Telah diturunkan dari ayat (32:5) pada hari Seri 508 yang lalu konstanta cosmic affair U ≈ 299792,4989 km/detik, yang invarian (tidak terpengaruh) terhadap semua sistem koordinat.
Data yang diperoleh menurut ilmu fisika ekperimental:
- Weber dan Kohlrauch (1856) C ≈ 310000 km/detik,
- Curtis (1929) C ≈ 299790 km /detik,
- Froome (1952) C ≈ 299792 km/detik,
- the US National Bureau of Standards, C ≈ 299792,4574 ± 0,0011 km/detik,
- the British National Physical Laboratory, C ≈ 299792,4590 ± 0,0008 km/detik
(C adalah laju cahaya di tempat vakum).
Maka konstante C itu identik dengan konstante U ≈ 299792,4989 km/detik, yaitu laju semua cosmic affairs seperti laju cahaya, laju semua jenis gelombang elektro-magnet, laju gelombang gravitasional, laju semua partikel yang melaju seperti neutrino, dll yang belum didapatkan (discovered), yang melaju merambat di langit di seantero cosmos, ya, seluruh cosmos affairs.
Firman Allah: TNZL ALMLaKt WALRWh FYHA BADZN RBHM MN KL AMR (S. ALQDR, 4), dibaca: tanazzalul mala-ikatu warru-hu fi-ha- biidzni rabbihim ming kulli amrin, artinya: Turun para malaikat dan ruh pada malam itu dengan izin Maha Pengatur mereka untuk setiap urusan.
Dalam Seri 508 kita bertitik tolak dari ayat: YDBR ALAMR MN ALSMAa ALY ALARDH TSM Y'ARJ FYH FY YWM KAAN MQDARH ALF SNT MMA T'ADWN (S. ALSJDT, 5), dibaca: Yudabbirul amra minas sama-i ilal ardhi tsumma ya'ruju ilayhi fi- yawming ka-na miqda-ruhu- alfa sanatin mimma- ta'uddu-n (s. as sajadah), artinya (Dia) mengatur urusan dari langit sampai ke bumi, kemudian naik kepadaNya dalam hari yang kadarnya seribu tahun dari apa yang kamu hitung.
Dengan mengaitkan kedua ayat ini, yaitu para malaikat dan ruh turun ke bumi mengatur urusan ming "kulli amrin" dengan "al amru minas sama-i", ada urusan dari langit dengan laju cahaya yang dibawa oleh malaikat, maka malaikat itu adalah sejenis cahaya, seperti yang telah dijelaskan oleh Sabda Nabi Muhammad SAW, bahwa malaikat itu dari sejenis cahaya.
***
Dalam Seri 143 antara lain disebutkan, bahwa dalam fisika klasik pada tahun 1690 Huygens berteori cahaya itu adalah gerak gelombang yang menjalar pada zat perantara hipothesis, yang disebutnya aether. Perkara dianggapnya teridentifikasi riak aether berupa medan elektromagnet, membangkitkan minat orang kembali untuk mengingat gagasan sistem koordinat mutlak dari Newton. Bukankah aether inilah yang dicari-cari oleh Newton, yang dihipothesekan oleh Huygens sebagai zat yang walaupun beriak, namun diam di tempat secara mutlak. Maka tahun 1881 Michelson mengadakan experimen, yang diulanginya kembali tahun 1887 bersama-sama dengan Morley, sehingga percobaannya itu dinamakan experimen Michelson - Morley. Tujuan experimen dengan alat yang disebut interferometer ingin mengetahui berapa kecepatan bumi terhadap aether. Hasil percobaan itu diluar dugaan: Bumi sama sekali tidak bergerak terhadap aether. Para pakar fisika terperanjat, kecewa bahkan ada yang kebingungan ingin kembali ke faham lama, geosentris, bumi sebagai pusat alam. Menjelang akhir abad ke-19 ilmu fisika menemui jalan buntu (impasse).
Selama seperempat abad dunia ilmu fisika gelap. Tahun 1905 muncullah Einstein di panggung ilmu fisika. Menurut Einstein penyebab kebuntuan itu adalah postulat menurut pandangan lama, yang seperti berikut: Interval ruang dan waktu sifatnya mutlak, tidak tergantung dari sistem yang diobservasi.
