eramuslim.com :
Dalam diskusi yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Wisma Antara Kamis, 20/08/2009, mantan direktur BAKIN, AC Manulang, menegaskan bahwa tidak mungkin terorisme dilakukan atas ajaran agama Islam, semuanya merupakan bagian dari operasi intelijen. "Islam tidak mengajarkan terorisme. Karena Islam merupakan agama yang mengajarkan perdamaian. Terorisme adalah bagian dari kegiatan intelijen," ujar doktor sosiologi dari universitas di Jerman ini. Menurut Manulang, setelah perang dingin antara kapitalisme dan komunisme usai, Amerika sebagai pionir dari kapitalisme mencari musuh baru, yaitu Islam. Inilah yang sedang terjadi saat ini. Kenapa harus di Indonesia?
Manulang menambahkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang 230 juta dan mayoritas Islam merupakan potensi dan sekaligus bahaya besar untuk kapitalisme. Karena itulah, mereka melemahkan semua potensi yang akan menghambat kapitalisme. AC Manulang juga mengungkapkan bahwa saat ini pihak intelejen tidak punya data soal Nurdin M Top. "Saat ini, sepengetahuan saya, pihak intelijen tidak tahu banyak soal Nurdin M Top," jelas Manulang.
***
Jose Rizal Jurnalis dari presidium Mer-C yang juga sebagai pembicara di acara diskusi tersebut menambahkan, "Terlalu aneh kalau seorang Air dan Eko yang menurut saksi mata masih shalat Jumat di Solo bisa dikatakan tertembak pada Sabtu jam 2 pagi di Jatiasih, Bekasi."
Menurut Jose, bagaimana mungkin dua orang yang mengangkut bom ratusan kilogram bisa secepat itu tiba di Bekasi, dan langsung tertembak di lokasi. Jose juga menganggap aneh peristiwa penyerbuan 600 polisi di Temanggung. "Umumnya penyerangan terhadap suatu tempat persembunyian biasanya dengan gas air mata. Dan semua orang pasti tidak akan tahan dengan cara ini," ujar dokter yang akrab dengan suasana konflik. Tapi anehnya, masih menurut Jose, Ibrahim tidak pernah keluar rumah yang diserbu tersebut. Bahkan, darah yang mestinya berceceran di lokasi tidak ada. Tidak tertutup kemungkinan, Ibrahim memang sudah tidak lagi hidup ketika penyerbuan berlangsung.
Jose kembali mengkritisi pasca peledakan Mariot-Ritz Carlton, "Kenapa polisi tidak mengecek lebih lanjut siapa ratusan orang asing yang menginap di dua hotel tersebut. Tapi, langsung mengarahkan semua tuduhan itu kelompok yang disebut sebagai Nurdin M Top."
Lalu, siapa dalang di balik teror di Indonesia? Jose mensinyalir bahwa kelompok multinasional korporat atau pebisnis multinasional di belakang gembar-gembor terorisme. Jose berargumen bahwa hanya merekalah yang tahu adanya rapat pebisnis besar di Mariot saat peristiwa bom terjadi. Selain itu, masih menurut Jose, pasca naiknya Obama menggantikan Bush, isu terorisme akan disudahi oleh Obama. Tapi, kelompok multinasional yang memang selama ini membiayai sarana militer Amerika dan negara-negara besar lainnya, tetap menginginkan kondisi konflik karena itu memudahkan bisnis mereka.
***
Ismail Yusanto, sebagai juru bicara HTI yang juga sebagai pembicara di acara ersebut menegaskan bahwa Islam tidak mengajarkan cara-cara terorisme seperti itu dalam jihad. Bahkan Ismail membeberkan sejumlah fakta bahwa ada ketidakcocokan antara motivasi teror dengan aksi terorisme. "Kita sudah paham bahwa motivasi yang disampaikan aparat lewat media adalah perang melawan Amerika, tapi kenapa aksinya tidak tertuju pada aset Amerika?" ujar Ismail.
Menurutnya, hingga saat ini, dari sekian banyak peristiwa terorisme di Indonesia, tidak satu pun warga AS yang menjadi korban. Bahkan, kantor Dubes AS di Jakarta tidak tersentuh bom sama sekali.
