12 Januari 2003

557. Kelahiran Bayi Kloning, Fakta atau Fantasi?

Perusahaan Clonaid yang dimiliki oleh Kelompok Raelians mengumumkan dalam konfrensi pers hari Jum'at 3 Januari 2003 di Hollywood sebelah utara Miami, bahwa seorang bayi hasil kloning, yang mereka namakan Eve, telah lahir dengan sehat. Kelahiran bayi kloning kedua ialah dari perempuan lesbian Belanda keesokan harinya Sabtu, 4 Januari 2003. Kelompok yang menamakan diri dengan Raelians ini mengaku mempunyai pengikut sektar 55 000 orang di seluruh dunia. Kelompok Raelians percaya bahwa 25 000 tahun lalu bumi ini dikunjungi makhluq angkasa luar dan "mencipta" manusia dengan cara kloning [perkara kloning ini telah dibicarakan dalam Seri 267 dan Seri 489]. Aliran kepercayaan ini ini dibentuk oleh Claude Vorihon, yang mengaku sebagai "nabi" dan juga menamakan dirinya Rael.

Saya teringat tulisan semacam renungan / fantasi yang mirip-mirip "science fiction" dari Erich von Daeniken:

Dalam jangka waktu milyaran tahun, demikian ditulis oleh von Daeniken, inteligensi manusia muncul tiba-tiba secara mendadak. Nenek moyang kita, yang masih belum lama bukan lagi antropoid, telah mengalami evolusi yang cepat tak terkira, yaitu telah mencipta kultur ummat manusia. Dalam jangkauan milyaran tahun melalui mutasi alamiyah terbentuklah antropoid. Lalu kemudian secara tiba-tiba terjadi pertumbuhan yang luar biasa cepatnya. Sekonyong-konyong sekitar 40 000 tahun lalu terjadi kemajuan pesat: didapatkan gada yang dijadikan senjata, busur panah sebagai senjata untuk berburu, api dipakai sebagai kekuatan pembantu, perkakas dari batu dan muncul kemahiran melukis pada dinding gua.

Saya (maksudnya von Daeniken-HMNA-) bertanya-tanya mengapa antropoid, hominid dan orang purba jutaan tahun tidak mampu belajar apa-apa. Di samping pertanyaan mengapa, berderet peranyaan lagi: oleh apa, oleh siapa, dan bilamana mereka itu tiba-tiba dapat belajar banyak. Apakah itu hingga dewasa ini tidak banyak menimbulkan pertanyaan? Sekurang-kurangnya buat saya itu penting yaitu mengapa, oleh siapa, oleh apa dan bilaman manusia itu menjadi cerdas.

Namun apabila ada kehidupan pada planet-planet lain dari tata-tata surya yang lain, menurut hemat saya (maksudnya von Daeniken-HMNA-), rupa-rupanya kosmonaut asinglah yang membawa ilmu pengetahuan yang digeluti itu ke atas bumi ini, dan mereka itu melalui rekayasa kode genetika yang menjadikan nenek moyang kita itu cerdas. Apabila spekulasi kita itu benar, bahwa makhluk cardas asing itu menterapkan mutasi buatan secara terarah, maka mutasi yang pertama-tama ini oleh "dewa-dewa" (maksudnya kosmonaut tsb-HMNA-) dengan mempergunakan kode genetika itu dilakukan antara 40 000 dengan 20 000 sebelum Miladiyah.

***

Maka bukankah itu, aliran kepercayaan Raelians yang dibentuk oleh Claude Vorihon tersebut, "menjplak" hasil renungan ataupun fantasi Erich von Daeniken itu? Yaitu dengan sedikit "improvisasi". Mutasi buatan secara terarah dengan mempergunakan kode genetika diimprovisasikan menjadi kloning. Makhluq asing dari sebuah planet dari sebuah tata-surya mengklonkan spesinya pada manusia purba yan belum cerdas itu. Waktu pengklonan itu 25.000 tahun lalu, tidak keluar dari perkiraan Erich, yaitu terletak pada rentang waktu di antara 40 000 dengan 20 000 sebelum Miladiyah.

