Hari Senin 23 Mei 2005 menjelang maghrib Prof.Dr.H.Ahmad Sewang, MA, menelpon saya dan berbincang-bincang ttg apakah matematika dapat bermuatan nilai. Lalu pada pokoknya saya kemukakan bahwa matematika terapan dapat bermuatan nilai. Matematika terapan adalah matematika yang diterapkan dalam ilmu fisika. Saya menunjuk contoh gravitasi di mana Newton mempergunakan kalkulus dan Eistein (diucapkan: ainsytain) mempergunakan tensor. Lalu saya pikir lebih baik saya tuangkan bincang-bincang tersebut dalam kolom ini.
Tatkala Newton sementara tarwiyah (relax) di bawah pohon apple ia ditimpa buah apple. Maka Newton mendapat ilham(*) bahwa apple itu jatuh karena ditarik oleh bumi. Tergagaslah waktu itu dalam benak Newton tentang teori gravitasi, kekuatan tarik menarik di antara benda-benda. Namun dipendamnya selama sekitar 20 tahun. Mengapa? Kekuatan tarik menarik benda itu sifatnya kualitatif, padahal ilmu fisika menyangkut besaran kualitatif dan kuantitatif(**). Teori gravitasi membutuhkan matematika untuk dapat dijelaskan secara kuantitatif. Setelah sekitar 20 tahun, barulah Newton berhasil membuat sejenis matematika baru yang disebutnya "kalkulus", sehingga gravitasi itu dapat dijelaskan secara kuantitatif. Kalkulus itu merupakan matematika terapan yang bermuatan nilai, yaitu keteraturan alam semesta dan ini dapat dilanjutkan ke muatan nilai Islami ke salah satu dari 100 Asmau lHusna, yaitu al-Rabb, Maha Pengatur, seperti firman Allah:
-- ALhMD LLH RB AL'ALMYN (S. ALFATht, 1:2), dibaca: alhamdu lilla-hi rabbil 'a-lami-n, artinya, segala puji bagi Allah Pengatur berbilang alam.
Einstein melanjutkan fenomena gravitasi itu ke dalam konsep yang disebutnya geodesic line dengan mempergunakan matematika terapan yang disebut kalkuklus tensor. Apa itu tensor? Besaran skalar adalah tensor tataran 0, besaran vektor adalah tensor tataran 1, sedangkan tensor tataran > 1 disebut tensor saja. Kalikulasi tensor Einstein mempunyai 20 koefisien gravitasi. Berdasar atas postulat keteraturan alam syahadah Einstein memilih 10 yang besarnya 0 dan 10 lagi besarnya sembarangan (arbitrary). Kalkulus tensor tsb bermuatan nilai keteraturan alam semesta oleh RB AL'ALMYN (1:2) .
***
Urain selanjutnya menunjukkan muatan nilai matematika terapan, bahwa alam syahadah ada pemulaannya, sehingga dapat bermuatan nilai salah satu pula dari 100 Asmau lHusna, yaitu al-Khaliq, Maha Pencipta.
Adalah "pamali" (tabu) dalam teori ilmu fisika, yaitu "tak terhingga", yang jika muncul dalam suatu teori yang dikemukakan, maka teori itu dianggap sangat lemah ataupun teori yang salah. Tak terhingga itu harus dilenyapkan lebih dahulu oleh suatu prosedur dalam ilmu fisika yang dinamakan "normalisasi". Dengan kata lain harus berada dalam realitas fisikawi yang bisa diuji kebenarannya melalui metode empiris.
Martin Veltman dan Gererd't Hoofdt dari Universitas Utrecht, menyusun "technique" matematika untuk proses menormalisasi secara umum teori medan kuantum. Keduanya menerima Hadiah Nobel thn.1999. Technique inilah yang telah membuka jalan kepada Abdus Salam dan Stephen Weinberg (keduanya penerima Hadiah Nobel Fisika 1979, mendhului kedua orang pionir Martin Veltman dan Gererd't Hoofdt tersebut tadi) dalam mempersatukan interaksi elektro magnetik dengan nuklir lemah yang dikenal sebagai teori standar / baku "electroweak". Disertasi Abdus Salampun di Universitas Cambridge juga mengenai proses penghilangan faktor ke-takterhingga-an dari teori meson. Jadi ilmu Fisika tidak berhasrat ttg perkara tak terhingga.
