Seperti diketahui Hamid Karza'i, yang didudukkan menjadi boneka sebagai penguasa Afghanistan oleh Bush administration, sebelumnya adalah penghubung CIA untuk kawasan Afghanistan dan menjadi binaan mereka. Hamid Karza'i dilindungi dari rakyatnya sendiri oleh pasukan "bodyguard" yang terdiri sekitar 200 orang serdadu Amerika. Bush administration habis-habisan menutupi kenyataan di mata dunia, bahwa mereka telah melakukan begitu banyak pembunuhan terhadap warga sipil di Afghanistan. Semua cara sensor dilakukan oleh pejabat Departemen Pertahanan AS untuk menutupi citranya sebagai pelaku kejahatan perang.
Penguasa Thaliban telah digantikan oleh pemerintah sementara Hamid Karza'i yang "angkatan perangnya" terdiri dari milisi etnis gado-gado yang sulit diatur dari berbagai bagian Afghanistan. Sejumlah penduduk Kandahar ada yang terang-terangan meratapi berakhirnya era pemerintahan Thaliban yang mereka katakan telah membawa tujuh tahun kedamaian, stabilitas, dan penghargaan atas etnis.
Di Kandahar banyak yang berdukacita atas berakhirnya pemerintahan Thaliban. Para peziarah yang berziarah ke pemakaman Mujahisin Thaliban di sudut kota Kandahar membungkuk untuk mengusap-usap batu putih halus yang melapisi pemakaman atau merenungi batu-batu nisan yang berhubungan dengan sejarah para pahlawan Thaliban. Sebuah batu tulis tinggi, dikelilingi oleh bendera-bendera yang berkibar pada tiang yang diukir dengan huruf Afghan Pasthun, penghormatan bagi Yar Mohammad Akhund, seorang mantan pejuang anti Soviet dan berikutnya menjabat sebagai Gubernur Thaliban di berbagai propinsi Aghanistan.(1)
"Pemuda-pemuda ini wafat di sini dalam kesendirian, di negeri asing. Mereka adalah saudara Muslim kami dan kami menangisi kepergian mereka." kata Sher Muhammad, 65 tahun, seorang kusir sado yang mengunjungi makam Mujahidin Arab. "Ini adalah kewajiban setiap Muslim untuk menyaksikan bahwa mereka dimakamkan secara terhormat."(2)
Serdadu pendudukan Amerika memulai pendudukannya seburuk dengan keadaaan serdadu komunis Uni Sovyet tatkala memulai pendudukannya dahulu di Afghanistan. Mujahidin Thaliban mengaplikasikan sistem monitor yang dikembangkan oleh para Mujahidin Afghanistan tatkala menghadapi serdadu komunis Uni Sovyet dahulu dalam tahun delapan puluhan. Dengan demikian missi "search-and-destroy" dari serdadu pendudukan Amerika selalu gagal, karena hanya memburu bayangan Mujahidin Thaliban belaka. Sekarang ini Afghanistan dalam keadaan khaos. Orang dapat bercermin tentang keadaan khaos itu dengan melihat ke dalam cermin keadaan khaos di Iraq sekarang ini.
Menurut The United Nations Drug Agency penguasa Thaliban telah memusnahkan sehabis-habisnya tanaman opium. Namun setelah penguasa Thaliban digulingkan secara democrazy yang tidak beradab oleh Bush administration, opium mulai ditanam lagi yang menghasilkan hingga 2700 ton setiap tahun. Bush administration terrorism dalam perangnya melawan "terrorist" membuahkan perdagangan opium yang kembali subur. "Kemenangan" Bush administration terrorism dalam perangnya melawan "terrorist" ibarat bayi yang lahir prematur.
***
State terrorism dalam wujud Bush administration berupaya untuk dapat menguasai seluruh kawasan negeri-negeri Islam yang kaya minyak. Langkah Bush administration di Iraq dilakukan mengulang keberhasilannya mendudukkan Hamid Karza'i menjadi boneka sebagai penguasa Afghanistan.
