Nasir al Husaini, koresponden Aljazirah di New York melaporkan pada hari Jum'at, 18 Maret 2005 sekelompok yang mengaku Muslim an Muslimah Amerika sekitar 90 orang melakukan ibadah Jum'at. Ini jum'atan asal-asalan, karena khatibnya merangkap imam serta muadzzin semuanya perempuan (lahir kosa-kata baru khatibah, imamah dan muadzzinah, padahal imamamh selama ini bukan berarti imam perempuan). Kosa kata baru ini insya-Allah akan mati "colli", tidak berumur panjang seperti "break dance" dahulu di Makassar ini. Khatib dan imam perempuan itu konon bernama Aminah Wadud, seorang doktor berpangkat Associate Professor dalam filosofi dan kajian agama di Virginia Commonwealth University, Richmond, VA dengan E-mail: awadud@vcu.edu. Sedangkan muadzzin perempuan itu bernama Suehyla el-Attar yang berucap kepada Al Jazirah bahwa itu berdasar atas ingatannya tatkala masih kecil yang didengarnya dari ayahnya sewaktu masih di Mesir. Parahnya lagi muadzzin perempuan ini betul-betul asal-asalan, karena berkepala telanjang alias tidak bertutup kain telekung. Brtul=betul liberal, liberte et egalite.
Jum'atan asal-asalan ini diselenggarakan oleh yang mengaku Progressive Muslim Union bertempat di aula Synod House at the Cathedral of St. John the Divine, an Episcopal church on 110th Street (maaf susah diterjemahkan). Khutbah doktor filosofi dan kajian agama ini juga asal-asalan karena, subhanaLlah, semoga Allah SWT tidak melaknat yang ikut terseret karena ketidak-tahuannya sehingga ikut juga jum'atan asal-asalan ini, karena, karena dalam khutbahnya doktor filosofi ini mempergunakan kata ganti He, She dan It untuk Allah, subhanaLlah. Landasan fiqhnya juga asal-asalan, katanya karena Nabi Muhammad RasuluLlah SAW pernah menunjuk Ummu Waraqah untuk mengimami isi rumah Ummu Waraqah yang ada juga laki-laki berstatus budak kasim (dikebiri). Tidak jelas, apakah cercaan demonstran yang dijaga ketat oleh polisi, yang membawa spanduk bertuliskan kalimat: "Mixed-Gender Prayers Today, Hellfire Tomorrow" (sembahyang campuran gender hari ini, api-neraka besok), sempat dilihat Aminah Wadud yang doktor filosofi tersebut.
Dalam ibadah yang ritual berlaku qaidah: Semua tidak boleh kecuali yang diperintahkan dan dicontohkan oleh Nash. Pada waktu Rasulullah SAW sakit tidak menyerahkan pimpinan shalat itu misalnya kepada Fatimah RA, atau Aisyah. Bahkan RasuluLlah SAW waktu sakit itu terlambat masuk masjid ikut shalat dan membiarkan Abubakar RA mengimami beliau. Perintah Nabi SAW kepada Ummu Waraqah, itu dirampatkan (generalized) oleh Aminah Wadud meluas keluar rumah dan shalat wajib biasa dirampatkan meningkat ke shalat Jum'at. Budak laki-laki yang dikebiri(*) sebagai mu'adzinnya dirampatkan melebar kepada laki-laki yang potensial. Siapakah yang menjadi pengganti Nabi SAW yang menunjuk doktor filosofi ini menjadi imam? Kemudian imam tu dirampatkan pula melebar ke khatib! Inilah dia doktor yang berilmu asal-asalan. Firman Allah:
-- TSM J'ALNK 'ALY SYRY'AT MN ALAMR FATB'AHA WLA TTB'A AHWA^ ALDZYN LA Y'ALMWN (S. ALJATSYT, 18), dibaca: tsumma ja'alna-ka 'ala- syari-'atim minal amri fattabi'ha- wala- tattabi' ahwa-al ladzi-na la- ya'lamu-n (s. alja-tsiyah), artinya: kemudian Kami jadikan engkau (hai Muhammad) atas syari'at di antara urusan, maka ikutilah syari'at itu dan janganlah engkau turut hawa-nafsu orang-orang yang tidak berilmu (45:18).