Alam syahadah dimulai dari singularitas matematika dengan densitas yang sangat tinggi. Hal ini muncul keluar dari solusi tipe I dan tipe II dari persamaan medan (field equation) Einstein:
Gμν = -KTμν, dimana
μ dan νadalah index
G kontante gravitasi
K = 8πG/c4
c = laju cahaya
Gμν tensor Einstein yang tergantung fungsi gμν dan turunannya (derivatif) pertama dan kedua,
gμν adalah tensor metrik
Tμν adalah tensor energi-momentum dan tergantung pada pendistribusian dari energi dan zat di dalam ruang.
Persamaan medan Einstein ini artinya bahwa kelengkungan (curvature) ruang-waktu disebabkan oleh pendistribusian dari massa-energi dalam ruamg. Radius dari alam semesta R[t] hanya fungsi dari waktu t disebut juga "faktor skala". Semuanya dimulai dari titik di mana faktor skala R adalah nol pada waktu t = 0
***
Timbul pertanyaan apa yang terjadi jika alam syahadah sama sekali tidak homogen dan tidak isentropik, yang berarti alam syahadah tidak bermula dari singularitas, tidak bermula dari tidak ada? Banyak yang dilakukan riset tentang pertanyaan ini. Kemajuan yang paling penting adalah yang dicapai oleh Stephen Hawking dan Roger Penrose, yang memperlihatkan bahwa setiap model alam syahadah yang mempunyai karakteristik terobservasi homogen dan isentropik haruslah dimulai dari singularitas (Dalil Hawkin-Penrose). Dalil Hawking-Penrose ini menunjukkan bahwa Teori Relativitas Umum mengantarkan ke suatu awal singularitas bagi alam syahadah, yang berarti alam syahadah ini ada permulaannya.
Secara sederhana dapat pula diperlihatkan bahwa alam syahadah pada waktu t = 0, maka Ro = 0 (yaitu permulan penciptaan), ruang dan waktu sama sekali lenyap. Maka dalam konteks ini sangat penting Firman Allah:
-- WAL'ASHR (S. AL'ASHR, 103:1), dibaca: wal'ashri, artinya perhatikanlah waktu.(***) Bahwa Allah mencipta alam syahadah ini bukanlah menurut waktu melainkan Allah mencipta alam syahadah "dengan" waktu. WaLlahu a'lamu bisshawab.
==================
(*) Kepada para Nabi, Allah menurunkan wahyu, sedangkan kepada manusia biasa, Muslim atau non-Muslim, Allah menurunkan ilham, itulah sifat al-Rahman, Maha Pemurah, tak membedakan hambaNya, Muslim atau non-Muslim.
(**) Teori Evolusi Darwin tidak bisa digolongkan dalam ilmu fisika, karena teori tersebut hanya kualitatif, tidak kuantitatif.
(***) Wa dalam permulaan ayat (1) S. Al'Ashr tersebut menyatakan sebuah qasm, semacam "sumpah", namun tidak cocok untuk dibahasa-Indonesiakan dengan "demi". Sebab dalam bahasa Indonesia "demi" itu menyatakan penguatan yang ditumpukan kepada sesuatu yang lebih "tinggi", yaitu Allah. Jadi Wa l'Ashri tidak cocok di-Indonesiakan dengan "demi waktu", melainkan "perhatikanlah waktu", karena yang berqasm di sini adalah Allah SWT.