Menurut Einstein pandangan itu harus diubah menjadi: (1) Kecepatan cahaya invarian, tidak terpengaruh oleh gerak sistem yang diobservasi. (2) Ruang dan waktu relatif, tergantung pada keadaan gerak sistem yang diobservasi.
Dengan berlandaskan pada postulat yang baru itu, maka percobaan Michelson-Morley itu sudah seharusnya demikian, karena kecepatan cahaya itu tidak terpengaruh oleh keadaan gerak bumi, ataupun gerak benda langit yang manapun juga. Kedua postulat itulah yang melandasi Teori Relativitas Khusus (1905) dari Einstein.
Postulat Einstein ini telah dapat diIslamkan menjadi Islamic Science, dengan merujukkannya pada "cosmic affair" (U) dalam ayat (32:5). Artinya cahaya itu invarian, sudah bukan postulat lagi, melainkan sudah menjadi TaqdiruLlah, karena telah mendapat pengesahan dari ayat (32:5).
***
Finkelstein berteori tentang zarrah hypothesis yang disebutnya tachyon. Kalau laju tachyon di bawah laju cahaya C, maka massanya dalam keadaan maya (imajiner), ia tidak berada dalam alam syahadah. Barulah tachyon itu hadir di alam syahadah apabila lajunya di atas laju cahaya. Jadi zarrah tachyon lain sekali sifatnya dari zarrah yang menyusun tubuh manusia dan materi lainnya di alam syahadah ini. Zarrah tachyon ini dalam klasifikasi Asy'ari tergolong dalam kategori mungkin. [Abu alHasan 'Ali alAsy'ari (873 - 935) peletak dasar Ilmu Kalam (theology) golongan Ahlussunnah membangun metode pendekatan beralatkan mata pisau analisis yang mengerat substansi dan fenomena ke dalam tiga klasifikasi: wajib, mungkin, mustahil].
Namun walaupun menurut klasifikasi Asy'ari tachyon termasuk dalam kategori mungkin, hingga kini terdapat kesulitan dalam mendeteksi tachyon ini, oleh karena zarrah tachyon ini belumlah terdeteksi oleh instrumen Sebuah benda terdeteksi oleh mata ataupun instrumen karena sinyalnya yang berupa gelombang medan elektromagnet menyentuh mata ataupun instrumen. Sinyal medan itu tidak lain adalah cahaya. Karena benda itu semuanya bergerak di bawah kecepatan cahaya, maka sinyal medan akan lebih dahulu menyentuh mata atau instrumen, barulah kemudian menyusul bendanya. Lain halnya tachyon. Zarrah ini lebih dahulu menyentuh instrumen baru menyusul sinyal medannya. Kemampuan secular science hanya sampai di sini.
Di sinilah letak kelebihan Islamic Science, karena menurut Islamic Science upaya untuk mentest keberadaan tachyon itu masih terbuka, yaitu dengan merujukkannya pada ayat Qawliyah (Al Quran), yaitu ayat (70:4) yang sudah dituliskan dalam Seri 508 yang lalu. Kita ulang sekali lagi menulisnya dalam seri ini: T'ARJ ALMLaKT W ALRWH ALYH FY YWM KAN MQDARH KHMSYN ALF SNT (S. AL M'AARJ, 4), dibaca: Ta'rujul mala-ikatu war ru-hu ilayhi fi- yawming ka-na miqda-ruhu- khamsi-na alfa sanatin (al ma'a-rij), artinya: Malaikat-malaikat dan ruh naik kepadaNya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun (70:4).. Artinya malaikat-malaikat yang tidak bertugas ming kulli amrin, naik kepadaNya dengan laju 50 kali dari "cosmic affair"., yaitu = 50 U. Dengan demikian eksistensi tachyon dibenarkan oleh hasil test yang dirujukkan pada ayat (70:4), yaitu ada yang dapat melebihi laju U = C. Namun tachyon ini tidaklah invarian terhadap sistem koordinat. Kalau laju tachyon itu <> laju cahaya = C. . Namun perlu diingat, bahwa eksistensi tachyon ini tidaklah mutlak benarnya, ia berada dalam klasifikasi mungkin menurut klasifikasi Abu alHasan 'Ali alAsy'ari. Yang jelas eksistensi tachyon itu tidak boleh ditolak hanya dengan alasan karena ia dapat melaju melebihi laju cahaya. WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 27 Januari 2002
----------------------------
(*) [Definition of Tachyon: A hypothetical particle that has a speed in excess of the speed of light. According to electromagnetic theory, a charged particle traveling through a medium at a speed in excess of the speed of light in that medium emits Cerenkov radiation. A charged tachyon would emit Cerenkov radiation even in a vacuum. No such particle has yet been detected. According to the special theory of relativity, it is impossoble to accelerate a particle upto the speed of light because its energy would have to become infinite. The theory, however, does not forbid the existence of particles with speedgreater than the speed of light in a vacuum. In such cases, the energy of the particle would be imaginary, according to the equations of special theory relativity].