Aminah Wadud ini termasuk di antara sosok orang-orang yang merusak Islam dari dalam, musang berbulu ayam. Dan sosok-sosok seperti ini tentunya menjadi sasaran empuk yang dimanfaatkan oleh mereka yang tidak suka pada islam. Kerjasama antara musang dari luar dengan musang berbulu ayam dari dalam ini akan terjalin hingga Alloh menurunkan keputusanNya, baik melalui tangan makhlukNya atau atas kehendakNya sendiri. Maka ummat Islam berhati-hatilah terhadap aktivitas musang berbulu ayam ini yang berkecimpung menyelam di kawasan bersifat ukhrawi untuk tujuan duniawi, terkhusus dalam egalite (persamaan) gender yang kebablasan. WaLlahu a'lamu bisshawab.
-----------------------------
(*)
Budak laki-laki yang dikebiri ini adalah syaikh 'ajûz (lelaki tua renta), tidak berarti lelaki itu juga menjadi makmum Ummu Waraqah.
o Pertama, harus dipahami bahwa justru karena ada hadits yang melarang perempuan menjadi mu'adzin, maka syaikh 'ajûz tadilah yang kemudian menjadi mu'adzin.
o Kedua, tidak adanya riwayat yang mendukung bahwa lelaki tadi juga menjadi makmum Ummu Waraqah, sebaliknya hadits Nabi justru menyatakan: wa adzina lahâ an taumma nisâ'a ahli dârihâ, bahwa izin imamah shalat bagi Ummu Waraqah tersebut hanya diberikan untuk mengimami kaum perempuannya, sementara terhadap kaum prianya tidak.
*** Makassar, 27 Maret 2005
27 Maret 2005
[+/-] |
669. Ukhrawi untuk Duniawi |
20 Maret 2005
[+/-] |
668. Ambalat |
Marilah berupaya melihat bahwa ada konspirasi yang berupaya membenturkan Indonesia dengan Malaysia dalam konflik abadi dan membuat negara-negara imperialis dapat melestarikan hegemoni dan penjajahannya, baik secara langsung maupun lewat Singapura, negeri kecil yang hanya kuat bila Indonesia dan Malaysia lemah akibat berkelahi.
Situasinya mirip dengan Asia Barat dimana antarnegeri Muslim terus bertengkar memperebutkan wilayah dan daerah kaya migas, seperti antara Iran dengan Irak, Irak dengan Kuwait, antar beberapa negara Teluk, Suriah dengan Iran dan Lebanon, dan sebagainya. Hanya para konspirator yang akan untung besar, terlepas dari apakah Indonesia atau Malaysia yang mendapatkan hak atas kontrak bagi hasil. Malaysia, lewat BUMN mereka, Petronas, memberikan blok East Ambalat kepada Shell, perusahaan patungan pemerintah dan kapitalis dari Inggris dan Belanda, nama lengkapnya, The Royal Dutch/Shell Group. Dalam pada itu Indonesia memberikan kontrak Blok Ambalat kepada perusahaan Italia, ENI, serta Blok East Ambalat kepada perusahaan Amerika Serikat (AS), Union Oil Company of California (Unocal). Ingat sejarah: Thaliban disokong oleh Amerika-Pakistan sewaktu dibutuhkan untuk mengusir Soviet dari Afghanistan. Thaliban kemudian menggagalkan rencana Unocal untuk merealisasikan proyek Pipanisasi Gas dari Asia Tengah melewati Pakistan-Afghanistan menuju ke Teluk Arab. Akibatnya AS meluluh-lantakkan Afghanistan. Pemerintah boneka AS, Presiden Hamid Karzai, menandatangani izin untuk pipanisasi gas-nya Unocal melewati Afghanistan menuju ke Teluk Arab.
***
Diberitakan oleh Los Angeles Times, edisi 4 Maret 2005, yang juga mengutip Wall Street Journal edisi sehari sebelumnya, bahwa Chevron-Texaco, raksasa migas terbesar kedua di AS, sedang melirik Unocal. Pada Januari 2005 raksasa migas RRC, China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), serta Royal Dutch/Shell Group mendekati Unocal.