*** Makassar, 29 Mei 2005
29 Mei 2005
[+/-] |
678. Matematika Terapan Dapat Bermuatan Nilai |
22 Mei 2005
[+/-] |
677. Kriminalisasi Keyakinan Shalat Dua Bahasa |
Pada pertengahan bulan Mei 2005, sejumlah individu dan lembaga yang rupanya telah terkontaminasi "angin liberal" telah mengeluarkan Pernyataan Bersama Menolak Kriminalisasi Keyakinan Shalat Dua Bahasa yang menghebohkan itu. Sebelum diteruskan pembahasan ini, ada baiknya pembaca disegarkan ingatannya kembali bahwa pada akhir pekan bulan Agustus 2004, telah dikumandangkan pernyataan yang intinya menentang langkah sejumlah pihak, antara lain Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Majelis Ulama Indonesia, Lembaga Sensor Film dan KH Abdullah Gymnastiar (KHAG), karena lembaga-lembaga itu dan KHAG atas nama "moral bangsa" menyatakan supaya film Virgin ditarik dari peredaran. Yang bertanda tangan menentang film yang merusak moral bangsa itu adalah lembaga dan individu yang juga telah terkontaminasi "angin liberal", yakni pernyataan menemtang itu digodok di Jalan Utan Kayu Jakarta, markasnya yang menamakan dirinya Jaringan Islam Liberal.
Kembali kepada Pernyataan Bersama Menolak Kriminalisasi Keyakinan Shalat Dua Bahasa yang menghebohkan itu, maka pengasuh kolom ini tidaklah tinggal diam, melainkan menyatakan sikap seperti dinyatakan oleh Bidal Melayu lama: "Gayung bersambut, kata berjawab." Yang akan disambut telah cukup rasanya hanyalah kosideransnya saja, yang intinya seperti berikut:
Kalau Roy Yusman dianggap sebagai orang yang "tidak tahu" tentang Islam, seharusnya para ulama mengedepankan cara-cara yang baik, bi al-hikmah wa al-mau'izhah al-hasanah, untuk menyampaikan kebenaran, bukan dengan melakukan persekusi, "fatwa sesat" apalagi diseret ke pengadilan dengan tuduhan penodaan agama.
Kita sedang menyaksikan betapa negara telah ditarik terlalu jauh untuk mengeksekusi praktik keagamaan seseorang. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan karena akan membawa dampak kurang baik atas kehidupan beragama di Indonesia. Lebih daripada itu, tata cara shalat a la Yusman Roy ini dipandang sebagai tindakan kriminal, sehingga pihak kepolisian segera memposisikan Yusman Roy sebagai tersangka.
Jika dilihat lebih jauh, kasus ini sesungguhnya hanya merupakan perbedaan fiqhiyah biasa, dan salah satu ciri dari fikih itu sendiri adalah perbedaan pendapat.
***
Syahadan, sekali lagi, gayung bersambut, kata berjawab. Maka inilah sambutan dan jawaban itu.
Kalau Roy hanya secara individual melakukan shalat sesuai pendapat pribadinya karena "tidak tahu", maka bolehlah diaplikasikan metode yang sesuai dengan Al Quran, yaitu disadarkan dari ketidak-tahuannya itu dengan merode:
-- AD'A ALY SBYL RBK BALhKMt WALMW'AZHt ALhSNt WJADLHM BALTY HY AhSN (S. ALNhL, 16:125), dibaca: ud'u ila- sabi-li rabbika bil hikmati wal mau'izhatil hasanati wa ja-diluhum billati- hiya ahsan, artinya: Ajaklah kepada Jalan Maha Pengaturmu dengan kebijaksanaan, informasi yang baik, dan komunkasi dua arah yang terbaik.
Namun kasus Roy ini lain, karena aktivitasnya itu sudah berwujud kelembagaan, dan dikampanyekan secara demonstratif, sehingga harus dihadapi pula secara kelembagaan. Yaitu sebagaimana Nabi Muhannad SAW sebagai Kepala Pemerintahan Negara, memperlakukan secara kelembagaan Negara terhadap kelompok yang berkelompok dalam lembaga masjid Dirar.
Seperti baru dijelaskan di atas, aktivitas Roy itu berwujud kelembagaan yang harus dihadapi pula secara kelembagaan, maka lembaga yang paling tepat secara hukum adalah negara yang menurut alinea keempat Pembukaan UUD-1945, negara mempunyai kewajiban melindungi rakyatnya, yang dalam hal kasus Roy ini ibarat virus kesesatan yang ditebarkan secara demonstratif kepada ummat Islam "main stream", yang dilanggar hak asasinya, yaitu kenurnian ibadah mahdhah. Jadi tepatlah apa yang telah diperbuat oleh Bupati Malang yang menutup lembaga "pesantren" Roy dan juga sudah tepat tindakan Polisi menjadikan Roy tersangka dalam konteks melindungi rakyat Indonesia sesuai dengan yang diamanahkan oleh alinea ke-4 Pembukaan UUD-1945.
