Firman Allah:
-- WALLH YRZQ MN YSyAa BGhYR Hsab (S. ALBQRt, 2:212 ), dibaca:
-- waLla-hu yarzuqu man yasya-u bighairi hisa-bin, artinya:
-- Allah memberi rezeki kepada sesiapa Yang dikehendakiNya dengan tidak terkira
Rezeki itu bukan hanya sekadar sebagai materi. Keselamatan, terhindar dari musibah adalah juga rezeki. Di bawah ini disajikan dua buah ilustrasi mengenai rezeki yang tak terkira tersebut.
Ilustrasi yang pertama yaitu pengalaman dari Prayitno Ramelan, yang ini dicuplik dari kompasiana
Bom Marriott pertama menyisakan sebuah kenangan yang sangat mendalam kepada penulis (maksudnya Prayitno Ramelan-HMNA-). Kisahnya seperti ini. Penulis pada tanggal 4 Agustus 2003 bertugas mendampingi Menteri Pertahanan Matori Abdul Djalil (Alm) melakukan kunjungan kerja ke Banjarmasin. Dalam penugasan di Dephan saat itu penulis mendapat kepercayaan dari Menhan Matori sebagai penasihat Menhan bidang intelijen. Sebelum berangkat ke Banjarmasin, penulis menyuruh sekretaris untuk memesan tempat untuk 26 orang di Restoran Syailendra di Hotel Marriott. Karena jumlahnya banyak, akan disiapkan meja di bagian bawah restoran. Pada tanggal 5 Agustus 2003 pagi penulis dalam perjalanan dari Kota Banjarmasin ke Bandara, dalam perjalanan kembali ke Jakarta, mendapat tilpon istri yang meminta agar makan siangnya dipindah saja ke Hotel Shangrilla. Pada awalnya penulis keberatan, karena semua sudah dipesan di Marriott itu, tetapi entah mengapa isteri tetap memaksa, dengan alasan sudah bosan di Marriott. Ya sudah, penulis akhirnya menyetujui. Dan kembali memerintahkan sekretaris agar rencana acara makan siangnya di pidah ke Shangrilla. Sesampai di Jakarta, penulis meminta ijin Menteri untuk berkumpul makan siang dengan teman-teman di hotel Shangrilla.
Mendadak pada saat makan beramai-ramai dengan teman-teman dan isterinya masing-masing, mendadak pada jam 12.45 WIB didapat berita yang sangat mengejutkan. Telah terjadi bom bunuh diri di Restoran Syailendra Hotel Marriot. Restoran hancur lebur terpanggang oleh api. Tempat yang semula disiapkan dan di "reserve" untuk rombongan hangus terbakar. Api bergulung demikian besarnya, berasal dari inti ledakan dimobil yang menjalar dengan cepat kedalam restoran. Saat itu, tidak ada yang dapat diucapkan oleh penulis, isteri dan teman-teman itu, kecuali beristighfar…dan mengucapkan syukur Alhamdulillah telah pindah dari Marriott. Tidak bisa dibayangkan apabila kita tetap makan disana, dan tidak pindah tempat, pasti akan sangat mengerikan sekali. Entah bagaimana jadinya nasib dua Marsekal Muda, lima Marsekal Pertama dan enam Kolonel Purnawirawan bersama isterinya masing-masing.
Hingga malam harinya penulis masih termenung…inilah sebuah karunia Allah Swt. Sebuah kebesaran Allah. Kenapa, pagi hari isteri menilpon ke Banjarmasin?, suatu hal yang tidak pernah dikerjakannya. Dengan kondisi di perjalanan dimana signal HP tidak stabil, hubungan ke penulis bisa berlangsung. Kenapa penulis akhirnya setuju pindah?. Kenapa semua teman tidak keberatan pindah?. Kenapa restoran di Shangrila tidak penuh? Kenapa dan kenapa? Itulah pertanyaan yang sangat sulit dijawab. Kita hanya percaya, Allah yang maha tahu, Maha Besar, Maha Kuasa….. Semua yang terjadi adalah pertolongan dari Allah, semua itu merupakan rahasia Allah. kalau memang belum waktunya, Allah akan memberikan jalan penyelamatan, dihindarkan dari bahaya. Penulis percaya, mendadak berubahnya keputusan isteri pagi tanggal 5 Agustus itu adalah atas petunjuk Allah semata. Waktu yang demikian kritis pagi tanggal 5 Agustus itu telah dijalani dengan benar. Kalau memang sudah waktunya, bersembunyi kelubang semutpun kita akan dikejar malaikat maut.
