Ibadah puasa meningkatkan derajat insan dari beriman menjadi taqwa. Taqwa melahirkan potensi yang dapat menumbuhkan kemampuan untuk memelihara diri dari segi negatifnya kekuasaan karena kedudukan serta penguasaan dalam bidang harta dan ekonomi. Taqwa berasal dari akar kata yang dibentuk oleh huruf-huruf: Waw, Qaf, Ya (WQY) berarti terpelihara. Yaitu terpelihara dari malapetaka melalaikan perintah Allah dan terpelihara dari malapetakan melanggar larangan Allah!
Ibadah puasa yang dilaksanakan atas dasar iman dan introspeksi diri, menurut sabda Nabi Muhammad SAW, niscaya akan diampuni dosanya yang silam oleh Allah SWT. Maka memasuki 1 Syawwal, yang berhasil puasanya, akan kembali seperti bayi yang baru lahir, kembali ke fithrah, 'IydulFthri, ibarat kertas yang putih bersih, bersih dari noda-noda dosa.
Di bulan puasa Al Quran diturunkan yang membawa Syari'at Islam, HDY LLNAS (2:185), dibaca: hudal linna-s, petunjuk bagi manusia. Allah Yang Maha Pencipta mencipta manusia sebagai makhluq pribadi dan makhluq sosial. Syari'at Islam menunjuki manusia sebagai makhluq pribadi untuk menjadi manusia bertaqwa. Syari'at Islam menunjuki manusia sebagai makhluq sosial dalam kehidupannya berbudaya.
Secara sederhana, kebudayaan adalah buah dari semua perbuatan dan usaha yang berpangkal dari kesadaran manusia. Manusia sadar perlu berlindung dari teriknya matahari, dari siraman hujan, dari terpaan angin. Maka tebing-tebing batu dilubangi, gubuk-gubuk, rumah-rumah, gedung-gedung dibangun. Itulah kebudayaan bangun-membangun bangunan. Manusia sadar perlu mengisi perut dan berpakaian dalam kehidupan sehari-hari. Maka ditempuhlah cara-cara untuk memperoleh rezeki. Itulah kebudayaan yang disebut ekonomi. Manusia sadar akan perlunya hiburan untuk konsumsi jiwanya. Maka lahirlah kebudayaan yang disebut kesenian. Manusia sadar akan perlunya tata-tertib dalam pergaulan hidup sehari-hari, maka lahirlah etika dan adat pergaulan, norma-norma dan aturan-aturan yang mengikat anggota masyarakat. Itulah kebudayaan hukum. Manusia sadar akan perlunya lembaga yang mempunyai kekuasaan yang harus ditaati untuk mengatur masyarakat, yang disebut pemerintah. Timbullah kelompok-kelompok yang membentuk kekuasaan (macht vorming) dan mengerahkan kekuasaan (macht aanwending), untuk dapat membentuk pemerintahan. Maka lahirlah kebudayaan yang disebut politik. Demikianlah Syari'at Islam memberi petunjuk kepada manusia sebagai makhluq sosial dalam kehidupan budaya membangun, budaya ekonomi, budaya hukum, budaya politik dan budaya berkesenian.
Selama ini Syari'at Islam telah dilaksanakan orang banyak dalam konteks sebagai makhluq pribadi dalam hal 'aqidah dan akhlaq, seperti antara lain ibadah puasa yang baru kita laksanakan untuk meningkatkan derajat insan dari beriman menjadi taqwa, yaitu mewujudkan SDM yang berkualitas. Dalam konteks Islam sebagai rahmat sesisi alam, SDM yang berkualitas itu perlu, tetapi belum cukup. Barulah perlu dan cukup apabila Syari'at Islam telah dilaksanakan di Indonesia dalam konteks manusia sebagai makhluq sosial, yaitu Syari'at Islam sebagai petunjuk dalam kehidupan berbudaya. Dan adalah suatu fakta bahwa di Indonesia Syari'at Islam belumlah dilaksanakan sebagai petunjuk dalam kehidupan budaya membangun, budaya ekonomi, budaya hukum, budaya politik dan budaya berkesenian.
Kita berasumsi bahwa sudah banyak yang berhasil puasanya, ibarat bayi yang baru lahir, kembali ke fithrah, sudah terwujud SDM yang berkualitas. Kita berasumsi demikian, sebab jika tidak, maka tidak ada gunaya tulisan ini dilanjutkan, atau bahkan tidak ada gunanya tulisan ini ditulis. Dengan 1 Syawwal sebagai titik tolak, sebagai langkah awal, insan yang telah berhasil puasanya, sudah siap untuk membangun Indonesia, terkhusus melenyapkan musibah multi krisis yang berkepanjangan ini. Tetapi, ada tetapinya. Seperti yang telah dijelaskan di atas SDM yang berkualitas saja belum cukup.
Telah berkumpul para tukang yang terampil, ahli menyusun batu, ahli menyambung kayu, ahli las dsb.nya, berakhlaq baik tidak suka bertikai, bekerja dengan tekun. Namun apabila disain bangunan itu miring ibarat menara Pisa, tentu akan mudah ambruk. Atau walaupun bangunan itu tegak lurus namun titik beratnya lebih tinggi dari titik pusatnya, maka bangunan itu dalam keadaan keseimbangan yang labil (labile evenwicht). Atau bangunan itu dari segi kekuatan dapat dipertanggung-jawabkan, namun demi keindahan hampir semua dindingnya dari kaca. Jika listrik mati, AC tidak berfungsi, maka sangatlah tidak nyaman dalam ruangan karena ruang di dalam dinding kaca itu menjadi perangkap panas.
Demikian pula kedaannya dengan SDM yang berkualitas hasil ibadah puasa yang sudah siap mental dan fisik melenyapkan musibah multi krisis. Apablia disain tata-bermasyarakat dan bernegara berlandaskan paradigma sekularisme, dikhotomi theologi dengan isme-isme, ataupun sekadar isme-isme hasil otak manusia yang diberi bumbu nilai-nilai moral theologi, maka tata-masyarakat dalam negara yang demikian itu, ibarat SDM yang terampil membangun bangunan yang disainnya tidak kuat, tidak nyaman seperti ilustrasi di atas itu.
Alhasil pertanyaan seperti dinyatakan dalam judul di atas: Sesudah Kembali ke Fithrah, Selanjutnya Bagaimana?, dapatlah dijawab dengan kesimpulan seperti berikut:
Tahun baru 1 Januari 2001 adalah langkah awal meluruskan benang kusut multi krisis dengan memberikan nilai-nilai moral theologi dalam isme-isme yang dijadikan paradigma, eh salah, bukan begitu! Pelaksanaan Syari'at Islam dalam konteks petunjuk bagi manusia sebagai makhluq individu yang menghasilkan SDM yang berkualitas, yaitu bertaqwa, kembali ke fithrah, mulai 1 Syawwal 1421 haruslah ditindak lanjuti dengan mewujudkan secara formal (top down) dan informal (bottom up) Syari'at Islam sebagai petunjuk bagi manusia sebagai makhluq sosial dalam kehidupan budaya membangun, budaya ekonomi, budaya hukum, budaya politik dan budaya berkesenian. Sebab ingat SDM dapat merusak sistem, sebaliknya sistem dapat merusak SDM. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 31 Desember 2000
31 Desember 2000
[+/-] |
456. Sesudah Kembali ke Fithrah, Selanjutnya Bagaimana? |
24 Desember 2000
[+/-] |
455. Kajian Terakhir dalam Bulan Ramadhan |
Bulan suci Ramadhan sudah hampir berlalu. Bulan yang dianugerahkan Allah SWT sebagai pinjaman sekali setahun kepada para hambaNya. Betapa tidak, bukankah di dalamnya terletak kewajiban puasa? Dan bukankah ibadah puasa meningkatkan derajat insan dari beriman menjadi taqwa? Taqwa yang melahirkan potensi yang dapat menumbuhkan kemampuan untuk memelihara diri dari segi negatifnya kekuasaan dan penguasaan. Yaitu kekuasaan karena kedudukan dan penguasaan dalam bidang harta dan ekonomi. Bukankah taqwa yang akar katanya dibentuk oleh huruf-huruf: Waw, Qaf, Ya, berarti terpelihara ataupun menjaga diri? Yaitu terpelihara ataupun menjaga diri dari malapetaka melalaikan perintah Allah dan terpelihara ataupun menjaga diri dari malapetaka melanggar larangan Allah!
Bulan suci Ramadhan telah ditentukan Allah sebagai sayyidu l.ayyaam, penghulu dari segala bulan, penawar racun serta bisa yang dikandung oleh bulan-bulan lain. Bulan Ramadhan adalah perangkat halus yang sangat produktif. Dengan amal yang sedikit di dalamnya, Yang Maha Rahim menjanjikan pahala yang berlipat ganda. Dikutip dari Hadits-Hadits RasuluLlah SAW, jangankan kerja keras membanting tulang, jangankan memperbanyak sujud dan ruku', bahkan tidur karena penat bagi orang berpuasa itu adalah ibadah, diam tiada kata sepatah karena menghindari kesia-siaan tutur, itu adalah tasbih. Bila amal-amal itu bertepatan dengan LaylatulQadr, yaitu salah satu di antara sepuluh malam ganjil terakhir Ramadhan, nilai pahalanya lebih baik dari seribu bulan (83 tahun, 4 bulan).
Bulan suci Ramadhan, bukankah di dalamnya itu dinuzulkan Al Quran menjadi petunjuk bagi manusia? Dan bukankah manusia itu sekaligus makhluq pribadi dan makhluq sosial? Allah Yang Maha Tahu menganugerahkan kepada manusia Syari'at Islam sebagai pedoman hidup untuk manusia baik sebagai makhluq pribadi maupun makhluq sosial. Syari'at Islam berisikan aqidah, akhlaq dan tata-cara hubungan antara manusia dengan Khaliqnya dalam kontek manusia sebagai makhluq pribadi. Syari'at Islam berisikan pedoman hidup bagi manusia sebagai makhluq sosial dalam hal kehidupan berbudaya: berpolitik, bersosial, berekonomi dan berilmu dalam mengelola alam sekitar. Khusus dalam hal mengelola alam sekitar Syari'at Islam bukan hanya sekadar memotivasi manusia untuk mengkaji alam, akan tetapi Syari'at Islam juga mengandung petunjuk dalam mengkaji TaqdiruLlah (istilah sekulernya: hukum alam) yang berlaku di alam.
***
Yang berikut ini adalah kajian terakhir dalam bulan Ramadhan. Yaitu petunjuk Syari'at Islam dalam mengkaji terjadinya hujan dan kilat. Firman Allah SWT (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- ALMTR AN ALLH YZJY SHABA TSM YW^LF BYNH TSM YJ'ALH RKAMA FTRY ALWDQ YKHRJ MN KHLALH WYNZL MN ALSMA^ MN JBAL FYHA MN BRD FYSHYB BH MN YSYA^ YKAD SNA BRQH YDZHB BALABSHAR (S. ALNWR, 43), dibaca: alam tara annaLa-ha yuzji- saha-ban tsumma yuallifu baynahu- tsumma yaj'aluhu- ruka-man fataral wadqa yakhruju min khila-lihi- wayunazzilu minas sama-i min jiba-lin fi-ha- min baradin fayushi-bu bihi- may yasya-u wayashrifuhu- 'am may yasya-u yaka-du sana- barqihi- yadzhabu bil absha-r (s. annu-r, 24:43). Beberapa terjemahan:
Tidakkah engkau tahu, bahwa Allah menghalau awan, kemudian mengumpul sesamanya, kemudian menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan turun dari celah-celahnya, Allah menurunkan hujan beku (hujan manik) dari langit dari gunung salju, lalu Allah menumpahkan air itu kepada orang-orang yang dikehendakiNya dan menjauhkanNya dari orang yang dikehendakiNya. Cahaya kilatnya hampir menyambar pemandangan manusia.
Hast thou not seen that it is Allah drives the clouds, then joint them together, then piles them up sothat thou seest rain issue forth from the mids thereof? He sends down from the sky clouds like mountains wherein is hail, and He smites therewith whom He pleases, and turns it away from whom He pleases. The flash of its lightning may well-nigh take away the sight.
Zie gij niet, dat God de wolken voortdrijft, (en) ze daarna verzamelt, (en) ze daarna opeenstapelt, zoodat gij den regen uit haar midden ziet voorkomen? En Hij zendt van de wolken neder wat (als) bergen zijn, waarin hagel is, daarmede treffende wien hij wil en het afwendende van wien Hij wil; de straal van zijn bliksem neemt echter het gezicht weg.
Sebelum pembahasan dilanjutkan akan dikemukakan dahulu perbedaan terjemahan dari "minas sama-i min jiba-lin fi-ha-", yaitu: dari langit dari gunung salju, from the sky clouds like mountains, van de wolken neder wat (als) bergen zijn.
Ha- (nya) pada fi-ha- (di dalamnya) menunjuk pada assama-u (langit). Telah dijelaskan dalam seri-seri yang lalu bahwa langit dalam bentuk mufrad (tunggal), assamaau, berarti ruang angkasa, sedangkan langit dalam bentuk jama', assama-wa-tu, berarti benda-benda yang mengisi ruang angkasa. Artinya gunung itu ada di angkasa. Gunung itu tak lain dari awan yang bertumpuk-tumpuk di angkasa. Maka terjemahan Inggris dan Belanda yang betul, bukan gunung salju, melainkan gunung awan, the sky clouds like mountains, de wolken als bergen zijn. Hal ini perlu ditegaskan lebih dahulu, oleh karena gunung awan yang disebutkan ayat (24:43) mengandung dua hal yang penting. Pertama menunjukkan bahwa Al Quran itu adalah mu'jizat, oleh karena gunung awan itu baru dapat dipantau tentang adanya, setelah orang dapat terbang di angkasa. Sebelumnya, mana bisa gunung awan itu diketahui orang tentang adanya. Kedua, ayat (24:43) mengisyaratkan bahwa terjadinya kilat itu ada keterkaitan dengan barad(un) (hujan es, hail, hagel) di dalam awan yang berbentuk gunung atau gunung awan itu.
Ayat (24:43), mengajarkan kepada kita bahwa terjadinya gunung awan itu melalui tiga tahap. Tahap pertama, awan itu dihalau, tahap kedua setelah dihalau lalu mengumpul, tahap ketiga menumpuk menjadi gunung awan di angkasa, disebabkan oleh bagian tengahnya terangkat vertikal ke atas. Menurut hasil observasi puncak gunung awan itu dapat mencapai ketinggian 8 sampai 10 km di atas angkasa. Dengan demikian daerah puncak gunung awan itu mencapai daerah dingin, sehingga turun hujan dari celah-celahnya. Ini adalah tahap keempat. Pada tahap kelima turun barad (hujan es, hail, hagel).
