Kuda Troya adalah sebuah legenda yang berasal dari semenanjung Balkan. Bukan sembarang kuda dan bukan pula sungguh-sungguh kuda, tetapi sebuah kuda yang terbuat dari kayu pada sekitar dua belas abad sebelum Masehi, ketika Yunani berperang melawan Troya. Fasalnya, istri Menelaus yang raja Sparta, yaitu Helen sang cantik jelita, berhasil dilarikan Pangeran Paris ke Troya. Hal ini membuat Agamemnon raja Yunani yang juga saudara Menelaus marah besar, karena Yunani dipermalukan. Ia memerintahkan pengiriman ekspidisi penghancuran Troya yang dipimpin Achilles yang kebal. Ternyata Troya sangat sulit ditaklukkan karena bentengnya yang kokoh dan prajurit-prajuritnya yang gagah berani, bahkan Achilles sendiri tewas kena panah Paris pada bagian tubuhnya yang tidak kebal, yaitu urat pergelangan kakinya. (Sampai sekarang dalam biologi, urat itu disebut urat Achilles). Namun pihak Yunani menemukan sebuah muslihat. Mereka berpura-pura mundur menjauhi Troya, dengan meninggalkan sebuah kuda raksasa yang terbuat dari kayu diluar kota Troya, yang dalam perut kuda ini telah bersembunyi beberapa prajurid Yunani dipimpin raja Ithaca Odysseus (Ulysses) yang penggagas kuda kayu tsb. Tanpa perasaan curiga kuda kayu tersebut diangkut oleh orang-orang Troya masuk kedalam kota. Para prajurit Yunani yang dalam perut kuda itu mendapati orang Troya berpesta mabuk kemenangan dan dengan mudah dibabat oleh pasukan Yunani yang sejemput itu.
***
Munas Golkar tempo hari tidak menyumbangkan sesuatu yang signifikan bagi perkembangan partai ini, kecuali sekadar pergantian ketua umum. Sama sekali tak terdengar isu-isu besar dan substantif, bahkan justru tenggelam di bawah kancah politik uang.
Rizal Mallarangeng, juru bicara SBY-Boediono saat pemilihan presiden lalu, yang direktur Freedom Institute, lembaga yang menyebarkan pemikiran ekonomi liberal, duduk dalam kepengurusan Golkar sebagai Ketua Bidang Pemikiran dan Kajian Kebijakan. Masih belum lekang dalam ingatan, Rizal Mallarangeng adalah lawan sengit tim Jusuf Kalla saat pemilihan presiden di berbagai forum debat. Rizal Mallarangeng berpotensi memicu perlawanan dari kader-kader muda yang tidak diakomodasi dalam kepengurusan.
Burhanuddin Muhtadi, peneliti Lembaga Survei Indonesia, menduga masuknya Rizal dimaksud untuk memperkuat fungsi think tank. Jika Muhtadi benar, agaknya ke depan kita akan melihat wajah Golkar sebagai partai yang menyokong kebijakan yang lebih bersahabat dengan sistem ekonomi liberal. Kehadiran Rizal akan memiliki peran penting untuk merasionalisasi dukungan Golkar terhadap kebijakan eksekutif yang pro pasar.
"Bisa saja dia jadi mata-mata SBY di Golkar," papar pengamat politik Universitas Indonesia Prof Iberamsjah, pada hari Ahad 11 Oktober 2009. Iberamsjah mengibaratkan Rizal sebagai kutu loncat. Sebenarnya menurut hemat saya lebih tepat jika dikatakan Rizal adalah Kuda Troya yang menyusup ke dalam Golkar menebar pesona ekonomi liberal yang pro pasar.
***
Putri Aceh pada kontes tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana wakil dari Aceh selalu mengenakan jilbab. Sedangkan tahun ini, Qory sebagai wakil Aceh tidak mengenakan jilbab. Saat di panggung, Qory menyatakan: "Saya sudah izin sama Pemda Aceh untuk tidak pakai jilbab dalam mengikuti ajang ini, dan mereka mengizinkannya." Pernyataan Qori ini perlu klarifikasi:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JAaKM FASQ BNBA FTBYNWA AN TSHYBWA QWMA (S. ALHJRAT, 49:6), dibaca:
-- ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu- an tushi-bu qawman artinya:
-- Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq dengan informasi, maka lakukanlah klarifikasi, jangan sampai kamu menimpakan musibah kepada suatu kaum.