***
Ilustrasi yang berikut adalah dari pengalaman saya sendiri:
Kejadian pada musim gugur 1973, saya naik trein dari Den Haag (tempat saya bermukim selama di negeri Belanda) ke lapangan terbang Schiphol, Amsterdam. Dalam trein di depan tempat duduk saya duduk seorang nyonya. Hampir bersamaan menyapa, nyonya itu sekejap lebih dahulu: "Waar gaat U heen?" [tuan mau kemana]. "Naar Brussel, mevrouw" [ke Brussel, nyonya], sahut saya. Nyonya itu agak tertegun, kemudian berkata lagi: "Maar mijnheer, U bent in de verkeerde richting. Deze trein komt van Brussel [Tetapi tuan, tuan berada dalam arah yang salah, trein ini dari Brussel]. "Nee mevrouw ik ben niet in de verkeerde richting. Ik moet naar Schiphol gaan, en daarna ga ik met twinotter naar Brussel vliegen" [Tidak nyonya, saya tidak dalam arah yang salah, karena saya mesti ke Schiphol dahulu dan dari sana saya akan terbang dengan twinotter ke Brussel], jawab saya. Apa sesungguhnya yang terjadi, saya dalam perjalanan pulang ke tanah air. Pada hari keberangkatan yang saya rencanakan sudah kehabisan tiket GIA di Schiphol. Ada kengganan yang tiba-tiba datang begitu saja dalam hati saya untuk terbang ke tanah air naik KLM (Koninkelijke Luchtvaart Maatshappij = GIA-nya Belanda). Menurut petunjuk dari brosur saya dapat menunggu GIA dari London di Brussel (ibu kota Belgia). Ternyata seat masih tersedia di Bussel keesokan harinya, maka saya belilah tiket untuk itu. Keesokan harinya pada hari keberangkatan itu saya naik trein dari Den Haag ke Amsterdam seperti yang saya ceritakan di atas itu. Kengganan saya untuk naik KLM itu didorong oleh firasat yang membawa hikmah. Saya baca di koran Jakarta setibanya di tanah air, justru KLM, yang nyaris saya tumpangi hari itu di Schiphol, dibajak.
WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 26 Juli 2009
26 Juli 2009
[+/-] |
884. Allah Memberi Rezeki Dengan Tidak Terkira. |
19 Juli 2009
[+/-] |
883. Shalat |
-- SBhN ALDZY ASRY B'ABDH LYLA MN ALMSJD ALhRAM ALY ALMSJD AL AQSHA ALDZY BRKNA hWLH LNRYH MN AYTNA ANH HW ALSMY'A ALBSHYR (S. BNY ASRAaYL, 17:1), dibaca:
-- subha-nal ladzi- asra- bi'abdihi- laylam minal masjidil hara-mi ilal masjidil aqshal ladzi- ba-rakna- haulahu- linuriyahu- min a-ya-tina- innahu- huwas sami-'ul bashi-r (s. bani- isra-i-l), artinya:
-- Maha Suci Yang mengisrakan hambaNya malam hari dari al Masjid al Haram ke al Masjid al Aqsha, yang Kami telah berkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan (sebagian) dari ayat-ayat Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat (17:1).
Nanti malam, malam Senin begitu matahari terbenam, masuklah 27 Rajab, yaitu salah satu malam yang termasuk penting bagi ummat Islam, karena pada malam tersebut Nabi Muhammad SAW diisra'kan dan dimi'rajkan oleh Allah SWT untuk menerima perintah kewajiban shalat.