Penjajahan Bush administration terrorism atas Iraq tidak saja menebar maut bagi rakyat Iraq, lebih dari itu state terrorism AS juga ikut berperan dalam penyebaran minuman keras (miras) yang kian mengkhawatirkan. Sejak tahun 90-an peredaran miras di Irak sangat dibatasi sampai ambruknya rezim Saddam Husein pada April 2003 lalu. Ketika itu, miras hanya boleh dijual di tempat-tempat tertentu dan pada jam-jam tertentu pula. Selain itu, miras hanya boleh dijual dan dibeli oleh komunitas asing. Tapi kini, minuman laknat itu dapat dengan mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan.
Tak jarang sejumlah anak-anak menjajakan miras di salah satu sudut Baghdad. Sementara di sebuah pintu gedung pertemuan di Baghdad tampak wajah-wajah belia menawarkan miras di pinggir-pinggir jalan. Karena berjualan di trotoar jalan, tentunya mereka sulit untuk memboyong kulkas sebagai tempat botol-botol miras. Mereka letakkan botol-botol itu di sebuah kotak yang atasnya di tutupi es, seperti es-kattang penjual es pallu butung di Makassar ini.
"Kami membeli minuman ini dari seorang agen dengan harga yang layak, lalu kami menjualnya lebih murah dari harga di toko, maka tak usah heran mereka tertarik untuk membelinya dari kami ketimbang di toko-toko, sebab harga kami lebih murah," ujar Saef Raad, seorang penjual miras seperti dilansir oleh Quds Press. Miras diperoleh pada beberapa lokasi, tetapi yang paling terkenal di kawasan Utara Iraq sebagai pensuplai utama miras ke Baghdad. Di sana, miras dijual secara grosiran dan dengan harga grosiran pula, imbuh Saef.
Sementara itu seorang pecandu miras mengatakan, "Saat ini kami dapat mengekspresikan kemauan kami dengan bebas. Dulu, minuman ini terlarang bagi kami, akhirnya kami terpaksa membeli dan meminumnya secara diam-diam." Menurut Johannes Jonathan, seorang pemilik toko miras di Iraq, saat ini bisnis miras berkembang pesat setelah serdadu pendudukan pasukan AS tiba, namun demikian dirinya masih mendapat hambatan dari para aktifis Islam.
Penyakit sosial lain yang tengah merebak di Irak pasca-kedatangan serdadu pendudukan militer AS adalah: pencurian, pembunuhan, penjarahan, pelecehan seksual dan sejumlah tindakan-tindakan kriminal lainnya. Alhasil, Bush administration terrorism memang bukanlah penyelamat, tetapi merupakan gerombolan perusak. Firman Allah:
-- WADZA QYLLHM LA TFSDWA FY ALARDH QALWA ANMA NhN MSHLhWN (A. ALBQRt, 2:11), dibaca: waidza- qi-lalahum la- tufsidu- fil ardhi qa-lu- innama- nahnu mushlihu-n (s. albaqarah), artinya: Apabila dikatakan kepada mereka janganlah kamu berbuat bencana di muka bumi, maka mereka berkata: sesungguhnya kami berbuat kebajikan.
Demikianlah, Bush berbusa-busa mulutnya berbual bahwa dia membawa kebaikan "demokrasi" kepada rakyat Iraq, padahal yang ditanamkan di Iraq adalah democrazy dan khaos. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 26 September 2004
-------------------------------
sumber: eramuslim.com
(1) Some in Kandahar Mourn the End of Taliban Rule
By Pamela Constable
Washington Post Foreign Service
Wednesday, January 16, 2002; Page A12
Kandahar, Afghanistan, Jan. 15
Every day, mourners slip into the Taliban cemetery at the edge of the city, stooping to caress the smooth white stones covering the graves or quietly contemplating the headstones that relate the history of Taliban heros. One tall slate stone, surrounded by flags fluttering on bamboo poles and carved in Afghan Pashto script, honors Yar Mohammad Akhund, a former anti-Soviet fighter and later a Taliban governor of several Afghan provinces. The tribute recounts the high points of his life, and death.