***
Dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan di Jakarta 26 August 2009 anggota Komnas HAM, Dr. Saharuddin Daming menyatakan bahwa polisi dalam enangani kasus terorisme sudah melakukan pelanggaran HAM berat. "Kasus-kasus terorisme yang terjadi mulai dari Jatiasih, Temanggung, dan penangkapan terhadap dai Jamaah Tabligh yang dilakukan polisi, sudah tergolong pelanggaran HAM berat. Terlebih lagi soal stigma negatif terhadap orang berjubah, jenggot, dan dakwah," ujar anggota komnas HAM ini tegas. Ia menambahkan, phobia pasca suatu peristiwa yang tidak mengenakkan seperti peledakan bom bisa dianggap wajar. Tapi, jika phobia direkayasa sehingga orang banyak menjadi ikut phobia, ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Khusus kasus penembakan polisi terhadap dugaan pelaku teror di Jatiasih dan Temanggung, masih menurut Dr Daming, sudah tergolong ekstra yudisial killing yang bisa dikategorikan pelanggaran HAM berat.
***
Demikianlah di atas telah dipaparkan ilustrasi berupa hasil diskusi bagi kita semua samada sebagai pribadi ataupun sebagai kelompok dalam sebuah lembaga, sebagai bahan untuk ihtisaban (introspekasi) dalam memurnikan pemikiran kita, sehingga terbebas dari segala phobia.
MN QAM RAMDhANA AYMANA WA AhTSABA GhFRLH MA TQDM MN DzNBH (H. R. BKhRY), dibaca:
Mangqa-ma ramadha-na i-ma-nan wahtisa-ban ghufira lahu ma taqaddama min dznbihi (R.W. Bukhari), artinya:
Sesiapa yang menegakkan Ramadhan atas dasar iman dan menghisab diri (introspekasi) diampuni dosanya yang telah silam.
WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 30 Agustus 2009
30 Agustus 2009
[+/-] |
889. Cuplikan Diskusi Sebagai Bahan Ihtisaban dalam Bulan Ramadhan |
23 Agustus 2009
[+/-] |
888. Proklamasi Kemerdekaan dalam Bulan Ramadhan |
Kemarin, Sabtu 1 Ramadhan 1430, 22 Agustus 2009, ummat Islam telah melakukan ibadah puasa. Seperti diketahui Proklamasi Kemerdekaan berlangsung dalam bulan puasa, Jum’at 9 Ramadhan 1364.
Oleh sebab itu dalam Seri 888 ini akan dibahas dua substansi: Proklamasi dan Puasa Ramadhan
***
Proklamasi Kemerdekaan tidak bisa dilepaskan dari Piagam Jakarta, karena Proklamasi Kemerdekaan dengan Piagam Jakarta suka atau tidak suka merupakan satu sistem.
Piagam Jakarta sesungguhnya dibuat untuk dijadikan Muqaddimah UUD kelak, yang juga sekaligus dipersiapkan untuk dibacakan dalam maklumat (proklamasi) kemerdekaan Indonesia. Itulah sebabnya maka Piagam Jakarta hampir identik dengan Pembukaan UUD-1945, yang perbedaannya hanya terletak dalam dua hal seperti yang akan dijelaskan di bawah.
Piagam Jakarta yang dipersiapkan untuk dibacakan dalam maklumat kemerdekaan Indonesia urung dilaksanakan, karena sejarah berkata lain. Bung Karno dan Bung Hatta pada 15 Agustus 1945 larut malam diciduk oleh pemuda ke Rengas Dengklok dan di sana didesak untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Atas jaminan Mr Ahmad Soebardjo kedua pemimpin itu dikembalikan ke Jakarta pada malam 16 Agustus 1945 dengan janji akan memprokla-masikan kemerdekaan Indonesia pada pagi-pagi keesokan harinya 17 Agustus 1945. Karena naskah Piagam Jakarta tidak ditemukan malam itu, berhubung keberangkatan yang tergesa-gesa karena diciduk pada larut malam 15 Agustus itu, maka dibuatlah teks proklamasi berdasarkan ingatan alinea ketiga Piagam Jakarta. Sehingga diambillah bagian kalimat terakhir dari alinea ketiga Piagam Jakarta: rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya. Kata "rakyat Indonesia" diganti dengan "kami bangsa Indonesia". Inilah yang dijadikan bagian pertama dari teks proklamasi. Bung Hatta kemudian mengusulkan tambahan untuk menegaskan status hukum peralihan kekuasaan dan itulah yang menjadi bagian kedua dari teks proklamasi: Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Teks itulah yang dibacakan pada 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi, 9 Ramadhan 1364. Karena bukan Piagam Jakarta yang dibaca secara keseluruhan pada waktu proklamasi kemerdekaan, akibatnya ialah Republik Indonesia diproklamasikan tanpa Muaddimah Undang-Undang Dasar, sehingga terjadi kevakuman UUD selama satu hari.