Ketentuan shalat menghadap Qiblat, yaitu Ka'bah. Pada tanggal 26 - 28 Mei pukul 16:16 WIB dan tanggal 15 - 17 Juli pukul 16:26 WIB untuk setiap tahun basitah, atau 25 - 27 Mei pukul 16:16 WIB dan tanggal 14 - 16 Juli pukul 16:26 WIB untuk setiap tahun kabisat, matahari berada tepat di atas Ka'bah. Pada saat itu benda-benda lurus yang berdiri tegak (misalnya lidi atau tongkat yang sengaja kita berdiri-tegak-luruskan) di wilayah dimana matahari masih terlihat, bayangannya akan tepat menunjuk ke arah Ka'bah. Inilah saatnya kita dengan mudah memperbaiki ataupun "mengkalibrasi kembali" arah kiblat dimana kita berada. Kemelesetan sebesar ±1 menit dari jam tersebut masih bisa diterima, karena masih berada dalam batas devisi standar pengukuran arah qiblat berbasis matahari.
***
Shalat adalah bahasa Al Quran, biasanya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan sembahyang, ataupun misalnya to pray, bidden dalam bahasa Inggeris dan Belanda. Terjemahan-terjemahan itu tidaklah mencakup makna yang sebenarnya. To pray dan bidden adalah berdoa, dan berdoa itu hanya merupakan bagian dari shalat. Adapun terjemahan dengan sembahyang juga tidak kena. Bukan karena semata-semata yang itu dari hyang maka terjemahan itu tidak kena, melainkan lebih dari itu. Shalat esensinya bukan menyembah, melainkan berzikir, mengingat, jadi juga bukan mengheningkan cipta. Maka sebaiknya shalat itu tidak usah diterjemahkan. Dalam bahasa daerah Sunda tidak diterjemahkan, tetap shalat.
Ajaran Islam tentang kepemimpinan dan kepengikutan dapat kita simak dari shalat. Kepemimpinan dan kepengikutan tidak boleh lepas dari kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan sosial. Perhatikanlah misalnya dalam shalat berjama'ah, bersama-sama shalat diimami oleh imam, lalu masing-masing melanjutkan shalat sunnat. Kalau tadi pada waktu shalat berjama'ah menggambarkan suatu jama'ah, komunitas, maka pada waktu shalat sunnat menggambarkan suatu hal yang menunjukkan perorangan. Artinya shalat berjama'ah diikuti oleh shalat sunnat masing-masing menggambarkan makhluk sosial dan makhluk pribadi.
Seorang imam yang merasa tidak sanggup lagi memimpin shalat, dia minggir. Dalam konstruksi mesjid, pada bahagian mihrab harus ada pintu. Maksudnya pintu itu antara lain khusus disediakan bagi imam untuk keluar masjid pergi beristirahat, dan kalau masih sanggup shalat akan menjadi makmum, anggota jama'ah. Inilah ajaran etika dalam kepemimpinan dalam Islam, kalau sudah merasa tidak sanggup lagi, maka dengan ikhlas akan minggir. Ketidak sanggupan itu ada yang nampak, namun ada yang tidak nampak. Semisal diserang batuk, itu adalah ketidak sanggupan yang kelihatan. Kalau mengeluarkan angin, wudhuk akan batal, shalatpun akan batal. Dan ini adalah ketidak bolehan memimpin shalat yang penyebabnya tidak dapat dipantau oleh makmum. Jadi etika kepemimpian menurut Islam seorang pemimpin akan dengan ikhlas menyingkir kalau sudah tidak sanggup atau tidak pantas lagi menjadi pemimpin, apakah ketidak sanggupan atau ketidak pantasan itu dapat dipantau atau tidak oleh para pengikutnya.
Seorang imam yang melakukan kesalahan, salah bacaannya atau salah gerakannya wajib ditegur oleh makmum. Inilah nilai kepengikutan. Kalau yang menegur itu laki-laki ucapan teguran itu adalah kalimah subhanalLah, untuk gerakan yang salah, dan membacakan bacaan yang benar untuk membenarkan bacaan imam. Dan kalau yang menegur itu perempuan cukup dengan isyarat menepuk punggung tangan. Dan imam harus tunduk pada teguran, memperbaiki bacaannya atau memperbaiki gerakannya. Adapun nilai yang dapat disimak tentang kepemimpinan dan kepengikutan adalah seorang pengikut wajib menegur pemimpinnya. Namun cara menegur adalah harus sopan, tidak boleh brutal. Teguran dengan kalimah subhanalLah bermakna bahwa Allah Maha Suci, hanya Allah yang luput dari kesalahan. Adapun manusia itu tidak akan sunyi dari kesalahan. Pemimpin harus dengan ikhlas dan berlapang dada menerima teguran, karena teguran itu adalah untuk memperbaiki, bukan untuk menjatuhkan. Seorang makmum tidak boleh mendahului imam. Sebelum komando Allahu Akbar dikomandokan imam, makmum tidak boleh bergerak. Ini adalah ajaran disiplin kepengikutan menurut Islam, ketaatan pengikut kepada pemimpinnya.