Air yang membeku melepaskan panas laten (latent heat). Dengan demikian pada tahap kelima yaitu terbentuknya barad dari hujan air, maka sekitar barad itu suhunya lebih tinggi dari daerah gunung awan. Lalu terjadilah loncatan elektron dari daerah dingin ke daerah panas. Atom yang kehilangan elektron akan bermuatan positif dan menjadi lebih ringan. Sedangkan atom yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif dan menjadi lebih berat. Yang bermuatan positif yang lebih ringan bergerak ke atas, sedangkan yang bermuatan negatif yang lebih berat akan bergerak ke bawah. Akumulasi muatan negatif ataupun muatan positif menyebabkan loncatan bunga api listrik, itulah kilat yang menyambar pemandangan manusia. Kilat yang mencambuk udara menjadikan tempat cambukan itu udara menjadi hampa, dan setelah kilat berlalu udara bertaut kembali, ibarat biduk lalu kiambang bertaut. Pertautan udara itu kembali menimbulkan gelegar yang disebut halilintar. Dan seiring dengan itu terbentuklah ozon yang membubung naik ke angkasa membentuk lapisan ozon yang melindungi kita dari gempuran fraksi sinar ultra lembayung dari sinar matahari. Insya Allah perkara ozon ini akan dibicarakan nanti. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 24 Desember 2000
17 Desember 2000
[+/-] |
454. Memperingati NuzululQuran |
Kita mulai dahulu dengan cara menuliskan NuzululQuran. Sesungguhnya terdiri atas dua kata NZL (Nuzulu) dan ALQRAN (AlQuran). Jadi kalau dituliskan secara terpisah dalam huruf Latin, seharusnya Nuzulu AlQuran. Tetapi kalau demikian cara menulisnya maka mengucapkannya menjadi salah. Supaya cara mengucapkannya benar, maka pada umumnya orang menuliskan Nuzulul Quran. Maka bertemulah kita dengan buah si malakama. Dimakan mati ayah, tidak dimakan mati ibu. Dituliskan Nuzulu Al Quran, tulisannya benar, tetapi cara mengucapkannya menjadi salah. Dituliskan Nuzulul Quran cara mengucapkannya benar, tetapi cara menulisnya salah, sebab huruf l terakhir bukan milik Nuzulu, melainkan milik Quran. Maka untuk menghindarkan makan buah si malakama, kita tulisknlah seperti dalam judul di atas NuzululQuran.
***
Dalam rangka memperingati NuzululQuran. kita akan membahas penggalan sebuah ayat, yaitu seperti berikut (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- SYHR RMDHAN ALDZY ANZL FYH ALQRAN HDY LLNAS WBYNT MN ALHDY WALFRQAN (S. ALBQRT, 185), dibaca: syahru ramadha-nal ladzi- unzila fi-hil qur.a-nu hudal linna-si wabayyina-tim minal huda- walfurqa-ni (s. albaqarah), artinya: Bulan Ramadhan, yaitu di dalamnya diturunkan Al Quran, petunjuk bagi manusia, dan kejelasan dari petunjuk itu dan Al Furqan (2:185). Yang dimaksud dengan Al Furqan dalam ayat (2:185) itu menyangkut dengan nilai mutlak. Furqan dibentuk oleh akar yang terdiri dari tiga huruf FRQ (fa, ra, qaf), artinya memotong, memisahkan. Al Furqan berarti pemisah antara yang baik dengan yang buruk, antara yang benar dengan yang salah. Al Furqan adalah petunjuk mengenai akhlaq.
Manusia adalah sekaligus makhluq individu dan makhluq sosial. Sebagai makhluq individu petunjuk itu berupa aqidah dan ajaran akhlaq, serta tata-cara ataupun hukum-hukum yang menyangkut hubungan antara manusia dengan Allah. Sebagai makhluq sosial petujuk itu berupa pedoman operasional dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, serta petunjuk dalam mengkaji sunnatuLlah (istilah sekulernya: hukum alam) dan mengelola alam sekitar. Keseluruhan petunjuk itu disebut Syari'at Islam.
***
Sesungguhnya multi krisis yang melanda sekarang ini berakar dari pelanggaran Syari'at Islam sebabagi petunjuk bagi manusia sebagai makhluq sosial, berupa pedoman operasional dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Orde Baru membangun negara ini dengan strategi akselerasi modernisasi. Konseptor strategi tersebut adalah CSIS, yang dibentengi Ali Murtopo, diotaki oleh mafia Berkely, dengan tokohnya Emil Salim. Strategi itu mempercepat pertumbuhan ekonomi, memperbesar kue pembangunan yang diukur dalam GNP. Maka muncullah para taipan, yaitu konglomerat keturunan yang dekat istana, seperti Liem Siu Liong, yang disusul oleh anak-anak Soeharto, lahirlah kronisme dan nepotisme. Konglomerat keturunan itu dan anak-anak Soeharto memberi imbas kepada para birokrat yang menumbuh suburkan kolusi dan korupsi. Mafia Berkely bersinergi dengan tradisi "kebulatan tekad" yang dimotori oleh Harmoko di bidang politik menjelang setiap pemilihan presiden. Itulah sesungguhnya yang bertanggung-jawab secara moral dan intelektual timbulnya KKN.
Kroni Soeharto itu menguasai peredaran dana sekitar 70%, padahal jumlah mereka tidak cukup 200 orang. Perekonomian yang ditopang oleh para kroni Soeharto itu yang juga mempunyai bank, yang menarik dana dari masyarakat, kemudian diputar oleh perusahaan milik taipan itu pula. Juga meminjam dana dari luar. Tatkala tiba masanya pinjaman itu harus dikembalikan bersama bunganya, maka dollar dikejar-kejar, yang berujung pada krisis moneter. Bersinergi pula dengan kredit macet yang menyebabkan bank-bank sakit parah.
Oleh karena dana itu hanya sekitar 30% yang beredar dalam kalangan pengusaha menengah dan kecil yang jumlahnya ribu-ribuan, maka struktur bangunan perekonomian ibarat kerucut terbalik menjadi sangat rapuh. Lalu dengan ambruknya kebanyakan dari konglomerat itu karena menanggung utang luar negeri yang tak sanggup mereka bayar, maka ambruk pula struktur bangunan perekonmian kita, timbullah krisis ekonomi.
KKN, anak haram yang dilahirkan oleh strategi akselerasi modernisasi, beranak pula yaitu krisis akhlaq dan krisis hukum. Jadi multi krisis itu berakar dari strategi akselerasi modernisasi, penumpukan (konglomerasi) dana pada segelintir konglomerat. Ini bertentangan dengan Syari'at Islam dalam bidang ekonomi dan keuangan, seperti Firman Allah (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- KY LA YKWN DWLT BYN ALAGHNYAa MNKM (S. ALHSYR, 7), dibaca: kay la- yaku-na du-latam baynal aghniya-i mingkum (a. alhasyr), artinya: supaya kedaulatan (ekonomi) itu jangan beredar di kalangan orang-orang kaya di antara kamu (59:7).
Dalam pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid sekarang ini kurang jelas ke mana arahnya kebijakan ekonomi itu, karena tidak ada sinkronisasi di antara para menteri bersangkutan. Rizal Ramli cenderung seperti mafia Berkely, berbaik-baik, bertegur sapa dengan konglomerat, sedangkan Bungaran Siregar, yang sangat memperhatikan petani beras, berteriak-teriak karena kredit mereka tidak keluar-keluar, berhubung perbankan tidak mendukung. Adalah tanggung jawab Wakil Presiden Megawati untuk mempertemukan menteri-menteri bersangkutan dalam satu majelis meja bundar. Namun yang terpenting apabila Syari'at Islam tidak diperhatikan dalam menjalankan roda pemerintahan, maka jangan harap multi krisis dapat ditanggulangi. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 17 Desember 2000
10 Desember 2000
[+/-] |
453. Allah Menurunkan Besi |
Seperti telah dibahas dalam Seri 450, bahwa Syari'at Islam tidak hanya terbatas dalam hal petunjuk bagi manusia dalam kehidupannya berbudaya, melainkan juga Syari'at Islam merupakan petunjuk pula dalam mengkaji TaqdiruLlah (istilah sekulernya: hukum alam), seperti yang telah ditunjukkan misalnya dalam hal petunjuk untuk membuat kriteria dalam klasifikasi bintang-bintang. Yaitu menurut Syari'ah klasifikasi itu berdasar atas kriteria keadaan fisik bintang-bintang yaitu kawkab yang seperti cermin memantulkan cahaya dan najm yang memancarkan sinar sendiri. Seperti telah dibahas dalam Seri 449 klasifikasi bintang-bintang dalam jenis planet dan bintang tetap, berdasar atas kriteria geraknya, sudah ketinggalan zaman, karena tidak sesuai dengan fakta falakiyah.
Judul di atas berbicara pula bahwa Syari'ah menjadi petunjuk dalam mengkaji TaqdiruLlah yaitu yang berhubungan dengan ilmu permesinan, terkhusus dalam ilmu logam, ilmu kekuatan material (sterekte leer, strength of materials) bahkan energi nuklir dalam hubungannya dengan proses pembentukan atom besi, seperti yang akan dibahas berikut ini.
Firman Allah SWT (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- WANZLNA ALHDYD FYH BAS SYDYD WMNAF'A LLNAS (S. ALHDYD, 25), dibaca: wa anzalnal hadi-da fi-hi bi'sun syadi-duw wamana-fi'u linna-s (s. alhadi-d, 57:25), artinya: dan Kami turunkan (adakan) besi, untuk (mendapat) kekuatan yang sangat dan beberapa manfaat bagi manusia (s. besi, 25).
Adapun terjemahan ayat ini diambil dari terjemahan H.Mahmud Junus. Sedangkan yang berikut ini dituliskan dua terjemahan dalam bahasa Inggris berturut-turut oleh Muhammad M. Pikthall dan M.H.Shakir, serta satu terjemahan dalam bahasa Belanda oleh Soedewo. And He revealed iron, wherein is mighty power and (many) uses of mankind. And We have made the iron, wherein a great violence and avantages to men. En Wij hebben het ijzer gemaakt, waarin groot geweld en voordeelen voor de menschen zijn.
Catatan dalam terjemahan bahasa Inggris. Ada ketidak-sesuaian di antara kedua terjemahan Inggris itu, yakni He revealed iron dengan We have made the iron. Yang mana yang benar di antara kedua terjemahan itu? Itulah latar belakangnya mengapa setiap menuliskan Firman Allah selalu ada anak kalimat yang berbunyi: "transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan". Pembaca akan segera tahu mana terjemahan yang benar. Dalam transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan dapat dilihat WANZLNA, jadi terjemahan "We" dan "revealed" yang benar. Alhasil terjemahan itu semestinya: "We revealed iron".
Catatan dalam terjemahan bahasa Belanda. Masih memakai ejaan lama yaitu voordeelen dan menschen, yang dalam ejaan baru dituliskan voordelen dan mensen. Kata gemaakt (telah membuat) dicetak miring dengan catatan pinggir: "Ar. nedergezonden", maksudnya dalam bahasa aslinya yaitu Arab berarti menurunkan.
Catatan dalam terjemahan bahasa Indonesia. Sisipan (adakan) adalah tafsiran dengan maksud agar pembaca dapat mencerna makna ayat dengan "common sense".
Jika disimak keempat terjemahan itu hanya Muhammad M. Pikthall yang menterjemahkan dengan apa adanya, tidak memberi komentar, sayangnya ia salah menterjemahkan dengan He. Ada kesan saya bahwa Pikthall menyerahkan hal itu pada kemajuan ilmu pengetahuan sebagai ilmu bantu untuk dapat menjelaskan makna ANZLNA (revelead) itu. Kalau memang demikian visi Pikthall, yakni menyerahkannya pada kemajuan ilmu pengetahuan sebagai ilmu bantu untuk dapat menjelaskan makna ayat Al Quran, maka visi itulah yang seharusnya yang terbaik. Sebab menyerahkan pada kemajuan ilmu pengetahuan sebagai ilmu bantu untuk dapat menjelaskan makna ayat Al Quran, adalah suatu sikap keimanan bahwa Al Quran itu suatu mukjizat.
***
Saya sendiri menterjemahkan ayat (57:25) seperti berikut: Kami turunkan besi, yang mengandung kekuatan besar dan bermanfaat bagi manusia. Dalam ilmu logam kekuatan besar itu berwujud kekuatan dalam hal menahan beban tarik-tekan, beban lengkung dan puntir serta kekuatan kekerasan permukaan. Paduan (alloy) besi-karbon merupakan kajian tersendiri dalam metalurgi. Mahasiswa mesin yang mengambil sub-program ilmu logam dalam skripsinya, harus mengenal betul, seperti mengenal isi dompetnya, tentang hal kurva dalam sistem sumbu regangan (strain) - tegangan (stress) yang terkait dengan percobaan tarik paduan besi-karbon. Jangan harap akan mendapatkan nilai B apa pula nilai A jika ia terseok-seok dalam menjelaskan kurva regangan-tegangan yang elementer itu, demikian keterangan seorang dosen bergelar Doktor dalam metalurgi.
MNAF'A LLNAS, besi bermanfaat bagi manusia. Adalah kenyataan sejarah bahwa logam besi itu memegang peranan penting dalam sejarah perkembangan kebudayaan dan peradaban ummat manusia. Dinasti Fir'aun, yang menganggap dirinya titisan ataupun penjelmaan dewa Ra, diputuskan oleh dinasti Hyksos (Raja Gembala, dalam Al Quran disebut Al Malik) selama sekitar 150 tahun, karena pasukan Hyksos bersenjatakan besi, sedangkan pasukan Fir'aun hanya bersenjatakan dari material tembaga.
Mengapa dikatakan Allah "menurunkan" besi?! Kata turun dalam Al Quran dibentuk oleh akar kata dari tiga huruf: NZL (nun, zay, lam). NZL dalam Al Quran dipergunakan untuk hal yang abstrak dan konkret. Penggalan ayat (57:25) yang dikutip di atas itu didahului oleh penggalan: WANZLNA M'AHM ALKTB WALMyZAN LYQWM ALNAS BALQSTH, dibaca: wa anzalna- ma'ahumul kita-ba wal mi-za-na liyaqu-man na-su bil qisthi, artinya: dan Kami turunkan Kitab beserta mereka (para Rasul), supaya manusia konsisten di atas keadilan. Kitab diturunkan dari alam ghaib ke alam syahadah (alam nyata, physical world). NZL, turun dalam hal ini bermakna abstrak. Sedangkan NZL dalam hal besi diturunkan bermakna konkret di alam nyata. Dalam ilmu falak gerak dari angkasa luar menuju bumi disebut "turun" oleh manusia di atas bumi. Dalam makna konkret "naik" berarti keluar dari bumi dan "turun" berarti menuju ke bumi.
Menurut ilmu pengetahuan kontemporer dalam hal energi yang dibutuhkan dalam proses pembentukan satu butir atom besi, besarnya adalah empat kali dari seluruh energi yang terdapat dalam sistem tata-surya (matahari dan satelit-satelitnya). Jadi tidak mungkin menurut TaqdiruLlah pembentukan atom besi itu berproses di bumi ini. Artinya besi itu dijadikan Allah di luar bumi, bahkan di luar tata-surya. Itulah makna Allah menurunkan besi, artinya Allah mendatangkan besi dari luar bumi. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 10 Desember 2000
26 November 2000
[+/-] |
451. Puasa Bukan Hanya Sekadar Overhaul |
Dari waktu ke waktu efisinsi mesin-mesin pabrik berangsur merangkak turun. Dalam rentang waktu tertentu efisiensi itu sudah demikian rendahnya, sehingga dalam sistem sumbu produksi-biaya, pabrik beroperasi di bawah titik impas (break even point), yaitu harga jual terletak di bawah biaya total pada sumbu biaya, maka merugilah pabrik itu. Itulah sebabnya dalam rentang waktu tertentu diadakan overhaul atau turun mesin. Dalam dunia permesinan istilah overhaul ini sudah dianggap kosa kata Indonesia, seperti juga misalnya dengan istilah network planning. Overhaul lebih disukai untuk dipergunakan berhubung istilah turun mesin lebih panjang.