Pada 18 Agusutus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), dibahaslah Piagam Jakarta yang dipersiapkan untuk menjadi Muqaddimah Undang-Undang Dasar itu. Seperti diketahui pada 17 Agustus 1945 petang hari seorang Kaigun datang menyampaikan kepada Bung Hatta, bahwa bagian timur Indonesia tidak ikut membela RI yang baru diproklamasikan itu jika ke-7 kata dalam alinea ke-4 itu tidak dicoret. Maka dicoretlah ke-7 kata itu dalam sidang PPKI tersebut dan diganti dengan 3 kata: Yang Maha Esa, maka Piagam Jakarta itu disahkanlah sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dengan dua perubahan: Muqaddimah diganti dengan Pembukaan dan Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syari'at Islam bagi Pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Personel Kaigun ini aneh. Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 petang hari itu juga sudah ada Kaigun di Jakarta yang membawa aspirasi mencoret 7 kata dari kawasan Indonesia bagian timur. Proses mengumpulkan aspirasi pada 17 Agustus 1945 di kawasan yang begitu luas, yang pada waktu itu alat komunikasi dan transportasi tidak secanggih sekarang. Ini yang perlu dipertanyakan. Pekerjaan rumah bagi para peneliti sejarah!
***
Menurut SunnatuLlah tidak ada yang gratis bagi ummat manusia di bumi ini, semua ada harganya. Apa yang dicapai oleh ummat manusia sekarang dalam memenuhi hasrat nalurinya meningkatkan kwalitas kehidupan materialnya, yaitu berpacunya tiga sekawan yang makin lama makin cepat. Naluri meningkatkan kwalitas kehidupan material, itulah yang mendorong manusia untuk pertumbuhan ekonomi (economic growth), sebagai bagian dari kebudayaan. Naluri inilah yang mendorong iradah manusia untuk memacu tiga sekawan: modal - industri - teknologi, ibarat roda yang berputar makin lama makin cepat. Ini telah diisyaratkan Allah dalam ayat yang berikut:
-- ZhHR ALFSAD FY ALBR WALBhR BMA KSBT AYDY ALNAS LYDzYQHM B’ADh ALDzY ‘AMLW L’ALHM YRJ’UWN (S.ALRWM, 30:41), dibaca:
-- zhaharal fasa-du fil barri walbahri bima- kasabat aidin na-si liyudzi-qahum ba’dhal ladzi- ‘amilu- la’allahum yarji’u-n, artinya:
-- Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, (Allah) merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Pada pokoknya ada dua harga dasar yang dipakai untuk membayar hasrat meningkatkan kwalitas kehidupan material itu, yakni pengurasan sumberdaya alam dan pencemaran. Takkan pernah ada yang disebut industri bersih, karena setiap industri memerlukan tenaga. Tenaga diperoleh dari pembakaran minyak dan batubara. Ini harus dibayar dengan pencemaran termal dan radio aktif. Pencemaran termal itu diakibatkan gas buang CO2, suhu global menanjak, es di kutub mencair, air laut naik. Pencemaran radiasi dapat mencederai gen manusia oleh mutasi paksa, manusia akan mengalami degradasi biologis.