Apabila orang sedang mengalami stress, atau tekanan darah naik, atau pusing yang berkepanjangan, atau mengalami nervous (salah satu jenis penyakit penyimpangan perilaku berupa uring-uringan, gelisah, takut, dll), dan apabila orang takut terkena tumor, maka sujud adalah solusinya. Manusia apabila mengalami kelebihan dosis dalam radiasi, dan hidup di lingkungan tegangan listrik atau medan magnet, maka hal itu akan berdampak kepada badannya, akan bertambah kandungan elektrik di dalam tubuhnya. Oleh karena itu, Dr. Dhiyaa' mengatakan bahwa sesungguhnya sujud bisa menghilangkan zat-zat atau pun hal-hal yang menyebabkan sakit. Dengan sujud akan terlepas segala penyakit nervous dan penyakit kejiwaan lainnya. Inilah salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Muhammad Dhiyaa'uddin Hamid, dosen jurusan biologi dan ketua departemen radiasi makanan di lembaga penelitian teknologi radiasi. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 19 Juli 2009
12 Juli 2009
[+/-] |
882. Seruan Kepada Parpol Islam dan yang Berbasis Massa Muslim |
Proses penyelenggaraan Pilpres masih menyimpan tiga embel-embel:
Pertama, sejumlah stasiun televisi menyiarkan hasil exit poll dan quick count sebelum proses pemungutan suara rampung. Sebenarnya secara internasional exit poll dan quick count baru boleh diumumkan setelah pemungutan suara selesai, karena itu bisa mempengaruhi pemilih, terlebih lagi bagi pemilih akar rumput di Indonesia masih "labil".
Kedua, Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang masih bermasalah, yaitu adanya nama-nama ganda dalam DPT. Menurut Prabowo, ada 5,6 juta nama pemilih yang diduga manipulasi.
Ketiga, Petugas Pemungutan Suara (PPS), kata Prabowo, mempersulit massa pendukungnya. "Mereka sudah membawa KTP dan KK, malah diminta foto copy. Padahal ini hari libur dan mereka rakyat kecil. Bagaimana mereka bisa memenuhi itu," katanya. Prabowo mengklaim ada 5 ribu pendukungnya di Tanjung Priok, Jakarta, yang tidak bisa memilih karena persyaratan itu.
Hal itu merisaukan para tokoh Parpol Islam. "Jelas saja, kami sangat tidak nyaman bila kemenangan ini nantinya dianggap karena ada pelanggaran-pelanggaran. Padahal, sifatnya masih sebatas dugaan," kata Ketua DPP PPP Lukman Hakim Syaifuddin di Jakarta, 8 Juli 2009. Menurut Lukman, bila ada pihak-pihak yang masih tidak puas sebaiknya menempuh jalur dan mekanisme yang sudah diatur UU Pilpres. Segala pelanggaran administrasi dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Kalau pelanggaran pidana ya laporkan ke aparat penegak hukum," menegaskan Presiden PKS Tifatul Sembiring, yang juga meminta ukhuwwah dan persatuan umat kembali diperbaiki. Ketua Umum DPP PBB MS Kaban juga meminta iklim fairness dalam pilpres terus dijaga. Pilpres, imbuh dia, tidak boleh dicederai dengan tuduhan adanya kecurangan yang sebenarnya tidak berdasar. "Semua harus menghormati dan menjaga komitmen menciptakan proses demokrasi yang damai," ujar Menteri Kehutanan itu. Calon Presiden Jusuf Kalla menyatakan menghargai hasil perhitungan cepat pemilu presiden. Meski demikian, dia menyatakan masih menunggu hasil perhitungan formal yang dilakukan KPU dan hasil perhitungan dari seluruh saksi dari tim kampanye JK-Wiranto yang berada di seluruh kecamatan. "Sejauh ini, laporan dari daerah-daerah di TPS-TPS angkanya jauh lebih tinggi dari quick count. Karena itu, kita tunggu hasil formal dari KPU," tuturnya. Kalla mengaku terkejut dengan perolehan suara berdasarkan quick count.
