19 November 2000

450. Nabi Muhammad SAW dan Nabi 'Isa AS

Nabi Muhammad SAW adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah SWT seperti juga nabi 'Isa AS. Keduanya sama-sama mempunyai tugas sebagai pembawa ajaran dari Allah SWT kepada umat manusia. Apa yang dibawa oleh mereka berdua itu pada prinsipnya dasarnya memang sama, yaitu mengajarkan tauhid dan penyembahan kepada Allah SWT serta mengajarkan bagaimana cara menyembah-Nya dan menyampaikan peratuan-peraturan-Nya kepada umat
manusia.

Orang yang mengikuti apa yang diajarkan oleh nabi 'Isa AS tidak akan masuk neraka, sebagaimana mereka yang mengikuti ajaran nabi Muhammad SAW tidak akan masuk neraka. Semua pengikut ajaran Nabi 'Isa AS akan masuk surga, selama mereka tunduk dan patuh kepada ajaran yang dibawa oleh nabi 'Isa AS dan bersumber dari Allah SWT.

Siapa Yang Masuk Neraka ? Yaitu mereka yang ingkar kepada apa yang diajarkan oleh masing-masing nabi itu, terutama kepada hal-hal yang mendasar, tentu saja niscaya masuk neraka. Misalnya, bila ada dari kalangan Islam yang mengingkari satu ayat saja dari ayat-ayat Al-Quran, atau mengingkari kebenaran datangnya hari pembalasan, maka keislamannya gugur dengan sendirinya, sehingga yang mengingkari itu akan masuk neraka. Demikian juga halnya bila ada umat nabi 'Isa AS yang mengingkari kenabian beliau bahkan mendaulatnya menjadi tuhan selain Allah, mengubah injil dengan menambah atau menguranginya, meyakini bahwa Allah itu punya anak dan seterusnya, padahal nabi 'Isa AS tidak pernah mengajarkan hal-hal yang demikian, tentu saja gugurlah keimanan orang itu dan pantas masuk neraka.

Demikianlah, tidak semua orang nasrani masuk neraka, ada banyak diantara mereka yang masuk surga, yaitu yang menjaga keaslian ajaran nabi 'Isa AS, tidak menuhankannya serta setia terhadap pesan-pesan beliau, tidak mengikuti penipu Paulus yang merusak ajaran tauhid yang diajarkan nabi 'Isa AS.

Informasi tentang nabi terakhir yaitu nabi Muhammad SAW, banyak para pendeta serta rahib dari kalangan nasrani yang menantikan kedatangan Nabi Muhammad SAW. Salah satunya yang bernama Bahira yang tinggal di negeri Syam dan sempat bertemu dengan Muhammad yang saat itu masih kecil, yang mengikuti paman beliau Abu Thalib yang berdagang ke Syam. Bahira mengetahui dari ciri-ciri kenabian yang ada pada bocah kecil itu sebagaimana yang tertera dalam Kitab Suci Taurat dan Injil. Bahira memberi nasihat kepada Abu Thalib segera pulang ke Makkah, kuatir akan keselamatan bocah kecil itu. Tanpa memperhitungkan kerugian dagangannya yang belum laku semua, Abu Thalib segera pulang ke Makkah.

Hanya karena rasa dengki dari sebagian orang Yahudi yang hatinya kotor sajalah yang mencoba mengingkari hal kenabian Muhammad SAW, sehingga ketika nabi Muhammad SAW muncul dari jazirah Arabia menjadi nabi, mereka mengingkari bahkan berusaha membunuh beliau.

Ada banyak sekali tudingan dari mereka yang kurang bersih hatinya terhadap diri dan pribadi nabi Muhammad SAW. Misalnya tuduhan bahwa Muhamamd itu tukang kawin, haus darah, penyebar kebencian, barbar dan salah satunya adalah bahwa beliau pernah dibaptis. Tentu semua tuduhan ini harus didasarkan kepada data sejarah yang otentik, bukan sekedar asal tuduh saja. Sebab akan menjadi fitnah terhadap orang yang tidak bersalah. Bukankah ajaran nasrani sangat menekankan untuk tidak menfitnah orang, apalagi menuduh dengan tuduhan palsu?

Ajaran Islam tidak pernah menghina nabi 'Isa AS. Bahkan menghina nabi 'Isa AS termasuk hal-hal yang merusak aqidah dan bisa menggugurkan ke-Islaman. 23:37 1/29/05Sebab dalam ajaran Islam, nabi 'Isa AS itu adalah seorang nabi yang harus dimuliakan, haram hukumnya menghina seorang nabi. Namun tidak sedikit di antara para pendeta dan orang-orang yang mengaku sebagai pengikut nabi 'Isa AS yang menghina nabi Muhammad SAW serta memfitnah beliau atas perbuatan yang dituduhkan kepada beliau yang tidak pernah beliau lakukan. Mengapa mereka masih merasa menjadi pengikut nabi 'Isa AS, sementara mulut mereka penuh dengan caci maki dan fitnah kepada nabi Muhammad SAW?

Dan yang paling penting, apakah pernah nabi 'Isa AS mengajarkan pembaptisan manusia ? Bukankah upacara pembaptisan itu datang kemudian, bahkan lebih merupakan ritual yang diadopsi oleh Paulus dari paganisme puak-puak Eropa di pesisir Laut Tengah? Bukankah nabi 'Isa AS tidak pernah menyebutkan diri beliau naik pangkat menjadi tuhan, tidak pernah beliau meminta manusia untuk menyembah diri beliau? Bukankah nabi 'Isa AS mengajarkan bahwa tuhan itu hanya satu, yaitu Allah, bukan tiga di dalam satu dan satu di dalam tiga? Firman Allah:
-- LQD KFR ALDZYN QALWA AN ALLH TSALTS TSLTSt (S. ALMAaDt, 5:73), dibaca: laqad kafaral ladzi-na qa-lu- innaLla-ha tsa-litsu tsalatsatin (s. alma-idah), artinya: Sesungguhnya telah kafirlah mereka yang berkata: Sesungguhnya Allah yang ketiga dari tiga. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 19 November 2000