Apa yang dinyatakan oleh MUI belum sampai menyangkut fiqh, karena fiqh itu adalah hasil istinbath atas Nash, sedangkan statement MUI tentang kasus Roy ini, sama sekali bukanlah hasil istinbath, melainkan langsung dari Hadits: shalatlah sebagaimana kamu melihat saya shalat (HR Bukhari). Salman Al-Farisy berasal dari Persia, namun belum pernah Rasulullah SAW memberikan keringanan kepadanya untuk shalat dengan menggunakan bahasa Persia. Juga Syuhaib Ar-Rumi yang berasal dari Romawi, namun Rasulullah SAW tidak pernah membolehkannya shalat dengan bahasa Romawi. Juga Bilal bin Rabah al-Habsyi yang berasal dari Habasyah, Afrika, namun Rasulullah SAW tidak pernah membolehkannya shalat dengan bahasa Habasyah.
Yang terakhir, inginlah pula kita mendengarkan bagaimana pendapat kelompok Utan Kayu, utamanya Siti Musdah Mulia dalam hal perkara kontes-kontes pameran aurat itu, yang katanya Indonesia akan mengirimkan pula wakilnya, ditinjau dari segi "angin libral"! WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 22 Mei 2005
15 Mei 2005
[+/-] |
676. Tanri Uludur dan Shalat dalam Bahasa Ibu |
Saya pungut dari internet seorang yang mengaku bernama Taufikmalin menulis: "Saya yakin Allah akan menerima shalat orang muslim yang shalat dgn bahasa ibunya," Tulisannya itu sehubungan dengan Pengasuh Pondok Ngaji Lelaku, Yusman Roy, yang secara demonstratif mengajarkan shalat yang dibumbui "terjemahan" bacaan shalat ke dalam bahasa Indonesia. Taufikmalin ini lebih radikal lagi, karena dia lebih "maju", bukan lagi terjemahan bahasa Indonesia melainkan bahasa ibu. Baik Yusman Roy maupun Taufikmalin rupanya pengikut Mustafa Kemal Attaturk. Mengapa? Bacalah kutipan ini:
Dictator Kemal considers that there is no reason why Turks should not call Allah by his Turkish name Tanri. Strict to the point of cruelty last week was Dictator Kemal's decree that muezzins, calling the faithful to prayer from the top of Turkey's minarets, must shout not the hallowed "Allah Akbar!" (Arabic for "God is Great!") but the unfamiliar words "Tanri Uludur!" which means the same thing in Turkish. [TIME, January 9, 1933, p. 64]. Isi kutipan itu menyatakan Diktator Mustafa Kemal memerintahkan dalam azan mengganti kalimah Allahu Akbar dengan bahasa Turki Tanri Uludur.
Inilah mimpi Taufikmalin. Dalam sebuah langgar (surau) akan dilaksanakan shalat maghrib berjamaah, pakai bahasa ibu masing-masing, seperti yang diiming-imingkan Taufikmalin. Yang akan shalat terdiri dari orang Aceh, Langkat, Tapian Nauli, Minangkabau, Komering, Sunda, Jawa, Medure, Dayak, Bali, Lombok, Sumbawa, Alor, Timor, Bugis, Makassar, Mandar, Tator, Hulontalo, Bolaang Mangondo, Mina Esa, Tidore, Ambon, Kei, Papua. Maka berundinglah mereka yang 25 orang itu siapa yang akan menjadi imam. Masing-masing ingin menjadi imam, karena kalau orang Aceh misalnya yang imam, yang 24 orang yang lain tidak mengerti bahasa ibunya ureung Aceh. Demikian pula jika orang Komering menjadi imam, 24 yang lain tidak mengerti bahasa ibunya wong Komering. Waktu maghrib sangat singkat. Belum sempat masing-masing bicara mengusulkan keinginannya supaya pakai bahasa ibu masing-masing, waktu maghrib sudah habis.