In 1967 publiceerde Gerald Feinberg, professor voor theoretische fysica aan de Columbia Universiteit in New York in het wetenschappelijke vakblad "Physical Revieuw" zijn tachyonen-theorie. (Tachyon komt van het Griekese woord tachys dat snel betekent).
27 Januari 2002
[+/-] |
509. Tachyon |
20 Januari 2002
[+/-] |
508. Menghitung Laju Cosmic Affair |
Sistem Koordinat
Sistem Koordinat dipakai sebagai patokan bagi gerak titik benda. Biasanya memakai sistem orthogonal (Koordinat Kartesis), dalam ruang memakai 3 sumbu saling tegak lurus X, Y, Z dimulai dari titik O yang disebut pusat sistem koordinat. Dalam praktek yang dijadikan titik O ialah bumi, matahari dan kendaraan yang sedang bergerak (termasuk space ship). Di dalam kinematika (ilmu gerak) semua gerak adalah gerak relatif terhadap titik pusat sistem koordinat.
Bumi Sebagai Pusat Sistem Koordinat
Jika orang misalnya menembakkan proyektil dengan sudut α, maka dalam ilmu mekanika dikatakan lintasan proyektil itu membentuk garis lengkung yang disebut dengan "lintasan peluru" yang dalam kacamata matematika disebut kurva berbentuk parabola, dengan pengertian bahwa itu berbentuk parabola terhadap bumi.
Dalam kalkulasi mencari konstante U (urusan, al amr = cosmic affair), terlebih dahulu dikemukakan definisi apa itu satu tahun. Al Quran memakai sistem qamariyah (lunar system), satu tahun = 12 bulan qamariyah. Dalam sistem syamsiyah (solar system) pengertian satu bulan itu tidak tegas/eksak, artinya tidak dapat dirujuk pada gerak bulan dari mana ke mana . Sedangkan dalam sistem qamariyah (lunar system) satu bulan itu tegas/eksak. Dalam bidang falakiyah (astronomis) satu bulan ditegaskan dengan satu kali bulan mengelilingi bumi, dengan bumi sebagai pusat sistem koordinat dengan lintasan mendekati lingkaran. Ini disebut dengan siderial month. Dalam penanggalan (kalender) ditegaskan satu bulan qamariyah adalah jarak waktu antara dua posisi ijtima'. Ini disebut dengan synodic month. (Yang disebut posisi ijtima', ialah bumi, bulan dan matahari hampir-hampir dalam satu garis. Dikatakan hampir-hampir, karena ada kalanya ketiganya betul-betul terletak dalam satu garis, yang dalam hal itu terjadi gerhana matahari, karena bulan menutup matahari).
Jadi kalau dikatakan satu tahun 12 kali bulan mengelilingi bumi (pure lunar system), dan 1000 tahun 12000 kali bulan mengelilingi bumi, maka itu berarti bumi sebagai pusat sistem koordinat, gerak bulan relatif terhadap bumi dalam lintasan mendekati lingkaran. Inilah dasar dari rumus dasar cosmic affair dan untuk menghitung kecepatan tangensial bulan terhadap bumi, seperti yang dilakukan dalam kalkulasi di bawah.