Inilah hasil klarifikasi itu:
1. http://www.gatra.com/artikel.php?id=131202
Pemerintah NAD memang merekomendasikan keikutsertaan Qary dalam kontes pemilihan Puteri Indonesia 2009 mewakili Aceh, namun dengan persyaratan ketat yang harus ditaati, yaitu wajib menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan istiadat, budaya, serta syariat Islam.
2. Qory dilahirkan dan dibesarkan di Jabodetabek oleh ibunya yang berasal dari Aceh. Dalam kesehariannya ia tidak memakai jilbab.
Maka predikat fasiq melekatlah pada Qory, karena memberikan kebohongan publik, informasi yang tidak benar.
Menurut Qory setelah kemenangan ini, ia akan mengikuti kontes Miss Universe 2010. Di dalam kontes Miss Universe ini, ia tak akan dapat mengelak, mau tidak mau harus mengenakan bikini. Seorang putri yang mewakili daerah syariat Islam, NAD, mengenakan bikini dengan ditonton oleh milyaran pemirsa di seluruh pelosok dunia. Sungguh-sungguh Qory Sandioriva adalah Kuda Troya yang membikin gempa buatan menggoyang / mencederai nama baik NAD. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 25 Oktober 2009
25 Oktober 2009
[+/-] |
894. Kuda Troya di Indonesia |
18 Oktober 2009
[+/-] |
893. Kinerja Terbang |
-- AW LM YRWA ILY ALThYR FWQHM ShFT W YQBDhN, (S. AL MLK, 67:19), dibaca:
-- awa lam yaraw ilath thayri fawqahum sha-ffa-tin wa yaqbidhna, artinya:
-- Tidakkah mereka melihat kepada burung di atas mereka berbaris-baris dan menguncupkan.
Ada dua hal yang menggelitik kita untuk mengkaji ayat (67:19) tersebut.
Pertama, Allah menyuruh kita memperhatikan burung yang bersaf-saf, artinya yang sedang terbang melaju, karena burung yang sedang bertengger di atas pohon tidak bisa bersaf-saf.
Kedua, ada keanehan, bahkan tampaknya bertentangan, yaitu bagaimana bisa disinergikan burung yang sedang terbang melaju sambil bertengger di atas pohon. Kata yaqbidhna berbentuk mutsanna. Seperti diketahui dalam bahasa Arab ada tiga tingkat kata-kata: mufrad (singular), mutsanna (dual) dan jama' (plural, tiga ke atas). Jadi yaqbidhna, burung itu menguncupkan dua sayap, dan itu artinya sedang bertengger.
Butir pertama telah dibahas dalam Seri 892 ybl; kini gilirannya membahas butir kedua.
Butir kedua menyangkut kinerja terbang. Hingga kini walaupun teknologi pesawat terbang sudah demikian canggihnya, namun masih kalah dibandingkan dengan burung. Dilihat dari sudut aerodinamika, kemenangan burung itu terletak dalam hal kinerja terbang. Burung dapat mengubah posisi sayapnya sementara terbang, yakni dapat membuka dan menguncup secara sempurna. Inilah yang diperintahkan Allah SWT dalam S.AlMuluk,19 supaya kita memperhatikan burung yang sementara terbang menguncupkan kedua sayapnya. Sayap burung membuka apabila memerlukan gaya angkat dan gaya dorong, menguncup jika sedang terbang dalam kecepatan tinggi dan menukik. Sekali lagi kita lihat aplikasi aerodinamika pada burung yang terbang tidak lepas dari nilai Tawhid, yaitu Allah SWT memerintahkan kita untuk memperhatikan sayap burung yang menguncup sementara terbang. Tak ubahnya dengan burung, pesawat terbangpun membutuhkan sayap untuk naik (take off) dan terbang dengan kecepatan dibawah kecepatan bunyi (subsonic). Akan tetapi jika kecepatan di atas kecepatan suara telah dicapai (supersonic), sayap yang lebar hilang peranannya, bahkan menyusahkan. Pesawat itu dapat terbang secara efisien, sehingga dapat lebih laju, jika sayapnya dilipat ke dalam. Pesawat terbang yang terbang seperti burung itu baru dibuat dalam tahun 1951, disebut model X5, yang menjadi cikal bakal pesawat terbang yang terbang ibarat burung, yaitu sementara terbang sayapnya dapat dilipat ke dalam. Model X5 tsb diperkembang menjadi Tactical Fighter Experimental (TFX) yang dikenal dengan F-111; Angkatan Udara Amerika Serikat memberi nama F-111A dan Angkatan Laut memberikan nama F-111B. (The F-111 pioneered several technologies for production military aircraft including variable-sweep wings => http://en.wikipedia.org/wiki/General_Dynamics_F-111. On January 6, 1965, the wings were swept from the minimum 16 degrees to the full at 72.5-degrees position. During early flight testing, the F-111A achieved a speed of Mach 1.3. A second F-111A took off on its maiden flight on February 25, 1965 => http://home.att.net/~jbaugher1/f111_1.html).
