Hari Sabtu, 11 November 2006, saya menghadiri upacara Milad (Dies Natalis) XLI Universitas Islam Negeri Alauddin dan Penerimaan Jabatan Guru Besar Tetap Prof.DR.H.Ahmad M Sewang, MA. Sebelumnya, 9 November dalam acara halalbihalal (menurut Prof.Ahmad Sewang penulisan yang baku kata itu harus dituliskan bersambung) di IMMIM meminta kepada saya untuk memberi umpan balik nanti dalam hubungannya dengan isi Pidato Pengukuhan beliau dua hari yang akan datang itu. Adapun Pidato Pengukuhan Guru Besar tsb., yaitu Hubungan Antarumat Beragama di Masa Nabi Muhammad SAW (Bahasan Buku Sirat Nabawiyah Ibn Hisyam).
Saya kutip halaman 19-23:
Dialog Ja'far ibn Abi Talib dengan Najasi.
Ketika kaum Quraisy mengetahui bahwa sebagian kaum Muslim hijrah ke negeri Habsyah, maka mereka mengutus dua orang, Amr ibn As dan Umarah ibn al-Walid, untuk mempersembahkan beberapa hadiah dengan harapan agar orang-orang yang berhijrah itu diekstradisi. Najasi berkata kepada keduanya. "Aku tidak akan menyerahkan kepada mereka, sebelum saya mengundang dan melakukan konfirmasi kepada mereka." Ummu Salamah mengemukakan jawaban Ja'far sebagai pimpinan Muhajirin atas pertanyaan Najasi.
Keterangan Ja'far ibn Abi Talib itulah yang mempengaruhi Najasi untuk memberikan perlindungan keamanan kepada para Muhajirin. Sekalipun demikian , utusan Quraisy tadi tetap berusaha mempengaruhi Najasi bahwa ajaran Muhammad sesungguhnya menghina dan merendahkan Nabi Isa dan ibunya, Maryam. Mendengar penyampaian utusan Quraisy tersebut , maka raja meminta agar Ja'far menjelaskan tentang pandangan Islam terhadap Nabi Isa dan ibunya. Ja'fa rkemudian membacakan QS Maryam (19): 30-33,
QAL ANY 'ABD ALLH aATNY ALKTB WJ'ALNY NBYA 30 WJ'ALNY MBARKA AYN MA KNT WAWShNY BALShWt MA DMT hYA 31 WBRA BWALDTY WLM YJ'ALNY hBARA SyQYA 32 WASLAM 'ALY YWM WLDT WYWMAB'ATs Hya 33 (transliterasi huruf demi huruf) 30. Berkata Isa: "Sesungguhnya aku Ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan dia menjadikan aku seorang nabi, 31. Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; 32. Dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan Aku seorang yang sombong lagi celaka. 33. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari Aku dilahirkan, pada hari Aku meninggal dan pada hari Aku dibangkitkan hidup kembali".
Ummu Salamah menceritakan bahwa mendengar Alquran dibacakan, Al-Najasi menangis hingga janggutnya basah oleh air mata. Para uskup juga menangis hingga air mata mereka membasahi mushaf-mushaf mereka, ketika mendengar apa yang dibacakan pada mereka. Kemudian Najasi mengambil sebatang tongkat dan menggoreskannya ke tanah. Dengan gembira Najasi berkata. "Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya tidak lebih dari garis ini."
***
Selanjutnya saya kutip halaman 34-35:
Di antara delegasi itu terdapat mereka yang sudah memeluk agama Kristen yang berasal dari Najran, tinggal di Jazirah Arabia bagian selatan. Wilayah tersebut termasuk bagian kekuasaan Byzantium. Rombongan mereka 60 orang yang dipimpin oleh Abdul Masih, Abu Al-Harif ibn Alqamah dan Ibn a-Harit.
Rombongan dari Najran tersebut diterima Nabi di Masjid Madinah, sebagian menginap di masjid itu dan sebagian lainnya di rumah sahabat. Mereka tinggal beberapa hari, bahkan sempat melakukan kebaktian di Masjid Nabawi. Selama di Madinah terjadi dialog antara Nabi dan pimpinan delegasi tersebut. Ada beberapa perbedaan antara Nabi dan mereka berkaitan dengan teologis, terutama menyangkut dengan Nabi Isa. Perbedaan itulah yang kemudian menjadi latar belakang turunnya QS Ali 'Imran (3): 59-61.
