-- Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Umar tidak memberikan zakat untuk muallaf, padahal telah ada ketentuannya dalam (Qs[9]:60). Ini mau dikatakan apa jika tidak dikatakan mengubah hukum al-Qur'an, ketika Umar yakin bahwa kondisi yang berubah telah membolehkannya? Apakah ini bukan pendekatan kontekstual?
Martin Krisna [28/7/2011]
Jawab:
Kelihatannya sepintas lalu memang kontekstual, namun sesungguhnya tidaklah demikian, melainkan muallafnya sendiri sudah tidak ada lagi. Sehingga tentu saja bagaimana bisa ada zakat bagi muallaf, karena muallaf sudah tidak ada. 'Umar ibn Khattab RA bukan menghapus (me-naskh) atau mengubah hukum zakat, tetapi menghentikan sementara pemberian zakat untuk porsi muallaf sampai ada muallaf muncul lagi. Jadi 'Umar ibn Khattab RA sesungguhnya tidaklah melakukan pendekatan kontekstual, beliau tidak melabrak yang tekstual (Qs[9]:60), beliau sama sekali tidak mengubah hukum zakat.
CIA berbohong lagi yaitu menyalahkan Al-Qaidah
31 Juli 2011
[+/-] |
985. Zakat untuk Para Muallaf dan Waspadailah Singapura |
24 Juli 2011
[+/-] |
984 Klasifikasi Barang dan Mahkamah Mazhalim |
Ketika tentara Islam memenangkan perang di Irak, Umar tidak mau membagi-bagikan tanah di Irak itu kepada bala tentara Islam. Ini bertentangan dengan teks yang eksplisit ada dalam Al-Quran tentang ganimah. Ternyata Umar mempertimbangkan tidak fair membagi tanah yang begitu luas hanya kepada sekelompok kecil tentra saja, sementara penduduk Irak tidak memiliki apa-apa. Singkatnya, Umar tidak mau menciptakan kelompok kecil baru dimana semua kekayaan beredar pada mereka. Nabi membagi bagikan ganimah itu kepada tentra Islam karena mereka waktu itu memang membutuhkannya, karena mereka semua relatif miskin. Secara kontekstual Umar tidak mau membagikannya karena si penerima akan menjadi terlalu kaya, sedangkan yang lainnya akan menjadi sangat miskin. Pada permukaan kebijakan Umar itu nampak bertabrakan secara literal, tetapi bukankah apabila orang menyelam lebih dalam, tidak nampak bertentangan dalam paradigma keadilan yang diterapkan secara kondisional ?
Salam
Martin Krisna [18/7/2011]
-- WA'ALMWA ANMA GhNMTM MN SyYA FANA LLH KhMSH WLLRSWL WLDzY ALQRBY WALYTMY WALMSKYN WABN ALSBYL (S. ALANFAL, 8:41) dibaca: wa'lamuu annamaa ghanimtum min syai-in fa anna lillaahi khumusahuu walirrasuuli walidzil qurbaa walyataama walmasaakiina wabnis sabiili, artinya:
-- Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai ghanimah, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil (orang yang telantar di perjalanan).
17 Juli 2011
[+/-] |
983 Pendekatan Matematika |
Dari Wikan Danar Sunindyo [9 Juli 2011]:
Pak nur lupa kalau hukum qisas pernah tidak dilaksanakan oleh Khalifah Umar. Lho apa pak nur lebih alim daripada Khalifah Umar?
Wikan, ente salah kaprah, jangan ente rancukan antara hukum qisas dengan hudud. 'Umar ibn Khattab RA sangat santer dituduh dan diekspos "pernah tidak melaksanakan hukum hudud" oleh penganut Islam Liberal.