Buruwjun Sebagai Pusat Sistem Koordinat
Dalam tahap permulaan menghitung bumi dijadikan pusat sistem koordinat, sehingga perlu dikoreksi setelah buruwjun dijadikan pusat sistem koordinat. Kalau pada waktu bumi dijadikan pusat sistem koordinat kecepatan tangensial V selalu tegak lurus pada jari-jari lingkaran orbit bulan mengelilingi pusat sistem koordinat yaitu bumi. Namun setelah buruwjun yang dijadikan pusat sistem koordinat, maka V sudah tidak lagi merupakan kecepatan tangensial. Maka dalam satu siderial month arah vektor V perlu dikoreksi dengan mengambil proyeksinya terhadap garis kerja yang tegak lurus jari-jari tak terhingga dari tatasurya ke buruwjun. Dalam satu siderial month bulan sudah menempuh busur α dan sudut ini sama besar dengan sudut yang dibentuk oleh vektor V dengan garis kerja, sebab masing-masing dari kedua kaki dari kedua sudut itu saling tegak lurus, sehingga V harus dikoreksi menjadi V cos α.
***
Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah SWT, dalam kolom ini setiap ayat Al Quran ditransliterasikan huruf demi huruf. Bila pembaca merasa "terusik" dengan transliterasi ini, tolong dilampaui, langsung ke cara membacanya saja.
Perhitungan
Perkara yang tidak ghaib yang disebutkan dalam ayat Qawliyah (Al Quran) pada umumnya dapat diperoleh kejelasannya baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif dengan mengkaji ayat Kawniyah (alam syahadah, physical world). Berdasarkan hal itu, maka ilmu pengetahuan alam dapat dipakai sebagai "ilmu bantu" dalam memahamkan ayat Qawliyah yang berhubungan dengan perkara yang tidak ghaib. Di bawah ini disajikan sebuah ilustrasi menyangkut seperti yang dinyatakan judul di atas: "Satu Hari pada Cosmic Affair Setara Seribu Tahun di Bumi."
Firman Allah SWT: YDBR ALAMR MN ALSMAa ALY ALARDH TSM Y'ARJ FYH FY YWM KAAN MQDARH ALF SNT MMA T'ADWN (S. ALSJDT, 5), dibaca: Yudabbirul amra minas sama-i ilal ardhi tsumma ya'ruju ilayhi fi- yawming ka-na miqda-ruhu- alfa sanatin mimma- ta'uddu-n (s. as sajadah), artinya (Dia) mengatur urusan dari langit sampai ke bumi, kemudian naik kepadaNya dalam hari yang kadarnya seribu tahun dari apa yang kamu hitung (32:5).
Yang menjadi fokus perhatian kita dalam ayat (32:5) di atas itu ada dua perkara, pertama, yang kualitatif, yaitu substansi "urusan dari langit" (cosmic affair) dan kedua, yang kuantitatif, yaitu satu hari dalam cosmic affair yang setara dengan seribu tahun di bumi.
Firman Allah SWT: Inna 'iddatasy syuhu-ri 'indaLla-hitsna 'asyara syahran (S. at Tawbah, 36), artinya: Sesungguhnya perhitungan bulan disisi Allah adalah 12 bulan (9:36). Jadi menurut ta'rif (definisi) yang diambil dari Al Quran itu satu tahun terdiri atas 12 bulan qamariyah. Demikianlah pengertian sanatun (tahun) dalam alfa sanatin mimma- ta'uddu-n haruslah ditransformasikan bukan kepada sembarang gerak benda langit, melainkan sudah tertentu ditransformasikan pada gerak bulan, karena menurut ayat (9:36), tahun didefinisikan sebagai bulan 12 kali mengedari bumi. Seperti dijelaskan di atas, bulan qamariyah itu ada dua macam, yaitu siderial month dan synodic month. Satu sidereal month = 27,321661 hari sedangkan satu synodic month = 29,53059 hari.