(Untuk menghemat ruangan ayat aslinya tidak ditransliterasi, langsung artinya saja-HMNA-):
59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, Kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia.
60. (Apa yang telah kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, Karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.
61. Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), Maka Katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; Kemudian marilah kita bermubahalah( *) kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.
______________________
(*) Mubahalah ialah masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda pendapat mendoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan la'nat kepada pihak yang berdusta. nabi mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani-HMNA-
***
Inilah umpan balik dari saya.
Flavius Valerius Aurelius Constantinus (280 - 337) M, Roman emperor (306 - 377) M. Persuaded to adopt Chritianiy, became sole Emperor of the West (312) M; called the great Council of Nicaea (325) M at which Nicene Creed was adopted. [Webster's Biographical Dictionary, Spring field, USA, pg. 342]. The Creed of Nicaea: "We believe in one God the Father, Almighty, maker of all things visible and invisible; and in one Lord Jesus Christ, the Son of God, begotten of the Father, only begotten that is, from the substance of the Father; God from God, light from light, Very God from Very God".." (The History of Christianity, a Lion handbook, p. 177). Creed ini menguatkan doctrine Athanasius, di mana dalam council doctrine Athanasius memenangkan secara mayoritas doctrine Arius Alexander bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Tuhan yang selalu Ada dan tidak mempunyai asal usul, Dia Ada tanpa keberadaan sebelumnya. Dalam hal ini Arius membedakan antara unsur keistimewaan yang tetap ada di dalam Tuhan, yang merupakan kekuatan yang kekal dengan unsur keistimewaan Jesus sebagai suatu kelebihan yang diberikan oleh Tuhan selayaknya seorang Nabi.
Penganut doctrine Athanasius kemudian dikenal dengan Trinitarian Christian yang mayoritas sampai sekarang, sedangkan doctrine Arius dikenal dengan Unitarian Christian, yang sekarang merupakan golongan minoritas, yaitu ummat Qibthi (Copti) di Mesir. Secara teologis Unitarian Christian ini sangat dekat dengan ajaran Islam, seperti yang didemontrasikan oleh Najasi sebagai garis sambil berkata: "Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya tidak lebih dari garis ini." Ini menunjukkan bahwa Najasi penganut doctrine Arius Alexander. Sedangkan para delegasi dari Najran adalah pengatut Trinitarian Chistian, sehingga secara teologis tidak bisa ketemu dengan ajaran Islam, yang menjadi asbabun nuzul, latar belakang turunnya ayat tentang mubahalah. Wallahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 26 November 2006
26 November 2006
[+/-] |
755. Najasi dari Habasyah vs Rombongan dari Najran |
19 November 2006
[+/-] |
754. Rajawali Keok oleh Merpati |
Rajawali (hawk) lambang Partai Republik juga telah menjadi sebutan bagi para politisi dan birokrat garis keras yang cenderung menggunakan kekuatan bersenjata dan kekerasan untuk menghalau musuh-musuhnya. Tampil di puncak kekuasaan Washington, orang-orang berbahaya ini sekarang mengepung Presiden Bush yang tidak paham benar masalah kebijakan luar negeri. Peristiwa 11 September telah berhasil menguatkan kedudukan kelompok garis keras itu. Dengan menciptakan opini publik tentang bahaya terror yang masih terus mengancam keamanan Amerika Serikat maka rakyat Amerika yang dibayangi ketakutan terus menerus, memberikan dukungan yang melimpah kepada kebijakan Bush. Dukungan luas publik Amerika melalui polling berbagai media arus utama (main stream) ini kemudian digunakan untuk menekan Kongres dan Senat AS. Tekanan itu membuat Kongres dan Senat mengabulkan berbagai kemauan Bush. Model pertama yang dipraktekkan adalah Afghanistan. Di depan kadet West Point Bush menyampaikan doktrin baru Gedung Putih tentang strategi pre-emption, yakni pukul dulu urusan belakangan. Strategi ini diperuntukkan bagi negara-negara yang dipersepsikan oleh Amerika Serikat sebagai pihak yang dapat menimbulkan ancaman bagi mereka. Tidak peduli apakah ancaman itu sudah terlaksana atau dibuktikan, AS merasa berhak untuk menyerang dan menghabisi kekuatan mereka. Dengan strategi pukul dulu urusan belakangan ini menyusul serangan ke Iraq dengan alasan yang belum terbukti, yaitu Iraq memiliki senjata pemusnah massal (SPM), yang ternyata tidak terbukti sampai sekarang.