Jadi kalau burung dapat membuka dan menguncupkan kedua sayapnya secara sempurna, pesawat terbang seperti pada contoh F-111A baru dapat "the wings were swept from the minimum 16 degrees to the full at 72.5-degrees", belum dapat melipat secara sempurna, baru dari 16 derajat hingga 72.5 derajat. Itulah sebabnya dikatakan di atas, bahwa hingga kini walaupun teknologi pesawat terbang sudah demikian canggihnya, namun masih kalah dibandingkan dengan burung.
Isyarat Al Quran tentang kinerja terbang tersebut dapat pula dikembangkan pada teknik berenang dan menyelam melaju pada ikan lumba-lumba yang sangat efisien dalam hal berenang dan menyelam melaju, karena Allah SWT mendisain bentuk ikan lumba-lumba yang stream-line, sehingga tidak menimbulkan pusaran air. Lagi pula kulit lumba-lumba terdiri atas dua lapis. Yang sebelah luar tipis dan elastis, yang sebelah dalam tebal terdiri atas pipa-pipa halus yang berisi substansi seperti karet busa. Kombinasi kedua lapisan kulit ini berfungsi sebagai shock-breaker sehingga gerakannya yang melaju menjadi mulus dalam air yang bergelora. Bionika yang mempelajari kulit lumba-lumba ini menghasilkan teknologi kulit buatan untuk membungkus torpedo bawah air. WaLlahu a'lamu bishawab.
*** Makassar, 18 Oktober 2009
11 Oktober 2009
[+/-] |
892. Mengkaji S.Al-Muluk ayat 19 |
Ta'ziah untuk semua penduduk di front terdepan pesisir Sumatera Barat, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Painan dan Ranah Minang yang lain, serta Kabupaten Kerinci dan daerah Jambi selebihnya, yang mengalami musibah gempa bumi (gampo), semoga Allah memberikan rahmat kesabaran atas segala ujianNya bagi yang masih hidup, dan mati syahid bagi mereka yang ditimpa musibah dalam keadaan tidak bermaksiyat, serta yang mendapat cedera, ingatlah Hadits ini: Tidak ada seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semacam tusukan duri atau yang lebih berat daripada itu melainkan dengan ujian itu Allah SWT menghapuskan perbuatan buruknya serta digugurkan dosa-dosanya sebagai mana pohon kayu menggugurkan daun-daunnya… [HR Bukhari dan Muslim].
***
-- AW LM YRWA ILY ALThYR FWQHM ShFT W YQBDhN, (S. AL MLK,
67:19), dibaca:
-- awa lam yaraw ilath thayri fawqahum sha-ffa-tin wa yaqbidhna, artinya:
-- Tidakkah mereka melihat kepada burung di atas mereka berbaris-baris dan menguncupkan.
Ada dua hal yang menggelitik kita untuk mengkaji ayat (67:19) tersebut.
Pertama, Allah menyuruh kita memperhatikan burung yang bersaf-saf, artinya yang sedang terbang melaju, karena burung yang sedang bertengger di atas pohon tidak bisa bersaf-saf.
Kedua, ada keanehan, bahkan tampaknya bertentangan, yaitu bagaimana bisa disinergikan burung yang sedang terbang melaju sambil bertengger di atas pohon. Kata yaqbidhna berbentuk mutsanna. Seperti diketahui dalam bahasa Arab ada tiga tingkat kata-kata: mufrad (singular), mutsanna (dual) dan jama' (plural, tiga ke atas). Jadi yaqbidhna, burung itu menguncupkan dua sayap, dan itu artinya sedang bertengger.
Marilah kita kaji kedua hal tersebut.
Pertama, Allah menyuruh kita memperhatikan burung yang bersaf-saf, jadi tentu ada yang spesifik dalam hal ini. Kalau kita tinggal di bagian permukaan bumi yang mempunyai 4 musim, maka pada musim gugur akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan bersaf-saf dalam formasi "V" untuk menghindari musim dingin. Ada beberapa fakta ilmiah tentang hal rombongan angsa tersebut terbang dengan formasi "V". Setiap burung yang terbang akan bersusah-payah untuk menembus dinding udara di depannya. Dalam formasi "V", maka setiap burung memberikan "daya dukung" bagi burung yang terbang dibelakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah-payah untuk menembus dinding udara di depannya. Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh kawanan angsa dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh dari pada kalau setiap burung terbang sendirian. Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung didepannya. Ini pelajaran bagi manusia, bahwa orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam komunitas, maka komunitas itu dapat mencapai tujuan dengan lebih cepat dan lebih mudah. Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor angsa, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama. Jadi bukan sama-sama bekerja sendiri-sendiri, melainkan bekerja sama dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain.