Demikianlan nasibnya ke-25 orang itu tidak jadi shalat maghrib berjamaah. Khayalan menggelikan (absurd) Taufikmalin ini tidak bisa diaplikasikan di lapangan, apa lagi di ruang lingkup internasional. Itu tinjauan secara aqli.
***
Bagaimana dengan tinjauan secara naqli?
-- 'An maaliki bni l-huwayrits qaala qaala rasuwlu Lla-hi sh shalluw kamaa raaytumuwniy ushalliy [rawaahu l-bukhariyyu], artinya Dari Malik bni Huwairits dia berkata: Bersabda RasuluLlah SAW, shalatlah sebagaimana kamu melihat saya shalat (HR Bukhari). Selanjutnya kita tinjau dari segi ushul fiqh. (Ushul fiqh adalah qawa'id [kaidah-kaidah] yang dapat mengantarkan pada istinbath [penggalian] hukum-hukum syari'at dari dalil-dalilnya yang teperinci). Dalam hal ibadah mahdhah (ritual) menurut ushul fiqh: semua tidak boleh kecuali yang diperintahkan, tidak boleh menambah atau mengurangi. RasuluLlah shalat membaca bukan sembarang bahasa Arab, melainkan bahasa Arab Al Quran, singkatnya bahasa Al Quran. Firman Allah:
-- ANA ANZLNH QRAaNA 'AEBYA L'ALKM T'AQLWN (S. YWSF, 12:2), dibaca: inna- anzalna-hu Qur.a-nan 'arabiyyan la'allakum Ta'qiluwn (a. yu-suf), artinya: Sesungguhnya Kami turunkan Al Quran berbahasa Arab supaya kamu mempergunakan akalmu.
Roy tidak mengikuti cara shalat RasuluLlah SAW, ia menambah-nambah ibadah mahdhah, artinya ia melakukan bid'ah. "Kullu bid'atin dhalaalah", setiap bid'ah itu sesat. Maka pantaslah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang dengan Nomor Kep. 02/SKF/MUI/KAB/2004, dan MUI Jatim dengan Nomor Kep-13/SKF/MUI/JTM/II/2005 menyatakan bahwa yang diajarkan Roy itu adalah sesat.
Setelah dua hari diperiksa, Sabtu (7/5-2005), pengasuh Pondok Iktikaf Jama'ah Ngaji Lelaku, Yusman Roy resmi menjadi tersangka kasus penodaan agama seperti diadukan Majelis Ulama Indonesia cabang Kabupaten Malang. Mantan petinju nasional itu mendekam di Markas Kepolisian Wilayah Malang, Jawa Timur.
Baru-baru ini dalam wawancara dengan METRO TV, seorang dari Jaringan Islam Liberal (JIL) sayang saya lupa namanya karena saya tidak sempat mencatat nama orang dari JIL ini mengatakan bahwa shalat versi Yunus Roy tersebut boleh-boleh aja. Ia tidak memberikan alasan sehubungan pernyataannya itu. Namun apabila kita tilik paragigma JIL yaitu sekularisme, demokrasi, HAM, pluralisme dan genderisme, maka patut diduga alasan orang JIL tersebut adlah HAM. Juga saya sempat melihat tayangan TV, isteri Roy menerima surat dari Komnas HAM, bahwa proses penahanan Roy itu melanggat HAM, yaitu kebebasan menjalankan ibadah. Orang JIL dan yang dari Komnas HAM itu tidak memperhatikan banyaknya ummat Islam yang dilanggar HAM mereka oleh Roy yaitu menodai Islam. Barulah dikatakan tindakan polisi menahan Roy melanggar HAM, apabila Roy menyatakan dirinya bukan orang Islam dan dia menjalankan ibadah sesuai keyakinannya yang bukan Islam dengan catatan melaksanakan ibadah tidak menodai ibadah mahdhah orang Islam. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 15 Mei 2005
8 Mei 2005
[+/-] |
675. Fiqh Lintas Agama dan Furqanul Haqq |
Fiqh Lintas Agama dan Furqanul Haqq keduanya bukan barang baru. Kalau dari pihak Islam, Nurcholis Madjid melalui Paramadina menerbitkan "Fiqh Lintas Agama" yang telah dibicarakan dalam Seri 611 berjudul "MUI vs Fiqh Lintas Agama", bertanggal 25 Januari 2004, maka dari pihak Kristen buku "Furqanul Haqq" (The True Furqan) telah mulai disosialisasikan pada lima hari sebelum 11 September 2001, yaitu Anis 'Al Mahdi' Shorrosh menyebarkan seruan panas di situs Truth in Crisis. Kepada ummat Kristiani - yang disebutnya sebagai Patriotic American, dia minta waspada. Apa yang terjadi di Irak, Iran, Indonesia dan Afghanistan seharusnya menjadi sinyal yang jelas bagi Amerika.