***
Alhasil, upaya untuk menyelamatkan kebudayaan ummat manusia dari kerusakan global, strateginya bukanlah ditujukan pada hasil yang berupa tiga sekawan itu, melainkan pada penyebabnya, yaitu hasrat naluri manusia yang ingin meningkatkan kwalitas kehidupan material yang tak ada puas-puasnya itu. Upaya penyelamatan itu terletak dalam hal kemampuan manusia untuk menahan dorongan Al Hawa- meningkatkan kehidupan material itu. Kemampuan itu hanya dapat diperoleh dengan jalan latihan yang intensif yaitu berpuasa. WaLla-hu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 23 Agustus 2009
16 Agustus 2009
[+/-] |
887. Hajar, Ibunda Nabi Ismail AS, Bukan Budak Menurut Targum |
Dalam Al-Quran tidak pernah disebutkan bahwa Hajar ibunda Nabi Ismail AS seorang budak dari Mesir. Bagi ummat Islam tidak perlu bukti pendukung untuk itu. Namun bagi yang non-Muslim perlu referens bahwa Hajar bukanlah budak. Marilah kita menilik pada Targum. Dapat dibaca dalam Targum oleh seorang yang termasyhur, Salomon bin Ishak (1040-1105) dari Troye (= Ilion = Pergame; sekarang Hissarlick di Turki). Seperti diketahui, Rabbi adalah pendeta Yahudi; Rabbani, Guru Yahudi ; Ahbar, Ulama Yahudi (Haverim); Hakam, Hakim/Faqih Yahudi (Hakham): Dalam Targum tersebut termaktub seperti kutipan ini: Hagar adalah puteri dari Firaun yang ketika melihat aneka mu'jizat dari pihak Sarah, berkata: lebih baik untuk anak perempuan saya ini menjadi pembantu dalam rumah Ibrahim. (media.isnet.org)
Targum (Tafsir Taurat) berisi kitab-kitab sejarah dan kitab Para Nabi. Kebiasaan membacakan Kitab Suci kepada jemaat di synagoge dengan diikuti uraian secara lisan dalam bahasa Aram (bahasa pribumi) mulai berkembang pada abad-abad akhir Sebelum Masehi. Bahasa Ibrani (Hebrew, 'Ibriyyah) makin kurang dikenal khalayak ramai sebagai bahasa lisan, maka mereka perlu dilengkapi dengan tafsiran teks Kitab Suci dalam bahasa yang sungguh-sungguh mereka fahami, jika mereka diharapkan untuk mengerti apa yang dibacakan kepada mereka. Rabbi yang bertugas untuk memberikan uraian lisan ini disebut methurgeman (penerjemah atau penafsir) dan uraiannya itu disebut Targum.
Dari kutipan itu tersebut: "Hagar adalah puteri dari “Firaun”, berhubung pada waktu itu belum ada yang tahu bahwa pernah Dinasti Fir'aun dipotong selama 150 tahun oleh Raja Gembala, yaitu Dinasti Raja-Raja Hyksos. Dalam Al-Quran disebutkan Nabi Yusuf AS berhadapan dengan Malik (Raja), bukan Fir’aun:
-- WQAL ALMLK AaTWNY BH …. QAL MA KhThBKN ADzRWDTN YWSF ‘AN NFSH, (S. YWSF, 10:50,51) dibaca:
-- waqa-lal maliku’ tu-ni- bihi …. Qa-la ma- khathbukunna idz rawattunna yu-sufa ‘an nafsihi, artinya:
-- Dan Raja berkata: "Bawalah dia (Yusuf) kepadaku," ….. Dia (Raja) berkata (kepada perempuan itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?"
Sedangkan Nabi Musa AS berhadapan dengan Firaun:
-- WQAL FR’AWN AaTWNY BKL ShR ‘ALYM . FLMA JAa ALShRt QAL LM MWSY ALQWA MA ANTM MLQWN (S. YWNS, 10:79,80), dibaca:
-- waqa-la fir’awnu’ tu-ni- bikulli sa-hirin ‘ali-min . falamma- ja-as sahratu qa-la lahum mu-sa- alqu- ma antum mulqu-na, artinya:
-- Dan Fir'aun berkata: "Datangkanlah kepadaku semua Ahli-ahli sihir yang pandai!" Maka tatkala Ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan.”