Menjelang pemilihan umum legislatif AS, 7 November 2006 lalu, Bush dengan pongahnya bersesumbar: "Jika Partai Demokrat menang, maka terroris menang dan AS kalah." Gembar-gembor Bush itu justru menjadi penggali lubang kubur kemenangan partainya. Dia lupa, bhwa agresi dan pendudukan atas Iraq dengan strategi pre-emption telah menewaskan hampir 3.000 tentara AS. Rakyat Iraq lebih banyak lagi, sekitar 650 ribu orang meninggal. Diapun mengakui, situasi di Iraq sudah seperti di Vietnam menjelang kekalahan Amerika dulu. Hal ini semakin membuat dunia antipati terhadap Bush. Bahkan para prajurit Amerika di Iraq pun sudah membuat mosi tidak percaya pada kebijakan perang Bush untuk disampaikan pada Kongres.
Akhirnya Bush baru tahu rasa, Partai Demokrat akhirnya memenangkan pemilihan di Amerika, Rajawali keok oleh Merpati. Dengan berakhirnya hegemoni Partai Republik, sang Rajawali, maka pemerintahan George W Bush pun tinggal menghitung hari. Partai Republik mempunyai ideologi konservatif, lebih suka perang dalam menyelesaikan masalah perbedaan pendapat dengan negara lain. George W Bush sendiri mengakui dirinya adalah 'Presiden Perang'. Ia juga dengan enteng mengobarkan perang sambil menyebut istilah crusade, 'terroris', 'iblis', dan istilah-istilah kebencian lainnya. Tokoh-tokoh internasional pun memberi Bush gelar yang sesuai dengan kepemimpinannya, misalnya The Master of Empty Promises, The Big Satan, The Big Evil, Warmonger, atau War Maniac.
***
"George W Bush halal darahnya." Bayangkan," demikian Ahmad Sumargono, "seorang Soetardjo Soerjogoeritno atau Mbah Tarjo, sampai mengatakan demikian itu terhadap Presiden Amerika Serikat George W Bush. Sedemikian menolaknya terhadap kunjungan Bush ke Indonesia 20 November nanti, sampai-sampai Mbah Tarjo menjatuhkan vonis yang membenarkan eksekusi mati terhadap Bush. Utusan FUI (Forum Umat Islam) yang menemuinya kemudian menyambut dengan memberikan aplus panjang." "Allahu Akbar,'' seru Mbah Tardjo dengan bersemangat. " (Republika: Senin, 13 Nopember 2006)
"Vonis" politisi senior itu menandai betapa massifnya penolakan terhadap kedatangan Bush ke Tanah Air yang disuarakan berbagai elemen masyarakat. Ormas-ormas Islam HTI, FPI, KAMMI, MMI, Hizbullah, seia sekata menolak Bush. Mereka telah mengerahkan massa demo hari ini dalam jumlah terbesar sebagai puncak demo selama sepekan ini. Ketua MPR maupun mantan ketua MPR, juga bersikap sama. Bahkan sopir-sopir angkot, anak sekolah, sampai barisan artis pun menolak menerima kehadiran Bush di negeri ini.
Karena sudah berada di ujung tanduk, kekuasaan Bush bisa dikatakan sudah tidak efektif lagi. Seruan perangnya semakin tidak menarik untuk mengundang investor Amerika ke Indonesia. Bahkan bantuan-bantuan ke Indonesia dengan atas nama 'perang melawan terorisme' seperti proyek Detasemen Khusus (Densus)-88, bisa jadi habis riwayatnya. Sebaliknya, kelak Partai Demokrat akan menggunakan langgam pendekatan politik yang lebih menekankan kepada upaya HAM.
Maka kita sangat menganjurkan kepada SBY-JK supaya mengapresiasi aspirasi yang betapa massifnya penolakan terhadap kedatangan Bush ke Tanah Air yang disuarakan berbagai elemen masyarakat itu. Tidak perlu menolak kedatangan Bush, andaikata Bush tetap tidak tahu diri ngotot datang di negeri kita ini, walalupun kekuasaannya seperti telur di ujung tanduk, yaitu tidak perlu Bush diterima di Istana Bogor, cukup mendengarkan saran Amien Rais yang mantan ketua MPR dan mantan Ketua PP Muhammadiyah, yaitu: "Berikanlah penghormatan, terimalah di Bandara, siapkan nasi goreng yang enak, kopi panas, kemudian silakan bicara seperlunya dan persilakan pulang," Jika saran Amien Rais yang simpatik ini diterima SBY-JK, "helipad" di Bogor tidak jadi dimanfaatkan, dirikanlah bentuk tugu kecil di atasnya dengan tulisan: Tugu Peringatan Menolak Bush.
