Hari Ahad, 2 Februari 2003, malam Senin:
Makkah: matahari terbenam jam 18:10:57 waktu setempat, tinggi hilal 11°49'49", dapat diru'yah, lamanya hilal di atas ufuk 1 jam 10' 9"
Makassar: matahari terbenam jam 18:27:01 waktu setempat, tinggi hilal 11°3'35", dapat diru'yah, lamanya hilal di atas ufuk 51' 29"
Maka: "1 Dzulhijjah 1423 H = 3 Desember 2003 M, berarti 10 Dzulhijjah 1423 H = 12 Februari 2003. Sehingga Shalat 'Iyd alQurban pada hari Rabu, 12 Februari 2003 M, insya Allah."
Ibadah Qurban dimulai sesudah Shalat 'Iyd alQurban = 'Iyd alAdhha = 'Iyd alNahar. Disebut 'Iyd alQurban, karena pada hari itu orang mulai berqurban, baik yang sedang berhaji di Mina, maupun ummat Islam di seluruh dunia. Disebut 'Iyd alAdhha, hari raya sepenggal matahari naik, karena pada posisi matahari di bola langit seperti itu orang bershalat 'Iyd. Disebut 'Iyd alNahr, hari raya menyembelih, karena pada hari itu orang mulai menyembelih binatang ternak empat kaki.
Kata Qurban adalah bahasa Al Quran yang dibentuk oleh akar kata yang terdiri dari huruf-huruf: Qaf, Ra, Ba, artinya dekat. Qurban ini telah diserap ke dalam bahasa Indonesia dalam bentuk kurban atau korban. Kurban dan korban dalam rasa bahasa Indonesia sudah menyimpang dari Qurban menurut rasa bahasa Al Quran. Kurban dan korban dalam rasa bahasa Indonesia tidak lagi diapresiasikan maknanya yang asli yaitu dekat. Namun apabila Qaf, Ra, Ba dalam bentuk qarib dan dalam bentuk ism tafdhil (superlatif) aqrab, yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dalam bentuk karib dan akrab, masih terasa maknanya yang asli: sahabat karib dan pergaulan yang akrab. Kata kurban atau korban dalam rasa bahasa Indonesia dipengaruhi oleh rasa bahasa barat: offering, sacrifice (Inggris), slachtoffer (Belanda). Kurban atau korban dirasakan sebagai sesuatu yang dipersembahkan. Karena sudah terbiasa dan mendarah daging turun-temurun kata kurban dan korban itu dirasakan sebagai suatu persembahan, sesajen, maka sangat sukar sekali kata kurban dan korban dirasakan sebagai mendekatkan batin kita kepada Allah SWT. Dalam Al Quran dekat dan Qurban dirangkaikan: QRBA QRBANA (S. ALMA^DT, 27), dibaca: qarraba- qurba-nan, artinya: keduanya mendekatkan (diri kepada Allah) dengan Qurban (5:27).
Melaksanakan syari'ah tanpa landasan 'aqidah yang bersih dari tahyul serta khurafat (paganism), tidak akan mendapatkan nilai ukhrawi. Berqurban haruslah berlandaskan atas aqidah yang bersih dari paganism, bersih dari rasa bahasa korban sebagai suatu persembahan (offering) yang sakral (sacrifice) sifatnya.
Karena 'Ibadah Qurban seperti dijelaskan dalam Seri 558 masuk dalam kategori Syari'at yang 'ubudiyyah, maka harus dimaknai secara tekstual. Firman Allah SWT:
-- FADZA WJBT JNWBHA FKLWA MNHA WATH'AMWA ALQAN'A WALM'ATR . LN YNAL ALLH LHWMHA WLA DMA^WHA WLKN YNALH ALTQWY MNKM (S. ALHJ, 36-37), dibaca: Faidza- wajabat junu-buha- fakulu- minha- wath'imul qa-ni'a wal mu'tar. Lay yana-lalla-ha luhu-muha- wala- dima-uha- wala-kiy yanuhut taqwa- minkum (s. alhaj), artinya: apabila telah rebah badannya (hewan sembelihan), maka makanlah sebagian darinya dan beri makanlah orang yang tidak meminta dan orang yang meminta . Tidak akan sampai kepada Allah daging-dagingnya dan tidak darah-darahnya, melainkan yang sampai kepadaNya ialah ketaqwaan kamu (22:36-37).