***
Kalau Alfian mengatakan belum saatnya orang Sulsel jadi Presiden, maka pengasuh kolom ini menyatakan: "Belum tiba saatnya akar rumput Indonesia berdemokrasi. Boleh jadi tahun-tahun mendatang baru akar rumput bisa memilih atas dasar rasionalitas, yaitu bahayanya Neo Liberalisme. Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan secara berkelakar menyatakan: "Keterpilihan SBY saat ini diibaratkan membeli motor baru. Sekarang begini, kalau motor lama masih baik, tidak rewel, apakah akan membeli motor baru?
Kalaulah memang quick count itu tidak ada perbedaan secara signifikan dengan hasil perhitungan KPU secara manual, artinya pasangan SBY-Boediono menjadi nakhoda yang melayarkan bahtera RI ini, maka adalah keniscayaan kelompok yang kalah dalam Pilpres di Senayan beroposisi mengontrol jangan sampai bahtera itu dijalankan dengan mesin penggerak Neo Liberalisme. Sedangkan di luar Senayan dilakukan oleh kelompok Pressure Group yang biasa disebut Parlemen Jalanan.
Ala kulli hal, kalau secara eksternal oposisi di Senayan dan Pressure Group mengontrol, maka secara internal diserukan kepada Parpol Islam dan bermassa Muslim yang berkoalisi dengan SBY-Boediono mengontrol dari dalam, jangan sampai kebijakan ekonomi dijalankan di atas paradigma Neo Liberalisme.
Kepada Parpol Islam dan bermassa Muslim, kami titipkan Firman Allah yang menentang Neo Liberalisme:
-- KY LA YKWN DWLt BYN ALAGhNYAa MNKM (S. ALhSyR, 59:7), dibaca:
-- kay la- yaku-na du-latan baynal aghniya-I mingkum, artinya:
-- supaya kedaulatan (ekonomi) itu jangan beredar di antara yang kaya saja di antara kamu
-- In order that it may not (merely) make a circuit between the wealthy among you.
WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 12 Juli 2009
5 Juli 2009
[+/-] |
881. Jika Urusan Diurus oleh yang Tidak Profesional |
Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronika (UU ITE) tidak hanya menjerat Prita Mulayasari dalam kasus RS Omni Internasional, yang akhirnya dinyatakan bebas oleh majelis hakim PN Tangerang dalam sidang Kamis (25/6-'09) pagi. Undang-undang tersebut juga menjerat Ujang Romansyah warga Kampung Kedunghalang, RT 3/1 Cilebut, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Kasat Reskrim Polresta Bogor, AKP Irwansyah menjelaskan, pelapor merasa telah dihina dan nama baiknya tercemari dengan kata-kata kotor melalui layanan internet facebook. Irwansyah mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi
Majelis hakim Pengadilan Negeri Tangerang membebaskan Prita Mulyasari yang didakwa mencemarkan nama baik Rumah Sakit Omni Internasional, Tangerang. Melalui putusan sela , di Pengadilan Negeri Tangerang, Ketua Majelis Hakim Karel Tuppu menyatakan, dakwaan penuntut umum batal demi hukum. Dengan begitu, sidang atas perkara yang menarik perhatian publik serta banyak kalangan, termasuk para calon presiden, tidak dilanjutkan. Dengan demikian, terdakwa bebas dari segala tuntutan hukum dalam perkara pencemaran nama baik terhadap Rumah Sakit Omni Internasional yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Majelis hakim yang diketuai Karel Tuppu tsb berpendapat, apa yang dilakukan Prita menulis surat elektronik (e-mail) tentang pelayanan rumah sakit bukan kejahatan dan hanya untuk kalangan terbatas, sehingga tidak untuk melawan hukum. Perbuatan terdakwa, menurut majelis hakim, tidak memenuhi unsur seperti didakwa dengan Pasal 310 dan 311 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang pencemaran nama baik. Selain itu, sambung hakim, ada kesalahan penerapan pasal-pasal yang didakwakan, antara lain pasal 27 ayat 3 UU ITE. Hakim menilai pasal yang didakwakan jaksa, yakni UU ITE tersebut belum mengikat secara hukum, karena UU ITE belum berlaku efektif. UU ITE itu baru berlaku pada April 2010 mendatang.