Pada waktu overhaul, mesin-mesin pabrik dirawat secara besar-besaran, sehingga mesin-mesin itu meningkat lagi efisiensinya, namun tentu saja kepulihan mesin-mesin itu tidak mungkin mencapai kondisi seperti dalam keadaan baru sama sekali. Setelah beberapa kali overhaul, mesin itu menjadi tua dan harus diganti dengan yang baru. Untuk itu dalam perhitungan biaya harus disisihkan secara periodik sejumlah dollar untuk membeli mesin yang baru, pengganti yang sudah tua. Tentu pembaca sudah maklum mengapa sejumlah dollar, bukan sejumlah rupiah.
Demikianlah pada waktu overhaul pabrik berpuasa, yang seperti kita lihat untuk memulihkan kondisi mesin-mesinnya, sehingga dengan berpuasa kinerja pabrik itu meningkat kembali. Eloklah kiranya para elit politik baik eksekutif maupun legislatif serta para pengamat politik dan ekonomi mengadakan overhaul, berhenti dahulu bicara, introspeksi, untuk meningkatkan kinerja buah pikiran dan perbuatannya. Sebab menurut hisab setelah nanti matahari terbenam masuklah 1 Ramadhan 1421 H.
***
Pada manusia berpuasa bukan hanya sekadar overhaul mekanisme metabolisme di siang hari. Memulihkan kinerja mekanisme metabolisme itu penting tetapi belum cukup. Sebab manusia itu terdiri atas tiga perangkat, yaitu perangkat kasar yang dalam bahasa Makassar disebut rupa tau, perangkat halus disebut ilalanganna taua dan perangkat sangat halus disebut ma'nassa tau. Dalam bahasa Al Quran disebut jasmani, nafsani dan ruhani, yang berasal dari akar kata JSM, NFS, RWH, jism(un), nafs(un), ruwh(un). Dalam bahasa lisan (un) tidak diucapkan. Overhaul untuk meningkatkan kinerja mekanisme metabolisme pada level jasmani. Nafs(un) menjadi sumber dua kosa kata Indonesia nafsu dan nafas. Nafsu mengalami pergeseran makna menjadi negatif. Jasmani dan nafsani dapat dipelajari, sehingga ada ilmu jasmani dan ilmu nafsani. Dalam bahasa gampangan ilmu nafsani disebut ilmu jiwa atau psikologi (ilmu psi). Tidak ada ilmu ruhani, karena ruh itu rahasia, tidak dapat dipelajari. Firman Allah SWT (transliterasi huruf demi huruf, demi pertimbangan keotentikan):
-- WYS^LWNK 'AN ALRWH QL ALRWH MN AMR RBY WMA AWTYTM MN AL'ALM ILA QLYLA (S. BNYASRA^YL, 85), dibaca: wayas.alu-naka 'anir ru-hi qulir ru-hu min amri rabbi- wama- u-ti-tum minal 'ilmi illa- qali-la- (S. bani-isra-i-l), artinya: mereka (orang-orang Yahudi) bertanya kepadamu tentang ruh, katakan ruh itu urusan Maha Pemeliharaku, tidaklah kamu diberi ilmu kecuali sedikit (17:85). Dalam ungkapan sehari-hari nafsani ditinggalkan, maka menjadilah jasmani dan rohani.
Pada level jasmani ada QLB, yaitu jantung. Menurut RasuluLlah SAW kalau jantung itu rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Itu dalam level jasmani. Pada level nafsani juga ada QLB, yang dalam level ini QLB ini diadopsi menjadi kosa kata Indonesia qalbu. (Saya menyimpang dari EYD, saya tulis huruf pertama dengan "q" bukan "k", karena rasanya tidak etis dalam rasa bahasa, berhubung kalbu berarti anjing). Dalam level nafsani ini berlaku pula sabda Nabi Muhammad SAW kalau QLB itu rusak maka rusaklah jiwa manusia itu.
QLB dalam level nafsani terdiri atas LB, diucapkan lub(bun), dan HWY, diucapkan hawa-. Komponen-komponen lub adalah SHDR, diucapkan shadr(un), yaitu rasa dan FWAD, diucapkan fua-d(un), yaitu rasio. Orang yang jiwanya dapat menyeimbangkan rasa dan rasionya disebut AWLW ALBAB, dibaca ulul alba-b. Hawa adalah bagian dari qalbu yang melancarkan impuls iradah untuk mempertahankan diri, yaitu naluri biologis berupa kemauan makan, minum dan sex. Kalau lapar timbul impuls iradah untuk makan, kalau haus timbul impuls iradah untuk minum, kalau diserang timbul impuls iradah untuk melawan kalau berani, langkah seribu kalau takut. Impuls sex untuk mempertahankah jenis melanjutkan keturunan. Persamaan antara manusia dengan binatang ialah sama-sama mempunyai hawa, sedangkan perbedaannya manusia mempunyai lub (populer dengan istilah akal). Dalam kosa kata Indonesia makan, minum dan sex diimbuhkan dengan nafsu, yaitu nafsu makan, nafsu minum dan nafsu sex. Dalam hal yang terakhir ini terkadang ditinggalkan sexnya, maka menjadilah nafsu semata. Itulah sebabnya maka dikatakan tadi di atas nafsu mengalami pergeseran makna menjadi negatif.
Dalam bidang psikologi yang bernuansa kekafiran dari Sigmun Freud memperkenalkan Id yang berkarakteristik seksual. Mengapa dikatakan bernuansa kekafiran, oleh karena Freud (diucapkan froid) menganggap Id itu segala-galanya yang menjadi penentu internal manusia. Sama dengan Karl Marx dalam doktrin sosialismenya yang menganggap kondisi perekonomian yang menjadi penentu eksternal manusia. Ajaran kekafiran Freud dan Marx menjadikan manusia itu budak sepenuhnya, budak internal oleh Id dan budak eksternal oleh kondisi perekonomian. Dalam Seri 446 yang berjudul Protokol-Protokol Zionisme, edisi 22 Oktober 2000 telah disebutkan bahwa Zionisme aktif menyebarkan faham-faham kekafiran untuk merusak generasi muda dalam kalangan orang-orang beriman.
Dalam berpuasa lub dilatih untuk mampu mengendalikan hawa. Mengendalikan bukan melumpuhkan, karena manusia itu perlu untuk mempertahankan dirinya. Orang yang memuja psikologi Freud dengan Idnya, Marx dengan sosialismenya, tentu berpuasa tidak arti baginya, karena Idlah yang mengendalikan manusia dari dalam, serta kondisi perekonomianlah yang mengendalikan manusia dari luar. Bagi ummat Islam akan terjadi kerancuan berpikirnya jika di satu pihak pemikirannya menerima teori Idnya Freud dan meyakini teori sosialismenya Marx, sedangkan pada sisi lain pemikirannya menerima pula bahwa berpuasa dapat mengendalikan impuls naluri biologisnya. Itulah hikmahnya mengapa puasa hanya ditujukan kepada orang-orang beriman yang membersihkan alam pemikirannya dari teori-teori kekafiran Idnya Freud dan sosialismenya Marx. Firman Allah SWT (transliterasi huruf demi huruf, demi pertimbangan keotentikan):
-- YAYHA ALDZYN AMNWA KTB 'ALYKM ALSHYAM KMA KTB 'ALY ALDZYN MN QBLKM L'ALKM TTQWN (S. ALBQRT, 183), dibaca: ya- ayyuhal ladzi-na a-manu- kutiba 'alaykumsh shiya-mu kama- kutiba 'alal ladzi-na ming qablikum la'allaku tattaqu-n (s. albaqarah), artinya: hai orang-orang beriman, telah diwajibkan atasmu berpuasa, seperti telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu taqwa (2:183).
Besok siang mulailah kita berpuasa untuk meningkatkan diri masing-masing dari beriman menjadi bertaqwa, insya-Allah WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 26 November 2000
19 November 2000
[+/-] |
450. Nabi Muhammad SAW dan Nabi 'Isa AS |
Nabi Muhammad SAW adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah SWT seperti juga nabi 'Isa AS. Keduanya sama-sama mempunyai tugas sebagai pembawa ajaran dari Allah SWT kepada umat manusia. Apa yang dibawa oleh mereka berdua itu pada prinsipnya dasarnya memang sama, yaitu mengajarkan tauhid dan penyembahan kepada Allah SWT serta mengajarkan bagaimana cara menyembah-Nya dan menyampaikan peratuan-peraturan-Nya kepada umat
manusia.
Orang yang mengikuti apa yang diajarkan oleh nabi 'Isa AS tidak akan masuk neraka, sebagaimana mereka yang mengikuti ajaran nabi Muhammad SAW tidak akan masuk neraka. Semua pengikut ajaran Nabi 'Isa AS akan masuk surga, selama mereka tunduk dan patuh kepada ajaran yang dibawa oleh nabi 'Isa AS dan bersumber dari Allah SWT.
Siapa Yang Masuk Neraka ? Yaitu mereka yang ingkar kepada apa yang diajarkan oleh masing-masing nabi itu, terutama kepada hal-hal yang mendasar, tentu saja niscaya masuk neraka. Misalnya, bila ada dari kalangan Islam yang mengingkari satu ayat saja dari ayat-ayat Al-Quran, atau mengingkari kebenaran datangnya hari pembalasan, maka keislamannya gugur dengan sendirinya, sehingga yang mengingkari itu akan masuk neraka. Demikian juga halnya bila ada umat nabi 'Isa AS yang mengingkari kenabian beliau bahkan mendaulatnya menjadi tuhan selain Allah, mengubah injil dengan menambah atau menguranginya, meyakini bahwa Allah itu punya anak dan seterusnya, padahal nabi 'Isa AS tidak pernah mengajarkan hal-hal yang demikian, tentu saja gugurlah keimanan orang itu dan pantas masuk neraka.
Demikianlah, tidak semua orang nasrani masuk neraka, ada banyak diantara mereka yang masuk surga, yaitu yang menjaga keaslian ajaran nabi 'Isa AS, tidak menuhankannya serta setia terhadap pesan-pesan beliau, tidak mengikuti penipu Paulus yang merusak ajaran tauhid yang diajarkan nabi 'Isa AS.
Informasi tentang nabi terakhir yaitu nabi Muhammad SAW, banyak para pendeta serta rahib dari kalangan nasrani yang menantikan kedatangan Nabi Muhammad SAW. Salah satunya yang bernama Bahira yang tinggal di negeri Syam dan sempat bertemu dengan Muhammad yang saat itu masih kecil, yang mengikuti paman beliau Abu Thalib yang berdagang ke Syam. Bahira mengetahui dari ciri-ciri kenabian yang ada pada bocah kecil itu sebagaimana yang tertera dalam Kitab Suci Taurat dan Injil. Bahira memberi nasihat kepada Abu Thalib segera pulang ke Makkah, kuatir akan keselamatan bocah kecil itu. Tanpa memperhitungkan kerugian dagangannya yang belum laku semua, Abu Thalib segera pulang ke Makkah.
Hanya karena rasa dengki dari sebagian orang Yahudi yang hatinya kotor sajalah yang mencoba mengingkari hal kenabian Muhammad SAW, sehingga ketika nabi Muhammad SAW muncul dari jazirah Arabia menjadi nabi, mereka mengingkari bahkan berusaha membunuh beliau.
Ada banyak sekali tudingan dari mereka yang kurang bersih hatinya terhadap diri dan pribadi nabi Muhammad SAW. Misalnya tuduhan bahwa Muhamamd itu tukang kawin, haus darah, penyebar kebencian, barbar dan salah satunya adalah bahwa beliau pernah dibaptis. Tentu semua tuduhan ini harus didasarkan kepada data sejarah yang otentik, bukan sekedar asal tuduh saja. Sebab akan menjadi fitnah terhadap orang yang tidak bersalah. Bukankah ajaran nasrani sangat menekankan untuk tidak menfitnah orang, apalagi menuduh dengan tuduhan palsu?
Ajaran Islam tidak pernah menghina nabi 'Isa AS. Bahkan menghina nabi 'Isa AS termasuk hal-hal yang merusak aqidah dan bisa menggugurkan ke-Islaman. 23:37 1/29/05Sebab dalam ajaran Islam, nabi 'Isa AS itu adalah seorang nabi yang harus dimuliakan, haram hukumnya menghina seorang nabi. Namun tidak sedikit di antara para pendeta dan orang-orang yang mengaku sebagai pengikut nabi 'Isa AS yang menghina nabi Muhammad SAW serta memfitnah beliau atas perbuatan yang dituduhkan kepada beliau yang tidak pernah beliau lakukan. Mengapa mereka masih merasa menjadi pengikut nabi 'Isa AS, sementara mulut mereka penuh dengan caci maki dan fitnah kepada nabi Muhammad SAW?
Dan yang paling penting, apakah pernah nabi 'Isa AS mengajarkan pembaptisan manusia ? Bukankah upacara pembaptisan itu datang kemudian, bahkan lebih merupakan ritual yang diadopsi oleh Paulus dari paganisme puak-puak Eropa di pesisir Laut Tengah? Bukankah nabi 'Isa AS tidak pernah menyebutkan diri beliau naik pangkat menjadi tuhan, tidak pernah beliau meminta manusia untuk menyembah diri beliau? Bukankah nabi 'Isa AS mengajarkan bahwa tuhan itu hanya satu, yaitu Allah, bukan tiga di dalam satu dan satu di dalam tiga? Firman Allah:
-- LQD KFR ALDZYN QALWA AN ALLH TSALTS TSLTSt (S. ALMAaDt, 5:73), dibaca: laqad kafaral ladzi-na qa-lu- innaLla-ha tsa-litsu tsalatsatin (s. alma-idah), artinya: Sesungguhnya telah kafirlah mereka yang berkata: Sesungguhnya Allah yang ketiga dari tiga. WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 19 November 2000
12 November 2000
[+/-] |
449. Gerak Bintang-Bintang dan Klasifikasi Bintang-Bintang Menurut Syari'at Islam |
Seperti telah dikemukakan dalam Seri 445 bahwa dahulu-kala orang menyangka bumi dipayungi oleh bola langit yang memutari bumi. Pada bola langit itu melekat bintang-bintang, sehingga jarak antara bintang-bintang itu tetap, lalu dinamakanlah bintang-bintang tetap. Dalam seri yang lalu telah dijelaskan bahwa Koppernigk menempatkan bintang-bintang tetap itu sebagai anggota tata surya yang berada jauh di luar mengedari matahari.
Dalam abad ke-18, para cerdik pandai ilmu falak mendapatkan bahwa hasil-hasil pengamatan mereka terhadap bintang-bintang tetap itu sudah tidak cocok lagi dengan katalog bintang-bintang tetap yang dipetakan oleh Claudius Ptolemaeus dalam Al Magest. Perpindahan letak bintang-bintang itu mereka namakan dengan "gerak sendiri" (eigenbeweging). Anehnya predikat "tetap" masih melekat pada bintang-bintang itu. Gerak sendiri dari suatu bintang dalam arah radial (mendekat ataupun menjauh) dari bumi kita tidak dapat diobservasi langsung. Dengan pertolongan spectroscoop, dapat dilihat pada spektrum setiap bintang terdapat beberapa garis gelap. Sebuah TaqdiruLlah yang diungkapkan oleh Christian Johann Doppler (1803 - 1853), yang dalam ilmu fisika disebut dengan efek Doppler, yaitu bilangan getar gelombang udara (baca: bunyi) ataupun gelombang elektromagnet (baca: cahaya) akan meninggi jika sumber bunyi ataupun sumber cahaya mendekat, sebaliknya merendah jika menjauh. Maka garis gelap pada spektrum suatu bintang yang bergerak mendekat, akan bergeser ke arah lembayung (bilangan getarnya tertinggi dalam spektrum), sebaliknya akan bergeser ke arah merah (bilangan getarnya terendah dalam spektrum), jika bintang itu menjauh. Makin jauh garis gelap itu bergeser dari posisi normal, makin cepat gerak sendiri dari bintang itu.