Bandingkan dengan Bible yang tidak mengenal Penguasa Mesir Kuno selain dari Dinasti Fir’aun. Baik Nabi Yusuf AS maupun Nabi Musa AS, keduanya berhadapan dengan Fir'aun:
[Kejadian 41:15] Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorangpun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya."
[Keluaran,7:10] Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang diperintahkan TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan para pegawainya, maka tongkat itu menjadi ular.
Bagi ummat Islam tentu tidak perlu bukti pendukung tentang Dinasti Fir'aun, Sang Penguasa Mesir Kuno, pernah dipotong oleh Dinasti Raja-Raja Hyksos selama 150 tahun. Tetapi bagi yang non-Muslim tentu saja membutuhkan rujukan arkeologis. Hieroglyph, yaitu tulisan kuno Mesir, berhasil diungkapkan cara membacanya oleh Jean Francois Cahampollion (1790 - 1832). Maka dengan dapatnya dibaca hieroglyph itu, terkuaklah sejarah Mesir Kuno dengan sejelas-jelasnya, antara lain Hyksos (Al-Malik = Raja Gembala) dari Kan'an menaklukkan Mesir dan menumbangkan Dinasti Fir'aun. Dinasti Hyksos ini menguasai Mesir selama kurang lebih 150 tahun (1700 - 1550) sebelum Miladiyah. Dinasti Raja-Raja Hyksos, sebagai dinasti XV dan XVI mendapatkan legitimasi dalam Dokumen Hieroglyph yang tertera dalam Daftar Penguasa Mesir di Turin.
Inilah petikan dari Dokumen Hieroglyph di Turin mengenai Dinasti Hyksos Penguasa Mesir Kuno:
The Hyksos (The Shepherd Kings) (1730 – 1580) B.C. invaded Egypt.and conquered the Pharao Dynasty. The Hyksos (The Shepherd Kings) (1730 – 1580) B.C. invaded Egypt.and conquered the Pharao Dynasty. 15th Dynasty: Salitis - Bnon - Apachnan (Khian) - Khamudi. 16th Dynasty: Anat Her – User Anat – Semqen – Zaket – Wasa – Qar - Pepi III – Bebankh – Nebmaatre - Nikare II – Aahotepre – Aaneterire – Nubankhre – Nubuserre – Khauserre – Khamure – Jacob El – Yakbam – Yoam - Apophis (Auserre Apepi) - Amu, defeated by Ahmose in 1580.
Nabi Ibrahim AS diterima dengan baik oleh Salitis, Raja pertama dari Dinasti Hyksos, berhubung bangsa Hyksos berasal dari qaum 'Ad yang bernabikan Nabi Hud AS. Bangsa Hyksos ini merubuhkan semua kuil tempat menyembah dewa-dewa Mesir Kuno. Ini diberitakan oleh Josephus yang mengutip Manetho: "By main force they easily overpowered the rulers of the land, and they razed to the ground the temples of gods." Seperti diketahui, Manetho (ca. 250 B.C.) also known as Manethon of Sebennytos, was an Egyptian historian and priest from Sebennytos (ancient Egyptian: Tjebnutjer) who lived during the Second Persian Period [343-332 B.C.] (Manetho, juga dikenal sebagai Manethon dari Sebennytos, adalah seorang sejarawan Mesir dan tokoh agama dari Sebennytos (Mesir purba: Tjebnutjer) yang hidup pada zaman Periode Parsi Kedua.
Alhasil, Hajar, ibunda Nabi Ismail AS, bukanlah berasal dari seorang budak bangsa Mesir, melainkan puteri dari Penguasa Mesir Kuno Dinasti Hyksos yang memotong Dinasti Fir'aun selama 150 tahun. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 16 Agustus 2009
9 Agustus 2009
[+/-] |
886. Keledai liar |
Sebenarnya Seri 886 ini ada hubungannya dengan Seri 877, saya kutip: Ruhut Sitompul, di dalam sebuah dialog di stasiun TV swasta, mengatakan bahwa ‘Arab tidak pernah membantu Indonesia’, Ruhut Sitompul yang mencerminkan Tim Kampanye SBY-Boediono tsb, ucapannya itu sangat tendensius, “yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan”[Matius 15:11], bukan hanya sekadar melecehkan Arab, tetapi juga mempunyai konotasi negatif terhadap Islam.