-- FSHL LRBK WANHR (S. ALKWTSR, 2), dibaca: fashalli lirabbika wan har (s. alkawtsar), artinya: maka shalatlah bagi Maha Pemeliharamu dan sembelihlah (108:2). Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Bara': qa-lan nabiyyu saw inna awwala ma- nabda-u fi- yawmina- ha-dza- nushalli- tsumma narji'u fananhar, aw qama- qa-la, artinya: Bersabna Nabi SAW pertama-tama yang kita lakukan pada hari ini shalat, kemudian kita kembali, lalu menyembelih (hewan Qurban). Demikianlah, 'Ibadah Qurban tidak boleh tidak harus dimaknai secara tekstual, tidak boleh bertentangan dengan Nash: ayat (22:36-37), (108:2) dan Shahih Bukhari, yaitu menyembelih binatang Qurban, supaya dapat dimakan dagingnya.
Karena darah dan daging hewan itu tidak akan sampai kepada Allah, maka orang dapat mengangkatnya ke tataran nilai berbuat baik kepada orang miskin, buat apa diberikan secara konsumtif. Dalam konteks visi produktif, lebih baik hewan Qurban itu diberikan kepada mereka itu untuk diternakkan supaya terbuka lapangan kerja. Tidak ada ketentuan bahwa hewan Qurban itu mesti jantan. Itu hanya karena pemahaman tekstual harus dipotong, sayang-sayang kalau binatang Qurban itu dipilih yang betina, berhubung dapat beranak.
Namun pendekatan kontekstual ini bertabrakan dengan yang tekstual. Dalam hal ini akal mesti bekerja. Apabila itu dilihat dari segi pasar, maka itu sangat mempunyai nilai ekonomis. Produksi saja tanpa pasar tidak ada gunanya. Bahkan tidak kurang dalam kegiatan ekonomi harus memperluas bahkan kalau perlu menciptakan pasar. Allah SWT telah menciptakan pasar bagi peternak kelas bawah dalam bulan Dzulhijjah setiap tahun. Melalui kredit usaha tani (KUT), para peternak dapatlah berternak sapi, kambing dan biri-biri khusus "diproduksi" untuk dipasarkan sekali setahun.
Maka menyembelih hewan Qurban setiap tahun sebagai pasar bagi para peternak kecil-kecilan, 'Ibadah Qurban itu sekali-gus mempunyai nilai ekonomis, nilai sosiologis dan tidak bertabrakan dengan pendekatan tekstual. Bahkan dengan memotong hewan korban yang dagingnya diberikan kepada orang miskin sekali gus terbinalah komunikasi dalam konteks psikologis, yaitu ikatan batin antara yang memberi dengan yang menerima daging yang secara langsung dapat bermakna pula sebagai nilai kesehatan, peningkatan gizi, mengkonsumsi protein.
Yang terakhir penggantian Isma'il dengan binatang sembelihan dapat ditakwilkan dalam dua hal: pertama, menyembelih naluri kebinatangan dalam diri kita, kedua, kita berkewajiban untuk mencegah agar supaya nilai kemanusiaan tidak diinjak-injak, dan inilah kewajiban asasi manusia (KAM). Alhasil, "berdamailah" yang Tekstual, Kontekstual dan Takwil. WaLlahu a'lamu bishShawab.
*** Makassar, 26 Januari 2003
26 Januari 2003
[+/-] |
559. Data, Terminologi, Tekstual, Kontekstual dan Takwil tentang Ibadah Qurban |
19 Januari 2003
[+/-] |
558. Praktek Ibadah Haji |
Seperti diketahui Syari'at Islam Islam diklasifikasikan dalam yang 'ubudiyya-t dan yang mu'a-mala-t. Klasifikasi hanya berarti pembedaan, bukan pemisahan. Syari'at Islam yang 'ubudiyya-t menyangkut peribadatan langsung antara hamba dengan Allah, sedangkan yang yang mu'amala-t peribadatan itu sifatnya tidak langsung tetapi tujuan akhirnya adalah tertuju kepada Allah SWT. Keduanya baik yang 'ubudiyya-t maupun yang mu'amala-t tergantung pada nawaytunya (niat). Shalat termasuk dalam Syari'at Islam yang 'ubudiyya-t, namun tidaklah mempunyai nilai 'ibadah jika niatnya bukan karena Allah. Shalat penampilan (riya) tidak mempunyai nilai 'ibadah karena niatnya misalnya untuk menarik simpati calon mertua, maupun simpati massa. Memungut beling dari jalan kemudian membuangnya ke tempat yang aman adalah 'ibadah yang termasuk klasifikasi kedua, dengan syarat niatnya karena melaksanakan perintah Allah SWT, berbuat baik kepada sesama makhluq.