Lebih dari 1 miliar umat Islam di 69 negara, kata Shorrosh, merupakan kekuatan yang harus diwaspadai. Mereka sedang bergerak menegakkan Syariat Islam di Nigeria, Indonesia, Somalia, Iran, dan Pakistan. Selain itu ada banyak negara miskin di Afrika ingin Syariat Islam tegak dengan dukungan dan kontribusi negara-negara petrodolar. Gerakan itu perlu dicegah antara lain dengan menyebarluaskan The True Furqan ke tengah-tengah masyarakat muslim. "Baca dan sebarkan Furqanul Haqq hingga Al-Qur'an menjadi kitab suci palsu," tulis Shorrosh dalam seruannya. [Republika 7 Mei 2002]
Menurut M. Syamsi Ali, Imam Masjid New York, yang telah memiliki buku itu, berbagai surah dinamai dengan surah-surah Al Qur'an seperti An Nur, Al Fatihah, dll. Kalimah Basmalah pada setiap surah diganti dengan "Bismil Abi, Wal Ibni, Waruuhil Quds" (dengan nama bapak, anak dan roh qudus). Terbit dalam dua bahasa --Arab dan Inggris-- The True Furqan kemudian resmi, seperti dikemukakan di atas, diterbitkan oleh WinePress Publishing pada Juni 1999 dengan ISBN 1579211755. Buku itu dijual dengan harga 16.04 dolar melalui Amazon.com atau 19,95 dolar melalui Omega 2001 PO Box 293627 Sacramento, CA 95829.
Pengurus Majelis Tarjih Muhammadiyah Surabaya, Jawa Timur, Najid Hamid tak hanya bergaul ramah dengan ummat. Ia juga akrab dengan dunia maya. Dalam bulan April 2002, raut wajah Najid tiba-tiba berubah memerah kala ia menemukan empat surah yang bentuk dan redaksinya mirip Al-Quran di sebuah situs internet.
***
Apa yang dikemukakan di atas itu sudah tahunan berlalu. Namun ada yang mengejutkan dan menggemaskan dari Mohamad Hazari, seorang warga Malaysia, yang diteruskan dalam cyber space oleh yugo melalui milis Surau bertanggal 3 Mei 2005, jam 16:47. Mohammad Hazari menulis:
-- Assalamualaikum Wr. Wb. Maklumat ini adalah pemberitahuan daripada seorang muslim yang prihatin (dalam Bahasa Inggeris tetapi telah di Bahasa Melayukan) .... Apabila saudara-saudari hendak membeli Al-Quran terutamanya yang dalam edisi baru, maka berhati-hatilah kerana terdapat 4 surah yang palsu .....surah-surah tersebut adalah :
- At-Tajassud
- Al-Iman
- Al-Muslimoon
- Al-Wasaya
Ini a.l. yang ditulis dalam milis Surau:
Bapak-bapak, Ibu-ibu, Dunsanak kasadonyo,
Surat-surat palsu yaitu (1) Surat At-Tajassud (Penjelmaan), (2) Surat Al-Iman (kepercayaan), (3) Surat Muslimoon (orang-orang muslim), dan (4) Surat Al-Wasaya (comandements atau Perintah Allah) telah disisipkan dalam Al Qur'an cetakan terbaru oleh kelompok yang tidak meridhai Islam. Berikut adalah terjemahan isi surat-surat palsu tsb. (tidak semuanya dituliskan berhubung terbatasnya luas kolom ini -HMNA-)
Surat At-Tajassud (Penjelmaan)
1. Puji syukur kepada-Nya yang telah menciptakan sorga yang tanpa batas. ... 7. Katakan pada orang-orang yang masih meragukan apa yang telah diberitakan sebelumnya ; Kristus adalah bukan makhluk Allah, dia telah bersama Allah pada awal nya dan akan selalu bersama-Nya. ... 10. Dia tiupkan / turunkan seperti sabda kedalam rahim seorang perawan yang akan lahir sebagai manusia. 11. Dia berbaur dengan manusia biasa, berwujud seperti manusia, mati sebagai pengorbanan atas nama manusia dan seperti manusia, juga dia dikuburkan / dimakamkan. 12. Dan seperti bapa yang ada di Surga, setelah 3 (tiga) hari dia naik.