Saya kutip dari Cyber Space dari seseorang yang bernama (samaran!) Diva Ardi, yang menulis pakai huruf capital, sesuatu yang melanggar kode etik dalam “ngenet” di Cyber Space, spb:
KEJADIAN 16:12, MEMBUKTIKAN SIAPAKAH BGS ARAB / ISLAM ITU. DAN KELAKUANYA ITU TERBUKTI SAMPAI HARI INI BODOH DAN PALING SUKA BERMUSUHAN DGN SIAPA SAJA.
***
Begini bunyinya [KEJADIAN 16 : 12]:
Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.
Seorang laki-laki itu maksudnya Ismail, leluhur bangsa Arab. Mari kita telusuri ungkapan keledai liar itu. Ayat tsb dalam bahasa Ibrani spb:
VEHÛ' YIHYEH PERE' 'ÂDÂM YÂDÔ VAKOL VEYAD KOL BÔ VE'AL-PENÊY KHOL-'EKHÂV YISYKON (BERÊ'SYÎT 16:12, BHS) [Transliterasi oleh Yohannes]
Saya tanyakan kepada Yohannes, apakah bahasa Ibrani tersebut diterjemahkan dari Septugianta yang berbahasa Yunani ? Seperti diketahui Septugianta yang berbahasa Yunani adalah rujukan asal Perjanjian Lama. Mengapa Septugiant berbahasa Yunani, karena Septugiant adalah terjemahan dalam bahasa Yunani dari bahasa Ibrani, yang teks aslinya sekarang sudah hilang. (Septuagiant [Lat.,=70], oldest extant Greek translation of the Hebrew Bible made by Hellenistic Jews, possibly from Alexandria, c.250 B.C. The Septuagint was translated from texts now lost. No copy of the original translation exists; textual difficulties abound. The symbol for the Septuagint is LXX.
(encyclopedia2.thefreedictionary.com).
Inilah jawaban Yohannes: Engga, Abah. Orang Yahudi punya naskah Ibrani sendiri dari Kodeks Leningrad. Dalam bagian-bagian tertentu, Septuaginta terkadang berbeda dengan Naskah Masora, padahal usia Septuaginta jauh lebih tua ketimbang manuskrip Ibrani yang ada saat ini. Selanjutnya Yohannes menambahkan: Naskah Masora adalah Perjanjian Lama (Tanakh Ibrani) yang ditulis dalam bahasa Ibrani dan dibubuhi vokal oleh para ahli masora. Kodeks, berasal dari bahasa Latin, "kitab", yaitu terdiri dari manuskrip dalam bentuk lembaran-lembaran, disusun secara urut dan dijilid atau dibalut.
Kita lanjutkan penelusuran itu. Keledai jantan dalam bahasa Ibrani "KHAMÔR", keledai betina "'ÂTHÔN". Liar dalam bahasa Ibrani "BEHÊMÂH" untuk binatang ternak, sedangkan untuk binatang yang bukan ternal, liar = "KHAY". Karena Ismail itu laki-laki harus dicari dalam ayat berbahasa Ibrani itu kata "KHAMÔR" dan karena keledai itu binatang ternak, maka harus dicari dalam ayat berbahasa Ibrani itu kata "BEHÊMÂH". Adalah fakta bahwa tidak ada kata "KHAMÔR" dan "BEHÊMÂH" dalam ayat berbahasa Ibrani itu.
Yang ada adalah kata PERE'. Tulisan Ibrani sama dengan tulisan Arab, huruf-hurufnya syllabic, yang belakangan baru dibubuhi tanda vokal. Seperti dalam huruf Arab, Khalil bin Ahmad Al Farahidy membubuhkan tanda baca (i'rab) seperti: tanda vokal Dhammah, Fathah, Kasrah, tanda mati Sukun, tanda ganda Tasydid dan tanda panjang. Akarnya PERE' dari huruf-huruf syllabic PR' (PÊ + RÊSY + ALEF). Kalau ditelusuri dalam bahasa Arab kita akan ketemu dengan permutasi akar kata WFR (WAW + FA + RA) yang artinya “subur” dan “berlimpah”.