Dalam Al Quran Allah berfirman:
-- W'ALM ADM ALSMAa (S. ALBQRT, 31), dibaca: wa 'allama a-damal asma-a kullaha- (s. albaqarah), artinya Allah mengajarkan kepada Adam sekalian nama-nama barang (yang perlu diketahui Adam), [2:31]. Adam dicipta Allah secara terpisah, yaitu dengan Hukum Allah yang tidak ditanam di alam syahadah. Terpisah dari anthropoid, hominid dan manusia purba, yang bertumbuh secara evolusi menurut Hukum Allah yang ditanam di alam syahadah. Demikianlah Adam dan keturunannya menjadi cerdas bukan hasil mutasi buatan rekayasa genetika ataupun pengklonan dari makhluk angkasa luar.

***

Manusia bukan hanya sekadar faktor biologis, ia lebih dari itu. Manusia lebih rumit ketimbang binatang seperti domba Dolly, domba hasil kloning pertama (jika berita itu benar). Manusia terdiri atas tataran jasmani, nafsani, rohani. Kalau Taqdir Allah menetapkan hasil kloning itu hanya manusia secara "biologis" yang diperkenankanNya, maka si Eve tanpa nafsani dan rohani, mana tahan ! Coba secara terbuka si Eve disodorkan kepada khalayak, kita lihat perkembangannya nanti. Binatang seperti Dolly hanya terdiri atas jasmani. Jadi kegagalan "kualitas" pada manusia secara logis (termasuk matematis) akan lebih tinggi dari 277, angka kegagalan domba upaya Dolly secara biologis. Kalau kegagalan itu tidak pernah "tercium" , maka saya ragukan "keberhasilan" itu. Lagi pula apabila ada yang hidup dari sekian banyak yang gagal itu (berupa 1/4 manusia, 1/2 manusia, 2/3 manusia, 3/4 manusia dst.), sebelum sampai (n-1)/n manusia, n tidak = 0, mau diapakan: dikurung, dilepas, dijadikan budak atau dibinasakan?

Bunga yang tidak layu adalah bunga yang palsu. Berita kloning manusia yang tidak "menampakkan" kegagalannya adalah berita kloning yang palsu. Jangan-jangan seperti "keberhasilan" Neil Armstrong mendarat di bulan yang "dicurigai" keberhasilannya seperti berikut:

  • Bendera Amerika yang berada di Bulan dalam foto terlihat berkibar-kibar (padahal di Bulan tidak ada atmosfer, kok bisa ada angin ?)
  • Ada pakar Fisika yang mengatakan, sampai sekarang (dengan teknologi yang ada sekarang-pun!) dia tidak yakin manusia akan bisa bebas dari pengaruh radiasi di angkasa luar yang hampa udara itu. Material yang ada sekarang 'belum' menjamin bisa melindungi tubuh dari hal itu. (Ini didukung kesaksian mantan awak SKYLAB Russia yg memberi alasan kenapa Russia tidak pernah mengirim awak ke angkasaluar di luar atmosfer).
  • Foto-foto NASA diuji oleh pakar fotografi ternyata merupakan foto palsu (banyak bukti2 yg dibuat2)
  • Bayangan foto astronaut / Apollo XI terlihat di banyak titik (spot) yang berarti memakai pencahayaan" dari banyak sumber/angle, sementara sumber cahaya di Bulan seharusnya hanya dari arah Matahari.
  • Yang lebih mengejutkan, ternyata banyak astronauts yang dikorbankan (dibunuh) karena tahu terlalu banyak dan banyak omong (vocal). Detektif yang menyelidiki ini juga mati secara misterius dalam kecelakaan mobil, sementara bukti2 yang dikumpulkannya dalam koper hilang misterius sampai saat ini.
  • Dengan teknologi komputer dan telekomunikasi saat itu (tahun 1969), sudah bisa begitu hebat mengontrol pendaratan langsung dari Bumi. Sementara ketika Apollo I yang gagal meluncur dan membunuh seluruh astronauts-nya, pernah gagal tests karena komunikasi ruang kontrol dan para astronauts tidak "tersambung". Sang astronaut vokal yang akhirnya 'dibunuh' itu bilang begini: bagaimana mau komunikasi ke Bulan, komunikasi antar-building (antar-ruang saja) kalian nggak bisa membuatnya dengan baik.
WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 12 Januari 2003