Surat Muslimoon
1. Alief lam saad miim. 2. Katakanlah : hai kaum muslimin, kamu sekalian sudah tersesat jauh. ... 8. Dan Allah berkata : hai Muhammad, kau telah membujuk umat-Ku dan menyebabkan mereka tidak mempercayai. 9. Dia (Muhammad) berkata : ya Tuhanku, adalah syetan yang telah membujukku dan sebenar nya akan selalu mengganggu anak-cucu Adam.
***
Penyisipan ini sudah terjadi di Malaysia. Tidak mustahil di sinipun sudah ada Al Quran yang bersisipkan ke-empat surah palsu tersebut. Kita bertanya kepada yang menamakan dirinya "Islam" Liberal, bagaimana ini menurut Fiqh Lintas Agama dengan paradigmanya "pluralisme"? Firman Allah:
-- YRYDWN LYTHFaWA NUR ALLH BAFWAHHM WALLH MTM NWRH WLW KRH ALKFRWN (S. ALSHF, 61:8), dibaca: yuri-du-na liyuthfiu- nu-ra Lla-hi biafwa-hihim wa Lla-hu mutimmu nu-rihi- walaw karihal ka-firu-n (s. asshaf), artinya: Mereka hendak memadamkan Nur Allah dengan mulut mereka, sedang Allah menyempurnakan Nur-Nya, meskipun benci orang-orang kafir itu. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 8 Mei 2005
1 Mei 2005
[+/-] |
674. Antara Mustafa K Attaturk dengan Mulyana W Kusuma Jilid II |
Bagi pembaca yang tidak sempat membaca Seri 673 ybl. berisi tentang pertanyaaan dan jawaban pengasuh kolom ini tentang Kemal Attaturk yang mudah sekali berputar haluan. Yang baru dijawab ialah Mustafa Kemal berpenampilan Muslim yang taat pada waktu Perang Kemerdekaan untuk menarik simpati ummat Islam, karena tanpa dukungan ummat dia bukanlah apa-apa, sebab orang Turki pada waktu itu identik dengan ummat Islam. Tidak ada persaan arogansi ke-Turkian dalam kalangan warga Khilafah. Turki, Arab, Kurdi, Albania, Yunani, Slav, diikat oleh ideologi "ummah", persaudaraan Islam. "Until the nineteenth dentury, the Turk thought of themselves primarily as Muslims; their loyalty belonged to Islam and not to the Ottoman state ........The Ottoman had no racial arrogance or exclusiveness, no insistence on "pure" Turkish descent. Islam was the entry reqiurements which open the door both to real power and to social status to Albanian, Greek, and Slav as well as to Kurd and Arab. [The Emergence of Modern Turkey, Bernard Lewis, Oxford University Press, 1961, pp 2 and 8]" Juga yang telah dijawab ialah dari mana ide Mustafa Kemal ttg reformasi anti-Islam, itu didapatkannya dari gurunya yaitu Ziya Gokalp. "In order to equal the European powers militerily and in the science and industry, our only road to salvation is to adopt Western civilization completely. [Turkish Nationalism and Western Civilization, Ziya Gokalp, New York, 1959, p.276]"
***
Yang tersisa belum dijawab yaitu, mengapa Mustafa Kemal begitu tega sampai hati melakukan Social Engenering yang keras dan kejam. Yang tersisa itulah yang disajikan dalam seri ini.
