertanya kepada sang peminta-minta yang bukan sembarang peminta-minta itu:
-- Dapatkan tuanku memenuhi permintaan patik, sebelum tuanku berlalu dari tempat ini? Itu mangkuk sedekah terbuat dari apa gerangan?
Peminta-minta itu menjawab sambil tersenyum:
-- Mangkuk itu terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya. Engkau menginginkan sesuatu, sebermula ada kegembiran, gairah memuncak di hati dan pengalaman yang mengasyikkan. Dan akhirnya jika engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau dapatkan itu, akhirnya tidak ada lagi artinya bagimu, semuanya hilang ibarat intan berlian yang masuk dalam mangkuk yang tak beralas itu. Kegembiran, gairah memuncak di hati dan pengalaman yang mengasyikkan itu hanya tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan itu. Lagi-lagi jika keinginan tercapai, maka tatkala itu apa yang tadinya diinginkan lenyap lagi ditelan mangkuk yang tak berdasar itu. Datang lagi keinginan baru. Setelah tercapai hilang lagi ditelan mangkuk. Anak cucumu di belakang hari mengatakan dalam bahasa Bugis-Makassar: power tends to corrupt. Maka raja itu bertanya lagi:
-- Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?
-- Oh, ada, yaitu rasa syukur kepada Allah SWT, lain syakartum laaziydannakum(*), ucap sang peminta-minta, natulusuqmo lampana nalaloi napolong parang ri dallekanna ballaq lompoa sanggenna aqlanynyaq ripacciniqna tau jaiya (sambil ia berjalan melintas lapangan di depan istana, kemudian raib dari mata khalayak). WaLla-hu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 18 April 2004
---------------------------
(*) Transliterasi huruf demi huruf: LaN SYKRTM LAZYDNKUM (14:7), arinya: Jika kamu bersyukur, niscaya Kutambah ni'mat yang ada padamu.
11 April 2004
[+/-] |
620. Yang Lucu dan Yang Serius Sebelum, Sedang dan Sesudah 5 April |
Sebermula inilah hal yang lucu itu, yakni menjelang 5 April (hari-H) tatkala rentang waktu kampanye. Seorang tukang becak mengeluh, yang rupanya seorang cucu korban keganasan Westerling de Turk yang terkenal dalam Sejarah Perjuangan Kemerdekaan, yaitu Korban 40.000 di Sulawesi Selatan. Inilah keluhan cucu dari salah seorang Korban 40 000 tersebut: Ce, ce, ce, anne PDIP-na Megawati tena sikali nahargai parjuanganna veteranga siagang korban 40 000 Sulawesi Sallatang. Eroki nasambei anjo bandera merah putiya anjari moncong putih (Ini PDIP-nya Megawati sama sekali tidak menghargai perjuangan para veteran dan Korban 40 000 Sulawesi Selatan. Dia itu ingin mengganti bendera merah putih dengan hijau putih (moncong bulo, bhs Makassar biasa disingkat menjadi moncong = hijau).
Ada dua kejadian yang lucu pada hari-H. Kejadian pertama, TPS-4 Kecamatan Tallo' berdempet dengan rumah kediaman Drs KH Muhammad Na'im, mantan Kanwil Depag Propinsi Sulawesi Selatan. Akan tetapi KH Muhammad Na'im tidak mendapat panggilan untuk menusuk di TPS-4, melainkan diundang menusuk di TPS-3 yang jauhnya sekitar 750 meter dari rumah beliau. Patut diduga itu adalah kerancuan teknis, yang mengakibatkan atas diri beliau berlakulah Bidal Melayu Lama: Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tiada tampak. Jarum TPS-3 di seberang jalan tampak, bantal TPS-4 di sebelah rumah tiada tampak. Kelucuan kedua, pada hari-H itu saya terlibat perdebatan ringan dengan para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS-3 Kecamatan Tallo'. Fasalnya para pertugas itu minta kepada saya untuk menyerahkan Kartu Pemilih saya. Mereka menunjuk tumpukan Kartu Pemilih di atas meja dan mengatakan semua yang telah memilih menyerahkan Kartu Pemilihnya. Saya bertahan tidak mau menyerahkan Kartu Pemilih saya. Akhirnya saya menang dalam perdebatan yang lucu itu, yakni saya tetap mengantongi Kartu Pemilih saya. Setelah saya sampai ke rumah saya tanya kepada segenap penghuni rumah apa mereka punya Kartu Pemilih juga ditahan, mereka mengiyakan, dan katanya akan diantar ke rumah dalam beberapa hari ini. Ternyata, terrrnyata, sampai saya tulis Seri 620 ini Kartu Pemilih itu masih belum diantar kepada pemiliknya.
