22 Desember 1996

254. Mengapa Iman dan Ilmu, Bukan Iman dan Taqwa?

Saya telah beberapa kali menerima telpon yang menganjurkan agar ungkapan iman dan ilmu bagian judul kolom ini diganti dengan ungkapan iman dan taqwa supaya lebih kena. Sebermula menurut hemat saya cukup saya layani saja melalui telpon, akan tetapi karena saya menerima beberapa kali anjuran yang sama, maka lebih efisien jika saya menjawab anjuran itu secara terbuka. Jadi tidak perlu lagi saya menyediakan waktu untuk berdialog melalui telpon, sekiranya jika masih ada yang ingin memberikan anjuran mengenai iman dan taqwa. Lagi pula dengan secara terbuka ini, mereka yang mempunyai pendapat yang sama untuk mengubah judul akan tetapi segan untuk memberikan anjuran, dapatlah pula terlayani.

Besar perkiraan saya mereka itu belum sempat membaca Seri 021 berjudul Puasa Meningkatkan Diri dari Beriman Menjadi Taqwa, Mengapa?, Seri 147 berjudul Iman dan Taqwa?, Seri 167 berjudul Beriman dan Beramala Shalih Menuju Taqwa, Apakah Tolok Ukur Keberhasilan Puasa?. Atau barangkali telah membacanya akan tetapi kurang komunikatif baginya, sehingga belum atau tidak memahami pendirian dan pemahaman saya bahwa ungkapan iman dan taqwa yang disingkat dengan Imtaq, yaitu mensejajarkan iman dengan taqwa sesungguhnya tidak benar menurut Al Quran. Maka dengan demikian sudah tentu saya tidak dapat menerima saran yang menganjurkan agar ungkapan iman dan ilmu dari bagian judul kolom ini diganti dengan iman dan taqwa.

Agar jelas, maka berikut ini saya memakai gaya tanya jawab untuk menjelaskan berdasarkan dalil ayat-ayat Al Quran ketidakbenaran ungkapan iman dan taqwa yang mensejajarkan antara iman dengan taqwa. Seperti biasa ayat-ayat itu saya tuliskan pula aslinya dalam bahasa Al Quran. Hal ini perlu saya tegaskan, oleh karena saya juga menerima anjuran agar tidak perlu menuliskan ayat-ayat itu dalam bahasa asalnya, cukup terjemahannya saja. Saya akan tetap menuliskan ayat-ayat itu dalam bahasa asalnya untuk menjaga apabila ada kesalahan dalam terjemahan itu dapat dikoreksi oleh khalayak. Kesalahan terjemahan itu dapat saja terjadi, buktinya pembawa acara Isra dan Mi'raj di Masjid Istiqlal baru-baru ini tidak membaca S. Isra ayat 1 dalam bahasa Al Quran, hanya membacakan terjemahannya saja. Ia menterjemahkan Al Bashiyr dengan Maha Mengetahui, padahal terjemahannya yang benar adalah Maha Melihat.

Adakah ungkapan iman dan ilmu dalam Al Quran?

Ada, bacalah ayat: Yarfa'i Llahu Lladziyna Amanuw Minkum waLladziyna Uwtuw l'Ilma Darajatin (S. Al Mujadalah, 11). Allah mengangkat derajat orang-orang beriman di antaramu dan orang-orang berilmu (58:11).

Apa yang disebut iman?

Iman adalah bahasa Al Quran, sehingga untuk mengetahui maknanya hendaklah Al Quran sendiri yang dijadikan kamus sebagai rujukan.

Ya-ayyuha- Lladziyna Alamnuw Aminuw biLlahi waRusulihi walKitabi Lladzy Nazzla 'alay Rasuwlihi walKitabi Lladziy Anzala 'alay min Qablu waMan Yakfur biLlahi waMlaikatihi waKutubihi waRusulihi walYawmi lAkhiri faQad Dhalla Dhala-lan Ba'iydan (S. An Nisa-u, 136). Hai orang-orang beriman, berimanlah kepada Allah dan Raslnya, kepada Kitab yang diturunkan kepada RasulNya, dan kepada Kitab-Kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir terhadap Allah, terhadap Malaikatnya, terhadap Kitab-Kitabnya, terhadap Rasul-Rasulnya dan terhadap Hari Akhirat nyatalah ia telah sesat sesesat-sesat dan sejauh-jauhnya (4:136).