Makna subur ini dapat kita lacak dalam ayat sebelumnya, yaitu [Kejadian 16:10]: Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya."
Nya dalam kalimat "kata Malaikat TUHAN itu kepadanya," menunjuk kepada Hajar, ibunda Ismail. Ungkapan "sangat banyak keturunanmu," bermakna bahwa Hajar dan anaknya Ismail adalah subur.
Alhasil, kesimpulannya terjadi manipulasi terjemahan, yang semestinya spb:
Seorang laki-laki yang subur, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.
Adalah kenyataan sejarah tanah Arab tidak pernah dijajah oleh imperium Romawi maupun Parsi, tanah Arab itu steril dari penjajahan bangsa asing. Bangsa Arab sekarang ini menentang sudaranya bangsa Israel, yaitu Israel merampas tanah bangsa Arab di Palestina. Mengapa dikatakan bangsa Arab itu bersaudara dengan Bani Israil, karena Nabi Ibrahim AS memperanakkan Ismail, Ishaq dan Midiyan. Demikianlah Ismail yang leluhur bangsa Arab bersaudara dengan Ishaq yang leluhur Bani Israil. (Nabi Ishaq AS memperanakkan Ya'qub yang juga bernama Israil. Turunan Nabi Ya'qub AS itulah yang disebut Bani Israil). Keledai liar bertendensi stigmatisasi bangsa Arab yang kemudian dikaitkan dengan Islam seperti yang ditulis oleh Diva Ardi di atas itu: KEJADIAN 16:12, MEMBUKTIKAN SIAPAKAH BGS ARAB / ISLAM ITU. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 9 Agustus 2009
2 Agustus 2009
[+/-] |
885. Tinggi Adam 90 kaki |
Seri ini masih lanjutan jihad intelektual saya. Dan ini untuk menjawab ejekan orang kafir di cyber space, spb:
Mhd mengajar bhw ketika Adam diciptakan Allah, maka tinggi Adam adalah setinggi 60 hasta (Hadis Sahih Bukhari vol.IV/no.543). Waduh!! ini gila, apa mungkin Adam tingginya 60 hasta/90 kaki/30 meter?(*) Tidak ada ilmu pengetahuan anatomi manusia mengajarkan bahwa tinggi Adam seperti itu, tidak mungkin setinggi 30 meter atau setinggi bangunan kantor 10 lantai??!! haha, aneh!!!
--------------
(*) 1 Kaki = 30 cm, 1 hasta = 1,5 kaki, jadi 60 hasta = 90 kaki = 30 meter -HMNA-
***
Ini sebuah kutipan dari the English section of the September 2001 issue of the Hebrew-English Israeli popular science journal "Ha-Mada Ha-Yisraeli B'Angleet V'Ivreet."
TEL AVIV, ISRAEL - At the recent Israeli colloquium on science and religion, Dr. Shlomi Lesser of Hebrew University, and the Chairman of the Hofesh V'Mada Society (a stalwart for deeply skeptical Israeli scientists), led a heated debate between biologists and ultra-orthodox Rabbis on the origins of life. Many of the spectators, including those of a deeply religious stance, came away with the feeling that the Rabbis had not done very well against their "Epicurean" counterparts.
The hi-light of the evening came when Dr. Lesser engaged in a one-on-one question exchange with Rabbi Dovid Brown of Yeshiva University. At one point Dr. Lesser asked R. Brown how tall the first man was, to which the esteemed Rabbi replied "he was roughly the size of an average man according to chazal [Jewish sages]." From there Dr. Lesser revealed that genetic research has revealed that the human race coming from a single pair of parents is impossible in light of the biological bottle-neck [a term for the strain put on successive generations by inbreeding] they would have to travel through.
"Our research, in conjunction with the research of other respected institutions around the world, has demonstrated that the entire human population descending from a single pair of human ancestors is highly unlikely." stated Dr. Lesser. "It would seem that the traditional view of groups, not individuals, evolving has been corroborated; the only way man could descend from a single pair (rather than from an entire group of transitional hominids) is if the original pair were literally giants in the pre-nutrition age."