(2) "These boys died here alone, in a foreign country. They were our Muslim brothers and we weep for them," said Sher Mohammed, 65, a horse cart driver who was visiting the Arab cemetery Monday. "It is the duty of every Muslim to see they are buried with respect."
26 September 2004
[+/-] |
644. Apa Kabar Afghanistan dan Iraq? |
19 September 2004
[+/-] |
643. Himbauan |
Firman Allah SWT:
-- AN FY KHLQ ALSMWT WALARDH WAKHTLAF ALYL WALNHAR LAYT LAWLY ALBAB . ALDZYN YDZKRWN ALLH QYAMA WQ'AWDA W'ALY JNWBHM WYTFKRWN FY KHLQ ALSMWT WALARDH RBNA MA KHLQT HDZA BATHLA SBhNK FQNA 'ADZAB ALNAR (S. AL 'AMRAN, 3:190-191), dibaca: inna fi- khalqis sama-wa-ti wal ardhi wakhtila-fil layli wannaha-ri laa-ya-til lulil alba-bi * alldzi-na yadzkuru-na Lla-ha qiya-maw waqu'u-daw wa'ala- junu-bihim wayatafakkaru-na fi- khalqis sama-wa-ti wal ardhi rabbana- ma- khalaqta ha-sza- ba-thilan subha-naka faqina- 'adza-ban na-ri, artinya: Sesungguhnya tentang terciptanya berbilang langit dan bumi dan pergantian malam dengan siang adalah ayat-ayat bagi ulul albab * Yaitu yang ingat akan Allah tatkala berdiri, duduk dan berbaring, dan berpikir tentang terciptanya berbilang langit dan bumi (lalu berkata): Ya Maha Pengatur kami tidaklah Engkau jadikan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharakanlah kami dari siksa neraka.
Berlandaskan kedua ayat [3:190-191] di atas, kami himbau calon-calon presiden dan wakil presiden yang akah dipilih besok, yang kesemuanya beragama Islam, supaya dalam proses pengambilan keputusan dalam mengurus negara Republik Indonesia ini, terlebih dahulu yadzkuru-na Lla-ha, berzikir, mengingat Allah, barulah yatafakkaru-na, berpikir. Berzikir dan berpikir artinya mengingat Allah, mengingat petunjuk Allah yaitu Al Quran lebih dahulu sebelum berpikir. Artinya pemikiran itu senantiasa (baik sementara berdiri, duduk, maupun berbaring) mendapat tuntunan wahyu.
Himbauan ini kami kemukakan dengan tujuan akan terjadi pembaharuan dalam proses pengambilan keputusan dalam mengurus negara. Sebab fakta sejarah menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan dari petinggi negara selama ini, mengambil keputusan dahulu, kemudian baru meminta alim ulama membantu mensosialisasikan keputusan itu kepada ummat. Apa yang terjadi selama ini kota-kota dibersihkan dari mereka, kaum fukara, kaum pinggiran dengan cara yang tidak manusiawi, karena dianggap semacam gulma (weeds, rumput liar). Ini disebabkan oleh sikap atau visi bahwa kota baru indah dan gemerlap bila gulma itu digusur. Proses pengambilan keputusan atas dasar sikap atau visi ini bisa berubah jika pengambil keputusan senantiasa (baik sementara berdiri, duduk, maupun berbaring) sebelum berpikir, ingat akan Firman Allah (yang biasa dijadikan pangumpu' tatkala shalat maghrib) seperti berikut:
-- LQD JAaKM RSWL MN ANFSKM 'AZYZ 'ALYHI MA 'ANTM HRYSH 'ALYKM BALMWaMNYN R^WF RHYM (S. ALTWBT, 128), dibaca: Laqad ja-akum rasu-lum min anfusikum 'azi-zun alayhi ma- 'anittum hari-shun 'alaykum bilmu'mini-na rau-fur rahi-m (s. attawbah), artinya: Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kalanganmu, berat terasa olehnya derita kamu, sangat menginginkan (kesejahteraan dan keselamatan) bagi kamu, serta sangat kasihan dan penyayang kepada orang-orang beriman.