Maka jika demikian, queen of the night terbebas dari ancaman, yaitu hempasan angin dari baling-baling helikopter Super Puma seberat enam ton. Ratu malam adalah teratai yang tumbuh dekat "helipad" itu terbalik dan hampir patah diterpa oleh angin keras baling-baling Super Puma tersebut, akibat ulah uji-coba "helipad".Teratai raksasa atau teratai amazon (Victoria amazonica) termasuk jenis tanaman langka di dunia yang hanya dapat ditemui di Sungai Amazon, Brasil. Daun teratai ini memiliki diameter hingga 1,5 meter dengan struktur daun yang tebal. Teratai raksasa itu juga punya keunikan berupa kemampuan menahan beban seberat 12 kg. Anak-anak umur 2-3 tahun bisa duduk di atasnya, tidak akan tenggelam. Tanaman yang memiliki bunga berwarna putih dan dapat berubah menjadi merah jambu setelah 2-3 hari kemudian tersebut, sangat indah.
Firman Allah untuk orang-orang beriman, resep untuk jiwa supaya tidak rendah diri, kurang PD:
-- WLA THNWA WLA ThZNWA WANTM ALA'ALWN ANKNTM MWaMNYN (S. AL 'AMRAN, 3:139), dibaca:
-- wala- tahinu- wala- tahzanu- waantumul a'lawna ingkuntum mu'mini-n (tanda - untuk memanjangkan membacanya), artinya:
-- Janganlah kamu lemah, dan janganlah kamu risau, kamu lebih unggul jika kamu beriman. Wallahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 19 November 2006
12 November 2006
[+/-] |
753. Is-Al, ya Bush |
Is-Al dalam judul di atas bukan is dari to be (Inggeris) atau dari zijn (Belanda), dan al bukan kata sandang dari bahasa Arab ataupun berarti sudah dalam bahasa Belanda, melainkan singkatan dari kata asli bahasa Bugis, digubah oleh almarhum Andi Baso Amir. Pada waktu proklamator almarhum Bung Hatta puluhan tahun yang silam datang di Makassar ini, pernah menyatakan kekagumannya di rumahnya almarhum H.F. Luran. "Ada dua orang kepala daerah di daerah ini yang saya kagumi, Andi Baso Amir sebagai Bupati Bone dan Patompo' sebagai Walikota KMM. A.B. Amir seorang seniman, mampu menjadi Bupati dan Patompo' dalam keadaan tight money policy mampu membangun Makassar".
Firman Allah:
-- AN ALLH LA YGhYR MA BQWM hTY YGhYRWA MA BANFSHM (S. ALRa'D, 13:11), dibaca:
-- InnaLla-ha la- yughayyiru ma- biqawmin hatta- yughayyiru- ma- bianfusihim (tanda - dipanjangkan membacanya), artinya:
-- Allah tidak akan mengubah hal atas suatu kaum, hingga mereka itu mengubah hal pada diri mereka.
Anfus(un) adalah bentuk jama' dari Nafs(un) yang berasal dari akar Nun, Fa, Sin yang berarti diri atau jiwa. Dalam bahasa Bugis Nafs(un) disebut ale. Is-Al, Issengi Alemu, artinya tahu dirilah.
Bagian judul berikutnya, yaitu Bush, elok kiranya jika dikutip dari Seri 518:
Coba dicermati sepak terjang AS pasca 11 September 2001. Di samping motif ekonominya, AS sesungguhnya memerangi terorisme dalam rangka operasi "doktrin prasangka" Samuel Huntington terhadap Islam yang katanya membahayakan demokrasi. AS membidik terorisme yang laras bedilnya diarahkan kepada Islam dan kaum Muslim. Sejak hari pertama Peristiwa 11 September 2001, misalnya, George W. Bush (yang ditujukan kepada Dunia) telah melakukan "state terrorism" lewat pernyataannya agar Dunia memilih: berada di belakang AS atau di belakang teroris! Bush tak segan-segan menyebut tindakan balasan yang akan diambilnya sebagai "Crusade" yang mengingatkan kita pada Perang Salib di masa lalu. Tanpa bukti apa pun, AS mengarahkan tuduhannya kepada Usamah bin Laadin dan Thaliban, yang segera disusul dengan perang membabi-buta melawan ummat Islam di Afganistan.