Ketika angsa pemimpin yang terbang paling depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain di belakangnya akan terbang menggantikan posisinya. Seorang imam yang merasa tidak sanggup lagi memimpin shalat, dia minggir untuk digantikan oleh ma'mum di belakangnya. Dalam konstruksi mesjid, pada bahagian mihrab harus ada pintu. Maksudnya pintu itu antara lain khusus disediakan bagi imam untuk keluar masjid pergi beristirahat, dan kalau masih sanggup shalat akan menjadi makmum, anggota jama'ah. Saya teringat sebuah peristiwa bertahun-tahun yang silam. Kejadiannya dalam bulan Rajab. Allahu yarham H.AbdulGhani, imam tetap Masjid Syura waktu itu sedang mengimami shalat Maghrib. Sementara membaca pangumpu' beliau diserang batuk. Beliau lalu menyingkir ke samping, lalu Allahu yarham H.Sulthan BM, maju ke depan melanjutkan mengimami shalat Maghrib, bacaan pangumpu' disambung dan gerak shalat diteruskan.
Angsa pemimpin yang terbang paling depan menjadi lelah ini memberi pelajaran kepada manusia, bahwa seorang pemimpin, samada itu ketua organisasi formal seperti presiden, gubernur, bupati dst ke bawah ataupun ketua organisasi swasta seperti ketua partai dan ketua organisasi sosial, untuk tidak terlalu berambisi menjadi "oppoq", alias menjabat ulang. Lihatlah 2 orang tokoh nasional: Habibie dan JK, yang tidak berambisi untuk oppoq menjadi Presiden RI dan Ketua Golkar. Yang penting, setiap pemimpin selalu menjaga tujuan organisasi agar tidak menyimpang dari tujuan yang telah disepakai bersama dalam komunitas, seperti formasi angsa yang terbang ke selatan, untuk menghindari musim dingin. menuju baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafuwr, tempat bermukim yang sejahtera dan mendapat maghfirah dari Yang Maha Pemelihara.
Untuk bahasan butir kedua, diminta pembaca bersabar hingga pekan mendatang. WaLlah a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 11 Oktober 2009
4 Oktober 2009
[+/-] |
891. What Next ??? |
Ramadhan telah berlalu. Hari-hari indah yang penuh rahmat, berkah, dan maghfirah itu telah lewat pula. Apakah dengan selesai berpuasa Ramadhan sebulan penih itu, kita harus mengakhiri pula tujuan ibadah itu, yakni untuk mencapai derajat taqwa? apakah kita sudah cukup merasa puas kalau kita memasuki Idul Fitri sebagai pemenang dan terlahir kembali sebagai bayi yang baru lahir? Bukankah untuk mencapai derajat taqwa itu kita peroleh karena kita di samping melaksanakan ibadah puasa, kita melakukan berbagai amalan, di antaranya qiyamul lail, zikir, doa, tilawah Al-Quran, infaq, i'tikaf, istighfar, dan amalan saleh lainnya? Karena itu setelah kita berhasil menjalani ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh, sudah seharusnya kita meneruskan amalan-amalan yang kita lakukan selama bulan Ramadhan itu pada sebelas bulan bulan berikutnya. Sebagai misal, setelah berpuasa wajib, kita masih bisa menjalani puasa sunnat, seperti puasa Syawwal 6 hari, puasa Senin-Kamis, , puasa pertengahan bulan di bulan-bulan hijriah, dan sebagainya. Kita boleh pilih puasa mana yang ingin kita jalani. Selain itu, kita juga bisa bersedekah memberi makan orang lain, misalnya kepada fukara dan masakin. Di samping itu, kita juga bisa mengkhatamkan Alquran sebulan atau sua bulan sekali kalau kita mau melakukannya. Kita bisa memperbanyak doa, zikir, istighfar, dan bersabar di tengah-tengah kesibukan kita. Bahkan, kita bisa menyisihkan waktu malam kita untuk sekadar salat qiyamul lail. Singkatnya, kita bisa melakukan semua amalan yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan pada sebelas bulan berkutnya. Ramadhan biarlah berlalu. Namun janganlah kita lewatkan pula hari-hari pada sebelas bulan berikutnya dengan tidak mewarisi amalan-amalan Ramadhan. Kita harus mengupayakan hari-hari sepanjang tahun adalah seolah-olah Ramadhan. Alangkah indahnya hidup ini manakala banyak di antara kita yang menghidupkan Ramadhan sepanjang tahun. Inilah jawaban pertanyaan What Next??? seperti judul di atas !