***
Juga berlandaskan kedua ayat [3:190-191] di atas kami himbau kepada para yang berhak memilih, yang akan datang besok ke TPS-TPS menyimak salah satu di antara kedua kriteria berzikir dan berpikir dalam kedua ayat tersebut. Mengapa cuma salah satu? Kriteria berzikir tidak dapat dipantau oleh para khalayak pemilih, karena berzikir itu, atau mengingat itu adalah hal yang tidak zhahir, tersembunyi, yang mengetahuinya hanyalah Allah dan para kedua pasang kontestan itu saja. Yang dapat dipantau ialah kriteria berpikir, yaitu cinta kepada ilmu. Kriteria cinta kepada ilmu inilah yang dapat dijadikan petunjuk dalam menusukkan jarum di atas bantal dalam bilik di TPS-TPS.
Yang terakhir, tidaklah semestinya pergi ke TPS-TPS besok. Namun sebaiknya dan alangkah eloknya jika tidak menjadi golput. Adalah memang suatu kenyataan bahwa sukarlah untuk didapatkan pemimpin yang ideal, namun adalah juga realitis jika kita mempergunakan hak pilih dengan memilih pilihan yang paling dekat kepada kriteria yang dikemukakan di atas, yaitu yang cinta kepada ilmu. Orang yang cinta ilmu akan menghasilkan pemikiran yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari apa yang disajikan kedua pasang kontestan itu dalam layar televisi dalam rangka kampanye yang baru lalu. Siapa di antara kedua pasangan itu yang hasil-hasil pemikirannya lebih bermutu, itulah yang di tusuk dalam bilik suara di TPS besok. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 19 September 2004
12 September 2004
[+/-] |
642. Supra-Rasional, Rasional dan Sub-Rasional |
Mulai tadi malam setelah matahari terbenam, masuklah malam Ahad, 27 Rajab 1425 H. Dan beberapa jam kemudian, yaitu jam 24.00 barulah mulai masuk tanggal 12 September 2004. Malam 27 Rajab adalah salah satu malam yang termasuk penting bagi ummat Islam, karena pada malam itu Nabi Muhammad SAW di-isra-kan dan di-mi'raj-kan oleh Allah SWT.
Apa hubungannya peristiwa Isra-Mi'raj dengan judul di atas? Untuk itu kita mulai dengan kalimah RB AL'ALMYN (dibaca rabbul 'a-lami-n). Kalimah ini paling kurang 17 kali diucapkan oleh ummat Islam yang melaksanakan shalat wajib 5 waktu:
-- ALhMD LLH RB AL'ALMYN (S. ALFATht, 1:2), dibaca: alhamdu lilla-hi rabbil 'a-lami-n, artinya: Segala puji bagi Allah Maha Pengatur berbilang alam.
Di samping Rabb sebagai Maha Pengatur berarti pula Maha Pencipta, [87:2,96:1], Maha Pendidik [96:4], Maha Pelengkap [87:2], Maha Pembuat-ukuran [87:3], Maha Pemberi-petunjuk [87:3]. 'A-lami-n adalah bentuk jama' (plural) dari alam, diterjemahkan dengan berbilang alam. Ada alam syahadah (physical world), alam malakut, alam fawqa malakut. Alam syahadah dapat pula dibedakan dalam alam batu-batuan, alam tumbuh-tumbuhan, alam binatang dan alam manusia.
Pembahasan akan difokuskan pada alam syahadah. Rabb sebagai Maha Pencipta mencipta alam syahadah dengan ukuran-ukuran tertentu termasuk aturan-aturan yang berlaku yang dinamakan TaqdiruLlah untuk alam syahadah di luar masyarakat manusia dan kemanusiaan. Ukuran-ukuran tertentu dan aturan-aturan yang berlaku bagi masyarakat manusia dan kemanusiaan disebut Sunnatulah. TaqdiruLlah dalam istilah sekulernya disebut hukum alam.