Sekelompok bintang disekitar Wega gerak dirinya -20 km per detik, sedangkan sekelompok bintang dekat Sirius yang letaknya pada belahan bola langit 180 derajat dari Wega, mempunyai gerak diri +20 km per detik (tanda - dan + menunjukkan gerak mendekat dan menjauh). Apa artinya itu? Pertama, matahari mempunyai gerak diri yang diikuti semua satelitnya mendekati Wega sambil menjauh dari Sirius dengan laju 20 km per detik. Jadi satelit-satelit matahari mempunyai kombinasi gerak mengedari matahari sambil mengikuti gerak matahari menuju Wega. Kedua, matahari hanyalah sejenis bintang, seperti bintang-bintang tetap yang lain. Pada umumnya gerak diri bintang-bintang terletak antara 20 hingga 60 km per detik. Sangat jarang bintang yang mempunyai gerak diri 100 km per detik. Maka gugurlah teori Koppernigk yang menganggap matahari tidak bergerak dan merupakan pusat alam.
Menurut mitologi (dongeng dewa-dewa) Yunani Hercules menepis air susu ibunya hingga terpancar ke bola langit, yang kelihatan seperti tebaran kabut susu. Lalu dinamakanlah kabut susu itu dengan Milky Way (Melk Weg). Ternyata setelah didapatkannya telescoop kabut susu itu tidak lain dari jutaan bintang-bintang tetap. Sir William Herschel (1738 - 1822) mempelajari kepadatan bintang sekeliling matahari, yang kemudian diteruskan oleh J.C.Kapteyn (1851 - 1922). Tujuannya ialah untuk mengetahui apakah Milky Way itu merupakan sistem kelompok bintang yang terbatas atau tidak. Dari hasil observasi dapatlah dibuat grafik yang menunjukkan hubungan antara kepadatan bintang dengan jarak bintang dari matahari. Dengan demikian dapatlah ditentukan ke segala arah jarak di mana kerapatan bintang nol. Itulah batas dari tata bintang (galaxy) Milky Way. Dari grafik itu dapatlah pula diketahui bentuk galaxy Milky Way, yaitu berbentuk lensa cembung ataupun ibarat dua piring saling ditelungkupkan. Diameternya sekitar 90-ribu tahun cahaya, tebalnya sekitar 15-ribu tahun cahaya. Menurut hasil obseravasi observatorium Mount Wilson jumlah anggota galaxy Milky Way sekitar 1500-juta bintang. Matahari terletak sekitar 30-ribu tahun cahaya dari pusat galaxy Milky Way. Titik pusat galaxy Milky Way bukanlah pusat alam semesta karena terdapat pula jutaan galaxies.
Ruang antar bintang diisi oleh dukhan. Walaupun dukhan itu zat yang tipis, namun karena volumenya besar tersebab mengisi ruang antar bintang, maka massanya sangat besar ketimbang massa bintang-bintang. Itulah sebabnya maka dukhan mengontrol gerak bintang-bintang. Dukhan membawa hanyut bintang-bintang mengelilingi titik berat galaxy Milky Way dengan kecepatan 450 km per detik, dalam waktu sekali edar sekitar 224-juta tahun. Matahari tidak hanyut begitu saja, melainkan “berenang” oleh gerak sendiri dengan kecepatan 24 km per detik menuju Wega. Karena berenang itu, maka matahari menyedot dukhan.
Dalam seri yang lalu telah dikemukakan: "Namun teori tidak bergeraknya matahari dari Koppernigk ditentang oleh isyarat ayat (36:40) yang ditutup dengan tiap-tiap sesuatu berenang dalam falaknya. Masih diperlukan kemajuan ilmu falak untuk dapat menjelaskan isyarat ayat (36:40)." Atas jerih payah Herschel dan Kapteyn memajukan ilmu falak, maka dapatlah ilmu falak itu dijadikan ilmu bantu untuk dapat menghayati makna penutup ayat (36:40). Demikian pula seperti yang telah dikemukakan dalam Seri 444 bahwa dari hasil observasi (berupa foto) gerhana matahari penuh tahun 1878, yang menunjukkan bahwa matahari menyedot dukhan sejauh 8-juta km karena "berenang" dalam dukhan, dapat dipakai sebagai ilmu bantu untuk dapat memahami kata YSBHWN, dibaca yasbahu-n dalam (36:40). Sepanjang apa yang saya pernah baca mengenai terjemahan Al Quran (bhs Indonesia, Belanda, Inggris, Jerman), tidak ada yang menterjemahkan YSBHWN dengan berenang, pada hal akar kata YSBHWN adalah sin-ba-ha [SBh] artinya berenang.
***
Klasifikasi bintang-bintang berdasarkan kriteria geraknya, yaitu bintang tetap dan planet, sudah tidak relevan lagi dengan kemajuan ilmu falak. Sesungguhnya ada petunjuk dari Syari'at Islam tentang kriteria klasifikasi bintang-bintang. Firman Allah SWT (transliterasi huruf demi huruf):
-- ALZJAJT KANHA KWKB (S. ALNWR, 35), dibaca: azzuja-jatu kaanha- kawkab (s. annu-r) artinya: gelas itu seperti bintang kawkab (24:35).
-- ALNJM ALTSAQB (S. ALTHARQ, 3), dibaca: annajmuts tsa-qib (s. aththa-riq), artinya: bintang najm bersinar cemerlang (86:3). Jadi menurut Syari'ah kriteria klasifikasi bintang bukan pada geraknya, melainkan sifat fisiknya, yaitu kawkab tidak bersinar, hanya memantulkan cahaya seperti gelas, dan najm bersinar cemerlang, mempunyai cahaya sendiri. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 12 November 2000
5 November 2000
[+/-] |
448. Tata Surya |
Seri ini lanjutan dari Seri 445. Sengaja diperlambat karena digeser oleh Zionisme Israel dan sanksi potong tangan. Filosofi Aristoteles tentang alam semesta mengatakan bahwa bumi adalah pusat alam. Di langit serba indah dan sempurna dan karena gerak lingkaran beraturan adalah gerak yang indah dan sempurna maka benda-benda langit beredar menge-lilingi bumi dengan gerak lingkaran beraturan.
Pada permulaan abad ke-7 Miladiyah Al Quran memberikan isyarat, yang artinya: Matahari tidak sepatutnya mengejar bulan dan malam tidak sepatutnya mendahului siang, tiap-tiap sesuatu berenang dalam falaknya (36:40). (Tidak ditulis-kan transliterasi, karena sudah dikemukakan dalam Seri 445). Umar Khayyam (meninggal 1123 Miladiyah) seorang pakar dalam matema-tika dan astronomi. Ia menciptakan sebuah sistem matematika yang disebutnya al Khiyam. Ia membuat peta bintang-bintang dari hasil mengobservasi langit. Ia juga memfokuskan perhatiannya pada ayat-ayat Al Quran yang berhubungan dengan matahari, bulan dan bintang-bintang, yang antara lain isyarat ayat (36:40). Ia menyimpulkan bumilah yang mengedari matahari dengan menangkap isyarat ayat (36:40). Demikianlah Umar Khayyam tiga abad mendahului Niklas Koppernigk (1473 - 1543) mengenai perihal bumi mengedari matahari.
Filosofi Aristoteles sudah tidak dapat dipertahankan lagi oleh hasil observasi tentang kelakuan planet yang tidak mengikuti gerak lingkaran beraturan. Apologi dengan cara menambah lingkaran pembantu menyebabkan bertumpuknya lingkaran-lingkaran. Koppernigk yang sudah jengkel dengan tumpukan lingkaran pembantu itu memberontak terhadap separuh dari filosofi Aristoteles. Bumi bukanlah pusat alam. Mataharilah yang sesungguhnya tidak bergerak dan merupakan pusat alam. Bumi termasuk planet seperti kelima planet yang lain mengedari matahari. Juga bintang-bintang tetap yang jauh di luar mengedari matahari. Seperempat dari filosofi Aristoteles masih dianutnya, yaitu gerak lingkaran beraturan. Matahari terletak pada titik pusat semua lingkaran dari lintasan peredaran planet-planet dan bintang-bintang tetap. Ternyata kemudian hari diungkap bahwa lintasan planet-planet itu bukan lingkaran melainkan elips dan matahari terletak pada salah satu titik api elips itu (elips punya dua titik api).
Ia membangkang pula terhadap seperempat sisa dari filosofi Aristoteles, yaitu bukan hanya di langit, tetapi di bumi ini ada juga gerakan indah yang sempurna. Yaitu bumi berpusing pada sumbunya dari barat ke timur menurut gerak lingkaran beraturan. Karena itu semua benda langit kelihatannya terbit di timur dan terbenam di barat. Matahari dengan enam buah planet yang mengedarinya membentuk sistem yang disebut tata surya. Ke enam planet itu berturut-turut dari yang terdekat ke yang terjauh dari matahari yaitu: Mercurius (Utarid), Venus (Bintang Timur, Kejora), Bumi, Mars (Marikh), Jupiter (Mustari) dan Saturnus (Zuhal).
Koppernigk berumur 30 tahun tatkala menulis buku Revolutio Orbium (revolusi orbit) tentang tata surya. Namun buku itu dipendam selama 40 tahun baru dipublikasikan (1543) yaitu tahun ia tutup usia. Pada mulanya buku itu tidak menarik perhatian. Barulah puluhan tahun kemudian menjadi perhatian utamanya dari Gereja Katolik, ketika tiga orang pakar astronomi, yaitu Galileo Galilei (1564 - 1642), Tsycho Brahe (1546 - 1601) dan Johannes Kepler (1571 - 1630) asisten dan pengikut Brahe. Ketiganya melakukan pleodoi yang sengit membela teori Koppernigk. Galileo yang paling bersemangat di antara ketiganya, sehingga ia harus berurusan dengan Inquisitie Gereja Katolik Roma. Galileilah yang mula pertama memakai telescoop.
William Herchel (1738 - 1822) dalam 1781 dengan telescoop cermin (selama ini dipakai telescoop lensa) mendapatkan sebuah bintang yang bentuknya aneh, yaitu berbentuk cakram. Ternyata itu adalah sebuah planet yang baru dikenal, diberilah ia bernama Uranus. Para ahli falak mendapatkan bahwa lintasan Uranus menyimpang dari SunnatuLlah yang diungkapkan oleh Kepler dan Newton (ungkapan sekulernya: Hukum Kepler dan Hukum Gravitasi Newton). Dengan pengamatan yang lebih teliti pada 1840 diperoleh penyimpangan 2 menit busur (sekitar 1/15 dari diameter bulan). Leverrier (1811 - 1877) menyimpulkan bahwa perbedaan antara teori dengan hasil observasi itu disebabkan masih adanya planet lain di luar Uranus, yang kemudian ternyata dapat ditangkap telescoop, diberilah ia bernama Neptunus. Hasil observasi lintasan Neptunus juga menyimpang dari teori sekitar 4 detik busur (1/450 dari diamter bulan). Dalam 1915 Percival Lowell (1855 - 1916) dengan perhitungan dapat menentukan lintasan planet yang menyebabkan penyimpangan itu. Akhirnya dalam 1930 dapatlah difoto planet terluar ini, ia diberi bernama Pluto. Demikianlah jumlah planet dalam tata surya ada sembilan, lima buah dapat ditangkap dengan mata kasar empat buah harus dengan memakai telescoop.
Di samping kesembilan planet itu didapatkan pula sekitar 1500 buah "planetoid" (batu-batu angkasa), yang terbesar hanya 100 km. Planetoid ini bertempat pada lintasan antara Mars dengan Jupiter diduga bekas sebuah planet yang berantakan. Sewaktu-waktu batu-batu angkasa ini lepas dari orbitnya dan kesasar di bumi, itulah dia meteor. Oleh lapisan atmosfer bumi meteor itu terbakar, yang pada malam hari kelihatan seperti bintang beralih. Jenis anggota tata surya yang terakhir dikenal disebut komet, mengedari matahari dengan lintasan elips yang sangat lonjong, jika mendekat ke matahari tumbuh ekornya yang panjang. Diperkirakan jumlah komet ini sekitar ratusan miliyar banyaknya. Salah satu yang terkenal sejak tahun (77) seb.M bernama van Halley yang muncul menampakkan diri setiap 87 tahun.
***
Alhasil isyarat Al Quran dalam ayat (36:40), "malam tidak sepatutnya mendahului siang", sudah dapat dijelaskan. Terjadinya malam dan siang akibat gerak melingkar, bumi berpusing pada sumbunya. Gerak melingkar tak tentu ujung pangkalnya, mana yang dahulu mana yang kemudian. Tak tentu mana yang dahulu siang atau malam, artinya tidak patut dikatakan malam mendahului siang. Israiliyat yang mengatakan bahwa Tuhan pada mulanya menciptakan malam, kemudian baru menciptakan siang digugurkan oleh fenomena bumi berpusing pada sumbunya. Teori Keppernigk yang mengatakan matahari diam, kelihatannya dapat menjelaskan isyarat ayat (36:40), "matahari tidak sepatutnya mengejar bulan". Mana ada yang diam yang dapat mengejar. Namun teori tidak bergeraknya matahari dari Koppernigk ditentang oleh isyarat ayat (36:40) yang ditutup dengan "tiap-tiap sesuatu berenang dalam falaknya". Masih diperlukan kemajuan ilmu falak untuk dapat menjelaskan isyarat ayat (36:40). Insya Allah akan dibahas dalam seri yang akan datang. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 5 November 2000
3 November 2000
[+/-] |
452. Upaya Konstitusional Penegakan Syari'at Islam |
Pada hari Ahad, 30 Sya'ban 1421 H, 26 November 2000 M diselenggarakan Musyawarah Ummat Islam dalam rangka Pembentukan Komite Persiapan Penegakan Syari'at Islam (KPPSI) Makassar bertempat di Gedung Lestari 45. Keesokan harinya kita mengapresiasi, menikmati penegakan rukun keempat dari Syari'at Islam, yaitu puasa Ramadhan. Hari ini kita sedang bersaum memasuki hari yang ketujuh. Organsiasi-organisasi da'wah sebagai pressure group yang segera direspons secara positif oleh Pemerintah Kota, telah berhasil menciptakan iklim kondusif untuk melaksanakan rukun keempat ini. Suasana kondusif yang dimaksud adalah tempat-tempat maksiyat, yang juga menjadi pasar gelap transaksi narkoba, telah ditutup atas perintah (bukan himbauan) Pemerintah Kota. Penutupan tempat-tempat maksiyat itu di samping menciptakan iklim kondusif untuk melaksanakan ibadah puasa, menegakkan rukun keempat Syari'at Islam, juga membawa kelegaan bagi para isteri-isteri, meredakan pertengkaran (saya banyak menerima keluhan-keluhan pertengkaran itu) baik yang muslim maupun yang non muslim. Yaitu suami-suami mereka yang ketagihan ke night club, pemicu pertengkaran-pertengkaran rumah tangga itu, kini dapat bersantai-santai, berhandai-handai dengan anak isteri sepulang shalat tarwih (bagi yang muslim), ataupun sesudah makan malam (bagi yang non-muslim). Isteri-isteri itu tidak lagi kesal menunggu-nunggu suaminya pulang larut malam dari night club. Demikianlah suasana Ramadhan ini membawa pula himbas kerukunan dalam kehidupan berumah tangga bagi para non-muslim.