Sejumlah bukti faktual menunjukkan bahwa propaganda anti-terrorisme yang diserukan AS tidak lebih merupakan "state terrorism" yang ditujukan kepada Islam dan kaum Muslim. Tujuannya tidak lain adalah untuk menghancurkan ideologi Islam yang dituding oleh Huntington sebagai ancaman berikutnya bagi ideologi demokrasi / kapitalisme / liberalisme barat pasca runtuhnya komunisme. Dengan menebar "state terrorism" di Dunia Islam, AS tampaknya berharap agar Islam dan kaum Muslim tetap terpojok sehingga tidak ada kesempatan bagi mereka selain menuruti apa pun yang dikehendaki AS.
Dengan rencana kedatangan Bush di Indonesia ini, Amien Rais menilai, penerimaan Presiden Amerika Serikat George W Bush sebagai tamu negara ke Indonesia dinilai sudah sangat berlebihan. "Berikanlah penghormatan, terimalah di Bandara, siapkan nasi goreng yang enak, kopi panas, kemudian silakan bicara seperlunya dan persilakan pulang," katanya ketika menghadiri acara ulang tahun WS Rendra, di Depok. Ia memyayangkan sikap pemerintah yang memasang "helipad" dari lapis-lapis baja yang demikian mahal dan merusak ekologi konservasi tanaman tersebut. "Ini sudah keterlaluan, " katanya. Helipad untuk kedatangan Presiden Bush itu dipasang khusus di Kebun Raya Bogor (KRB), yang sebenarnya adalah Pusat Konservasi Tumbuhan di bawah otoritas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kemudian, kata Amien Rais, karena terlalu hormatnya pemerintah pada George W Bush maka telepon selular diputuskan jaringan telepon dan sinyal seluler di wilayah Bogor saat Bush berada di "Kota Hujan" itu, hingga beberapa radius kilometer. Dengan melakukan persiapan penyambutan yang berlebihan tersebut, kata dia, pemerintah sudah benar-benar menghina diri sendiri. "Kita ini bangsa yang besar, bermartabat, dan berdaulat. Jadi kalau Bush mau ke sini, perlakukan dia seperti tokoh-tokoh lain seperti Perdana Menteri Australia John Howard, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad, dan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, " katanya. "Ketika mereka datang ke sini juga biasa saja, tapi kenapa kedatangan Bush ini seakan-akan dielu-elukan sebagai dewa. Ini kan sudah menghina bangsa sendiri," tambah Guru Besar Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu. Padahal di sejumlah negara lain, lanjutnya, Bush sedang dianggap sebagai penjahat perang yang telah menghilangkan ratusan ribu rakyat Afghanistan dan Irak yang meninggal dunia akibat pemboman yang gegabah dan menghancurkan sejumlah bangunan bersejarah. "Tiba-tiba orang yang tidak diterima di berbagai negara itu kita hormati seperti malaikat," kata mantan Ketua PP Muhammadiyah itu.
Selanjutnya perlu disimak Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Nu'man ibn Basyir seperti berikut:
-- ALMW^MNYN FY TRAHMHM WTWADHM WT'AATHFHM KMTSL ALJSD ADZA ASYTKY 'ADHWA TDA'AY LH SA^R JSDH BALSHR WALHMY, dibaca:
-- Almu'mini-na fi- tara-humihim watawa-dihim wata'a- thifihim kamatsalil jasadi idzasy taka- 'udhwan tada-'a- lahu sa-iru jasadihi bissahri walhumma, artinya:
-- Para mu'min dalam kasih mengasihi, cinta mencintai, tolong menolong, ibarat tubuh, jika ada salah satu anggota yang terkena luka, seluruh tubuh ikut menderita tidak dapat tidur dan ditimpa demam. (The example of the believers in their mutual love, compassion and mercy is like a single body.If there is a pain in any part of the body, the whole body feels it).