Jadi, di balik pengerahan pasukan militer Indonesia dan Malaysia, dan di balik perang diplomasi pemerintah Jakarta dan Kuala Lumpur, ada fakta Chevron-Texaco versus Shell. Maka situasinya mirip dengan Hadits Nabi Muhammad SAW bahwa musuh-musuh Islam akan memperebutkan kita bagaikan orang-orang berebut hidangan di atas meja. Mereka mungkin bertengkar, tapi bisa juga berdamai bila makanan dibagikan kepada semua pihak secara proporsional.
Sesungguhnya, pemilik perusahaan-perusahaan minyak dan gas itu adalah orang-orang yang memiliki tujuan hidup, ideologi, dan visi-misi yang sama, terutama bila dikaitkan dengan ambisi Yahudi menguasai dunia serta menghancurkan dan mencegah Islam kuat kembali. Sebagian saham Shell dipegang keluarga Rothschild, pendiri Bank of England, donatur Freemasonry. Mereka pula penyebab Palestina dicaplok Inggris yang belakangan diserahkan kepada Israel. Sementara itu, perusahaan-perusahaan migas AS, seperti Exxon dan Mobil Oil (belakangan merger menjadi Exxon-Mobil), Chevron dan Texaco (belakangan Chevron mengakusisi Texaco), dan sebagainya, dikuasai keluarga dan turunan John D Rockefeller.
Kesamaan latar belakang dan ideologi itu yang memudahkan terbentuknya gabungan perusahaan asal Inggris, British Petroleum, dengan perusahaan-perusahaan AS, Arco (Atlantic Richfield Company) dan Amoco. Itulah dia poros Anglo-Amerika (Blair-Bush) kesamaan ras, kesamaan agama (Blair-Bush keduanya Evangelis), dan kesamaan kepentingan dalam aspek gold (kekayaan ekonomi, termasuk tambang migas dan emas), gospel (penyebaran Evangelis) serta glory (penguasaan dunia).
Apabila Indonesia menyerahkan konsesi Blok Ambalat kepada ENI (dimiliki Italia), maka pemerintah Italia adalah pendukung kuat AS dalam memerangi umat Islam di Irak dan Afghanistan. Penyerahan Blok East Ambalat kepada Unocal juga sama, yaitu memodali penjajah memerangi kita dan saudara kita.
Begitu pula jika Petronas (Malaysia) menyerahkannya kepada Shell: memodali Inggris dan Belanda menguasai kita. AS, Inggris, Belanda dan sekutu mereka yang mendukung Israel. Tatkala AS mengembargo TNI, Inggris mengikutinya. Bahkan, mereka bekerja sama mengoperasikan satelit mata-mata Echelon yang bisa menyadap semua alat telekomunikasi.
***
Konflik hanya memperbesar keuntungan dan kekuasaan Barat. Hampir semua senjata Indonesia buatan AS, sementara Malaysia didukung Inggris. Akan ada alasan peningkatan belanja militer yang ujung-ujungnya menggemukkan industri militer AS dan Inggris.
Hati-hati, jangan sampai RI dan Malaysia babak belur berebut tulang. Jangan sampai RI dan Malaysia mau dijadikan bidak catur bagi perseteruan bisnis para penguasa minyak dunia seperti yg mereka lakukan di Asia Barat.
Kita-kita ini warga RI dan Malaysia tidaklah elok terlalu berlebihan dalam memobilisir emosi rakyat kedua negara dengan mengedepankan semangat chauvinisme, nasionalisme sempit, karena luka yg akan timbul akan sulit sembuh diantara dua negara serumpun ini. RI dan Malaysia harus sadar bahwa banyak pihak menghendaki mereka tetap berkelahi. Yang utama adalah kearifan dan kesabaran dalam menginvestigasi dan mencegah konspirasi Barat, serta komunikasi intensif antara pemerintah, militer, politisi, usahawan dan ulama kedua bangsa seiman dan seaqidah.