***
Dalam Musyawarah Ummat Islam dalam rangka Pembentukan Komite Persiapan Penegakan Syari'at Islam (KPPSI) Makassar seperti disebutkan di atas itu, saya adalah salah seorang penyaji dalam diskusi mengenai topik: Taktik dan strategi KPPSI Sulawesi Selatan Dalam Penegakan Syari'at Islam.
Saya mulai dengan mengemukakan dalam diskusi itu bahwa taktik dan strategi penegakan Syari'at Islam haruslah berpedoman pada Syari'at Islam itu sendiri, yaitu Firman Allah SWT (translitersi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- WLTKN MNKM UMT YD'AWN ILY ALKHYR WY^MRWN BALM'ARWF WYNHWN 'AN ALMNKR (S. AL'AMRAN, 104), dibaca: waltakum mingkum ummatun yad'u-na ilal khayri waya'muru-na bilma'ru-fi wayanhawna 'anil mungkari (s. ali 'imra-n), artinya: Mestilah ada di antara kamu yang mengajak kepada kebajikan, dan memerintahkan berbuat baik serta mencegah kemungkaran (3:104). Syari'ah ini menunjukkan dua hal yang sifatnya berbeda, yaitu pertama mengajak dan kedua memerintahkan serta mencegah. Orang yang mengajak tidak mempunyai wewenang atau kekuasaan terhadap orang yang diajaknya. Ibarat di luar kantor oknum gubernur mengajak oknum bupati pergi mancing. Orang yang memerintahkan mempunyai wewenang atas orang bawahannya. Ibarat gubernur mempunyai wewenang untuk memerintahkan sesatu kepada bupati dalam batas wewenangnya.
Waltakum mingkum ummatun dalam ayat di atas menunjukkan ummat Islam harus membentuk kelompok ataupun organisasi dari jenis yang bersifat mengajak dan kelompok ataupun organisasi dari jenis yang memerintahkan serta mencegah. Pembentukan kedua jenis organisasi itu wajib hukumnya oleh karena ayat (3:104) dimulai dengan kalimah WLTKN (waltakun), yaitu terdapat lam alamr, huruf lam yang menyatakan perintah. Oleh sebab itu wajib hukumnya membentuk organisasi da'wah yang mengajak ummat manusia kepada kebajikan dan organisasi politik yang dapat memerintahkan ummat manusia untuk berbuat baik dan mencegah ummat manusia berbuat jahat.
Mengapa organisasi politik dikatakan dapat memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran oleh karena politik itu adalah macht vorming en macht aanwending, membentuk dan mempergunakan kekuatan. Dalam tatacara bernegara kekuatan politik diperoleh melalui Pemilu. Yang menang dalam Pemilu dapat membuat hukum-hukum positif dan "memaksakan" pelaksanaannya (law en"force"ment) top down.
Organisasi da'wah secara sendiri perlu tetapi belum cukup. Juga organisasi politik secara sendiri perlu tetapi belum cukup. Barulah perlu dan cukup jika kedua jenis organisasi itu bersinergi. Organisasi da'wah menempuh jalur dari bawah ke atas (bottom up), sedang organisasi poltik menempuh jalur dari atas ke bawah (top down). Keduanya bersua di tengah-tengah. Organisasi da'wah berupaya memasyarakatkan (mensosialisasikan) Syari'at Islam, sedangkan organisasi politik yang berdasarkan Islam berupaya menjadikan Syari'at Islam sebagai sumber hukum-hukum positif. Organisasi da'wah menjadi pressure group atas pemerintah dan pranata hukum, itulah taktik dalam menegakan Syari'at Islam. Adapun menjadikan Syari'at Islam sebagai sumber hukum-hukum positif, itulah strateginya.
Contoh-contoh di lapangan dalam segi upaya taktis sudah dapat kita lihat. Yaitu bagaimana organisasi masyarakat dalam wujud da'wah nahi mungkar seperti Forbes di Bantaeng, Bulukkumba dan Bone bersinergi dengan pranata hukum yang dalam hal ini kepolisian memerangi kejahatan dan bagaimana organsasi da'wah di kota Makassar ini bersinergi dengan Pemerintah Kota dalam menciptakan iklim kondusif untuk bersaum dengan menutup night club dalam bulan Ramadhan. Upaya organsisasi da'wah ini sebagai pressure group dapat dilanjutkan supaya Pemerintah Kota untuk seterusnya, bukan dalam bulan Ramadhan saja, menutup night club. Para pramuria dapat dialihkan kepada proyek-proyek JPS, seperti kita lihat sekarang banyak karyawati yang berkativitas dalam proyek-proyek JPS tersebut, sedangkan pengusaha night club mengalihkan usahanya kepada usaha-usaha positif yang tidak merusak moral anak-anak bangsa dan tidak menumbulkan pertengkaran dalam keluarga, karena para suami ibu-ibu itu ketagihan night club.
Sedangkan upaya strategis ialah bagaimana partai-partai politik Islam dapat meraup suara sebanyak-banyaknya sehingga cukup untuk dapat menimba dari Syari'ah untuk dijadikan hukum positif (baca: Perda) dalam Otoda nanti, dan selanjutnya dapat menjadikan Syari'ah sebagai sumber hukum-hukum positif dalam Otonomi Khusus yang harus diperjuangkan secara konstitusional kelak, insya-Allah. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 3 November 2000
29 Oktober 2000
[+/-] |
447. Hukum Rajam dan Potong Tangan Publikasikan Apa Adanya, Tanpa Apologi |
Mulai seri 447 setiap bahasan tentang syari'ah dalam rangka sosialisasi Syari'at Islam dibuka dengan apa yang telah ditulis dalam Seri 438, 27 Agustus 2000: "Syari'ah berbeda dengan fiqh. Kedua kata itu adalah bahasa AL Quran. Syari'ah dalam arti luas adalah aqidah, jalannya hukum dan akhlaq, sedangkan fiqh bermakna kecerdasan dalam memikirkan, mempelajari, atau menyadari jalannya hukum. Mengenai pengertian syari'ah, demikianlah Firman Allah SWT, yang artinya: Kemudian Kami jadikan engkau (hai Muhammad) atas syari'ah di antara urusan, maka ikutilah syari'ah itu dan janganlah engkau turut hawa-nafsu orang-orang yang tidak berilmu (45:18). Sedangkan mengenai pengertian fiqh, Allah SWT berfirman, yang artinya: Tidaklah patut orang-orang beriman keluar semuanya (ke medan perang), mengapakah tidak sebagian di antara mereka yang tinggal berfiqh (memahami) addin (syari'ah) dan memberi peringatan kepada kaumnya, supaya mereka itu waspada (9:22)." Kedua ayat itu tidak dituliskan lagi transliterasi dari aslinya, karena telah dituliskan dalam Seri 438.
***
Menurut Masnawi, pemberlakuan Syari'at Islam, jangan dilihat dari sisi negatifnya saja, misalnya berzina dihukum rajam, mencuri dipotong tangan, tetapi harus dilihat dari positifnya juga, misalnya dengan pemberlakuan Syari'at Islam itu orang Islam akan takut melakukan perbuatan yang dilarang agamanya (FAJAR, edisi 24/10-2000, halaman 12). Menilik ucapan H.Masnawi, yang Wakil Gubernur Sulsel itu, maka sosialisai Syari'at Islam itu sungguh-sungguh sangat perlu. Sedangkan seorang Muslim terpelajar seperti Wagub itu mempunyai pandangan bahwa ada sisi negatif dari Syari'at Islam, apatah pula bagi para Muslim awwam, lebih-lebih lagi bagi yang non-Muslim. Itulah sebabnya mengapa mulai Seri 447 ini setiap bahasan tentang syari'ah dalam rangka sosialisasi Syari'at Islam selalu dibuka dengan penjelasan tentang syari'ah dan fiqh seperti apa yang telah ditulis dalam Seri 438.
Tentu saja H.Masnawi tatkala menunaikan ibadah haji, kalau tidak pernah menyaksikan, maka sekurang-kurangnya pernah mendengar, bahwa sehabis shalat Jum'at di Al Masjid Al Haram, dilaksanakan di depan umum sanksi hukuman penggal bagi terpidana pembunuh, ataupun sanksi hukuman potong tangan bagi terpidana pencuri. Itu adalah pelaksanaan syari'ah, dan apakah masuk di akal ada tindakan negatif yang dilaksanakan oleh penanggung-jawab segala urusan di Al Masjid Al Haram?
Sangatlah menyedihkan seorang Muslim terpelajar bersikap memberikan penilaian tentang syari'ah. Kalaulah yang bersikap demikian itu adalah seorang non-Muslim, tentu dapat dipahami. Syari'ah itu dari Allah SWT, itulah keyakinan seorang Muslim. Allah Maha Tahu tentang sanksi potong tangan dan rajam, apalah arti kita manusia ini, walaupun itu seorang Wagub, berani-beraninya menilai Allah SWT. Semua yang dari Allah SWT tidak ada yang negatif, semuanya positif.
Seorang Muslim tidak perlu malu dan rendah diri untuk mempublikasikan apa yang dari Allah SWT. Sehingga untuk membuang rasa malu dan rendah diri itu lalu dikatakanlah hukum rajam dan potong tangan itu negatif. Tidaklah juga rasa malu dan rendah diri itu lalu ditutupi pula dengan sikap apologi, lalu mentafsirkan potong tangan itu secara metaforis: memotong kekuasaan ataupun kewenangan. Sebab Nabi Muhammad SAW sendiri telah menjelaskan makna potong tangan itu secara tegas, dengan bersabda: "Walaupun andaikata Fatimah mencuri akan kupotong tangannya". Sabda itu keluar dari mulut beliau, tatkala beberapa orang bangsawan kepada RasuluLlah SAW memintakan grasi seorang perempuan bangsawan yang mencuri agar tidak dipotong tangannya. Sabda beliau itu menunjukkan bahwa tidaklah boleh ditafsirkan ungkapan memotong tangan itu secara metaforis dengan memotong kekuasaan. Sabda beliau itu menunjukkan bahwa memotong tangan itu betul-betul berarti sungguh-sungguh memotong tangan.(*)
Sanksi potong tangan itu sangat efektif untuk memberantas korupsi kelas kakap yang triliunan rupiah. Tentu saja kriteria korupsi kelas kakap itu perlu dijabarkan ke dalam fiqh konpemporer. Sanksi rajam itu sangat efektif untuk melawan penyebaran HIV/AIDS. Sanksi rajam itu sangat efektif untuk memberantas perselingkuhan yang banyak membuyarkan kehidupan rumah tangga. Kententeraman kehidupan rumah tangga adalah salah satu bagian penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. (**)
Syari'ah yang bermuatan: aqidah, jalannya hukum dan akhlaq, seperti dituliskan di atas, meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual, karakter perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang terdiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq.
Demikianlah syari'ah itu bukan hanya sekadar sanksi rajam dan potongan tangan, itu hanya sebagian kecil, yaitu bagian kecil dari subsistem substansi aturan-aturan pidana dari sistem hukum. Namun walaupun hanya bagian kecil, itu sangat perlu untuk disosialisasikan, diungkap dan dipublikasikan secara apa adanya tanpa apologi dalam rangka sosialisasi Syari'at Islam.
Sekurang-kurangnya kita 17 kali membaca Surah Al Fatihah, berarti pula sekurang-kurangnya 17 kali bermohon kepada Allah SWT: Tunjukilah (hati) kami kepada jalan yang lurus. Maka Allah SWT menjawab (transliterasi huruf demi huruf): ALM DZLK ALKTB LA RYB FYH HDY LLMTQYN (S.ALBQRt, 1-2), dibaca: alif,lam,mim. Dza-likal kita-bu la- rayba fi-hi hudal lil muttaqi-n (s. albaqarah), artinya: alif,lam,mim. Itulah Al Kitab tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi para muttaqin (2:1-2). Janganlah ragu! Semua petunjuk berupa syari'ah semuanya positif, tidak ada yang negatif. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 29 Oktober 2000
-----------------------------
(*)Hukuman potong tangan tidak dapat diterapkan kepada pencuri yang kesulitan mencari makan, juga seseorang mencuri uang yang tergeletak di atas meja, misalnya, tidak disimpan di tempat yang semestinya. Yang pertama karena tertutupnya pintu halal dan yang kedua karena terbukanya pintu haram. Oleh karena itu, Khalifah 'Umar RA tidak memberlakukan hukuman potong tangan ketika Madinah dilanda krisis makanan.
(**)Khalifah Umar RA tidak membolehkan tentaranya pergi berjihad meninggalkan istrinya lebih dari empat bulan, sebab atas petunjuk putrinya Hafsah ra., seorang istri hanya mampu menahan kerinduan kepada suaminya dalam waktu paling lama empat bulan, jadi lebih dari itu akan menimbulkan kemungkinan-kemungkinan yang tidak baik, yaitu terbukanya pintu gerbang perzinaan. Dalam hal hukuman zina (cambuk bagi pemuda/gadis, dan rajam bagi yang telah menikah) ada ulama fiqh berpendapat bahwa hukum cambuk tidak dapat diterapkan kepada pemuda/gadis yang kesulitan menikah, sementara pintu gerbang perzinaan terbuka lebar di hadapannya.
(*) dan (**)Bagaimanapun mencuri dan zina itu adalah dosa besar. Oleh sebab itu pemerintah dari negara yang meberlakukan Syari'at Islam berkewajiban untuk membuat kebijakan "pengamanan", yaitu menutup pintu gerbang pencurian dan perzinaan. Sebab dengan tidak adanya pengamanan terhadap dosa besar ini tergolong sebagai syubhat (remang-remang), yaitu sesuatu yang membuat unsur-unsur suatu kejahatan kurang begitu jelas, dan dalam hukum Islam telah ditetapkan bahwa hukuman-hukuman hadd tidak dapat diterapkan kalau ada syubhat.
22 Oktober 2000
[+/-] |
446. Protokol-Protokol Zionisme |
Pekan-pekan ini di kota-kota besar Indonesia merebak protes dan kutukan yang ditujukan kepada Zionis Israel karena kekejamannya atas penduduk Palestina. Zionisme berasal dari kata Zion, sebuah bukit di sebelah selatan Bait alMuqaddas. Nabi Daud AS, yang juga raja, menaklukkan bukit Zion yang merupakan benteng dari kaum Yabus. Nabi Daud AS tinggal di benteng itu dan diberinya nama: "bandar Daud" (Samuel II 5:7-9). Sejak itu maka Zion menjadi tempat suci, dikeramatkan orang-orang Yahudi yang mereka percayai bahwa Tuhan tinggal di tempat itu: "Indahkanlah suaramu untuk Tuhan Yang menetap di Zion" (Mazmur 9:11). Zionisme ialah gerakan orang-orang Yahudi yang bersifat ideologis untuk menetap di Palestina, yakni di bukit Zion dan sekitarnya. Walaupun Nabi Musa AS tidak sampai pernah menginjakkan kaki beliau di sana, namun orang-orang Yahudi menganggap Nabi Musa AS adalah pemimpin pertama kaum Zionis.