Bahkan, dakwaan tidak jelas karena tidak menyebutkan kepada siapa surat elektronik yang dibuat terdakwa ditujukan dan cara penyebarannya. Majelis hakim berpendapat, apa yang disampaikan terdakwa hanya sebagai bentuk kekecewaan terhadap pelayanan rumah sakit dan tidak tidak ada niat mencemarkan nama baik RS Omni Internasional. Dalam persidangan itu majelis hakim juga mengingatkan penegak hukum agar tidak sewenang-enang tetapi harus berdasarkan ketentuan hukum.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia, Marius Widjajarta menyambut gembira putusan bebas atas Prita Mulyasari tersebut. "Kasus Prita versus RS Omni Internasional ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi para investor rumah sakit. Seharusnya pemilik maupun manajemen rumah sakit, terutama rumah sakit mewah tidak berpikir bisnis semata, tetapi juga harus berjiwa sosial. Beda dengan hotel atau mal, rumah sakit harus mempunyai fungsi sosial, bukan bisnis murni. Kalau tak mau rugi, jangan berbisnis rumah sakit."
***
Ada dua hal yang patut digaris bawahi mengenai yang diutarakan oleh Hakim Ketua Karel Tuppu tsb:
Pertama, UU ITE belum mengikat secara hokum, karena Undang-Undang tersebut belum berlaku efektif, itu baru berlaku pada April 2010 mendatang.
Kedua, kritikan pedas beliau yaitu mengingatkan penegak hukum agar tidak sewenang-enang tetapi harus berdasarkan ketentuan hukum.
Kedua hal sentilan Karel Tuppu tsb menyangkut profesional pranata hukum, yaitu polisi dan jaksa yang menangani kasus Prita Mulyasari. Mereka itu memproses kasus pengaduan Omni Internasional atas dasar hukum yang belum efektif berlaku. Itu amat disayangkan, itu adalah "blunder", kok tidak mengetahui bahwa UU ITE belum efektif berlaku. Sangat memalukan bagi pranata hukum dan sangat memilukan bagi Prita Mulyasari yang masih punya anak kecil, yang sempat ditahan selama tiga pekan karena ketidak-profesionalan pranata hukum yang "disilaukan" matanya oleh Rumah Sakit Omni Internasional. Mudah-mudahan saja Polresta Bogor, AKP Irwansyah tidak mengikuti jejak langkah rekannya memproses lebih lanjut kasus Ujang Romansyah berdasar atas UU ITE, supaya tidak kena sentilan Hakim Karel Tuppu.
***
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Pada suatu masa ketika Nabi SAW sedang berada dalam suatu majlis dan sedang bercakap-cakap dengan orang yang hadir, tiba-tiba datang seorang A'rabi (Arab Badwi) dan terus bertanya kepada Rasulullah SAW, "Bilakah akan terjadi hari qiamat?". Maka Nabi SAW-pun meneruskan percakapannya. Maka sebahagian yang hadir berkata, "Beliau (Nabi SAW) mendengar apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disukainya". Sementara yang lain pula berkata, "Bahkan beliau tidak mendengar pertanyaan itu". Sehingga apabila Nabi SAW selesai dari percakapannya beliau bersabda, "Di mana orang yang bertanya tentang hari qiamat tadi ?" Lalu Arab Badwi itu menyahut, "Ya! Saya hai Rasulullah". Maka Nabi SAW bersabda, "Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah hari qiamat". Arab Badwi ini bertanya pula, "Apa yang dimaksudkan dengan mensia-siakan amanah itu"? Nabi SAW menjawab, "Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kedatangan hari qiamat" [H.R Bukhari].
Alhasil menyerahkan urusan kepada siapapun juga yang tidak professional, bukanlah perkara main-main. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 5 Juli 2009