Rabb sebagai Maha Pengatur, mengatur ciptaanNya dengan TaqdiruLlah dan SunnatuLlah. TaqdiruLlah ada yang ditanam di alam syahadah ada yang tidak ditanam. TaqdiruLlah yang ditanam di alam syahadah berlaku sinambung dan terbuka, sehingga dapat dikaji oleh manusia. TaqdiruLlah yang tidak ditanam di alam syahadah hanya berlaku dalam rentang waktu yang terbatas. Ada yang terbuka, ada pula yang tidak terbuka kepada manusia. Adapun SunnatuLlah semuanya terbuka bagi manusia.
TaqdiruLlah yang ditanam di alam syahadah yang telah diungkapkan oleh hasil kajian manusia barulah dikenal sebagai medan gravitasi, dengan itu Rabb sebagai Maha Pengatur mengendalikan alam raya (makro-kosmos), medan elektro magnet, gaya kuat dan gaya lemah, dengan itu Rabb sebagai Maha Pengatur mengendalikan alam mini (mikro-kosmos). Dari keempat jenis TaqdiruLlah itu dijabarkan oleh manusia dalam kancah disiplin ilmu fisika. Adapun TaqdiruLlah dalam wujud kekuatan berubah secara perlahan-lahan ataupun secara "melompat", kekuatan bertumbuh dan berkembang biak pada alam tumbuh-tumbuhan dan alam binatang masih merupakan perjuangan sengit. Dan apatah pula alam manusia, yang terdiri atas bukan hanya yang physical atau jasmani, tetapi juga nafsani dan ruhani. Makhluq manusia adalah makhluk yang paling kompleks, karena menyangkut TaqdiruLlah yang ditanam dan juga tidak ditanam. Yang nafsani ada TaqdiruLlah yang terbuka, ada pula yang tertutup, sedangkan yang ruhani menyangkut TaqdiruLlah yang sama sekali tertutup bagi manusia.
***
Setiap pagi saya menyemprot membasahi tanaman di pekarangan termasuk yang di dalam pot bunga. Saya merasakan keindahan TaqdiruLlah yang ditanam di alam syahadah. Betapa tidak, ada dua posisi sudut elevasi pancaran air yang mengena titik (pot bunga) tertentu. Dan pada posisi 45 derajat, pancaran air menjadi terjauh. Pancaran air itu termasuk gerak peluru dengan persamaan kwadratis. Seperti diketahui persamaan kwadratis itu punya dua akar pemecahan yang menghasilkan dua sudut elevasi yang berbeda untuk jangkauan yang sama jauhnya dari pancaran air. Sedangkan untuk harga akar yang sama menghasilkan sudut elevasi 45 derajat untuk jangkauan terjauh dari pancaran air. SubhanaLlah, alangkah harmonisnya, indahnya, matematika sinkron dengan gejala alam. Alangkah besar pahalanya pakar Muslim yang mendapatkan matematika khusus yang disebut aljabar.
***
Firman Allah:
-- SBhN ALDZY ASRY B'ABDH LYLA MN ALMSJD ALhRAM ALY ALMSJD ALAQSA ALDZY BRKNA hWLH LNTYH MN AYTNA ANH HW ALSMY'A ALBSHYR (S. ASRY, 17:1), dibaca: subha-nal ladzi- asra- bi'abdihi- lailan minal masjidil hara-mi ilal masjidil aqsal ladzi- ba-rakna- hawlahu- linuriyahu- min a-ya-tina- innahu- huwas sami-'ul bashi-r, artinya: Maha Suci Yang meng-isra-kan hambaNya pada suatu malam dari al Masjid alHaram ke al Masjid alAqsaa, yang Kami telah berkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan sebagian dari ayat-ayat Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.
Proses Isra ini tidak terbuka, tidak dapat disaksikan oleh siapapun, kecuali oleh Allah SWT dan para malaikat. Peristiwa itu dapat kita ketahui karena diberitahu oleh Allah SWT melalui wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ini masuk TaqdiruLlah yang tidak ditanam di alam syahadah, sehingga tidak dapat dikaji oleh manusia.