Ya'ruju ilayhi fi- yawming ka-na miqda-ruhu- alfa sanatin mimma- ta'uddu-n. Ya'ruju adalah fi'il mudha-ri' (present and future tenses), sehingga al amru mina ssamaai (urusan dari langit, cosmic affair) masih sedang dalam perjalanan menempuh ilayhi. Jadi tidak berarti cosmic affair itu telah menempuh "seluruh" jarak dalam satu hari itu. Artinya masih menempuh "sepotong" jarak = Sj dari "seluruh" jarak. Demikianlah urusan langit itu = U, melintasi jarak Sj, sehingga dalam satu hari setara dengan jarak yang ditempuh bulan sejauh 12000 kali mengelilingi bumi. Maka dapatlah ditulis persamaan sederhana, yaitu "rumus cosmic affair" seperti berikut:
Sj = U t = 12000 L, di mana
Sj sepotong jarak yang ditempuh cosmic affair dalam satu hari dan yang ditempuh oleh bulan 12000 kali mengelilingi bumi, U = laju cosmic affair, t = satu hari (terrestrial siderial day) = satu kali bumi berpusing pada sumbunya = 23 jam, 56 menit, 4,0906 detik = 86164,0906 detik dan L = jarak inersial yang ditempuh bulan dalam satu kali mengorbit bumi dalam pengetian gerak geosentrik, bumi menjadi titik pusat sistem koordinat, artinya gerak relatif bulan terhadap bumi.
Karena gerak geosentrik bulan mendekati gerak lingkaran beraturan, maka dengan rumus sederhana dapatlah dihitung kecepatan tangensial bulan:
V = 2πR/T, di mana
V = kecepatan tangensial bulan relatif terhadap bumi, π = 3,1416, R = radius rata-rata orbit gerak geosentrik bulan = 384264 km dan T = satu bulan siderial = 27,321661 hari = 655,71986 jam.
Dengan mensubstitusi harga-harga itu dalam persamaan tersebut di atas, kita dapatkan:
V = [2 x 3,1416 x 384264] : 655,71986 = 3682,07 km/jam, harga ini merupakan harga astronomis yang dipakai pula oleh NASA.
Dengan demikian L sudah dapat dihitung, yaitu dengan rumus sederhana:
L = V T
Namun karena kita berurusan dengan cosmic affair maka harga V yang relatif terhadap bumi di atas itu harus dikoreksi, bukan lagi relatif terhadap bumi, melainkan relatif terhadap buruwjun (cosmic, fixed stars). Yaitu harus dikoreksi dengan cos α, seperti telah dijelaskan pada pendahuluan dalam fasal Buruwjun menjadi pusat sistem koordinat. Jadi yang harus dihitung sekarang ialah besarnya sudut α. Ini dapat dihitung dengan rumus sederhana, yaitu perbandingan antara satu siderial month (27, 321661 hari) dengan satu tahun syamsiyah (365,25636 hari). Maka kita dapatkan sudut α seperti berikut:
α = 27, 321661 : 365,25636 x 360 = 26,92848o
cos α = cos 26,92848 = 0,89157
Setelah dikoreksi dengan cos α, maka
L = V T menjadilah
L = 0,89157 V T, dan apabila rumus ini disubstitusi ke dalam rumus cosmic affair:
U t = 12000 L, kita akan peroleh:
U t = 12000 x 0,89157 V T
Dengan demikian laju cosmic affair dapatlah dihitung:
U = 12000 x 0,89157 VT/t, dan dengan mensubsitusi harga-harga V, T dan t ke dalamnya, kita akan dapatkan:
U = (12000 x 0,89157 x 3682,07[km/jam] x 655,71986 [jam]) / 86164,0906 [detik]
U = 299792,4989 km/detik.
Data yang diperoleh menurut ilmu fisika ekperimental:
- Weber dan Kohlrauch (1856) C = 310000 km/detik,
- Curtis (1929) C = 299790 km /detik,
- Froome (1952) C = 299792 km/detik,
- the US National Bureau of Standards, C = 299792,4574 ± 0,0011 km/detik,
- the British National Physical Laboratory, C = 299792,4590 ± 0,0008 km/detik
(C adalah laju cahaya di tempat vakum).
Maka konstante C itu identik dengan konstante U = 299792,4989 km/detik, yaitu laju semua cosmic affairs seperti laju cahaya, laju semua jenis gelombang elektro-magnet, laju gelombang gravitasional, laju semua partikel yang melaju seperti neutrino, dll yang belum didapatkan (discovered), yang melaju merambat di langit di seantero cosmos, ya, seluruh cosmos affairs.