Syahdan, ini yang agak serius yang terjadi sesudah hari-H. Data KPU sempat mencapai 70 Juta, yang kemudian diralat Lagi. KPU sempat menampilkan data hasil penghitungan suara yang sangat melonjak, tatkala Presiden Megawati dengan rombongan menyempatkan diri berkunjung ke Hotel Borobudur. Pada hari Rabu, tanggal 7 April 2004 telah tertampil data hasil penghitungan suara DPR nasional dengan total mencapai 70.477.672, dengan perincian sbb:
Perolehan Suara Pemilu 2004 - DPR RI
Data KPU, 07-04-2004 pukul 08:40:37
Peringkat | Parpol | Suara | % |
1 | Golkar (20) | 15,930,309 | 22.60 |
2 | PDIP (18) | 13,260,301 | 18.81 |
3 | PKB (15) | 7,883,698 | 11.18 |
4 | PPP (5) | 5,295,412 | 7.51 |
5 | PD (9) | 5,287,347 | 7.50 |
6 | PKS (16) | 5,042,559 | 7.15 |
7 | PAN (13) | 4,370,352 | 6.20 |
8 | PBB (3) | 1,853,601 | 2.63 |
9 | PBR (17) | 1,663,128 | 2.35 |
10 | PKPB (14) | 1,513,303 | 2.14 |
11 | PDS (19) | 1,117,254 | 1.58 |
12 | PPDK (6) | 1,044,022 | 1.48 |
13 | PKPI (10) | 839,643 | 1.19 |
14 | PNBK (8) | 714,359 | 1.01 |
15 | PNIM (1) | 591,317 | 0.83 |
16 | Partai PP (21) | 583,636 | 0.82 |
17 | P Merdeka (4) | 541,931 | 0.76 |
18 | PPNUI (12) | 513,925 | 0.72 |
19 | PSI (22) | 472,227 | 0.67 |
20 | P PDI (11) | 446,475 | 0.63 |
21 | P Pelopor (24) | 448,513 | 0.63 |
22 | PPD (23) | 380,304 | 0.53 |
23 | P PIB (7) | 370,884 | 0.52 |
24 | PBSD (2) | 313,172 | 0.44 |
Total | 70,477,672 | 100 |
Sumber: detiknews.com
Namun tidak berselang lama kemudian data itu dikoreksi kembali. Ternyata, suara sebenarnya yang terkumpul baru mencapai 4.234.702 suara.
***
Ini yang betul-betul serius. Tabulasi di atas itu walaupun tak disengaja tertampil, namun menggambarkan perimbangan suara di antara Golkar + PDIP dengan partai-partai berasaskan Islam dan berbasis massa Muslim, secara seimbang masing-masing 40%. Diasumsikan kombinasi Capres dan Cawapres dari Golkar + PDIP, sedangkan Capres dari partai-partai berasaskan Islam dan berbasis massa Muslim berkombinasi dengan Cawapres SBY, maka dari kombinasi ini akan memungut suara 47,5%. Diasumsikan pula (dan ini yang paling berat) partai-partai berasaskan Islam dan berbasis massa Muslim dapat "membujuk" BJ Habibie supaya bersedia menjadi Capres, maka dalam pemungutan suara pemilihan presiden + wakil presiden nanti, sebagian massa pemilih Golkar dari Iramasuka akan beralih ke Habibie dan sebagian massa pemilih PDIP yang masih labil akan beralih kepada SBY, maka insya Allah kombinasi Habibie + SBY akan meraih suara di atas 50 % pada putaran pertama, sehingga tidak perlu lagi pemilihan tahap kedua.
-- FADZA FRGHT FANSHB . WALY RBK FARGHB (S. ALANSYRAh, 94:7-8), dibaca: faidza- faraghta fanshab . waila- rabbika farghab, artinya: Jika engkau telah selesai (yang satu) , maka lanjutkan berupaya (yang berikutnya) . Dan kepada Maha Pengaturmu berharaplah. WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 11 April 2004
4 April 2004
[+/-] |
619. Himbauan Untuk Tidak Menjadi Golput |
Dalam hiruk pikuk kampanye pemilu 2004 di Jakarta Hizbut Tahrir ikut pula berkampanye secara unik. Dikatakan unik karena seperti diketahui Hizbut Tahrir berlepas diri dari sistem mekanisme Pemilu, berhubung sistem ini tidak dikenal pada zaman RasuluLlah SAW, baik pada periode Makkah maupun periode Madinah. Maka demikianlah Hizbut Tahrir mengambil sikap tidak menggalang dukungan suara pada 5 April 2004, sejenis Golput yang unik. Dengan mobil terbuka dan membawa bendera Ar Raya(*) dan Al Liwa(**) aktivis Hizbut Tahrir di antara hiruk pikuk kampanye, berorasi menawarkan syariat Islam sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi rakyat Indonesia. Dalam kolom ini secara singkat akan dibahas dua hal, yaitu:
Dengan tidak memberikan suara, maka mau tidak mau sudah terlibat dalam sistem mekanisme Pemilu. Supaya mudah kita ambil bilangan bulat, misalkan dalam pemilihan presiden ada sejumlah 100 juta orang yang dipanggil untuk memilih. Kalau semuanya datang memilih maka dalam menghitung persen suara yang didapatkan setiap Capres dibagi 100 juta. Misalkan seorang Capres M yang tidak setuju dengan Syari'at Islam mendapat suara 49 juta, maka dengan suara 49 juta dibagi 100 juta dikali 100% = 49%, belumlah dapat terpilih, karena kecil dari 50%, jadi pemilihan harus diulang. Misalkan 3% saja yang tidak datang ke TPS untuk memilih, maka Capres M akan mendapatkan suara 49 juta dibagi 97 juta dikali 100% = 50,5%, maka si M akan terpilih menjadi presiden. Dari contoh perhitungan numerik itu kelihatan, bahwa Golput yang 3% itu sudah terlibat dalam arti mempengaruhi proses perhitungan suara dalam sistem mekanisme Pemilu.