Firman Allah:
ANMA ALMWaMNWN AKHWt FAaSHLhWA BYN AKHWYKM WATQWA ALLH L'ALKUM TRhMWN (S. ALhJRAT, 49:10), dibaca: innamal mu'miu-na ikhwatan fa ashlihu- byna akhawaykum wattaquLla-ha la'allakum tuthamu-n (s. alhujura-t), artinya: Sesungguhnya orang-orang Mu'min itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua (pihak) saudara kamu, supaya kamu mendapat rahmat. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 20 Maret 2005
13 Maret 2005
[+/-] |
667. Dari Mana Asalnya Aturan Jilbab Ini? |
Ini ada saya pungut dari internet:
Nenek-nenek saya tidak mengenal jilbab. Mereka hanya mengenal kain kerudung yg dipakai oleh orang-orang tua. Kerudung bukan pakaian anak muda. Kain yg disampirkan (bukan dibungkuskan) di kepala itu hanya dipakai oleh orang-orang tua, atau orang-orang yang pergi ke pengajian. Mereka mengenal mukena untuk shalat saja. Begitu sudah bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun kehidupan mereka, sampai tahun 1990-an mereka mulai melihat anak-anak muda membungkus kepalanya rapat-rapat. Dari mana asalnya aturan aurat ini?
***
Allah SWT adalah Maha Pengatur dan Maha Pemelihara. DiturunkanNyalah wahyu kepada manusia pilihan yaitu para Nabi dan Rasul untuk menunjuki manusia mana yang baik dalam berbudaya. Nabi Muhammad RasuluLlah SAW adalah Nabi dan Rasul Allah yang terakhir, yang membina masyarakat madani dan mendirikan Negara Islam Madinah. Oleh sebab itu Syari'at yang dibawakan beliau yang kita kenal dengan Syari'at Islam adalah untuk menuntun ummat manusia dalam berbudaya sampai kepada akhir zaman.
Syahdan, terlalu banyak ta'rif (definisi) mengenai kebudayaan. Akan dikemukakan ta'rif yang sederhana saja. Kebudayaan adalah buah dari semua perbuatan dan usaha yang berpangkal dari kesadaran manusia. Manusia sadar perlu berlindung dari teriknya matahari, dari siraman hujan, dari terpaan angin. Maka tebing-tebing batu dilubangi, gubuk-gubuk, rumah-rumah, gedung-gedung dibangun. Itulah kebudayaan bangun-membangun bangunan. Manusia sadar perlu mengisi perut dan berpakaian dalam kehidupan sehari-hari. Maka ditempuhlah cara-cara untuk memperoleh rezeki. Itulah kebudayaan yang disebut ekonomi. Manusia sadar akan perlunya hiburan untuk konsumsi jiwanya. Maka lahirlah kebudayaan yang disebut kesenian. Manusia sadar akan perlunya tata-tertib dalam pergaulan hidup sehari-hari, maka lahirlah kesopanan (etika) dan adat pergaulan, norma-norma dan aturan-aturan yang mengikat anggota masyarakat. Itulah kebudayaan hukum. Manusia sadar akan perlunya lembaga yang mempunyai kekuasaan yang harus ditaati untuk mengatur masyarakat, yang disebut pemerintah. Timbullah kelompok-kelompok yang membentuk kekuasaan (macht vorming) dan mengerahkan kekuasaan (macht aanwending), untuk dapat mebentuk pemerintahan. Maka lahirlah kebudayaan yang disebut siyasah (politik).
Maka demikianlah, ada dua jenis nilai kebenaran. Jenis yang pertama nilai itu benar karena bersumber dari Allah SWT. Nilai jenis yang pertama ini sifatnya mutlak, karena berasal dari Yang Maha Mutlak. Nilai ini tidak bergeser, tidak tergantung pada waktu dan tempat. Mesti tetap benar di mana saja, baik pada waktu yang lalu, baik pada waktu kini, maupun pada waktu yang akan datang. Tidak lekang karena panas, tidak lapuk karena hujan. Nilai jenis pertama ini disebut al Furqan (2:185). Nilai jenis yang kedua adalah nilai budaya. Kebenaran nilai budaya ini berdasar atas kesepakatan komunitas, sehingga relatif sifatnya. Apa yang disepakati benar oleh suatu bangsa belum tentu benar pula menurut kesepakatan bangsa lain. Apa yang disepakati benar pada waktu yang lalu, belum tentu benar menurut kesepakatan sekarang dan dapat pula berubah kesepakatan itu pada waktu yang akan datang.