Hasil ini adalah konstante yang diperoleh dalam cosmic affair. Berdasar atas Firman Allah: Wayasta'jilu-naka bil 'adza-bi wa lan yukhallifaLla-hu wa'dahu- wa inna yawman 'inda rabbika ka alfi sanatin mimma- t'uddu-n (S. al Hajj, 47), artinya: Mereka minta segerakan siksa kepada engkau, padahal Allah tiada akan memungkiri janjiNya. Sesungguhnya sehari di sisi Maha Pengaturmu seperti seribu tahun dalam perhitunganmu (22:47). Apa yang di sisi Allah Yang Maha Mutlak, itu mutlak juga keadaannya. Sehingga patokan 1000 tahun dalam cosmic affair yang melaju U = 299792,4989 km/detik itu merupakan laju mutlak yang INVARIAN terhadap semua sistem koordinat. Dengan demikian Laju U TIDAKLAH dinyatakan laju relatif terhadap bulan, laju relatif terhadap matahari, laju relatif terhadap galaxy Milky way, laju relatif terhadap cluster Local Group, melainkan berarti laju terhadap bulan = laju terhadap bumi = laju terhadap matahari = laju terhadap Milky Way = laju terhadap Local Group = U = 299792,4989 km/detik. Harus dapat difahami bahwa U yang invarian terhadap semua sistem koordinat tidak identik pengertiannya dengan laju maximum. Sebab menurut Al Quran ada yang melebihi laju U yaitu seperti firman Allah SWT: Ta'rujul mala-ikatu ar ru-hu ilayhi fi- yawmin ka-na miqda-ruhu- khamsi-na alfa sanatin (S.al a'a-rij, 4), artinya: Malaikat-malaikat dan ruh (Jibril AS) naik kepadaNya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun (70:4). Artinya malaikat-alaikat itu naik kepadaNya dengan laju 50 kali dari "cosmic affair"., yaitu = 50 U. Tidak ada penegasan dari ayat lain, sehingga laju malaikat ini walaupun lebih besar dari U, namun ia tidaklah invarian.
*** Makassar, 20 Januari, 2002
13 Januari 2002
[+/-] |
507. Kissinger Dibelakang Pemboman 11 September 2001 dan Afghanistan yang Tegar serta Ramah |
Allah SWT berfirman: WAQYMWA ALWZN BALQSTH WLA TKHSRWA ALMYZAN (S. AL RHMN, 9), dibaca: wa aqi-mul wazna bilqisthi wala- tuhsirul mi-za-n (s. arrahma-n), artinya: dan tegakkanlah keseimbangan dengan adil (yang terbit dari nurani kamu) dan janganlah kurangi timbangan (55:9). Mizan, yaitu mengenai apa saja yang imbang. Dapat bermakna keseimbangan alam, dapat pula bermakna keseimbangan kejiwaan, dapat juga bermakna keseimbangan penilaian, keseimbangan pemberitaan, bahkan dapat bermakna suatu alat menimbang disebut timbangan. Sajian di bawah ini bertujuan untuk menyeimbangkan pemberitaan media barat yang tidak seimbang.
***
Mike Robert (49 tahun), kelahiran Washington yang memperoleh cum laude di bidang ilmu politik dari Universitas California, mantan kepala kepolisian wilayah Los Angeles, berhasil mengungkapkan tentang keterlibatan pemerintah Amerika dalam serangan 11 September tahun lalu atas gedung kembar WTC. Dalam sebuah ceramahnya di aula kampus universitas wilayah Portland yang diselenggarakan oleh majallah kampus "Re chard", Robert menyampaikan beberapa dokumen yang terkait dengan pemboman 11 September dan pasca pemboman itu sendiri. Ia memaparkan beberapa bukti yang cukup menggemparkan publik bahwa insiden "Selasa Hitam" itu telah digodok dan atas sepengetahuan Washington sendiri dan Henri Kissinger, mantan Menlu AS adalah dalang dari pemboman itu.
Dalam ceramahnya itu, yang memakan waktu satu setangah jam dan dihadiri oleh ribuan orang dari wilayah Asia Tengah, Robert menjelaskan dengan gamblang bahwa perang di Afghanistan sudah dirancang sekitar empat tahun yang lalu. Dan ia menjelaskan pula bagaimana Kissinger, mantan Menlu AS itu, adalah otak dari semua rencana itu. Dengan argumennya, ia menegaskan bahwa Amerika Serikat dan Inggris telah menyebarkan pasukan besarnya ke wilayah tersebut sebelum terjadinya pemboman di New York dan Washington. Pemerintah Amerika sendiri telah memerintahkan kepada FBI untuk menghentikan pelacakan. Robert menampilkan 40 foto dan dokumen yang meyakinkan keterlibatan pemerintah Amerika dalam peristiwa pemboman itu. Sampai-sampai saat presentasinya itu yang menampilkan data-data dan beberapa saksi mata peristiwa 11 September, hadirin sangat antusias sekali bahkan ada yang menangis.