As Dr. Lesser pointed out, prior to the breakthroughs in nutrition that took place in the 17th and 18th centuries, genetic evidence revealed that man would have been shrinking if he came from a single human ancestor. His calculations revealed that in order for the human race to reach the state it was in during the 17th century, the "Adam and Eve" story would only be plausible if the first man was 90 feet tall (which is fantastic to say the least). "There is no other way man could traverse the genetic bottleneck" Dr. Lesser again said. "If Adam was the size of any other man according to the learned Rabbis of the Jewish religion, this demonstrates an obvious absurdity to this myth."
***
Karena ruangan tidak memungkinkan, kutipan tersebut di atas tidak diterjemahkan, hanya isinya saja spb:
Terjadi perdebatan antara seorang biologist Dr. Shlomi Lesser dari Hebrew University, and Ketua dari the Hofesh V'Mada Society melawan ultra-orthodox Rabbi Dovid Brown dari Yeshiva University. Para biologists mengira mereka meng-"crush" Judaisme (yang sesungguhnya berasal dari agama wahyu yang diturunkan kepada Nabi Musa AS), bahwa tidak mungkin manusia itu bersumber dari "a single human ancestor" (maksudnya sepasang manusia Adam dan Hawa). Karena kalau demikian, human ancestor (leluhur manusia) menurut kalkulasi tingginya mesti 90 kaki, karena manusia mengalami penyusutan ukuran badan yang disebut dengan genetic bottleneck. Sesungguhnya kalkulasi 90 kaki itu menegaskan kebenaran dari Shahih Bukhari tentang tinggi Adam dan manusia itu mengecil dari ukuran Adam.
'AN ABY HRYRt 'AN ANBY ShL ALLH 'ALYH WSLM QAL KhLQ ALLH ADM WThWLH STWN DzRA'AA TsM QAL ADzHB 'ALY AQLaK MN ALMLAaKt FASTM'A MA YhYWNK ThYTK WThYt DzRYTK FQAL ALSLAM 'ALYKM FQAL WALSLAM 'ALYK WRhMt ALLH FZADWH WRhMt ALLH FKL MN YDKhL ALJNt 'ALY SWRt ADM FLM YZL ALKhLQ YNQSh hTY ALAN, dibaca (tanda – dipanjangkan membacanya):
'an abi-hurairata 'anin nabiyyi shallaLla-hu 'alaihi wa sallama qa-la khalaqalla-hu a-dama wa thu-luhu sittu-na dzira-'an tsumma qa-ladz habu fasallim 'ala- ula-ika minal mala-ikati fastami' ma- yuhayyu-naka tahiyyatuka watahiyyahu dzurriyatika faqa-la assala-mu 'alaikum faqa-lu- assala-mu 'alaika warahmatulla-hi faza-du-hu warahmatulla-hi fakullu man yadkhulul jannata 'ala- su-rati a-dama falam yazalil khalqa yanqushu hatta- ala-na, artinya:
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW beliau bersabda: Allah menjadikan Adam tingginya 60 hasta, kemudian (Allah) berfirman: Pergilah dan memberi salamlah kepada para malaikat itu, dan dengarkanlah mereka memberi hormat kepada engkau. Itulah kehormatan engkau dan keturunan engkau, lalu (Adam) mengucapkan: Assalamu 'alaikum, maka (para malaikat) mengucapkan assalamu alaika wa rahmatullah, (para malaikat) menambahkan: warahmatullah, maka setiap orang yang masuk surga serupa dengan Adam (dalam hal perawakan/postur dan gambaran), dan manusia itu senantiasa bertambah kecil sampai sekarang.
***
Syari'at yang berlaku pada zaman Nabi Adam AS, yaitu tidak boleh kawin dengan saudara kembarnya. Setiap kali Hawa melahirkan selalu kembar dua lelaki dan perempuan. Inilah pangkal perselisihan dalam komunitas permulaan itu. Qabil (Kain) anak Adam, membunuh saudaranya yaitu Habil, karena kembar Qabil cantik, sedangkan kembar Habil jelek rupanya.
Maka Qabil bersama kembarnya yang cantik yang ia rebut dari Habil itu, diusir meninggalkan pemukiman Adam + Hawa anak-beranak.
Wallahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 2 Agustus 2009