Untuk mencapai cita-citanya, Zionisme membangkitkan fanatisme kebangsaan (baca: keyahudian), keagamaan dengan mempergunakan cara kekerasan untuk sampai kepada tujuannya. Zionisme memakai beberapa tipudaya untuk mengurangi dan menghilangkan sama sekali penggunaan kata "Palestina", yakni mengganti dengan perkataan-perkataan lain yang berkaitan dengan sejarah bangsa Yahudi di negeri itu. Digunakanlah nama "Israel" untuk negara yang telah didirikan oleh mereka, sebab Zionisme di Palestina identik dengan kekerasan, kezaliman dan kehancuran. Kaum Zionis mengambil nama Israel adalah untuk siasat guna mengelabui dan menipu publik (baca: dunia internasional), bahwa negara Israel itu tidak akan menggunakan cara-cara yang biasa digunakan oleh kaum Zionis. Pada hal dalam hakikatnya secara substansial tidaklah ada perbedaan sama sekali antara Israel dengan Zionisme.
Secara substansial protokol Zionisme adalah suatu konspirasi jahat terhadap kemanusiaan. Protokol berarti pernyataan jika dinisbatkan kepada para konseptornya, dan berarti laporan yang diterima serta didukung sebagai suatu keputusan jika dikaitkan pada muktamar di Bale, Switzerland, tahun 1897, yang diprakarsai oleh Teodor Herzl.
Protokol-protokol itu yang sebagai dokumen rahasia disimpan di tempat rahasia, namun beberapa diantaranya dibocorkan oleh seorang nyonya berkebangsaan Perancis yang beragama Kristen dalam tahun 1901. Dalam perjumpaan nyonya itu dengan seorang pemimpin teras Zionis di rumah rahasia golongan Mesonik di Paris, nyonya itu sempat melihat sebagian dari protokol-protokol itu. Nyonya itu sangat trperanjat setelah membaca isinya. Ia berhasil mencuri sebagian dari dokumen rahasia itu, yang disampaikannya kepada Alex Nikola Nivieh, ketua dinas rahasia Kekaisaran Rusia Timur.
Sebagian kecil dari protokol-protokol Zionisme itu akan disampaikan seperti berikut: Manusia terbagi atas dua bagian, yaitu Yahudi dan non-Yahudi yang disebut Joyeem, atau Umami. Jiwa-jiwa Yahudi dicipta dari jiwa Tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak Tuhan yang suci-murni. Kaum Umami berasal-usul dari syaithan, dan tujuan penciptan Umami ini untuk berkhidmat kepada kaum Yahudi. Jadi kaum Yahudi merupakan pokok dari anasir kemanusiaan sedangkan kaum Umami adalah sebagai budak Yahudi. Kaum Yahudi boleh mencuri bahkan merampas harta benda kaum Umami, boleh menipu mereka, berbohong kepada mereka, boleh menganiaya, boleh membunuh serta memperkosa mereka. Sesungguhnya tabiat asli kaum Yahudi ini bukan hanya ada disebutkan dalam protokol dokumen rahasia Zionis tersebut, melainkan ini adalah warisan turun temurun sejak cucu Nabi Ibrahim AS dari jalur Nabi Ishaq AS ini mulai mengalami dekadensi (baca: busuk ke dalam), yaitu sepeninggal Nabi Sulaiman AS. Ini diungkap dalam Al Quran (transliterasi huruf demi huruf): QALWA LYS 'ALYNA FY ALAMYN SBYL (S. AL 'AMRAN, 75), dibaca: qa-lu- laysa 'alayna- fil ummiyyi-na sabi-l (s. ali 'imra-n), artinya: mereka berkata tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi (3:75).
Protokol Zionisme tentang faham jiwa-jiwa Yahudi dicipta dari jiwa Tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak Tuhan yang suci-murni, sangatlah menyimpang dari syari'at yang dibawakan oleh Nabi Musa AS. Mereka yang menyimpang inilah yang dimaksud dengan almaghdhu-b, artinya yang dimurkai dalam Surah Al Fa-tihah ayat 7.
Protokol-protokol Zionisme itu merancang juklatnya dengan menye-barkan faham-faham yang bermacam-macam. Faham yang mereka tebarkan berbeda dari masa ke masa. Suatu waktu mempublikasikan sekularisme kapitalisme, suatu waktu menebar atheisme komunisme, suatu waktu berse-lubung agnostik sosialisme. Untuk menebarkan pengaruh internasional, protokol-protokol itu antara lain berisikan perencanaan keuangan bagi kerajaan Yahudi Internasional yang menyangkut mata uang, pinjaman-pinjaman, dan bursa. Media surat kabar adalah salah satu kekuatan besar dan melalui jalan ini akan dapat memimpin dunia. Manusia akan lebih mudah ditundukkan dengan bencana kemiskinan daripada ditundukkan oleh undang-undang.
Presiden Abdurrahman Wahid pernah mengatakan bahwa sedangkan dengan yang atheis seperti negara Rusia kita melakukan hubungan diploma-tik, mengapa dengan negara Israel yang ber-Tuhan lalu tidak boleh. Maka jawabannya adalah protokol-protokol Zionisme tersebut. Hendaklah Presiden Abdurrahman Wahid dan Alwi Syihab menghilangkan dari benak mereka untuk membuka hubungan dagang dengan Israel.
Tentu saja tidak semua orang Yahudi seburuk itu. Cobalah kita dengarkan apa kata Margaret Marcus, seorang gadis Yahudi kelahiran New York, tentang Yahudi dan Zionisme [diterjemahkan]:
"Sekularisme, nasionalisme dan materialisme masa kini disadap dari filosof-filosof yang membangkitkan revolusi Perancis, seperti Voltaire, Rosseau, Montesquieau dan lain-lain. Mereka adalah pembenci-pembenci fanatik terhadap seluruh agama. Merekalah yang bertanggung-jawab terhadap adanya keyakinan yang menyatakan bahwa manusia dapat maju dan mencapai keselamatan tanpa Tuhan. Tanpa adanya suasana anti agama yang mematikan ini, maka faham-faham seperti Marxisme, Fascisme, Nazis-me, Pragmatisme, seperti yang dipropagandakan oleh John Dewey, dan Zionisme, penyebab tragedi Palestina, tidak akan pernah mengakar. Telah saya pelajari bahwa di bawah pemerintahan Islam, khususnya di Spanyol, orang Yahudi mengalami masa keemasan dengan kebudayaan Ibraninya. Karena ketidak tahuan, tentunya terhadap sifat jahat Zionisme, secara naif saya mengira bahwa orang Yahudi Eropa kembali ke Palestina untuk menjadi orang semit lagi. Sebagian besar pemimpin Yahudi memandang Tuhan sebagai Super Agen real estate yang membagi-bagikan lahan untuk keuntungan mereka sendiri. Zionisme telah menjadikan aspek-aspek yang sangat jelek dari nasionalisme materialistik barat modern sebagai milik mereka sendiri, yang dapat membenarkan di dalam pikiran-pikiran hal-hal seperti: kampanye jahat untuk mengusir mayoritas orang Arab dan menginjak-injak minoritas yang mengibakan yang masih tinggal di Israel."
Margaret Marcus kemudian memeluk agama Islam dengan mengalih nama menjadi Maryam Jamilah. Adapun pendapatnya di atas itu dikemuka-kannya dalam suratnya kepada Maulana Maududi, tatkala masih sebagai Margaret Marcus, yang belum Islam. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 22 Oktober 2000
15 Oktober 2000
[+/-] |
445. Wacana Akademis, Bumi Atau Matahari? |
Dalam rapat konsultasi Pimpinan DPR RI dengan Presiden Abdurrahman Wahid pada 11/10-2000, Yusril Ihza Mahendra menjelaskan panjang lebar bahwa eksekutif tidak melakukan pelanggaran Tap MPR, dengan alasan ilmiyah bahwa menurut kaidah hukum tata negara pada prinsipnya Tap MPR no.VII belumlah sempurna untuk dilaksanakan. Maka Akbar Tanjung yang Ketua DPR sempat mengingatkan Yusril yang pakar Hukum Tata Negara itu, bahwa dalam rapat konsultasi itu tidak perlu didebatkan wacana akademis dari Tap MPR tersebut. Kita tidak sependapat dengan Akbar Tanjung menyepelekan waca akademis dalam lembaga tinggi negara itu. Demokrasi yang bertata cara suara terbanyak dalam proses pengambilan keputusan, apabila menyepelekan wacana akademis, akan menghasilkan keputusan politik yang bermutu rendah yang insya-Allah berpotensi konflik.
Coba bayangkan, dalam suatu desa terpencil di Irian Jaya mesti diputuskan dengan suara terbanyak dalam rapat untuk menerima atau menolak pendapat bahwa bumi itu berbentuk bola dan berpusing pada sumbunya, serta mengedari matahari. Maka dalam rapat itu ramailah suara yang menentang. Mana mungkin bumi mengedari matahari, itu bertentangan dengan kenyataan. Bumi ini tenang-tenang saja, mataharilah yang mengedari bumi, terbit di timur dan terbenam di barat. Bumi berbentuk bola berpusing pada sumbunya? Itu mustahil, bagaimana mungkin kepala kita sebentar menghadap ke atas, sebentar menghadap kebawah. Maka setelah dipungut suara secara demokratis hasilnya ialah menolak mentah-mentah pendapat tersebut. Bercermin pada ilustrasi tersebut, apakah para anggota lembaga tinggi negara yang terhormat itu sampai hati membuat keputusan politis yang menyepelekan wacana akademis?
***
Sebenarnya dahulukala orangpun berpendapat bahwa bumi diam dan merupakan pusat alam semesta. Matahari, bulan dan bintang-bintang mengedari bumi. Bumi dipayungi oleh bola langit yang memutari bumi. Pada bola langit itu melekat bintang-bintang, sehingga bintang-bintang itu ikut pula memutari bumi, serta jaraknya tetap antara satu dengan yang lain. Maka dinamakanlah bintang-bintang yang melekat pada bola langit itu dengan bintang-bintang "tetap". Di antara payung bola langit dengan bumi beredar secara bebas mengelilingi bumi, mulai yang terdekat hingga yang terjauh yaitu: bulan, Mercurius, Venus, matahari, Mars, Jupiter dan Saturnus. Karena benda-benda langit tersebut bergerak bebas, tidak melekat pada bola langit, maka jaraknya tidaklah tetap terhadap bintang-bintang tetap yang melekat pada bola langit itu. Orang Yunani menamakan kelima bintang itu dengan "planet", artinya musafir. Sebenarnya matahari dan bulan termasuk pula dalam kategori musafir, namun karena matahari dan bulan tidak dianggap bintang, maka matahari dan bulan tidaklah mendapatkan predikat planet.
Aristoteles (384 - 322) SM memberikan landasan "filosofis" tentang gerak benda-benda langit itu. Di langit serba indah, serba sempurna, demikian filosofi Aristoteles, maka gerak benda-benda langit itu adalah gerak lingkaran beraturan, karena gerak lingkaran beraturan adalah gerak yang paling indah dan sempurna. Hasil observasi menunjukkan bahwa bintang-bintang tetap itu memang menempuh gerak lintasan beraturan. Namun yang membuat masygul para astronom Yunani ialah gerak planet itu menentang filosofi Aristoteles, yaitu tidak mengikuti gerak lingkaran beraturan. Maka para astronom Yunani itu mengakali dengan membuat lingkaran tambahan. Setiap hasil observasi yang lebih teliti yang menyimpang dari filosofi Aristoteles, maka ditambah lagi satu ingkaran tambahan. Demikianlah ingkaran tambahan itu ditambah tiga sampai empat, supaya tidak menentang filosofi Aristoteles. Pada abad kedua Miladiyah Claudius Ptolemaeus membuat peta bintang-bintang berdasar fiolosofi Aristoteles. Karyanya itu disebutkannya dengan "Megale Syntaxis les Astronomius" (Rangkuman Besar Ilmu Bintang), yang setelah ditejemahkan ke dalam bahasa Arab disingkat menjadi Al Magest. Selama 14 abad di Eropa Al Magest ini merajai ilmu falak.
Ummat Islam setiap tahun sengaja maupun dengan sendirinya mengamati posisi hilal (bulan sabit) di atas ufuk setelah matahari terbenam. Pada bulan (syahr, month) pertama Ramadhan, bulan (qamar, moon) hampir-hampir tidak terlihat sangat dekat ufuk (horison), karena mata kita ataupun instrumen silau oleh sinar matahari yang baru terbenam. Pada bulan kedua Ramadhan tatkala matahari terbenam bulan sabit mulai jelas kelihatan karena sudah agak tinggi di atas ufuk. Bulan ketiga sudah lebih tinggi lagi, dan biasanya setelah liwat bulan kelima umumnya masyarakat tidak memperhatikan lagi posisi bulan sabit itu. Hasil pengamatan masyarakat Islam pada permulaan bulan Ramadhan itu menunjukkan bahwa bulan makin hari makin ketinggalan oleh matahari, karena matahari lebih cepat geraknya dari bulan. Matahari mengejar atau melambung bulan setiap 29 atau 30 hari. Dalam Israiliyat dikatakan bahwa YHWH pada mulanya menciptakan gelap kemudian terang, lalu dinamakanNya gelap itu dengan malam dan terang itu dengan siang, artinya malam mendahului siang.
Pada permulaan abad ke-7 Miladiyah Al Quran memberikan isyarat (translitersi huruf demi huruf):
-- LA ALSYMSY YNBGHY LHA AN TDRK ALQMR WLA ALYL SABQ ALNHAR WKL FY FLK YSBHWN (S.YS, 40), dibaca: lasy syamsu yambaghi- laha- an tudrikal qamara walal laylu sa-biqun naha-ri wa kullum fi- falakin yasbahu-n (s.ya-sin), artinya: matahari tidak seyogianya mengejar bulan dan malam tidaklah mendahului siang, tiap-tiap sesuatu berenang dalam falaknya (36:40).