Syari'at Islam yang 'ubudiyya-t sangat ketat bentuk pelaksanaannya dalam arti caranya, waktunya, tempatnya. Berlaku qaidah: semua tidak boleh kecuali yang diperintahkan dan dicontohkan. Syari'at Islam yang mu'amala-t berlaku qaidah sebaliknya yaitu longgar dalam bingkai tertentu: semua boleh kecuali yang dilarang. Kebolehan itu berbingkai larangan yaitu yang bertentangan dengan nilai-nilai wahyu.
***
Al Hajju sama artinya dengan Al Qasdu yang berarti pergi kepada seseorang atau suatu tempat dengan maksud tertentu. Sedangkan pengertian menurut Syari'at adalah seseorang pergi ke Tanah Haram (Makkah dan sekitarnya: 'Arafah, Mina) pada waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan 'ibadah. Rukun Haji yaitu: Ihram, Wuquf di 'Arafah, Thawaf Ifadhah, Sa'i dan bercukur.
Tanggal 8, 9, 10, 11, 12 dan 13 dalam bulan DzulHijjah adalah hari-hari yang penting dalam rangkaian 'Ibadah Haji. Pelaksanaan ibadah Haji dimulai pada Yawm alTarwiyah yaitu pada 8 DzulHijjah. Disebut demikian karena pada hari itu RasuluLlah SAW dalam perjalanan beliau ke Arafah melepaskan dahaga (Tarwiyah) di Mina. AlZhahra wa al'Ashra Yawm alTarwiyati biMina-, shalat Zhuhur dan 'Asar pada hari Tarwiyah di Mina (R.B.). Sebelum Hari Tarwiyah yang mengambil Haji Tamattu' dan Qiran (akan dijelaskan di bawah) harus lebih dahulu membayar harga kambing 2 ekor di bank di Makkah. Seekor untuk dam dan seekor untuk hewan qurban. Yang akan mengambil Haji Ifrad (akan dijelaskan di bawah) hanya membayar harga seekor kambing untuk hewan qurban.
Pada 9 DzulHijjah disebut Yawm al'Arafah, hari 'Arafah. Pada hari itu ummat Islam yang berhaji wuquf (berhenti) di 'Arafah, dan inilah inti 'ibadah haji, alHajju bi'Arafah, haji itu dengan 'Arafah. Di 'Arafah jama'ah menjama' shalat Zhuhur dan 'Asar, mendengarkan Khuthbah dan membaca do'a. Yajma'uwna bayna alZhuhri wa al'Ashari fiy Sunnah, menjama' shalat Zhuhur dan 'Asar menurut Sunnah (R.B.). Kemudian jama'ah meninggalkan 'Arafah menuju Mina, singgah mabit (bermalam, prakteknya menunggu hingga liwat tengah malam) di Muzdalifah. Di sini shalat Magrib dijama' dengan 'Isya. Jama'a Nabiyyu Sh.'A.W. bayna alMaghribi wa al'Isya-i, Nabi SAW menjama' shalat Magrib dan 'Isya (R.B.).
Malam itu sejak matahari terbenam, masuklah 10 DzulHijjah. (Pada 10 DzulHijjah itu ummat Islam seluruh dunia melaksanakan shalat 'Iyd alAdhha, akan dijelaskan dalam Seri 559, insya Allah). Sesudah memungut batu kerikil jama'ah meneruskan perjalanan ke Mina untuk melontar Jumrah 'Aqabah. Sesudah bercukur maka sudah dihalalkan (tahallul) melakukan perbuatan yang dilarang selama dalam keadaan ihram, kecuali bercampur suami isteri. Tahallul yang masih dilarang bercampur itu disebut tahallul awwal.
Adapun Jama'ah yang keadaan fisiknya masih segar sesudah melontar Jumrah Aqabah dapat ke Makkah untuk Thawaf Ifadhah, Sa'i, dan bercukur kalau belum sempat bercukur di Mina. Setelah itu sudah dibolehkan bercampur, keadaan ini disebut tahallul tsani. Sesudah itu harus tiba kembali di Mina sebelum matahari terbenam.