Arkian, demikianlah juga halnya nilai budaya yang disebut kesopanan yang berdasar atas kesepakatan komunitas, sehingga relatif sifatnya. Apa yang disepakati sopan oleh suatu bangsa belum tentu sopan pula menurut kesepakatan bangsa lain. Apa yang disepakati sopan pada waktu yang lalu, belum tentu sopan menurut kesepakatan sekarang dan dapat pula berubah kesepakatan itu pada waktu yang akan datang. Karena relatifnya nilai budaya yang dalam hal ini kesopanan, maka perlu sekali kita merujuk kepada nilai kesopanan menurut Al Furqan. Firman Allah:
-- DZLK ALKTB LA RYB FYH HDY LLMTQYN (S.ALBQRt, 2:2), dibaca: dza-likal kita-bu la- rayba fiyhi hudal lilmuttqi-n (s. albaqarah), artinya: Itulah Al Kitab tak ada keraguan di dalamnya petunjuk bagi orang-orang taqwa.
Orang-orang taqwa yang sadar akan relatifnya nilai budaya terkhusus kesopanan niscaya membumikan atau mengaktualisasikan atau merujuk kepada nilai kesopanan mutlak Al Furqan dalam Al Quran, yaitu:
-- WLYDHRBN BKHMRHN 'ALY JYWBHN (S.ALNWR, 24:31), dibaca: walyadhribna bikhumurihinna 'ala- juyu-bihinna (s. annu-r), arrinya: Dan wajib mereka tutupkan dengan kudung mereka atas dada mereka.
Dalam kata WLYDHRBN ada Lam al amr, Lam yang menyatakan perintah, jadi WLYDHRBN bermakna perintah menutup. Apa yang dipakai menutup? Yaitu kudung (KHMR), yang sudah ada sejak zaman pra-Islam, jadi KHMR itu bukan barang baru. Lalu apa yang baru? Yang baru ialah wajib mereka tutupkan (WLYDHRBN) dengan kudung mereka (BKHMRHN) atas dada mereka ('ALY JYWBHN), kudung yang dipanjangkan sampai menutup dada. Kesopanan menurut budaya Arab yang bermuatan "lokal" sebelum ayat (24:31) itu diturunkan adalah menutup kepala dengan kudung (KHMR). Oleh ayat tersebut diperintahkan kepada orang-orang taqwa untuk memanjangkan kudungnya ke dadanya. Ini bukan lagi muatan "lokal" tetapi menurut nilai kesopanan "mutlak" bagi orang-orang taqwa. Kudung panjang yang diperintahkan menutup dada atas orang-orang taqwa di Indonesia ini dikenal dengan istilah jilbab, yang sesungguhnya jilbab(*) itu berarti baju kurung yang longgar yang menyembunyikan lekuk-lekuk tubuh.
Ummu lMu'minin Sitti Aisyah RA istri Nabi SAW menceritakan bahwa sesaat setelah turunnya ayat (24:31) perempuan-perempuan Islam segera mengambil kain selubung mereka, kemudian merobek sisinya dan memakainya sebagai kudung panjang yang menutup dada . Riwayat ini menggambarkan bahwa perempuan Arab yang beragama Islam belum berjilbab saat ayat (24:31) belum diturunkan, dan belum biasa mengenakannya. Sebab jika mereka sudah biasa memakainya tentunya jilbab itu telah tersedia dan tak perlu lagi menyulap kain selubung menjadi jilbab "darurat". Jelaslah, jilbab bukan tradisi dan budaya Arab, yang bermuatan "lokal", tetapi bermuatan "mutlak" dari ajaran yang disyariatkan Islam.
Alhasil, orang-orang taqwa yang sadar akan relatifnya nilai budaya terkhusus kesopanan niscaya membumikan atau mengaktualisasikan nilai kesopanan mutlak Al Furqan, yaitu memakai jilbab baik dalam arti kudung panjang yang menutup dada dan pun dalam arti baju kurung yang longgar yang menyembunyikan lekuk-lekuk tubuh. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 13 Maret 2005
---------------------------
(*) YDNYN 'ALYHN MN JLABHN (S. ALAhZAB, 33:59), dibaca: yusni-na 'alayhinna min jala-bihinna (a. al ahza-b), artinya: menutup tubuhnya dengan jilbabnya.