Maka TaqdiruLlah yang tidak ditanam di alam syahadah itu adalah supra-rasional. TaqdiruLlah yang ditanam di alam syahadah itu adalah rasional (lihat contoh pengalaman lapangan saya di atas itu dalam perkara menyiram bunga). Lalu yang manakah itu sub-rasional? Itulah dia yang disebut tahyul dan khurafat, seperti orang beranak buaya dan kembar dengan buaya, yang pernah dua kali dikupas dalam kolom ini. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 12 September 2004
5 September 2004
[+/-] |
641. Jaringan Islam Liberal Pembela BCG |
Rabu dan Kamis akhir pekan bulan lalu ada pertemuan di Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta (markasnya JIL -HMNA-), dimana disepakati bahwa perlu ada gerakan bersama memprotes penarikan film "Buruan Cium Gue!" pekan sebelumnya. Riri Riza, sutradara film "Eliana! Eliana" dan "Ada Apa Dengan Cinta," membacakan pernyataan ini didampingi Ulil Abshar Abdalla dari Jaringan Islam Liberal, Andy Budiman dari radio 68H (milik JIL -HMNA-), dll. Inilah inti isi dari pernyataan mereka:
"Maka kami menentang langkah sejumlah pihak, antara lain Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Majelis Ulama Indonesia, dan KH Abdullah Gymnastiar, yang menyatakan sikap mereka terhadap film Buruan Cium Gue melalui tekanan, bahkan ancaman, dan penghakiman sepihak, dengan mengatasnamakan 'moral bangsa'. Kami juga menyesalkan langkah Lembaga Sensor Film maupun Raam Punjabi dari Multivision, yang dengan gampang menyerah pada tekanan dan ancaman itu. Kami percaya bahwa pemberangusan terhadap Buruan Cium Gue akan membuka jalan bagi kembalinya represi dan kesewenangan terhadap dunia kreativitas seperti yang sering terjadai pada zaman Orde Baru."
Pernyataan ini ditanda-tangani oleh sejumlah orang-orang JIL, di antaranya orang dari daerah kita ini Rizal Mallarangeng (bukan saudaranya Alfian Mallarangang -HMNA-)
Saya kutip dari internet (dua orang sudah cukup) yang menantang pernyataan itu.
Teguh Priatno: Mari kita galang kesatuan. Sekarang adalah saatnya peperangan akhir jaman antara dua kelompok besar yaitu kebenaran vs kebatilan. Ini perang urat syaraf. Ini perang dingin dan siapa saja yang mampu meraih simpati masyarakat dialah yang meraup kemenangan. Ini mungkin juga saatnya menghancurkan para munafik seperti Ulil Abshar Abdalla dengan Jaringan Islam Liberal-nya.
Harry Sufehmi: Yang terbaru dari di Jaringan Islam Liberal. Mungkin kebanyakan mereka belum punya anak, sehingga tidak tahu bagaimana prihatinnya para orang tua menghadapi tayangan film dan TV masa kini. Takutnya nanti seperti kasus Cak Nur, ikonnya JIL, yang bilang tidak apa-apa nikah beda agama, tapi kemudian Cak Nur kebingungan begitu anaknya ingin menikah dengan lelaki Yahudi. (Sudah terlaksana perkawinan itu, Nurcholis Madjid telah bermenantukan laki-laki Yahudi -HMNA-).
***
Dalam diskusi bulanan yang diselenggarakan DPP Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Muttahidah (IMMIM) di Makassar pada 5 Sya'ban 1423 H / 12 Oktober 2002 M, saya menjadi pemakalah bersama-sama dengan seorang tokoh JIL, Drs. Taufiq Adnan Amal MA. Seri 545 yang lalu diambil dari sebagian makalah saya itu yang berjudul "Islam Liberal(?) dan Jaringan Islam Liberal(?)" Ini sedikit cuplikan dari makalah saya itu.