Isyarat Al Quran dalam ayat (36:40) itu tidak dapat diungkap apabila memakai paradigma filosofi Aristoteles dan Israiliyat. Umar Khayyam (meninggal 1123 Miladiyah), yang lebih terkenal di barat sebagai penyair, yang sebenarnya adalah matematikus dan ahli falak, rupanya memfokuskan perhatiannya pada isyarat ayat (36:40). Selama bumi dianggap diam, selama itu pula matahari mengejar bulan. Ia tiba kepada kesimpulan bahwa bumilah yang mengedari matahari dan matahari berlari pula pada jalurnya (translitersi huruf demi huruf):
-- WALSYMSY TJRY LMSTQR LHA (S.YS, 38), dibaca: wasysyamsu limustaqarrin laha- (s.ya-sin), artinya: dan matahari berlari pada jalurnya. Karena masing-masing berenang dalam falaknya, bulan mengedari bumi, bumi mengedari matahari dan matahari berlari pada jalurnya, maka tidaklah wajar dikatakan matahari mengejar bulan. Demikianlah Umar Khayyam mendahului Niklas Koppernigk (1473 - 1543) mengenai perihal bumi mengedari matahari. Karena publikasi, maka Koppernigk lebih dikenal dari Umar Khayyam, seperti Darwin lebih dikenal dari Lamarck dan RA Kartini lebih dikenal dari Malahayati panglima angkatan laut Aceh pada abad ke-16. Perihal Israiliyat malam mendahului siang dan Koppernigk akan dibicarakan nanti insya-Allah dalam seri yang berjudul Tata Surya. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 15 Oktober 2000
8 Oktober 2000
[+/-] |
444. Matahari |
Sebenarnya seri ini telah lama dipersiapkan, direncanakan dengan nomor 429, yaitu sesudah seri Barzanji. Namun pembicaraan melangit (baca: matahari) ini ditunda terus karena selalu digeser oleh masalah yang membumi (baca: pergolakan tanah air). Dipikir-pikir kini tiba saatnya untuk melangit, sebab perkara membumi seperti kenaikan BBM, kerancuan berlogika Tommy (baca: Bob Nasution) antara mengaku bersalah (baca: permintaan grasi) vs masih mengaku benar (baca: PK), sudah tidak ada lagi sela-sela yang ketinggalan, sehingga sudah basi untuk di bahas pada hari Ahad ini.
Pada waktu diskusi tentang Barzanji yang diselenggarakan oleh IMMIM, sebelum memberikan tanggapan, Husni Jamaluddin beringsut mendekati tempat duduk saya menanyakan berapa derajat gerangan suhu matahari. Saya jawab bahwa tidak hafal betul berapa derajat tepatnya, pokoknya di atas 5000 derajat C, besipun menjadi gas. Dalam tanggapannya Husni Jamaluddin mengatakan bahwa Barzanji itu adalah karya seni, jadi harus difahamkan secara metaphoris. Kepada Nabi Muhammad SAW diekspresikan dengan anta syamsun anta badrun, kaulah matahari, kaulah bulan. Kalau ini diartikan tidak secara metaphoris, maka habislah kita ini semuanya menguap menjadi gas. Saya berjanji dalam hati untuk menulis tentang matahari setelah seri Barzanji.
Matahari terdiri atas inti yang dibungkus oleh "atmosfer". Permukaan inti matahari disebut fotosfer dan "atmosfer"-nya disebut khromosfer. Sinar matahari dipancarkan terutama sekali dari tempat yang disebut fotosfer tadi itu, yang suhunya sekitar 6000 derajat C. Ini menunjukkan bahwa semua zat di tempat itu dalam fase gas.
Keadaan fisis dari gas-gas yang ada di khromosfer sama sekali tidaklah dalam keadaan tenang. Jadi berbeda seperti tatkala matahari menjelang pelukan malam di ufuk barat di atas muka laut, yaitu tenang-tenang saja, jika ditatap dengan mata telanjang. Menurut hasil pengamatan dengan teropong di matahari terdapat bintik-bintik hitam. Adapun bintik-bintik ini yang tiba-tiba saja muncul bergerak ke arah barat secara teratur. Ini disebabkan oleh perpusingan matahari pada sumbunya sekali dalam sekitar 25 hari. Umur bintik-bintik itu berkisar disekitar beberapa hari hingga bulanan. Setiap saat jika ada bintik yang diameternya 40 000 km ke atas, dapatlah bintik itu dilihat tanpa teropong melalui kaca yang hitam pekat (supaya mata tidak terbakar). Setiap 11 tahun bintik itu menjadi maksimum besarnya. Pada waktu itu terjadilah di bumi ini gejala berupa cahaya kutub menjadi cemerlang, serta di mana-mana di muka bumi terjadi badai magnet, secara sederhana dapat dideteksi dengan jarum pedoman yang menyimpang dan gemetar.
Bintik-bintik ini tidak lain dari sejenis puting beliung (cyclon) yang dahsyat berupa gas panas yang mengalir dengan gerak spiral berputar dari dasar ke permukaan khromosfer kemudian mendingin, sehingga nampak seperti bintik hitam itu. Bintik itu suhunya lebih rendah dari gas sekelilingnya dengan suhu 4000 hingga 5000 derajat C.
Pada waktu terjadi gerhana matahari penuh, piring bulan tepat-tepat menutup piring matahari, sehingga dapatlah dilihat lapisan terluar dari matahari, yaitu lapisan sebelah luar khromosfer. Lapisan terluar itu yang disebut corona tidak lain dari hasil karya matahari menyedot dukhan, massa yang halus, yaitu materi interstellair. Kerapatannya sekitar sepersejuta dari seperbilyun kerapatan udara.
Menurut Al Quran, langit itu identik dengan dukhan. Firman Allah SWT (transliterasi huruf demi huruf):
-- TSM ASTWY ALA ALSMA^ WHY DKHAN (S.HM ALSJDT, 11), TSM ASTWY ALA ALSMA^ FSWYHN SB'A SMWT (S.ALBQRT, 29) dibaca: tsummas tawa- ilas sama-i wahiya dukha-n (s.hamim assajadah), tsummas tawa- ilas sama-i fasawwa- hunna sab'a sama-wa-ti (s.albaqarah), artinya: Maka (Allah) menyengaja ke langit, yang dia itu dukhan (41:11). (Allah) menyengaja ke langit, maka disempurnakanNya tujuh benda langit (2:29).
Menurut ayat yang dikutip di atas itu, langit (dalam bentuk mufrad, singular) dia itulah dukhan, lalu dari dukhan itu Allah menjadikan benda-benda langit (dalam bentuk jama', plural), sedangkan 7 benda langit yang dimaksud adalah benda-benda langit yang mengorbit matahari diluar orbit bumi yang terdiri dari 6 planet dan 1 planetiod.(*) Ada pula yang berpendapat bahwa angka 7 menunjukkan jumlah yang paling banyak (angka 7 adalah bilangan prima tertinggi dari jumlah jari tangan yang dijadikan dasar dalam sistem desimal). Karena langit identik dengan dukhan, maka menurut Al Quran tidak ada ruang hampa.
Seperti disebutkan di atas dukhan hanya dapat diobservasi tatkala terjadi gerhana matahari penuh. Hasil observasi (berupa foto) gerhana matahari penuh tahun 1878, menunjukkan bahwa matahari menyedot dukhan sejauh 8-juta km. Matahari dan dukhan mengedari pusat Milky Way, namun matahari lebih laju sekitar 24 km per detik dari dukhan. Jadi matahari "berenang" dalam dukhan dengan laju sekitar 24 km per detik. Matahari mengedari pusat galaxy Milky Way dengan laju 450 km per detik. Dalam sekali edar matahari memerlukan waktu sekitar 224-juta tahun. Sejak Allah SWT menjadikan matahari dari dukhan, baru 20 kali beredar keliling pusat Milky Way. Laju matahari yang berenang dalam dukhan itu tampaknya tidak tetap. Ada korelasi antara laju berenang dengan banyaknya dukhan yang disedot, yaitu makin lambat makin banyak dukhan yang disedot.
Tidak jauh dari kutub utara orang mendapatkan di sana batu bara. Itu berarti pernah di tempat itu beriklim seperti iklim tropis dewasa ini. Itu menunjukkan bahwa pada era itu matahari berenang lebih lambat (kurang dari 24 km per detik), sehingga lebih banyak dukhan yang disedotnya, yang menyebabkan volume matahari membesar, lalu jarak antara bumi dengan matahari menjadi lebih pendek, sehingga suhu di permukaan bumi menjadi naik. Itulah penjelasan mengapa di kutub utara juga didapatkan batubara.
Dari mana matahari memperoleh energi yang tak putus-putusnya memancarkan sinar yang panas itu? Ini sudah dijelaskan dalam Seri 014. Karena sudah berjarak 430 Seri, kita ulangi lagi dalam seri ini. Pertanyaan ini dapat dijawab oleh ilmu fisika inti. Setiap saat di matahari terjadi reaksi inti panas (thermonuklir), yaitu dari 4 atom hidrogen (H) berfusi menjadi 1 atom helium (He). Dalam kenyataan 4 atom H lebih berat dari 1 atom He, artinya setelah reaksi inti ada materi yang hilang. Sebenarnya tidak hilang tetapi berubah wujud menjadi energi yang disebut sinar gamma. Itulah rahasianya dari mana energi yang dipancarkan matahari itu berasal, yaitu dari perubahan wujud materi menjadi energi setelah terbentuk atom He. Reaksi thermonuklir mengambil tempat dalam inti matahari, karena suhu di tempat itu sekitar 20-juta derajat C, yang memungkinkan reaksi thermonuklir itu dapat berlangsung.
Matahari sebagaian besar terdiri atas hidrogen, dan bahan bakar nuklir ini cukup untuk membangkitkan energi selama sekitar 3,5 - 5 milyar tahun lagi dari sekarang. Proses reaksi inti itu menyebabkan suhu matahari secara perlahan meningkat terus, dan diperkirakan dalam satu milyar tahun lagi suhunya sudah demikian tingginya sehingga di bumi ini tidak mungkin ada kehidupan lagi. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 8 Oktober 2000
----------------------
(*) Ketujuh benda langit itu adalah: 1.Marikh (Mars), 2.Planetoid, 3.Mustari (Jupiter), 4.Zohal (Saturnus), 5.Uranus, 6.Neptunus dan paling luar 7.Pluto. Planetoid itu diperkirakan sebuah planet yang hancur berantakan oleh suatu sebab yang belum diketahui. Sehingga pada bagian luar bumi kita ini beredar 6 planet + 1 planetiod = 7 benda langit.
1 Oktober 2000
[+/-] |
443. Belajarlah dari Syari'at Islam dalam Mengkonstruksi Substansi Hukum |
Presiden Abdurrahman Wahid telah mengganti Kapolri karena dinilainya lamban dalam hal menanggulangi keamanan di ibu kota, yang terakhir dengan peledakan bom di gedung BEJ. Penggantian Kapolri ini menimbulkan sengketa opini tentang penafsiran dikhotomis antara konstitusional versus inkonstitusional. Sengketa opini ini diakibatkan oleh produk konstruksi substansi hukum yang ditelurkan oleh ST MPR 2000. Yaitu Tap No.VI Psl.3, ayat (2) yang berbunyi: Menyangkut Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara RI secara lengkap dan teperinci diatur lebih lanjut dalam UU secara terpisah, serta Tap No.VII Psl.7, ayat (3), yang menyebutkan: Kepolisian Negara RI dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara RI yang diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR. Konon kabarnya landasan filosofis Tap No.VII Psl.7, ayat (3), ialah supaya tercapai keseimbangan antara lembaga legislatif dengan lembaga eksekutif, tegasnya mengurangi kekuasaan eksekutif sebaliknya menambah kekuasaan legislatif dalam konteks Kepolisian. Filosofi keseimbangan antara legislatif dengan eksekutif dapat pula kita lihat dalam Perubahan Pertama UUD 1945, seperti berikut. Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Ini menggantikan ketentuan lama yang berbunyi: Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Menurut Presiden Abdurrahman Wahid Tap No.VII Psl.7, ayat (3) belum berlaku, karena Kepolisian Negara RI secara lengkap dan teperinci belum diatur lebih lanjut dalam UU, sehingga yang dipakai masih UU yang lama. Menurut Ketua MPR Amin Rais Tap No.VII mulai berlaku sejak ditetapkannya, sehingga UU lama tidak dapat dipakai lagi karena bertentangan dengan sumber hukum yang hirarkinya lebih tinggi, yaitu Tap No.VII tersebut. Penafsiran menurut Ketua MPR ini menunjukkan lemahnya konstruksi substansi hukum yang ditelurkan oleh ST MPR 2000 yang lalu tersebut, karena mengakibatkan terjadinya kevakuman UU khusus yang berhubungan dengan pergantian Kapolri. Keadaan keamanan maraknya ledakan bom menghendaki tindakan yang cepat tanpa bertele-tele untuk mengganti Kapolri, sedangkan DPR sedang reses, mana pula masyarakat kini berbudaya kurang sabaran. Konstruksi hukum produk ST MPR tersebut dalam hal ini menyebabkan pula ketiga komponen hukum: substansi, struktur dan budaya masyarakat, tidaklah sinkron.
Kolom ini tidak ikut bicara lebih dalam perihal jati-diri Tap MPR yang oleh pakar hukum tatanegara Harun Al Rasyid dicap sebagai "barang haram", karena aturan dasar hukum harus dimasukkan dengan jelas dalam pasal-pasal dalam UUD-1945, artinya UUD-1945 sama sekali tidak mengenal adanya Tap MPR. Juga tidak ikut bicara lebih dalam perihal pendapat pakar hukum tatanegara yang lain Ismail Suni yang mengatakan bahwa walaupun presiden melanggar Tap MPR No.VII tahun 2000 tersebut, namun dapat difahami tindakan presiden mengganti Kapolri, karena desakan situasi keamanan.
Yang akan dibahas dalam kolom ini selanjutnya adalah penyebab mengapa ST MPR menelurkan konstruksi hukum yang lemah seperti yang ditunjukkan di atas itu. Sesungguhnya penyebab lemahnya konstruksi hukum produk ST MPR 2000 itu terletak dalam hal: "para anggota MPR yang beragama Islam tidak belajar dari Syari'at Islam bagaimana sesungguhnya mengkonstruksi hukum."
Marilah kita lihat konstruksi hukum menurut Syari'at Islam, seperti Firman Allah SWT dalam Al Quran (transliterasi huruf demi huruf):
-- ANMA HRM 'ALYKM ALMYTT WALDM WLHM ALKHNZYR WMA AHL BH LGHYR ALLH FMN ADHTHR GHYR BAGH WLA 'AD FLA ATSM 'ALYH AN ALLH GHFWR RHYM (S. ALBQRT, 173), dibaca: innama- harrama 'alaykumul maytata waddama walahmal khinzi-ri wama- uhilla bihi- lighayriLla-hi famanidhthurra ghyra ba-ghiw wala- 'a-din fala- itsma 'alayhi innaLla-ha ghafu-rur rahi-m (s. albaqarah), artinya: sesungguhnya diharamkan atas kamu: bangkai, darah, daging babi, dan (hewan) yang disembelih bukan dengan nama Allah (melainkan atas nama berhala), namun barang siapa yang terpaksa (memakannya), sedang ia tiada aniaya dan tiada pula melampaui batas, maka tiada dosa atasnya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun Maha Penyayang (2:173).
Allah SWT Yang Maha Mutlak tidak membebankan aturan yang mutlak-mutlakan kepada hambaNya. Haramnya bangkai tidak mutlak, haramnya darah tidak mutlak, haramnya daging babi tidak mutlak, haramnya sembelihan untuk berhala tidak mutlak. Konstruksi hukum ayat (2:173) adalah konstrusi yang open system, dibuka pintu untuk hal darurat, yaitu bagi mereka yang terpaksa (memakannya), sedang ia tiada aniaya dan tiada pula melampaui batas, maka tiada dosa atasnya.
Mengapakah, hai para manusia yang tidak maha mutlak, yang lemah, hamba Allah anggota MPR memproduksi kontruksi hukum yang mutlak-mutlakan!? Mengapakah hai para manusia yang tidak maha mutlak, yang lemah, hamba Allah yang muslim tidak secuilpun menoleh pada konstruksi hukum menurut Syari'at Islam, sehingga memproduksi kontruksi hukum yang mutlak-mutlakan!? Mengapakah Tap No.VII Psl.7, ayat (3), yang menyebutkan bahwa pergantian dan pengangkatan Kapolri oleh presiden harus mendapat persetujuan dari DPR tersebut tidak diberi anak kalimat? Yaitu seperti anak kalimat: namun barang siapa yang terpaksa (memakannya), sedang ia tiada aniaya dan tiada pula melampaui batas, maka tiada dosa atasnya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun Maha Penyayang seperti dalam ayat (2:173)?