'Umar ibn Khattab RA tidak memotong tangan pencuri pada masa terjadinya kelaparan. Padahal ketentuan hukum potong tangan pencuri telah terdapat dalam Al-Quran (Qs.Al-Maaidah 5:38). Menurut Ma'ruf ad-Duwalibi, peristiwa ini menunjukkan adanya perubahan hukum pencurian yang telah ditetapkan Al-Quran, disebabkan oleh perubahan kondisi yang menyebabkan timbulnya pencurian. (Ini yang disebut pendekatan kontekstual)
Betulkah 'Umar ibn Khattab RA melakukan pendekatan kontekstual dengan mengubah hukum Islam karena tuntunan keadaan, sebagaimana pernyataan Ma'ruf ad-Duwalibi?
Para ulama telah menjelaskan bahwa tindakan 'Umar ibn Khattab RA itu bukan berarti mengubah hukum hudud Islam karena mengikuti keadaan, melainkan karena ada tuntunan Nash Syari'ah dari Hadis Nabi Saw. Hukum potong tangan tidak dapat diterapkan dalam kondisi ketika terjadi musibah kelaparan, sebagaimana diriwayatkan dari Makhul RA, bahwa Nabi Saw bersabda:
Alhasil, dari uraian di atas, sebenarnya jelas bahwa 'Umar ibn Khattab RA tidak pernah melakukan pendekatan kontekstual dengan mengubah hukum Islam dalam arti mengubahnya karena faktor waktu, tempat, situasi, kondisi, kemaslahatan, atau apa pun. Itu hanyalah fantasi yang absurd / menggelikan dari penganut Islam Liberal doang kotek.
-- ALhQ MN RBK (S. ALBQrt, 2:147), dibaca: alhaqqu mir rabbika, artinya:
-- Kebenaran itu dari Maha Pengaturmu.
1. Ada sejumlah unsur pokok (undefined terms)
2. Ada seperangkat postulat (unproven statements)
3. Semua definisi atau teorema dibuat dengan menggunakan unsur pokok, postulat, definisi atau teorema yang sudah ada sebelumnya.
4. Nilai benar atau salah ditentukan oleh hokum-hukum yang ada
1. Sistem postulat itu lengkap. Pernyataan apa saja yang dibuat tentang unsur-unsur pokok atau unsur-unsur lainnya dalam sistem tersebut dapat dibuktikan benar atau salah dengan menggunakan himpunan postulat atau hukum-hukum yang diturunkannya.
2. Sistem postulat itu harus konsisten. Hukum-hukum yang dihasilkan oleh sistem postulat tidak akan membenarkan dua atau lebih pernyataan yang bertentangan. Setiap pernyataan hanya bisa benar atau salah dan tidak bisa benar dan salah serempak/sekaligus.
3. Sistem postulat itu harus ketat. Kalau ada satu postulat yang dapat diturunkan dari postulat-postulat lainnya, maka postulat tersebut harus dikeluarkan dari sistem postulat, dan dapat dijadikan teorema sebagai hukum turunan dari sistem postulat.
-- Kebenaran itu dari Maha Pengaturmu.
10 Juli 2011
[+/-] |
982 Hukuman Penggal itu Biadab? |
Pukul 09.00, puluhan anggota ormas Pemuda Pancasila dari Brebes melakukan longmarch dan menggalang dana untuk membantu membebaskan TKI asal Subang, Jawa Barat tersebut. Mereka juga membawa poster bertuliskan antara lain "Lindungi TKI di Luar Negeri" "Hukuman Pancung Biadab"
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/06/24/89196/Pemuda-Pancasila-Galang-Dana-untuk-Darsem
Huyayy bin Akhtab pemuka Yahudi Banu Nadzir menghasut kabilah-kabilah Quraisy dan Ghatafan, sehingga terbentuklah pasukan Al-Ahzab (konfederasi) Yahudi, Quraisy dan Ghafatan dengan kekuatan 20.000 orang datang menyerbu Madinah.