Jalabib adalah bentuk jama' dari jilbab, yaitu pakaian longgar untuk menutup seluruh tubuh. Dipakai sebagai pakaian luar. Di Arab Saudi dikenal sebagai abaya dan jalabiyyah, di Mesir galabiyyah (huruf jim di Mesir dibaca gim, jadi menulisnya sama, hanya berbeda kalau ditulis pakai huruf Latin), di Marokko jellabah, orang Tuareg menyebutnya tegelmoust, di Afghanistan dikenal sebagai burqa, di Pakistan disebut gamis dikombinasi dengan celana panjang di kawasan Asia tenggara dikenal sebagai jubbah. Seperti diketahui, di beberapa negeri jilbab ini dipakai oleh laki-laki maupun perempauan (pakaian unisex).
Jadi pada pokoknya jilbab itu adalah pakaian luar yang longgar, sehingga menutup lekuk-lekuk tubuh perempuan. Demikianlah pakaian menurut syari'at Islam adalah pakaian luar yang longgar (jilbab) dan dikombinasi dengan kerudung panjang, atau telekung yaitu khimar-panjang. Demikianlah model jilbab itu bervariasi di negeri-negeri Islam, namun dengan kriteria yang sama, yaitu baju luar yang longgar, yang menyembunyikan lekuk-lekuk tubuh.
Demikianlah, apa yang disebut jilbab di Indonesia, sebenarnya adalah khimar-panjang, sehingga dalam perbincangan tentang jilbab menjadi rancu, karena baju luar yang longgar dirancukan dengan kerudung, atau tutup kepala.
6 Maret 2005
[+/-] |
666. Suara Akar Rumput di Aceh |
T. Indra: Nyo lon ureung Aceh na maksud keumeung minta info mengenai "pakiban cara ta jak u sweden". Tulong neu bri informasi. Maksudnya ialah minta informasi mengenai cara jak u (pergi ke) Sweden. Rupanya apakah Indra sudah frustrasi, ataukah menyindir para petinggi GAM yang tinggal di sana.
Usman, seorang tukang becak di Kota Lhokseumawe sangat berharap kedamaian segera bersemai di Aceh. Bagi dia, perundingan yang digagas para pihak yang bertikai bisa segera menyemai damai.
"Perundingan itu suatu langkah yang baik, tetapi jangan lagi seperti dulu yang gagal, dan akhirnya kita juga yang melarat," ujar Usman. Dia memang sedang mengomentari pertemuan informal antara Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang sudah dua kali digelar di Helsinki, Finlandia, akhir Januari dan Februari lalu.
Lain lagi pendapat Yunus, seorang nelayan asal Tanah Pasir yang berharap agar perundingan ini dapat mengurangi jumlah pasukan TNI di desanya. "Jika ada TNI di gampong-gampong (kampung) ada saja yang disalahkan. Jadi biar saja, nggak ada TNI kami juga tidak pernah diganggu oleh GAM," katanya serius.
Yunus sendiri mengaku tidak mengikuti pemberitaan tentang jalannya perundingan damai ini. Dia juga mengaku tidak tahu, bahwa salah satu permintaan delegasi GAM adalah penarikan pasukan TNI dari Aceh.
Ini berbeda dengan Saiful, seorang pegawai negeri sipil di Aceh Utara, yang lebih memperhatikan jalannya dialog lewat berita-berita media. Menurutnya, pertemuan yang difasilitasi Crisis Management Initiative (CMI) ini merupakan langkah maju yang dicapai kedua belah pihak, setelah perundingan sebelumnya mengalami kegagalan. Dia berharap, perundingan kali ini bisa menimbulkan rasa saling memahami dan saling menghargai satu sama lain.
"Jadi mereka juga harus memahami bahasa-bahasa itu secara akurat. Ketika dipublikasikan, jangan masyarakat yang bingung. Ini sepertinya apa..." ujar Saiful tak meneruskan kalimatnya. Dia memang mengaku agak bingung memahami bahasa-bahasa diplomatik yang kerap dikutip media massa dalam memberitakan pertemuan Helsinki.