Pada hari-hari 11, 12, 13 DzulHijjah, yang disebut Ayya-m alTasyriq, hari-hari Tasyriq, jama'ah bermalam dan melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah di Mina. Jama'ah yang mengambil nafar awwal (rombongan pertama), baginya hanya dua hari tasyriq (11 dan 12), sedangkan yang nafar tsani, baginya tiga hari tasyriq (11, 12, 13).
Rangkaian 'ibadah Haji di samping 'Umrah (akan dibicarakan di bawah) adalah menyembelih hewan qurban. Kesemuanya termasuk dalam klasifikasi Syari'at Islam yang 'ubudiyya-t, yang walaupun menyangkut hubungan antara hamba dengan Allah secara langsung, namun tidak terlepas kaitannya dengan hubungan dengan sesamanya makhluq. Yaitu dalam keadaan Ihram tidak boleh berburu binatang dan tidak boleh memetik tumbuh-tumbuhan. Larangan yang terakhir ini adalah mu'jizat, karena mengandung pekabaran bahwa padang Arafah yang gersang itu, kelak di kemudian hari akan menghijau oleh pepohonan, seperti keadaannya dewasa ini.
Al 'Umrah berasal dari 'AMaRa yang berarti seseorang pergi mengunjungi suatu tempat. Pengertiannya menurut Syari'at berkunjung ke Makkah pada setiap waktu, sedangkan dalam bulan Haji merupakan salah satu rangkaian ibadah Haji. Rukun 'Umrah ialah Ihram, Thawaf 'Umrah, Sa'i dan bercukur. Ihram adalah dalam keadaan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dikerjakan (termasuk berpakaian). Aplikasi rangkaian Haji dengan 'Umrah ada tiga: Haji dahulu baru 'Umrah (Ifrad), 'Umrah dahulu baru Haji (Tammatu') dan Haji dan 'Umrah dilakukan sekaligus (Qiran). Kedua aplikasi yang terakhir kena dam (denda). Yang terakhir apabila Thawaf terputus karena shalat wajib, maka jumlahnya disempurnakan dengan melakukan yang tersisa, namun untuk Sa'i jika terputus, maka harus dimulai lagi dari awal. WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 19 Januari 2003
12 Januari 2003
[+/-] |
557. Kelahiran Bayi Kloning, Fakta atau Fantasi? |
Perusahaan Clonaid yang dimiliki oleh Kelompok Raelians mengumumkan dalam konfrensi pers hari Jum'at 3 Januari 2003 di Hollywood sebelah utara Miami, bahwa seorang bayi hasil kloning, yang mereka namakan Eve, telah lahir dengan sehat. Kelahiran bayi kloning kedua ialah dari perempuan lesbian Belanda keesokan harinya Sabtu, 4 Januari 2003. Kelompok yang menamakan diri dengan Raelians ini mengaku mempunyai pengikut sektar 55 000 orang di seluruh dunia. Kelompok Raelians percaya bahwa 25 000 tahun lalu bumi ini dikunjungi makhluq angkasa luar dan "mencipta" manusia dengan cara kloning [perkara kloning ini telah dibicarakan dalam Seri 267 dan Seri 489]. Aliran kepercayaan ini ini dibentuk oleh Claude Vorihon, yang mengaku sebagai "nabi" dan juga menamakan dirinya Rael.
Saya teringat tulisan semacam renungan / fantasi yang mirip-mirip "science fiction" dari Erich von Daeniken:
Dalam jangka waktu milyaran tahun, demikian ditulis oleh von Daeniken, inteligensi manusia muncul tiba-tiba secara mendadak. Nenek moyang kita, yang masih belum lama bukan lagi antropoid, telah mengalami evolusi yang cepat tak terkira, yaitu telah mencipta kultur ummat manusia. Dalam jangkauan milyaran tahun melalui mutasi alamiyah terbentuklah antropoid. Lalu kemudian secara tiba-tiba terjadi pertumbuhan yang luar biasa cepatnya. Sekonyong-konyong sekitar 40 000 tahun lalu terjadi kemajuan pesat: didapatkan gada yang dijadikan senjata, busur panah sebagai senjata untuk berburu, api dipakai sebagai kekuatan pembantu, perkakas dari batu dan muncul kemahiran melukis pada dinding gua.