Apakah yang disebut Taqwa?

Taqwa juga adalah bahasa Al Quran, jadi dalam hal ini sekali lagi Al Quran berfungsi sebagai kamus.

Alif, Lam, Mim. Dzalika lKitabu La- Rayba fiyhi Huday lilMuttaqiyna. Alladziyna Yu'minuna bilGhaybi waYuqiymuwna shShalawta wamimMa- Razaqnahum Yunfiquwa (S. Al Baqarah, 3). Yaitu yang beriman kepada Yang Ghaib, dan mendirikan shalat), dan dari sebagian yang Kami rezekikan kepada mereka diinfaqkannya (2:3). Infaq yang wajib disebut zakat dan infaq sukarela disebut sadaqah. Menurut ayat ini, orang-orang bertaqwa itu ialah menurut rumus: taqwa = iman + shalat + infaq. Dari rumus itu dapat dilihat bahwa iman, shalat dan infaq kedudukannya sejajar dan ketiga-tiganya merupakan konponen-komponen dari taqwa. Iman itu perlu tetapi belum cukup untuk menjadi taqwa. Shalat itu perlu tetapi belum cukup untuk menjadi taqwa. Infaq itu perlu tetapi belum cukup untuk menjadi taqwa. Orang beriman tetapi tidak shalat dan/atau tidak mengeluarkan infaq belumlah bertaqwa. Barulah perlu dan cukup untuk menjadi bertaqwa apabila ketiganya digabungkan, beriman, mendirikan shalat dan mengeluarkan infaq. Alhasil beriman belum tentu bertaqwa.

Bagaimana penjabaran Rumus: taqwa = iman + shalat + infaq?

Laysa lBirra an Tuwalluw Wujuwhakum Qibla lMasyriqi walMaghribi waLakinna lBirra Man Amana biLlahi walYawmi lAkhiri waMalaikati walKitabi wanNabiyyiyna wa Atay lMa-la 'alay Hubbihi Dzawiy lQurbay walYatamay walMasakiyna waBna sSabiyli wafirRiqa-bi waAqa-ma shShalawta waAtay zZaka-ta walMawfuwna bi'Ahdihim idza- 'A-haduw washShabiriyna fiylBa'sa-i wadhDharra-i waHiyna lBa'si Uwlaika lLadziyna Shadaquw wa Uwlaika Humu lMuttaquwna (S. Al Baqarah, 177). Berbuat kebajikan bukanlah dengan menghadapkan wajah ke timur atau ke barat, melainkan berbuat kebajikan itu ialah barang-siapa beriman kepada Allah, Hari Akhirat, Malaikat, Kitab Suci, Nabi-Nabi, dan memeberikan harta benda yang disukainya bagi kepentingan kaum-kerabat, yatim-piatu, fakir-miskin, kaum-kelana, peminta-minta, memerdekakan hamba-sahaya, dan mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, memenuhi janji apabila berjanji, dan orang-orang sabar atas kesengsaraan, kemelaratan dan penderitaan waktu peperangan, mereka itu adalah orang-orang benar dan mereka itulah orang-orang bertaqwa (2:177).

Adakah ungkapan iman dan taqwa dalam Al Quran?

Secara khusus ada yaitu dalam kontex mendapatkan pahala di sisi Allah. Bacalah ayat: WaLaw Annahum Amanuw waTtaqaw Lamatsuwbatun min 'indi Llahi Khayrun Law Ka-na Ya'lamuwna (S. Al Baqarah, 103). Kalau mereka beriman dan bertaqwa, sesungguhnya pahala dari sisi Allah lebih baik, jika mereka mengetahui (2:103). Ayat ini menjelaskan bahwa orang beriman yang belum bertaqwa dan orang yang bertaqwa masing-masing mendapatkan pahala dari sisi Allah SWT.

Kesimpulannya dalam Al Quran ada ungkapan iman dan ilmu, sedangkan ungkapan iman dan taqwa tidak berlaku umum hanya khusus dalam kontex pahala di sisi Allah SWT. Alhasil iman dan taqwa tidak cocok dipakai sebagai judul kolom ini, oleh karena kolom ini membicarakan hal yang umum. WaLlahu A'lamu bi shShawab.

*** Makassar, 22 Desember 1996