Misi Firqah Liberal (Firlib) dengan pranatanya Jaringan Firqah Liberal (JFL) adalah untuk menghadang gerakan Islam yang mereka sebut "fundamentalis". Dalam situs [www.islamlib.com] mereka menulis: "sudah tentu, jika tidak ada upaya-upaya untuk mencegah dominannya pandangan keagamaan yang militan itu, boleh jadi, dalam waktu yang panjang, pandangan-pandangan kelompok keagamaan yang militan ini bisa menjadi dominan. Hal ini jika benar terjadi, akan mempunyai akibat buruk buat usaha memantapkan demokratisasi di Indonesia. Pandangan-pandangan keagamaan yang terbuka (inklusif) plural, dan humanis adalah salah satu nilai-nilai pokok yang mendasari suatu kehidupan yang demokratis."
Kegiatan JFL ini sepenuhnya didukung oleh LSM Asing The Asia Fondation, yaitu sebuah LSM asal Amerika, yang khusus menyediakan dana untuk kegiatan demokratisasi di Asia. Mereka melihat, Islam fundamentalis membahayakan kehidupan demokrasi. Selain The Asia Foundation ada pula Ford Foundation mendanai mereka.
Markas besar pertahanan AS, Pentagon, dikabarkan melakukan propaganda rahasia yang bertujuan untuk mempengaruhi opini publik dan pembuat kebijakan di negara-negara "yang bersahabat" dan netral. Demikian dilaporkan surat kabar New York Times (16/12-02). Apa yang dilaporkan oleh New York Times itu sesungguhnya adalah bagian dari Agenda Imperialisme Global. Ada dua perkara yang mengisyaratkan hal itu:
Pertama, tampak bahwa ada kesejajaran "misi propaganda rahasia" AS di atas seirama dengan gagasan-gagasan Firqah Liberal. Intinya, baik "misi propaganda rahasia" AS (yang sebetulnya bukan rahasia lagi) maupun gagasan-gagasan Firqah Liberal di Dunia Islam, khususnya di Indonesia adalah bagian dari agenda imperialisme global AS yang dilancarkan atas Dunia Islam. Kalangan intelektual Muslim yang menyuarakan gagasan-gagasan Firqah Liberal hanyalah corong yang memang dibutuhkan AS untuk mendesakkan ide-ide kapitalisme-liberalisme-sekulernya. Sebagai sebuah ideologi (mabda'), kapitalisme mempunyai paradigma dan ide-ide cabang yang dibangun di atasnya. Paradigma kapitalisme adalah pemisahan agama dari kehidupan politik (sekulerisme). Sekulerisme membatasi perannya pada aspek ritual; tidak mengatur urusan kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, dan sebagainya .
Kedua, bukan suatu kebetulan jika kedua kasus di atas terjadi di tengah berbagai upaya AS untuk terus memerangi Islam dan kaum Muslim di balik jubah bernama "Perang Melawan Terorisme." Meskipun telah melakukan banyak hal, yaitu mulai dari intervensi militer seperti yang terjadi atas Afganistan dan Iraq, memaksa dibentuknya UU Antiterorisme di berbagai negara, mendesak para rezim penguasa negara-negara yang menjadi agennya untuk menangkapi tokoh-tokoh "Islam garis keras", melakukan provokasi atas Islam dan kaum Muslim melalui lidah para petinggi di sejumlah negara yang menjadi agen AS (di lingkungan Asia antara lain diwakili oleh para pejabat Australia seperti John Howard dan Singapura seperti menteri senior Lee Kuan Yew dan PM Goh Tjoh Tong), di Indonesia oleh Mathori Abd.Djalil dll. Namun demikian, AS tampaknya masih memerlukan tangan-tangan lain, yaitu para intelektual dari kalangan Muslim yang telah tersekulerkan untuk melawan Islam dan kaum Muslim. Semua itu ditempuh AS karena adanya ketakutan AS akan kebangkitan Islam dan kaum Muslim yang dipandang, sebagaimana diakui oleh Samuel Huntington dan sejumlah intelektual Barat lainnya, akan menjadi ancaman potensial bagi hegemoni AS dan dominasi ideologi kapitalisme-liberalisme-sekuler.
Sekian cuplikan tersebut. Maka sikap kita: "Anjing menggonggong kafilah lalu. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 5 September 2004