Saya (maksudnya von Daeniken-HMNA-) bertanya-tanya mengapa antropoid, hominid dan orang purba jutaan tahun tidak mampu belajar apa-apa. Di samping pertanyaan mengapa, berderet peranyaan lagi: oleh apa, oleh siapa, dan bilamana mereka itu tiba-tiba dapat belajar banyak. Apakah itu hingga dewasa ini tidak banyak menimbulkan pertanyaan? Sekurang-kurangnya buat saya itu penting yaitu mengapa, oleh siapa, oleh apa dan bilaman manusia itu menjadi cerdas.
Namun apabila ada kehidupan pada planet-planet lain dari tata-tata surya yang lain, menurut hemat saya (maksudnya von Daeniken-HMNA-), rupa-rupanya kosmonaut asinglah yang membawa ilmu pengetahuan yang digeluti itu ke atas bumi ini, dan mereka itu melalui rekayasa kode genetika yang menjadikan nenek moyang kita itu cerdas. Apabila spekulasi kita itu benar, bahwa makhluk cardas asing itu menterapkan mutasi buatan secara terarah, maka mutasi yang pertama-tama ini oleh "dewa-dewa" (maksudnya kosmonaut tsb-HMNA-) dengan mempergunakan kode genetika itu dilakukan antara 40 000 dengan 20 000 sebelum Miladiyah.
***
Maka bukankah itu, aliran kepercayaan Raelians yang dibentuk oleh Claude Vorihon tersebut, "menjplak" hasil renungan ataupun fantasi Erich von Daeniken itu? Yaitu dengan sedikit "improvisasi". Mutasi buatan secara terarah dengan mempergunakan kode genetika diimprovisasikan menjadi kloning. Makhluq asing dari sebuah planet dari sebuah tata-surya mengklonkan spesinya pada manusia purba yan belum cerdas itu. Waktu pengklonan itu 25.000 tahun lalu, tidak keluar dari perkiraan Erich, yaitu terletak pada rentang waktu di antara 40 000 dengan 20 000 sebelum Miladiyah.
Dalam Al Quran Allah berfirman:
-- W'ALM ADM ALSMAa (S. ALBQRT, 31), dibaca: wa 'allama a-damal asma-a kullaha- (s. albaqarah), artinya Allah mengajarkan kepada Adam sekalian nama-nama barang (yang perlu diketahui Adam), [2:31]. Adam dicipta Allah secara terpisah, yaitu dengan Hukum Allah yang tidak ditanam di alam syahadah. Terpisah dari anthropoid, hominid dan manusia purba, yang bertumbuh secara evolusi menurut Hukum Allah yang ditanam di alam syahadah. Demikianlah Adam dan keturunannya menjadi cerdas bukan hasil mutasi buatan rekayasa genetika ataupun pengklonan dari makhluk angkasa luar.
***
Manusia bukan hanya sekadar faktor biologis, ia lebih dari itu. Manusia lebih rumit ketimbang binatang seperti domba Dolly, domba hasil kloning pertama (jika berita itu benar). Manusia terdiri atas tataran jasmani, nafsani, rohani. Kalau Taqdir Allah menetapkan hasil kloning itu hanya manusia secara "biologis" yang diperkenankanNya, maka si Eve tanpa nafsani dan rohani, mana tahan ! Coba secara terbuka si Eve disodorkan kepada khalayak, kita lihat perkembangannya nanti. Binatang seperti Dolly hanya terdiri atas jasmani. Jadi kegagalan "kualitas" pada manusia secara logis (termasuk matematis) akan lebih tinggi dari 277, angka kegagalan domba upaya Dolly secara biologis. Kalau kegagalan itu tidak pernah "tercium" , maka saya ragukan "keberhasilan" itu. Lagi pula apabila ada yang hidup dari sekian banyak yang gagal itu (berupa 1/4 manusia, 1/2 manusia, 2/3 manusia, 3/4 manusia dst.), sebelum sampai (n-1)/n manusia, n tidak = 0, mau diapakan: dikurung, dilepas, dijadikan budak atau dibinasakan?