Bulan Desember 1686 di Salonika, kurang lebih 300 keluarga Yahudi menjadi Muslim Marrano (orang Yahudi yang memeluk Islam). Mereka secara terbuka menjalankan Syari'ah, akan tetapi secara rahasia tetap meneruskan ibadah dan tradisi Yahudi di rumah-rumah mereka (the Islamic Marranos continued to attend Jewish services secretly and observed certain Jewish customs in their homes). Inilah komunitas yang penting secara historis akar gerakan rahasia yang menjadi duri dalam daging dalam Khilafah. Gerakan rahasia yang dijuluki "doenmeh" (pembelot) ini melebar dengan pesat di Asia Minor. Dalam abad ke-19 grakan rahasia doemmeh ini sudah mencapai anggota sejumlah sekitar 20 000 orang. Salonika menjadi pusat gerakan rahasia ini. Tatkala tahun 1913 Salonika menjadi bagian dari Yunani, komunitas Marrano tetap di Salonika, namun pusat gerakan rahasia doenmeh berpindah ke Istanbul.
Banyak anggota dari gerakan rahasia doenmeh ini menjadi anggota Gerakan Turki Muda, dua orang di antaranya ialah Mustafa Kemal yang menjadi pimpinan Gerakan Turki Muda dan Djavid Bey (kemudian menjadi Menteri Keungan). Dalam Gerakan Turki muda banyak yang menentang kepemimpinannya dengan mempergunakan latar belakang "ke-doenmeh-nya, tetapi tidak berhasil. Mereka semuanya habis dieksekusi setelah Mustafa Kemal meraih kekuasaan. [Sumber: The Secret Jews, Joachim Prinz, 1973, pp. 111-122]
***
Itulah yang menyebabkan Mustafa Kemal sampai tega hatinya melakukan Social Engineering yang keras dan kejam. Ia dan rejimnya berasal dari komunitas doenmeh yang merasa bukan bagian dari komunitas "ummah", sebagaimana sumpah komunitas Morrano ini: "I shall not marry into a Muslim family nor maintain any intimate association with them, for they are to us an abomination and particularly their women." [The Secret Jews, Joachim Prinz, 1973]
Lagi pula secara pribadi Mustafa Kemal mempunyai temperamen tanpa belas kasihan, karena ia peminum. "He was drinking heavily. The drink stimulated him, gave him energy, but increased his irritability. Both in private and public he was sarcastic, brutal and abrupt. He flared up at the least criticism. He cut short all attempts to reason with him. He flew into a passion at the least opposition. He would neither confide in nor co-operate with anyone. When one politician gave him some harmless advice, he roughly told him to get out. When a venerable member of the Cabinet suggested that it was unseemly for Turkish ladies to dance in public, he threw a Koran at him and chased him out of his office with a stick." [Grey Wolf, Mustafa Kemal, An Intimate Study of a Dictator, H.C. Armstrong, 1934]
***
Perihal Mulyana W. Kusumah itu drastis berbelok haluan 180 derajat tidaklah analog dengan Mustafa Kemal. Firman Allah:
-- WLQD ADHL MNKM JBLA KRSYRA AFLM TKWNWA T'AQLWN (S. YS, 36:62) dibaca: walaqad adhalla mingkum jibillang katsi-ran afalam taku-nu- ta'qilu-n (s. ya-sin), artinya: Sesungguhnya setan itu menyesatkan banyak di antara kamu, tidakkah kamu memikirkannya?
Setan-setan itu anak buah Iblis. Waktu Mulayana masih di LSM Iblis ternyata belumlah mengutus anak buahnya untuk menyesatkan Mulyana. Nanti setelah Mulyana berkecimpung dalam perkara uang barulah Iblis mengutus anak buahnya yang pangkatnya cukup tinggi untuk menyesatkan Mulyana dan berhasil, yaitu secara faktual Mulyana mertangkap tangan memberi suap untuk menutup korupsi di KPU.
***
'Ala kulli hal, untuk mempelajari penterapan Syari'at Islam tidak ada gunanya melakukan studi banding ke Turki, terkecuali jika dimaksudkan hanya jalan-jalan saja, atau melakukan studi bagaimana caranya menjegal penegakan Syari'at Islam. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 1 Mei 2005