Allah SWT menggagalkan rencana berbahaya itu. Pada malam yang esoknya akan dilakukan serangan frontal, angin yang sangat dingin bertiup dengan sengitnya:
-- FARSLNA 'ALYHM RYhA WJNWDA LM TRWHA (S. ALAhZAB, 33:9), dibaca: fa arsalnaa 'alaihim riihaw wajunuudal lam tarawhaa, artinya:
-- Maka Kami kirim kepada mereka angin badai dan pasukan yang kamu tidak melihatnya.
Barat bermain stigma (noda), yang mendefinisikan dirinya sebagai peradaban yang lebih tinggi ketimbang belahan dunia lain. Superioritas geopolitik Barat membawa mereka untuk mendefinisikan dunia dalam dua bagian: The West and The Rest. Mind set ini tidaklah lahir tiba-tiba; ia dibentuk oleh suatu kebanggaan luar biasa terlahir sebagai bangsa Barat yang berperadaban tinggi, terutama pasca era Renaissance. Barat menderita narcisisme: penyakit mengagumi diri sendiri dan tidak memiliki kesediaan untuk mengakui bahwa peradabannya merupakan sumbangan dari peradaban yang ada sebelumnya. Padahal dalam kenyataannya peradaban Barat berutang luar biasa besar kepada Islam.
Penyakit narcisisme ini membawa Barat untuk memandang Islam (dan peradaban lain) secara negatif. Dalam Perang Salib mereka menyebut pasukan Mujahidin Khilafah Islamiyah dengan sebutan Saracen, yang secara etimologis berarti orang asing, tetapi lebih sering dimaknai sebagai orang tak beradab. Kaum Saracen dipandang sebagai orang-orang buta dan bodoh yang menyembah Muhammad.
-------------------
Dalam Pancasila kemanusiaan itu tunduk pada Ketuhanan Yang Maha Esa.
(#)
Karena eksekusi mati dengan pancung itu Sunnah Nabi SAW, maka dari segi hukum Islam tidaklah berarti bahwa eksekusi mati dengan tembak ataupun kursi listrik tidak diperbolehkan. Resepnya ialah qaidah ushul fiqh dalam bidang mu'amalaat, yaitu: Semuanya boleh asal tidak dilarang Nash (Al-Quran dan Sunnah Nabi). Eksekusi mati dengan tembak ataupun kursi listrik, tidak ada larangan dari Nash, jadi boleh-boleh saja.
3 Juli 2011
[+/-] |
981 Perbualan dan Cibiran Pepesan Kosong |
Ustad, minta pencerahan mengenai nyanyian murtadin bernama Burhanuddin Al Hamdi:
Mari kita simak baik-baik pertentangan ayat-ayat yang berhasil ditemukan:
Masalah Hari Penciptaan: Qs 41:9-12 bertentangan dengan Qs 7:54
Dalam Qs 41:9-12 dikatakan bahwa bumi dan langit diciptakan dalam tempo 8 hari.
Dalam Qs 7:54 dikatakan bahwa bumi diciptakan dalam tempo 6 hari.
Dari seorang Muallaf
Hagai Abd Rab
S. Fushshilat, 41: 9,10,12:
9. Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa
10. dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa.
12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa
----------------------------
Kegiatan Waktu
----------------------------
1 - 2, Penciptaan langit 2
1 - 3, Penciptaan bumi 2
2 - 4, Dummy acitivity 0
3 - 4, Pencipt. isi bumi 4
----------------------------
|---------------------->(2)
| :
| :0
| :
| 2 4 v
(1) =======> (3) ======> (4)
Ketika para sahabat bertanya mengapa beliau bertakbir, beliau jelaskan bahwa dalam percikan api tersebut berturut-turut beliau diperlihatkan istana kekaisaran Romawi, kemudian istana imperium Persi, terakhir istana Sana'a di Yaman. Beliau mengkhabarkan bahwa keseluruhan istana yang dinampakkan oleh Allah kepada beliau akan ditaklukkan oleh umat Islam.