Bunga yang tidak layu adalah bunga yang palsu. Berita kloning manusia yang tidak "menampakkan" kegagalannya adalah berita kloning yang palsu. Jangan-jangan seperti "keberhasilan" Neil Armstrong mendarat di bulan yang "dicurigai" keberhasilannya seperti berikut:
- Bendera Amerika yang berada di Bulan dalam foto terlihat berkibar-kibar (padahal di Bulan tidak ada atmosfer, kok bisa ada angin ?)
- Ada pakar Fisika yang mengatakan, sampai sekarang (dengan teknologi yang ada sekarang-pun!) dia tidak yakin manusia akan bisa bebas dari pengaruh radiasi di angkasa luar yang hampa udara itu. Material yang ada sekarang 'belum' menjamin bisa melindungi tubuh dari hal itu. (Ini didukung kesaksian mantan awak SKYLAB Russia yg memberi alasan kenapa Russia tidak pernah mengirim awak ke angkasaluar di luar atmosfer).
- Foto-foto NASA diuji oleh pakar fotografi ternyata merupakan foto palsu (banyak bukti2 yg dibuat2)
- Bayangan foto astronaut / Apollo XI terlihat di banyak titik (spot) yang berarti memakai pencahayaan" dari banyak sumber/angle, sementara sumber cahaya di Bulan seharusnya hanya dari arah Matahari.
- Yang lebih mengejutkan, ternyata banyak astronauts yang dikorbankan (dibunuh) karena tahu terlalu banyak dan banyak omong (vocal). Detektif yang menyelidiki ini juga mati secara misterius dalam kecelakaan mobil, sementara bukti2 yang dikumpulkannya dalam koper hilang misterius sampai saat ini.
- Dengan teknologi komputer dan telekomunikasi saat itu (tahun 1969), sudah bisa begitu hebat mengontrol pendaratan langsung dari Bumi. Sementara ketika Apollo I yang gagal meluncur dan membunuh seluruh astronauts-nya, pernah gagal tests karena komunikasi ruang kontrol dan para astronauts tidak "tersambung". Sang astronaut vokal yang akhirnya 'dibunuh' itu bilang begini: bagaimana mau komunikasi ke Bulan, komunikasi antar-building (antar-ruang saja) kalian nggak bisa membuatnya dengan baik.
*** Makassar, 12 Januari 2003
5 Januari 2003
[+/-] |
556. Meluruskan Kontroversi Sitti Maryam di BBC One |
Film kontroversi yang ditayangkan oleh British Broadcasting Corporation (BBC) di jalur TV-nya sendiri mengenai Perawan Maria menghina keyakinan Kristiani. Acara BBC One tentang Perawan Maria dikecam keras oleh seorang uskup Katholik sebagai karya yang "kasar dan ofensif" (crude and offensive) dari Alan Bookbinder, seorang agnostik. Uskup Katholik Roma dari Portsmouth itu, the Right Reverend Crispian Hollis, menuduh apa yang ditayangkan oleh BBC dalam acara TV-nya sendiri itu sebagai spekulasi ofensif terhadap seorang tokoh, yaitu Perawan Maria, yang dihormati oleh jutaan orang.
Film itu menggambarkan Perawan Maria sebagai gadis miskin dan tidak terpelajar (a poor and downtrodden girl) yang mengandung Jesus akibat diperkosa (as a result of being raped) oleh seorang prajurit Romawi. Kontroversi Perawan Maria disiarkan oleh BBC One pada 22 December 2002, jam 14:16 GMT [http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/2598357.stm].
***
Lalu bagaimana seharusnya sikap ummat Islam dalam hal ini? Ummat Islam, bukan saja ummat Kristani, harus pula memprotes keras tuduhan si agnostik la'natuLlah tersebut. Mengapa?
Marilah kita baca dahulu Firman Allah di bawah ini:
- AN ALLH WMLaKTH YSHLWN 'ALY ALNBY YAYHA ALDZYN AMNWA SHALWA 'ALYH WSLMWA TSLYMA (S. ALAhZB, 56), dibaca: InnaLla-ha wa mala-ikatahu- yushallu-na 'alan nabiyyi ya-ayuhal ladzi-na a-manu- shallu- 'alayhi wa sallimu- tasli-man (s. al.ahzab), artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya shalawat kepada Nabi, hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu kepadanya dan ucapkanlah salam (kepadanya) dengan salam yang sempurna (33:56). Nabi dalam ayat (33:56) maksudnya Nabi Muhammad SAW. Shalawat ini adalah satu-satunya af'al (perbuatan) Allah yang Allah perintahkan kepada orang-orang yang beriman agar mengucapkannya pula.