Dengan rencana kedatangan Bush di Indonesia ini, mengingat perlakuan state terrorism AS yang dinakodai oleh Bush yang dengan mesin perangnya telah membantai ummat Islam penduduk sipil orang tua anak-anak dan perempuan di dua negeri Islam, yaitu Afghanistan dan Iraq, maka ummat Islam yang menjiwai Shahih Bukhari di atas itu, tidaklah terperikan bagaimana perihnya jiwa ummat Islam mengenai perlakuan state terrorism AS tersebut. Sehingga dimana-mana di seluruh Indonesia terdengar suara-suara keras menolak kedatangan Bush di negeri ini.
Wahai Bush, Is-Al, Issengi Alemu, tahu dirilah, urungkanlah maksudmu berkunjung ke negeri kami ini. Engkau tidak disenangi di sini. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 12 November 2006
5 November 2006
[+/-] |
752. Nabi Perempuan dalam Isu Gender |
Saya pungut dari cyber space tulisan Qosim Nursheha Dzulhadi, alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo-Jurusan Tafsir dan 'Ulumu'l-Qur' an dan peminat Kajian Quran & Kristologi, yang membantah dengan telak pendapat aktivits Jaringan Islam Liberal (JIL), Abd Moqsith Ghazhali, yang menulis tentang "Nabi Perempuan" dalam situs JIL (www.islamlib. com, 25/10/2006). Abd Moqsith Ghazhali menyimpulkan dengan menyatakan: "Namun, setelah saya cek ke sejumlah kitab, ternyata status kenabian tak hanya dimonopoli kaum laki-laki. Ada juga nabi dari kalangan perempuan, yaitu Ibunya Musa, Sarah dan Maryam. Al-Quran telah menunjukkan bahwa Tuhan tak melakukan diskrminasi jenis kelamin dalam perkara pewahyuan sekaligus penabiaan."" Ia menyandarkan kesimpulannya itu pada kutipan Ibnu Katsir yang dalam al-Bidayah wa al-Nihayah (Juz II, hlm. 59) mengutip satu pendapat yang menyatakan bahwa tak tertutup pintu bagi hadirnya nabi perempuan. Pendapat yang dikutip itu bersandar pada ayat Al-Qur'an:
-- W AWhYNA ALY AM MWSY AN ARDh'AYH FADzA KhFT 'ALYH FALQYH FY ALYM (S. ALQShSh, 28:7),
dibaca:
-- wa awhaina- ila- ummi mu-sa- an ardhi'i-hi fa idza- khifti 'alaihi, fa alqi-hi fil yammi (tanda - dipanjangkan) ,
artinya:
-- Dan Kami wahyukan kepada ibu Musa; susukanlah dia, dan apabila kamu khawatir kepadanya maka hanyutkanlah ia ke dalam sungai (Nil).
Menurut Qosim Nursheha kesimpulan Moqsith terlalu dini anti-klimaks. Hanya berdasarkan pendapat Ibnu Katsir di dalam al-Bidayah wa al-Nihayah-nya dan ayat yang menyatakan tentang wahyu dia langsung menyimpulkan bahwa benar-benar ada "nabi perempuan". Moqsith sangat tidak komprehensif ketika membahas makna "wahyu" dalam Islam, maka wajar jika konklusinya "nyeleneh". Tulisannya yang singkat dan sangat sederhana itu pun terkesan "tendensius" dan dipaksaan. Sepertinya dia sedang "geram" pada sementara pendapat yang ada dalam masalah ini. Dengan telak Qosim Nursheha menyatakan bahwa apa yang disimpulkan oleh Moqisth adalah keliru. Anggapan ulama yang menganggap Ayarikha (ibu Nabi Musa AS), Sarah (ibu Nabi Ishaq AS dan istri Nabi Ibrahim AS itu) dan Maryam (ibu Nabi 'Isa AS) sebagai "nabi" harus dilihat lagi secara kritis. Karena tidak ada penjelasan rinci yang menyatakan bahwa ketiganya dianggap sebagai "nabi". Sampai hari ini, tidak ada pendapat atau buku yang menjelaskan bahwa Ayarikha, Sarah dan Maryam menyampaikan risalah, atau memberi peringatan (al-indzar).