***
Paket ayat-ayat mengenai puasa Ramadhan, ditutup dengan ayat:
-- WLA TAKLWA AMWALKM BYNKM BALBAThL (S.ALBQRt, 2:188). Dibaca:
-- Wala- ta'kulu- amwa-lakum bainakum bil ba-thili, artinya:
-- Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil.
Sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu, di antaranya dengan melakukan korupsi. AlhamduliLlah di Indonesia sekarang ini sudah ada lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejarah kelahiran KPK cukup unik karena secara tersirat didasarkan pada rasa ketidak-percayaan terhadap dua lembaga penegak hukum yang sudah lebih dulu eksis, yakni kepolisian dan kejaksaan. Korupsi di Indonesia intensitasnya telah meningkat menjadi extraordinary crime, jadi harus ditangani dengan pendekatan extra ordinary crime juga, yaitu dengan pembentukan lembaga yang juga extraordinary berupa Super-body KPK untuk memberangusnya. KPK juga memiliki kewenangan penuntutan agar penegakan hukum yang sebelumnya kurang efektif menjadi lebih efektif. Jadi penuntutan bukan hanya wewenang yang dimonopoli oleh lembaga Kejaksaan satu-satunya. AlhamduliLlah, penetapan RUU Pengadilan Tipikor menjadi undang-undang, Selasa (29/9), tetap mempertahankan kewenangan penuntutan berada di KPK dan Kejaksaan, yang sebelumnya Jaksa Agung sangat bersemangat untuk memonopoli kewenangan penuntutan.
Saat masih menjabat sebagai Ketua KPK, Taufiequrachman Ruki mengingatkan tentang munculnya fenomena corruptors fight back, yakni fakta di mana tokoh-tokoh yang popularitasnya hancur melakukan berbagai cara untuk melumpuhkan KPK. Ucapan Ruki itu ada benarnya, karena fakta kriminalisasi 2 orang Pimpinan KPK yaitu Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Riyanto, bagaimanapun juga, tersirat bahwa tokoh yang popularitasnya hancur memanfaatkan corpsgeest (maaf belum mendapatkan ungkapan kata dalam bahasa Indonesia, maksudnya ikatan emosional sesama Korps). Chandra dan Bibit dijerat polisi dalam dugaan penyalahgunaan wewenang. Sedangkan Antasari Azhar menjadi tersangka ibarat ikan yang diumpan cacing kepanasan.
Sejumlah pihak meragukan pasal sangkaan atas Chandra dan Bibit. Pasalnya, polisi mempermasalahkan pencekalan atas dua pengusaha, Joko Tjandra dan Anggoro Widjojo. Hal ini dinilai masuk dalam ranah sengketa administrasi, bukan pidana. Bahkan, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD meminta polisi menghentikan dan menerbitkan SP3 atas kasus itu. Namun apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. Perppu penunjukkan pelaksana tugas Pimpinan KPK sudah keluar. Secara tersirat Perppu tersebut membuahkan KPK tidak independen lagi, walaupun dengan embel-embel melalui mekanisme tim lima. Terkesan 3 orang pelaksana tugas hasil Perppu bertanggung jawab kepada Presiden vs 2 orang yang independen.
Pemberhentian sementara bagi pimpinan KPK yang jadi tersangka menurut Unrang-Undang terkesan tidak adil, Demikian pula pada pimpinan yang diberhentikan tetap jika telah menjadi terdakwa. Padahal penyidikan bisa dihentikan karena tidak ada bukti, dan dakwaan belum tentu benar. Bagaimana kalau pelaksana tugas baru beberapa jam atau beberapa hari bekerja, polisi menghentikan penyidikan dan menerbitkan SP3, maka 2 orang pelaksana tugas itu ibarat Raja Sehari di dalam dongeng. Dan bagaimana jika kasus Antasari yang diumpan cacing kepanasan itu, dimana berkasnya telah diserahkan ke Pengadilan, kemudian hakim memutuskan ia tidak bersalah, maka demi keadilan dan logika ia harus menjabat Ketua lagi, sehingga pelaksana tugas yang tersisa akhirnya juga menjadi Raja Sehari. Marilah kita tunggu saja dengan harap-harap cemas dengan pertanyaan What Next ??? WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 4 Oktober 2009