- W SLM 'ALYH YWM WLD W YWM YMWT W YWM YB'ATS hYA (S. MRYM, 15), dibaca: wa sala-mun 'alayhi yawma wulida wa yawma yamu-tu wa yawma yub'atsu hayyan (s. Maryam), artinya: Selamat untuknya, pada hari ia dilahirkan, pada hari ia meninggal, dan pada hari ia dibangkitkan (kembali) hidup (19:15). Ucapan selamat ini disabdakan Allah kepada Nabi Yahya AS, tanpa perintah khusus kepada orang-orang beriman untuk ikut pula mengucapkan apa Yang disabdakan Allah itu.
- W ALSLAM 'ALY YWM WLDT W YWM AMWT W YWM AB'ATS hYA (S. MRYM, 33), dibaca: was sala-mu 'alayya yawma wulidttu wa yawma amu-tu wa yawma ub'atsu hayyan (s. maryam), artinya: Dan selamat bagiku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku dimatikan, dan pada hari aku dibangkitkan (kembali) hidup (19:33). Ucapan selamat untuk dirinya ini diucapkan oleh Nabi 'Isa AS, namun Allah tidak memerintahkan orang-orang beriman untuk mengikuti ucapan selamat itu.
Hukum Allah ada dua jenis. Pertama yang sinambung/terbuka dan ditanam di alam syahadah. Kedua yang tidak ditanam di alam syahadah dan hanya berlaku sesaat seperlunya. Hukum Allah yang pertama itu dapat dikaji oleh akal/sains, karena sifatnya yang sinambung/ terbuka itulah. Semua orang yang berkepentingan dapat mengobservasinya di segala tempat dan di setiap waktu. Hukum Allah yang kedua sudah jelas tidak dapat dikaji oleh akal/sains, karena sifatnya yang hanya muncul sesaat seperlunya itu. Hukum Allah yang kedua ini ada yang terbuka sesaat dan ada pula yang tertutup sesaat. Seperti lengan Nabi Musa AS yang menjadi putih setelah dikepit kemudian disembulkan keluar dari jubahnya, tongkatnya yang dilempar lalu menjadi ular. Pada waktu hukum Allah yang sesaat itu berlaku di Gunung Sinai itu masih tertutup, disebut 'ajaib, dari 'Ain, Jim, Ba artinya miracle. Di depan Fir'aun dan para tukang sihirnya, ke'ajaiban itu menjadi terbuka, menjadilah fenomena itu berupa mu'jizat, dari 'Ain, Jim, Zai, artinya melemahkan, maksudnya sesuatu yang dipertontonkan seorang Nabi untuk "melemahkan" visi lawannya. Al Quran adalah mu'jizat Nabi Muhammad SAW yang istimewa, karena tetap otentik sehingga dapat disaksikan secara terbuka sepanjang masa.
Kelahiran 'Isa bnu Maryam tanpa ayah adalah menurut Hukum Allah yang kedua, tidak ditanam dan tidak terbuka, jadi akal/sains tak dapat mengkajinya. Adapun 'Isa bnu Maryam mengucapkan selamat untuk dirinya dalam ayat (19:33) pada waktu 'Isa bnu Maryam masih dalam buaian, jadi merupakan salah satu mu'jizat pula. Yaitu bertujuan untuk membersihkan ibunda beliau, yaitu Sitti Maryam, dari tuduhan keji orang-orang Yahudi, bahwa beliau itu anak haram. Di samping ucapan untuk selamat kepada dirinya untuk membersihkan ibunda beliau dari fitnah tuduhan tersebut, maka dalam Al Quran disebutkan pula ucapan Jibril AS kepada Sitti Maryam, bahwa ia akan melahirkan
-- GHLAM ZKYA (S. MRYM, 19) dibaca: Ghula-man zakiyyan (s. maryam), artinya anak laki-laki yang suci (19:19).
Alhasil, ucapan itu juga suatu isyarat sebagai jawaban pula kelak di kemudian hari jika tuduhan itu dilancarkan pula, seperti baru-baru ini radio BBC One dalam acara TV-nya sendiri tersebut. WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 5 Januari 2003