Namun ia menambahkan, saat itu yang diperlukan masyarakat adalah ketenangan dan kedamaian. "Mereka jangan lagi dipukul dan ditangkap. Bahkan sekarang seperti kita dengar di pedalaman, ada yang tidak salah pun harus menyerah. Banyak kejadian seperti itu," tambahnya.
Pendapat orang Aceh memang beragam. Ketika secara acak acehkita menemui Ibrahim, seorang warga Seunundon yang berprofesi sebagai nelayan, dia malah menduga pertemuan Helsinki akan berakhir dengan semakin banyaknya pihak asing yang datang ke Aceh.
"Saya menginginkan dapat melahirkan keputusan agar pihak asing dapat hadir di Aceh," ujarnya polos. Ketika ditanya apakah ini berkaitan dengan peluang mendapat rezeki daripada alasan politis, Ibrahim menggeleng cepat.
"Kalau ada orang asing, kekerasan bisa berkurang," katanya dalam bahasa Aceh.
Warga di pengungsi Kecamatan Seunundon, Aceh Utara dan kamp pengungsian Rumah Sakit Cut Meutia, Lhokseumawe rata-rata memang menginginkan agar dialog antara TNI dan GAM, dapat mengurangi rasa takut mereka.
"Sekarang tiap malam ada operasi ke desa-desa. Kalau ada di kampung, mereka memanggil dan menanyakan macam-macam. Kalau jawaban tidak sesuai dengan keinginannya, kita dipukul," ujar seorang warga Teupin Kuyun, Aceh Utara.
Ketakutan mereka bukannya tanpa sebab. Hari Senin, 14 Februari lalu, beberapa warga Desa Matang Lada mengaku mengalami tindak kekerasan oleh pasukan pemerintah. "Pokoknya kami sangat was-was pulang kampung," sambung warga lainnya.
Pria yang sudah menginjak usia 50 tahun dan menolak namanya ditulis itu, berharap, agar perundingan Helsinki bisa menghapuskan wajib lapor di desanya. Dia sendiri mengaku tidak mengetahui ada perundingan itu. Tetapi, setelah mendengar sekilas, harapan pun dimunculkan.
"Sejak mulai darurat (militer) hingga sekarang, seluruh warga Matang Lada, Teupin Kuyun, Meunasah Sagoe, Ule Rubek dan Blang Geulumpang diwajibkan untuk melapor setiap 15 hari sekali ke pos TNI. Kalau tidak, jika kedapatan, kami akan dipukul," katanya.
Pun begitu, tentu ada warga yang berharap sebaliknya. "Jangan dicabut darurat (sipil), Pak, nanti mereka merajalela lagi," kata seorang ibu pemilik warung di sebuah kecamatan di Aceh Timur.
Yang dimaksud "mereka" adalah Gerakan Aceh Merdeka. Ibu yang kehilangan seorang anaknya karena dibunuh gerilyawan dengan tuduhan sebagai mata-mata aparat ini, memang tak mengerti ihwal pertemuan Helsinki. Ketika ditanya, dia mengira perundingan damai berarti pencabutan status darurat.
"Saya sudah senang di sini banyak aparat. Saya tak tahu harus bagaimana lagi kalau mereka tidak ada," katanya. "Tapi anak-anak saya yang perempuan memang saya larang sering-sering bergaul dengan mereka," tandasnya.
***
Maka untuk kedua belah pihak, semoga hasil perundingan RI-GAM, yang difasilitasi Crisis Management Initiative yang merupakan langkah maju yang dicapai kedua belah pihak, dapat membawa kedamaian di Serambi Makkah, insya-Allah. Firman Allah:
-- FAaDZA FRGHT FANSHAB . WALY RBK FARGHB (S. ALSYRh, 94:7-8)(*), dibaca: faidza- faraghta fanshab . waila- rabbika farghab (suratusy syarhi)(*), artinya: Apabila engkau telah selesai (mengerjakan pekerjaan), maka berupayalah (mengerjakan seterusnya). Dan kepada Maha Pengaturmu berharaplah. WaLlah a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 6 Maret, 2005
---------------------------
(*) Ini menurut Rasm (ejaan) 'Utsmaniy, di Indonesia dieja ALANSYRAh (al insyira-h).