19 September 2004

643. Himbauan

Firman Allah SWT:
-- AN FY KHLQ ALSMWT WALARDH WAKHTLAF ALYL WALNHAR LAYT LAWLY ALBAB . ALDZYN YDZKRWN ALLH QYAMA WQ'AWDA W'ALY JNWBHM WYTFKRWN FY KHLQ ALSMWT WALARDH RBNA MA KHLQT HDZA BATHLA SBhNK FQNA 'ADZAB ALNAR (S. AL 'AMRAN, 3:190-191), dibaca: inna fi- khalqis sama-wa-ti wal ardhi wakhtila-fil layli wannaha-ri laa-ya-til lulil alba-bi * alldzi-na yadzkuru-na Lla-ha qiya-maw waqu'u-daw wa'ala- junu-bihim wayatafakkaru-na fi- khalqis sama-wa-ti wal ardhi rabbana- ma- khalaqta ha-sza- ba-thilan subha-naka faqina- 'adza-ban na-ri, artinya: Sesungguhnya tentang terciptanya berbilang langit dan bumi dan pergantian malam dengan siang adalah ayat-ayat bagi ulul albab * Yaitu yang ingat akan Allah tatkala berdiri, duduk dan berbaring, dan berpikir tentang terciptanya berbilang langit dan bumi (lalu berkata): Ya Maha Pengatur kami tidaklah Engkau jadikan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharakanlah kami dari siksa neraka.

Berlandaskan kedua ayat [3:190-191] di atas, kami himbau calon-calon presiden dan wakil presiden yang akah dipilih besok, yang kesemuanya beragama Islam, supaya dalam proses pengambilan keputusan dalam mengurus negara Republik Indonesia ini, terlebih dahulu yadzkuru-na Lla-ha, berzikir, mengingat Allah, barulah yatafakkaru-na, berpikir. Berzikir dan berpikir artinya mengingat Allah, mengingat petunjuk Allah yaitu Al Quran lebih dahulu sebelum berpikir. Artinya pemikiran itu senantiasa (baik sementara berdiri, duduk, maupun berbaring) mendapat tuntunan wahyu.

Himbauan ini kami kemukakan dengan tujuan akan terjadi pembaharuan dalam proses pengambilan keputusan dalam mengurus negara. Sebab fakta sejarah menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan dari petinggi negara selama ini, mengambil keputusan dahulu, kemudian baru meminta alim ulama membantu mensosialisasikan keputusan itu kepada ummat. Apa yang terjadi selama ini kota-kota dibersihkan dari mereka, kaum fukara, kaum pinggiran dengan cara yang tidak manusiawi, karena dianggap semacam gulma (weeds, rumput liar). Ini disebabkan oleh sikap atau visi bahwa kota baru indah dan gemerlap bila gulma itu digusur. Proses pengambilan keputusan atas dasar sikap atau visi ini bisa berubah jika pengambil keputusan senantiasa (baik sementara berdiri, duduk, maupun berbaring) sebelum berpikir, ingat akan Firman Allah (yang biasa dijadikan pangumpu' tatkala shalat maghrib) seperti berikut:
-- LQD JAaKM RSWL MN ANFSKM 'AZYZ 'ALYHI MA 'ANTM HRYSH 'ALYKM BALMWaMNYN R^WF RHYM (S. ALTWBT, 128), dibaca: Laqad ja-akum rasu-lum min anfusikum 'azi-zun alayhi ma- 'anittum hari-shun 'alaykum bilmu'mini-na rau-fur rahi-m (s. attawbah), artinya: Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kalanganmu, berat terasa olehnya derita kamu, sangat menginginkan (kesejahteraan dan keselamatan) bagi kamu, serta sangat kasihan dan penyayang kepada orang-orang beriman.

***

Juga berlandaskan kedua ayat [3:190-191] di atas kami himbau kepada para yang berhak memilih, yang akan datang besok ke TPS-TPS menyimak salah satu di antara kedua kriteria berzikir dan berpikir dalam kedua ayat tersebut. Mengapa cuma salah satu? Kriteria berzikir tidak dapat dipantau oleh para khalayak pemilih, karena berzikir itu, atau mengingat itu adalah hal yang tidak zhahir, tersembunyi, yang mengetahuinya hanyalah Allah dan para kedua pasang kontestan itu saja. Yang dapat dipantau ialah kriteria berpikir, yaitu cinta kepada ilmu. Kriteria cinta kepada ilmu inilah yang dapat dijadikan petunjuk dalam menusukkan jarum di atas bantal dalam bilik di TPS-TPS.

Yang terakhir, tidaklah semestinya pergi ke TPS-TPS besok. Namun sebaiknya dan alangkah eloknya jika tidak menjadi golput. Adalah memang suatu kenyataan bahwa sukarlah untuk didapatkan pemimpin yang ideal, namun adalah juga realitis jika kita mempergunakan hak pilih dengan memilih pilihan yang paling dekat kepada kriteria yang dikemukakan di atas, yaitu yang cinta kepada ilmu. Orang yang cinta ilmu akan menghasilkan pemikiran yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari apa yang disajikan kedua pasang kontestan itu dalam layar televisi dalam rangka kampanye yang baru lalu. Siapa di antara kedua pasangan itu yang hasil-hasil pemikirannya lebih bermutu, itulah yang di tusuk dalam bilik suara di TPS besok. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 19 September 2004