Alhasil, andaikata Tap No.VII Psl.7, ayat (3) diberi anak kalimat seperti misalnya: Dalam keadaan sangat mendesak presiden dapat mengganti Kapolri yang akan dilaporkan kepada DPR kemudian, maka polemik dikhotomis konstitusional versus inkonstitusional yang menguras tenaga otak dan membingungkan masyarakat oleh pendapat yang bermacam-macam dari pihak legislatif, dari pihak eksekutif, dari para pakar, terlebih dari para pengamat yang jumlahnya bagai jamur di musim hujan, tidaklah perlu terjadi. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 1 Oktober 2000
24 September 2000
[+/-] |
442. Anak Menurut Versi Jubran Khalil Jubran dan Ahmad Marzuki Dg. Marala |
Anak-anak kalian itu bukanlah anak-anak kalian. Mereka adalah anak-anak kehidupan yang merindukan kehidupannya sendiri. Melalui kalian mereka lahir, namun bukan dari kalian, mereka ada pada kalian, tetapi bukan hakmu sekalian. Berikan kasih sayang kalian pada mereka, tetapi jangan pernah memberikan bentuk-bentuk pikiran, sebab mereka memiliki pikiran mereka sendiri. Kalian berhak membuatkan rumah untuk tubuh-tubuh, tetapi bukan untuk jiwa-jiwa mereka. Sebab jiwa-jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan yang tiada dapat kalian kunjungi, meskipun hanya dalam mimpi. Kalian berhak berusaha menjadikan diri seperti mereka, namun jangan pernah menjadikan mereka seperti kalian. Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur dan tidak pula tenggelam di masa lampau. Kalian adalah busur, dan anak-anak itu adalah anak panah yang meluncur.
Itulah renungan Jubran Khalil Jubran dari Lubnan mengenai masa depan anak. Jubran Khalil Jubran sangat merasa takjub akan masa depan. Terkesan sangat pasrah, tidak berdaya sama sekali untuk membentuk jiwa anaknya dalam menghadapi masa depan. Maka celakalah nasib anak itu dilepas untuk bergelut sendiri dengan kemelut post modernisme yang tidak mempunyai ciri khas, ataupun kriteria yang tertentu, anti rasional, tanpa konsep, tanpa bentuk yang pasti, liar, campur-aduk (heterogen). Lihatlah anak muda produk post modernisme dalam wujud kelompok hippies yang hidup sangat urakan itu.
Output jiwa adalah moral, sehingga Jubran Khalil Jubran yang menyerahkan anaknya untuk dibentuk moralnya oleh sistem sosial masa depan, mempunyai visi yang sejalan dengan visi Karl Marx tentang moral. Dalam Seri 419 yang berjudul "Pandangan Marxisme Tentang Moral" telah dijelaskan bahwa menurut Karl Marx manusia tidak mempunyai kebebasan memilih dalam hal moralitas, oleh karena sistem sosial-ekonomi telah menentukan gagasan tentang moral dan ukuran etis sebagai "barang jadi". Bukanlah kesadaran moralitas manusia yang menentukan kondisi sosial-ekonomi, melainkan sistem sosial-ekonomilah yang menentukan kesadaran manusia. Setiap orang harus menyesuaikan diri pada kode moral yang ditentukan sistem sosial-ekonomi.
***
Seorang anak bercerita tentang ayahnya yang berprofesi hakim. Terkadang sang anak mendapatkan ayahnya gundah termenung. Sang anak mencoba mengajuk hati ayahnya untuk dapat mengetahui apa gerangan penyebab kegundahan itu. Maka sang ayah dengan desah suara yang hampir tak terdengar berkata: "Hai anakku, tadi baru saja ayahmu ini memutuskan perkara. Apakah keputusan itu dapat kupertanggung-jawabkan kelak di hadapan Allah SWT di Hari Pengadilan kelak."
Pernah suatu waktu sang anak bercerita pula. Ibunya pulang ke rumah dengan membawa seekor ikan besar. Tidak lama kemudian ayahnya masuk ke rumah langsung ke dapur. "Ibu dimarahi ayah, ikan besar itu diperintahkan ayah untuk segera dikembalikan kepada orang yang memberikan ikan itu kepada ibu." Ayah menjelaskan kemudian bahwa orang yang menghadiahkan ikan besar itu kepada ibu masih sedang dipsoses perkaranya di pengadilan. Sang anak menyambung ceritanya, bahwa menjelang dekat-dekat waktu pensiun, datang seorang membawa kotak berbungkus yang isinya patut diduga berisi uang banyak, lalu menyodorkan bungkusan itu kepada ayahnya sebagai tanda terima kasih, karena perkaranya telah dimenangkan oleh keputusan ayahnya di pengadilan. "Ayah menolak bungkusan itu, sebab katanya, 'engkau menang karena memang sepantasnya engkau menang, tidak perlu berterima kasih', alangkah kecewanya ibu yang mengintip dari balik kain gordijn, karena terus terang kami sangat membutuhkan uang pada waktu itu".
Sang anak minatnya semula ke bidang sastra. Tetapi kemudian secara drastis disuruh ayahnya mengubah haluan ke bidang hukum, profesi kebanggaan keluarga. Sang anak dibentuk oleh ayahnya untuk menempuh hari depan, sebaliknya dari pandangan Jubran Khalil Jubran. Sang anak berhasil menjadi jaksa, pengacara, dosen, dan terakhir menjadi Hakim Agung Republik Indonesia. Sang ayah yang hakim adalah almarhum Ahmad Marzuki Dg. Marala dan sang anak adalah DR H.Laica Marzuki,SH.
Demikianlah penuturan H.Laica Marzuki pada malam ramah-tamah yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Kawasan Timur Indonesia, Front Reformasi Anti Komunis dan Jama'ah Masjid Aqsha. Malam ramah-tamah itu diselenggarakan pada malam Jum'at, 21 September 2000 untuk melepas dan memberikan pesan-pesan kepada kedua orang anggotanya yaitu DR H.Laica Marzuki,SH dan H.A.Syamsu Alam,SH, untuk mengemban tugas yang berat di Jakarta menjadi Hakim Agung Republik Indonesia. Kepada adinda berdua, pengasuh kolom ini mengucapkan selamat bertugas, selamat berupaya mengangkat citra lembaga peradilan, yang kini sedang terpuruk itu.
Almarhum Ahmad Marzuki Dg. Marala yang telah berhasil membentuk anaknya untuk menempuh masa depan, telah mengikuti jejak LukmanulHakim, yang memberikan pesan-pesan kepada anaknya:
-- WADZQAL LQMN LABNH WHW Y'AZHH YBNY LA TSYRK BALLH AN ALSYRK LZHLM 'AZHYM. YBNY AQM ALSHLWT WAMR BALM'ARWF WANH 'AN ALMNKR WASHBR 'ALY MA ASHABK AN DZLK MN 'AZM ALAMWR (S. LQMN, 13,17), dibaca: wa idzqa-la luqma-nu libnihi- wahuwa ya'izhuhu- ya- bunayya la- tusyrik biLla-hi inasy syirka lazhulmun 'azhi-m. ya- bunayya aqimish shala-ta wa'mur bilma'ru-fi wanha 'anil mungkari wasybir 'ala- ma- asha-baka inna dza-lika min 'azmil umu-r (s. luqma-n), artinya: ingatlah, berkata Luqman kepada anaknya, tatkala ia memberikan pendidikan kepadanya: Hai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya musyrik itu adalah aniaya yang besar. Hai anakku, dirikanlah shalat, dan suruhlah orang berbuat kebajikan dan laranglah orang berbuat kejahatan, serta sabarlah atas cobaan yang menimpa engkau, sesungguhnya yang demikian itu adalah perbuatan yang didambakan (31:13,17). WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 24 September 2000
17 September 2000
[+/-] |
441. "Perkembangan" Demokrasi Kita dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Menurut Syari'at Islam |
Kelihatannya sekarang demokrasi sudah "berkembang" terlalu jauh. Dimulai dari kejangkitan virus euphoria, lalu seterusnya "berkembang" bukan lagi sebagai alat, melainkan menjadi tujuan, demokrasi untuk demokrasi, demokrasi untuk sekadar mengeluarkan pendapat. Contohnya: buat apa Bulog-gate diperbincangkan lagi dalam hak angket DPR, bukankah output perbincangan itu paling-paling berwujud rekomendasi untuk lembaga peradilan, sedangkan Bulog-gate itu sementara diporoses oleh lembaga peradilan? Bukankah itu demokrasi hanya sekadar untuk mengeluarkan pendapat, demokrasi untuk demokrasi?
Kalau direnungkan dengan hati yang jernih, sesungguhnya demokrasi itu tidaklah universal sifatnya. Demokrasi yang kita coba adopsi di negeri kita ini, adalah demokrasi yang bertumpu di atas pradigma kebudayaan barat modern, yang acuh tak acuh tentang adanya "ruh" manusia. Kebudayaan barat modern meninggalkan segala pemikiran dan pertimbangan-timbangan keruhanian. Kebudayaan barat modern tidak mengakui perlunya penyerahan manusia kepada apapun juga, kecuali tuntutan-tuntutan ekonomis, sosial dan kebangsaan. Dewanya yang sebenarnya adalah asyik-maksyuk (kesenangan, comfort), falsafah politiknya adalah kemauan untuk berkuasa demi untuk kekuasaan itu sendiri. Kedua hal itu berakar dari kebudayaan Romawi kuno, yang secara genetik melahirkan materialisme barat modern. Orang-orang Romawi kuno tidak pernah mengenal agama. Dewa-dewa meraka yang tradisional diadopsi dari mitologi Yunani. Bapak dewa-dewa Yunani, Zeus Pater (Tuhan Bapak) misalnya, diadopsi menjadi Jupiter. Dewa-dewa yang diadopsi dari mitologi Yunani itu diterima hanya untuk kepentingan konvensi sosial. Dewa-dewa itu sama sekali tidak diperkenankan campur tangan dalam kehidupan nyata. Apabila ditanyai, dewa-dewa itu akan memberikan orakel melalui perantaraan pendeta-pendeta, tetapi dewa-dewa mereka tidaklah memberikan atau menentukan hukum-hukum moral pada manusia, dan tidak juga mengarahkan tindakan-tindakan manusia. Dari sinilah sekularisme barat modern berakar, kehidupan duniawi yang materialistik terpisah sama sekali dari alam dewa-dewa yang tidak diperkenankan campur tangan dalam kehidupan nyata. Demikianlah demokrasi barat yang kita coba adopsi di negeri kita ini, sesungguhnya bertumpu di atas paradigma sekularisme yang materialistik kapitalistik yang acuh tak acuh pada agama.
Menurut Syari'at Islam unsur dinamik dari perbaikan ruhaniyah terbatas pada nafs (perorangan), dan setiap batas waktu yang mungkin untuk perkembangan ruhaniyah ialah antara kelahiran dan kematian seseorang. Setiap nafs harus berjuang menuju tujuan ruhaiyah itu sebagai individu perorangan, dan setiap nafs harus memulai dan mengakhiri dengan dirinya sendiri.
-- LA YKLF ALLH NFSA ALA WS'AHA LHA MA KSBT W'ALYHA MA AKTSBT (S. ALBQRT, 286), dibaca: la- yukallifuLla-hu nafsan illa- wus'aha- laha- ma- kasabat wa'alayha- maktasabat (s. al baqarah), artinya: Allah tidak membebani nafs, baginya (pahala) yang diterimanya dan atasnya (kejahatan) yang dilakukannya (2:286). Pandangan yang individualistis yang tegas tentang tujuan ruhaniyah manusia diimbangi dengan dan dikuatkan secara langsung dengan konsepsi sosial menurut Syari'at Islam tentang kerjasama kemasyarakatan. Kewajiban masyarakat ialah mengatur kehidupan praktis dalam cara sedemikian rupa sehingga nafs, individu orang seorang seminimal mungkin mendapat rintangan dan semaximal mungkin mendapat dorongan semangat dalam perjuangan ruhaniyahnya. Itulah sebabnya maka Syari'at Islam dalam aspek hukumnya berhubungan dengan kehidupan manusia dalam segi kehidupan ruhaniyah secara individu, maupun segi kehidupan praktisnya secara kemasyarakatan. Demikianlah Syari'at Islam menuntun manusia dalam aktivitas berbudaya, baik dari sebagai makhluk individu, maupun sebagai makhluk sosial. Inilah seharusnya yang menjadi paradigma demokrasi, jika kehidupan berdemokrasi itu dikehendaki menjadi sehat jalannya. Secara individu setiap nafs berjuang meningkatkan kehidupan ruhaniyahnya, membentuk dirinya berakhlaq mulia dan dengan demikian dapat secara ikhlas berjuang dengan sepenuh hati secara istiqamah (konsisten) mengikuti petunjuk yang digariskan oleh Syari'at Islam untuk menata kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
***
Yang berikut ini diberikan contoh sederhana bagaimana konsep Syari'at Islam dalam hal pengelolaan sumberdaya alam untuk kepentingan umum. Pada pokoknya sumberdaya alam itu menurut Syari'at Islam ada yang tidak boleh dimiliki oleh perorangan, yang diklasifikasikan sebagai hak-milik umum, yang harus dikelola ataupun ditangani oleh UWLW ALAMR MNKM (ulul amri minkum), pemerintahan yang dibentuk di antara kamu (4:59). Menurut Syari'at Islam sumberdaya alam yang tidak boleh dimilki secara perorangan dapat kita lihat pada nash (Hadits) yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abi Dawud, dari Abi Khirasy:
-- ALNAS SYRKA^ FYTSLATS ALMA^ WALNAR WALKLA^, dibaca: anna-su syuraka-u fi- tsala-tsin al ma-i wan na-ri wal kala-i, artinya manusia secara bersama-sama mempunyai hak atas tiga macam sumberdaya alam, yaitu: air, api dan padang rumput.
Menjadi kewajiban bagi para fuqaha (ahli-ahli fiqh) untuk menjabarkan ketiga jenis sumberdaya alam itu ke dalam fiqh kotemporer. Misalnya apakah api itu dapat ditafsirkan sebagai bahan bakar fosil dan bahan bakar inkonvensional (bahan bakar nuklir). Misalnya bagaimana ulul amri minkum mengelola ketiga jenis sumberdaya alam itu di berbagai tempat di Indonesia. Pengelolaan air tanah di Jakarta tentu berbeda dengan di Makassar misalnya. Air tanah di Jakarta demikian terkurasnya, sehingga air laut sudah jauh merasuk ke darat. Apabila ulul amri di Jakarta kurang-kurang sigap meminta masukan ahli fiqh dalam menjabarkan Syari'at Islam tentang pengelolaan sumberdaya alam mengenai air itu, maka tidak berbilang tahun bangunan-bangunan yang berdiri di atas tiang pancang yang tidak kedap air laut, insya Allah akan rubuh. Sekali lagi diminta para fuqaha kita memikirkan penjabaran Syari'at tentang air, api dan padang rumput ke dalam fiqh kontemporer. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 17 September 2000