Kabar nubuwah itu disampaikan pada saat situasi umat Islam dalam keadaan paling kritis dalam perjalanan menegakkan eksistensinya. Yaitu pasukan al-Ahzab dengan kekuatan besar mengancam keselamatan kota Madinah Ada orang-orang yang mencibir nubuatan dari percikan api tsb. Cibiran mereka diungkap dalam Al-Quran:
"Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata :"Tidaklah Allah dan rasul-Nya menjanjikan kepada kita kecuali menipu" (S. Al-Ahzab, 33:12)
Persepsi mereka dalam ungkapan gaya pernyataan politik kontemporer: "Itu cuma pepesan kosong. Situasi kritis begini kok bilang mau menguasai Romawi, Persia dan Yaman sekaligus, sedang untuk menghadapi musuh penyerbu saja terpaksa membuat parit, pun dalam keadaan minim persenjataan dan logistik."
Hudzaifah berkata, RasululLah shallalLaahu 'alayhi wa sallam bersabda, "Kenabian berlangsung selama kurun waktu yang dikehendaki oleh Allah, kemudian berakhir, kemudian berlangsung kekhalifahan (khilafah) yang lurus menurut system kenabian selama masa yang dikehandaki oleh Allah, kemudian berakhir, kemudian berlangsung sistem kerajaan yang keras selama waktu yang dikehendaki oleh Allah, kemudian berakhir, kemudian terjadi pemerintahan yang menindas selama kurun waktu yang dikehendaki oleh Allah, kemudian berakhir, kemudian terjadi khilafah menurut sistem kenabian". Kemudian beliau diam. [Musnad Imam Ahmad no. hadits 18406].
[+/-] |
981 Perbualan dan Cibiran Pepesan Kosong |
Ustad, minta pencerahan mengenai nyanyian murtadin bernama Burhanuddin Al Hamdi:
Mari kita simak baik-baik pertentangan ayat-ayat yang berhasil ditemukan:
Masalah Hari Penciptaan: Qs 41:9-12 bertentangan dengan Qs 7:54
Dalam Qs 41:9-12 dikatakan bahwa bumi dan langit diciptakan dalam tempo 8 hari.
Dalam Qs 7:54 dikatakan bahwa bumi diciptakan dalam tempo 6 hari.
Dari seorang Muallaf
Hagai Abd Rab
S. Fushshilat, 41: 9,10,12:
9. Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa
10. dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa.
12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa
----------------------------
Kegiatan Waktu
----------------------------
1 - 2, Penciptaan langit 2
1 - 3, Penciptaan bumi 2
2 - 4, Dummy acitivity 0
3 - 4, Pencipt. isi bumi 4
----------------------------
|-------------------------------->(2)
| :
| :0
| :
| 2 4 v
(1) =====> (3) ========>(4)
Ketika para sahabat bertanya mengapa beliau bertakbir, beliau jelaskan bahwa dalam percikan api tersebut berturut-turut beliau diperlihatkan istana kekaisaran Romawi, kemudian istana imperium Persi, terakhir istana Sana'a di Yaman. Beliau mengkhabarkan bahwa keseluruhan istana yang dinampakkan oleh Allah kepada beliau akan ditaklukkan oleh umat Islam.
Kabar nubuwah itu disampaikan pada saat situasi umat Islam dalam keadaan paling kritis dalam perjalanan menegakkan eksistensinya. Yaitu pasukan al-Ahzab dengan kekuatan besar mengancam keselamatan kota Madinah Ada orang-orang yang mencibir nubuatan dari percikan api tsb. Cibiran mereka diungkap dalam Al-Quran:
"Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata :"Tidaklah Allah dan rasul-Nya menjanjikan kepada kita kecuali menipu" (S. Al-Ahzab, 33:12)
Persepsi mereka dalam ungkapan gaya pernyataan politik kontemporer: "Itu cuma pepesan kosong. Situasi kritis begini kok bilang mau menguasai Romawi, Persia dan Yaman sekaligus, sedang untuk menghadapi musuh penyerbu saja terpaksa membuat parit, pun dalam keadaan minim persenjataan dan logistik."