Manusia adalah makhluk pribadi. Syariat Islam mengatur tatacara peribadatan yang 'ubudiyyaat (mufrad, singular: 'ubudiyyah) untuk manusia sebagai makhluk pribadi, yakni hubungan langsung antara manusia dengan Allah. Peribadatan yang ubudiyyaat ini sangat pribadi sifatnya. Peribadatan yang ubudiyyaat inilah yang identik dengan pengertian religion, religie, godsdienst dalam bahasa-bahasa barat. Peribadatan yang 'ubudiyyaat ini sangat ketat: semua tidak boleh, kecuali yang diperintahkan oleh Nash (Al Qur'an dan Hadits Shahih), mengenai cara, waktu dan jumlah, bahkan ada yang mengenai tempat (ibadah Haji). Peribadatan yang 'ubudiyyaat ini dalam istilah populernya ialah ibadah yang ritual.
Walaupun manusia itu makhluk pribadi, namun manusia itu tidak dapat hidup nafsi-nafsi. Manusia itu saling membutuhkan di antara sesamanya manusia, manusia adalah makhluk bermasyarakat. Syariat Islam mengatur pokok-pokok peribadatan yang mu'amalaat (mufrad: mu'amalah) untuk manusia sebagai makhluk bermasyarakat. (Ibadah adalah segenap aktivitas kita untuk mewujudkan nilai-nilai kebenaran utama yang mutlak menurut Al Quran dalam kehidupan kita sehari-hari, berlandaskan aqiydah yang benar, dikerjakan dengan ikhlas, mengharapkan ridha Allah SWT semata, lebih luas pengertiannya dari bahasa-bahasa barat: religion, religie, godsdienst). Peribadatan yang muamalaat ini adalah Syariat yang tidak ketat, sifatnya terbuka: semua boleh, kecuali yang dilarang dan tidak bertentangan dengan Nash. Dalam istilah populernya 'ibadah yang mu'amalaat disebut 'ibadah yang non-ritual, yaitu cara, waktu, jumlah dan tempat tidak ditentukan oleh Nash.
Alhasil, marilah kita pikirkan tenang-tenang. Karena Syariat yang mu'amalaat ini hanya diberikan pokok-pokoknya saja, maka hal-hal yang mendetail dipikirkan oleh akal manusia. Dalam mengambil keputusan politik orang bebas melakukan bagaimana prosesnya, asal saja tidak bertentangan dengan aturan pokok Syari'at, yaitu
-- SYWRY BYNHM (S.ALSYWRY, 42:38) dibaca: syura- baynahum dan
-- AWLY ALAMR MNKM (S.ALNSAa, 4:59) dibaca: ulil amri mingkum, yaitu bermusyawarah di antara ulil amri (wali yang diberi kuasa untuk urusan politik) mingkum (yang berasal dari kamu, maksudnya penduduk atau rakyat yang beragama Islam, sebab yang non-Muslima tidak mungkin tahu dan merasakan apresiasi seorang Muslim). Apakah dalam menentukan ulil amri mingkum itu boleh melalui Pemilu? Karena tidak ada disebutkan dalam Nash larangan melakukan Pemilu dalam menentukan ulil amri minkum, maka Pemilu itu boleh-boleh saja. Kita himbau kepada seluruh warga negara yang mendapat panggilan memilih, supaya mendatangi TPS besok 5 April 2004 untuk tidak menjadi Golput. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 4 April 2004
--------------------------
(*) Bendera hitam bertuliskan Kalimah Syahadatain berwarna putih
(**) Bendera putih bertuliskan Kalimah Syahadatain berwarna hitam