Ibnu Katsir sendiri, ketika menjelaskan ayat (28:7), menyatakan, "Wahyu ini adalah wahyu dalam arti "ilham" dan "irsyad" (petunjuk), seperti firman Allah yang berbunyi:
-- W AWhY RBK AL ALNhL (S. ALNhL, 16:68),
dibaca:
-- wa awha- rabbuka ilan nahli,
artinya:
-- Dan Maha Pengaturmu mewahyukan kepada lebah,
Menurut Ibnu Katsir, wahyu dalam ayat (16:68) bukanlah wahyu dalam arti "kenabian" (al-nubuwwah) , sebagaimana menurut oleh Ibnu Hazm dan para Mutakallimin lainnya. Yang benar adalah al-ilham wa al-irsyad, ilham dan petunjuk seperti yang dijelaskan oleh Abu al-Hasan al-'Asy'ari dari kelompok Ahlu Sunnah wal Jama'ah. Dengan demikian, menurut Qasim Nusheha pendapat Moqsith adalah pendapat yang tidak lebih dari sekadar "berwacana" yang 'miskin' makna.
***
Sebenarnya lima tahun sebelum Qasim Nursheha menyengat Moqsith yang bertanggal 1 November 2006, di situs www.suaramerdeka.com, Jumat, 23 Maret 2001, termaktub "Karangan Khas" oleh Nas(a)ruddin Umar yang menulis tentang Wacana Jender dan Wahyu untuk Ibu Nabi Musa AS, ada Nabi yang wanita. Ini dibuktikan dengan sebuah wahyu yang menyebutkan. ...''dan kami wahyukan kepada ibu Nabi Musa''. Wahyu adalah pesan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada seorang Nabi dan bukan orang sembarangan. Hanya karena pada saat wahyu itu turun, dunia (Arab khususnya) sangat tidak bersahabat dengan perempuan; maka nabi perempuan sangat tidak populer, demikian menurut Nas(a)ruddin Umar.
Isu gender yang diusung oleh komunitas Jaringan Islam Liberal memakai isu gender tersebut sebagai paradigma. Bertolak dari paradigma itu para aktivis JIL dengan "tendensius" dan "memaksakan" (kita pinjam istilah yang dipakai Qasim Nursheha) bahwa ayat (16:68) mengisyaratkan adanya Nabi Perempuan.
Padahal kalau dikembalikan kepada Al-Quran sebagai kamus, kriteria tntang Nabi dengan telak dijelaskan:
-- FB'ATs ALLH ALNBYN MBSyRYN WMNDzRYN WANZL M'AHM ALKTB BALhQ LYhKM BYN ALNAS FYMA AKhTLFWA FYH (S. ALBQRt, 2:213),
dibaca:
-- faba'atsa Lla-hun nabiyyi-na mubasysyiri- na wamundziriyna waanzala ma'ahumul kita-ba bil haqqi liyahkuma baynan na-si fi-makh talafu- fi-hi,
artinya:
-- Maka Allah membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
Jadi menurut ayat [2:213] barulah perlu dan cukup tentang kriteria seorang Nabi ialah mendapat wahyu dan mendapatkan Kitab sebagai rujukan untuk menetapkan keputusan hukum (yahkum). Komunitas JIL membuat definisi "seenak" benaknya mengenai ta'rif (definisi) Nabi. Tidak ada keterangan dalam Nash bahwa Allah SWT menurunkan Kitab kepada ibu Nabi Musa AS. Tampaklah pula ciri-khas pola pikir penganut JIL yaitu konfigurasi akal mengatasi wahyu. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 5 November 2006
--------------------------------
(*)
Ini adalah koreksi Al-Quran atas Perjanijan Lama, yang tidak menyebutkan Ibu Musa mendapat wahyu:
KJVR-Exo 2:
1 And there went a man of the house of Levi, and took to wife a daughter of Levi.
2 And the woman conceived, and bore a son: and when she saw him that he was a goodly child, she hid him three months.
3 And when she could not longer hide him, she took for him an ark of bulrushes, and daubed it with slime and with pitch, and put the child therein; and she laid it in the flags by the river's brink.
LAI:
1 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;
2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.
3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;
(**)
Salah satu sifat Allah adalah Mutakallim (Maha Berkata-kata tak pernah putus) kepada seluruh makhluqNya. Khusus kepada para Nabi Allah berkata-kata menurunkan wahyu al-nubuwwah dan kepada manusia biasa dalam wujud al-ilham wa al-irsyad, ilham dan petunjuk. Wahyu al-nubuwwah tidak diturunkan lagi setelah Nabi Muhammad SAW KhatamunNabiyyin.