11 April 2004

620. Yang Lucu dan Yang Serius Sebelum, Sedang dan Sesudah 5 April

Sebermula inilah hal yang lucu itu, yakni menjelang 5 April (hari-H) tatkala rentang waktu kampanye. Seorang tukang becak mengeluh, yang rupanya seorang cucu korban keganasan Westerling de Turk yang terkenal dalam Sejarah Perjuangan Kemerdekaan, yaitu Korban 40.000 di Sulawesi Selatan. Inilah keluhan cucu dari salah seorang Korban 40 000 tersebut: Ce, ce, ce, anne PDIP-na Megawati tena sikali nahargai parjuanganna veteranga siagang korban 40 000 Sulawesi Sallatang. Eroki nasambei anjo bandera merah putiya anjari moncong putih (Ini PDIP-nya Megawati sama sekali tidak menghargai perjuangan para veteran dan Korban 40 000 Sulawesi Selatan. Dia itu ingin mengganti bendera merah putih dengan hijau putih (moncong bulo, bhs Makassar biasa disingkat menjadi moncong = hijau).

Ada dua kejadian yang lucu pada hari-H. Kejadian pertama, TPS-4 Kecamatan Tallo' berdempet dengan rumah kediaman Drs KH Muhammad Na'im, mantan Kanwil Depag Propinsi Sulawesi Selatan. Akan tetapi KH Muhammad Na'im tidak mendapat panggilan untuk menusuk di TPS-4, melainkan diundang menusuk di TPS-3 yang jauhnya sekitar 750 meter dari rumah beliau. Patut diduga itu adalah kerancuan teknis, yang mengakibatkan atas diri beliau berlakulah Bidal Melayu Lama: Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tiada tampak. Jarum TPS-3 di seberang jalan tampak, bantal TPS-4 di sebelah rumah tiada tampak. Kelucuan kedua, pada hari-H itu saya terlibat perdebatan ringan dengan para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS-3 Kecamatan Tallo'. Fasalnya para pertugas itu minta kepada saya untuk menyerahkan Kartu Pemilih saya. Mereka menunjuk tumpukan Kartu Pemilih di atas meja dan mengatakan semua yang telah memilih menyerahkan Kartu Pemilihnya. Saya bertahan tidak mau menyerahkan Kartu Pemilih saya. Akhirnya saya menang dalam perdebatan yang lucu itu, yakni saya tetap mengantongi Kartu Pemilih saya. Setelah saya sampai ke rumah saya tanya kepada segenap penghuni rumah apa mereka punya Kartu Pemilih juga ditahan, mereka mengiyakan, dan katanya akan diantar ke rumah dalam beberapa hari ini. Ternyata, terrrnyata, sampai saya tulis Seri 620 ini Kartu Pemilih itu masih belum diantar kepada pemiliknya.

Syahdan, ini yang agak serius yang terjadi sesudah hari-H. Data KPU sempat mencapai 70 Juta, yang kemudian diralat Lagi. KPU sempat menampilkan data hasil penghitungan suara yang sangat melonjak, tatkala Presiden Megawati dengan rombongan menyempatkan diri berkunjung ke Hotel Borobudur. Pada hari Rabu, tanggal 7 April 2004 telah tertampil data hasil penghitungan suara DPR nasional dengan total mencapai 70.477.672, dengan perincian sbb:


Perolehan Suara Pemilu 2004 - DPR RI
Data KPU, 07-04-2004 pukul 08:40:37
PeringkatParpolSuara%
1Golkar (20)15,930,30922.60
2PDIP (18)13,260,30118.81
3 PKB (15)7,883,698 11.18
4PPP (5) 5,295,412 7.51
5PD (9) 5,287,3477.50
6PKS (16) 5,042,559 7.15
7PAN (13) 4,370,3526.20
8PBB (3) 1,853,6012.63
9PBR (17) 1,663,1282.35
10PKPB (14) 1,513,3032.14
11PDS (19) 1,117,2541.58
12PPDK (6)1,044,022 1.48
13PKPI (10) 839,6431.19
14PNBK (8) 714,359 1.01
15PNIM (1) 591,317 0.83
16Partai PP (21) 583,636 0.82
17P Merdeka (4) 541,931 0.76
18PPNUI (12) 513,925 0.72
19PSI (22) 472,227 0.67
20P PDI (11) 446,475 0.63
21P Pelopor (24) 448,513 0.63
22PPD (23) 380,304 0.53
23P PIB (7) 370,884 0.52
24PBSD (2) 313,172 0.44
Total 70,477,672100

Sumber: detiknews.com

Namun tidak berselang lama kemudian data itu dikoreksi kembali. Ternyata, suara sebenarnya yang terkumpul baru mencapai 4.234.702 suara.

***

Ini yang betul-betul serius. Tabulasi di atas itu walaupun tak disengaja tertampil, namun menggambarkan perimbangan suara di antara Golkar + PDIP dengan partai-partai berasaskan Islam dan berbasis massa Muslim, secara seimbang masing-masing 40%. Diasumsikan kombinasi Capres dan Cawapres dari Golkar + PDIP, sedangkan Capres dari partai-partai berasaskan Islam dan berbasis massa Muslim berkombinasi dengan Cawapres SBY, maka dari kombinasi ini akan memungut suara 47,5%. Diasumsikan pula (dan ini yang paling berat) partai-partai berasaskan Islam dan berbasis massa Muslim dapat "membujuk" BJ Habibie supaya bersedia menjadi Capres, maka dalam pemungutan suara pemilihan presiden + wakil presiden nanti, sebagian massa pemilih Golkar dari Iramasuka akan beralih ke Habibie dan sebagian massa pemilih PDIP yang masih labil akan beralih kepada SBY, maka insya Allah kombinasi Habibie + SBY akan meraih suara di atas 50 % pada putaran pertama, sehingga tidak perlu lagi pemilihan tahap kedua.
-- FADZA FRGHT FANSHB . WALY RBK FARGHB (S. ALANSYRAh, 94:7-8), dibaca: faidza- faraghta fanshab . waila- rabbika farghab, artinya: Jika engkau telah selesai (yang satu) , maka lanjutkan berupaya (yang berikutnya) . Dan kepada Maha Pengaturmu berharaplah. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 11 April 2004