Hudzaifah berkata, RasululLah shallalLaahu 'alayhi wa sallam bersabda, "Kenabian berlangsung selama kurun waktu yang dikehendaki oleh Allah, kemudian berakhir, kemudian berlangsung kekhalifahan (khilafah) yang lurus menurut system kenabian selama masa yang dikehandaki oleh Allah, kemudian berakhir, kemudian berlangsung sistem kerajaan yang keras selama waktu yang dikehendaki oleh Allah, kemudian berakhir, kemudian terjadi pemerintahan yang menindas selama kurun waktu yang dikehendaki oleh Allah, kemudian berakhir, kemudian terjadi khilafah menurut sistem kenabian". Kemudian beliau diam. [Musnad Imam Ahmad no. hadits 18406].
[+/-] |
981 Perbualan dan Cibiran Pepesan Kosong |
Ustad, minta pencerahan mengenai nyanyian murtadin bernama Burhanuddin Al Hamdi:
Mari kita simak baik-baik pertentangan ayat-ayat yang berhasil ditemukan:
Masalah Hari Penciptaan: Qs 41:9-12 bertentangan dengan Qs 7:54
Dalam Qs 41:9-12 dikatakan bahwa bumi dan langit diciptakan dalam tempo 8 hari.
Dalam Qs 7:54 dikatakan bahwa bumi diciptakan dalam tempo 6 hari.
Dari seorang Muallaf
Hagai Abd Rab
S. Fushshilat, 41: 9,10,12:
9. Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa
10. dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa.
12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa
----------------------------
Kegiatan Waktu
----------------------------
1 - 2, Penciptaan langit 2
1 - 3, Penciptaan bumi 2
2 - 4, Dummy acitivity 0
3 - 4, Pencipt. isi bumi 4
----------------------------
Diagram Panah (Jaringan)
Ketika para sahabat bertanya mengapa beliau bertakbir, beliau jelaskan bahwa dalam percikan api tersebut berturut-turut beliau diperlihatkan istana kekaisaran Romawi, kemudian istana imperium Persi, terakhir istana Sana'a di Yaman. Beliau mengkhabarkan bahwa keseluruhan istana yang dinampakkan oleh Allah kepada beliau akan ditaklukkan oleh umat Islam.
Kabar nubuwah itu disampaikan pada saat situasi umat Islam dalam keadaan paling kritis dalam perjalanan menegakkan eksistensinya. Yaitu pasukan al-Ahzab dengan kekuatan besar mengancam keselamatan kota Madinah Ada orang-orang yang mencibir nubuatan dari percikan api tsb. Cibiran mereka diungkap dalam Al-Quran:
"Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata :"Tidaklah Allah dan rasul-Nya menjanjikan kepada kita kecuali menipu" (S. Al-Ahzab, 33:12)
Persepsi mereka dalam ungkapan gaya pernyataan politik kontemporer: "Itu cuma pepesan kosong. Situasi kritis begini kok bilang mau menguasai Romawi, Persia dan Yaman sekaligus, sedang untuk menghadapi musuh penyerbu saja terpaksa membuat parit, pun dalam keadaan minim persenjataan dan logistik."
Hudzaifah berkata, RasululLah shallalLaahu 'alayhi wa sallam bersabda, "Kenabian berlangsung selama kurun waktu yang dikehendaki oleh Allah, kemudian berakhir, kemudian berlangsung kekhalifahan (khilafah) yang lurus menurut system kenabian selama masa yang dikehandaki oleh Allah, kemudian berakhir, kemudian berlangsung sistem kerajaan yang keras selama waktu yang dikehendaki oleh Allah, kemudian berakhir, kemudian terjadi pemerintahan yang menindas selama kurun waktu yang dikehendaki oleh Allah, kemudian berakhir, kemudian terjadi khilafah menurut sistem kenabian". Kemudian beliau diam. [Musnad Imam Ahmad no. hadits 18406].