Robert juga menegaskan bahwa di sana ada perhatian khusus dengan proyek pipa yang sudah disepakati baru-baru ini, dengan tujuan mengalirkan minyak dan gas dari republik-republik Asia Tengah ke wilayah Pakistan untuk dieksport ke Jepang dan China. Di ujung ceramahnya, Robert menyampaikan sebuah analisa tentang dampak serangan 11 September terhadap kehidupan masyarakat Amerika dan beberapa keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika cq Menteri Kehakiman John Eshcruphat yang membatalkan secara de facto tiga amandemen proyek undang-undang hak asasi manusia dan sebagian lainnya di buang. Ia juga menyampaikan beberapa bukti dan dokumen Kongres yang mendukung tudingannya bahwa pemerintah Amerika berencana merampas dana jaminan masyarakat.
[Sumber Majalah Al Quds Al Muqaddasiyah (01/01/2002), melalui Keluarga Islam Britania Raya dan Sekitarnya (KIBAR), Forum Silaturahmi warga Muslim Indonesia di UK].
***
Selama ini, Thaliban dan Afghanistan sering dicitrakan buruk oleh media barat. Sebagian besar citra itu ternyata pelintiran. Media barat sering menulis dengan memfitnah Thaliban, misalnya Thaliban dicitrakan sebagai kelompok yang keras dan represif. Namun data lapangan berbeda 180 derajat terhadap opini yang difitnahkan media barat. Thaliban adalah Muslim yang ramah. Gambaran jelasnya antara lain ada pada sosok Abdul Salam Zaeef, Duta Besar Taliban untuk Pakistan (yang sudah ditangkap pemerintah Pakistan). Zaeef jauh dari kesan keras. Pria berjenggot lebat ini sangat tawadhu', shaleh, dan ramah. Juga dari foto Usamah bin Laadin tampak sorot matanya teduh dan sejuk, tidak seperti fundamentalis teroris Bush yang memancarkan sorot mata yang licik (sluw).
Penguasa Taliban tidak kejam seperti yang difitnahkan oleh media barat. Di Kabul maupun Jalalabad (sebelum dibom fundamentalis terrorist Bush), tidak ada tentara yang menenteng-nenteng senjata lalu main sweeping. Yang dibawa cuma handy talkie (HT) untuk berkomunikasi dengan kesatuannya. Dengan alat itu, kalau datang musuh, mereka dapat melawan dengan serempak dan dari berbagai lini.
Penindasan terhadap perempuan pun tidak terbukti. Pakaian burqa yang oleh barat dianggap simbol penindasan, mestinya harus dilihat dalam konteks budaya. Ini memang pakaian asli Afghanistan. Artinya, itu bukan hasil kebijakan yang dimaksudkan untuk menindas. Yang tidak suka memakai cuma sebagian kecil, terutama mereka yang tinggal di wilayah bekas Uni Soviet. Di Pakistan pun banyak kaum hawa mengenakan burqa, mengapa ini tidak diekspos sebagai simbol penindasan oleh media barat?
Beberapa rumah sakit di Kabul dan Jalalabad mempekerjakan dokter perempuan Afghan yang rata-rata masih muda. Artinya, mereka belum lama menyelesaikan pendidikan. Ini merupakan bukti bahwa mereka bisa mengenyam pendidikan tinggi. Kalau tidak, mana mungkin bisa jadi dokter? Fakultas kedokteran, sebuah perguruan tinggi di Jalalabad (sebelum dibom fundamentalis terrorist Bush), malahan menyelenggarakan kuliah gratis.
Dalam masa pemerintahannya yang stabil selama 5 tahun, Thaliban mulai membangun prasarana jalan, jaringan listrik, telepon, sekolah, rumah sakit, sampai kawasan industri. Di Jalalabad, berdiri pabrik minyak goreng yang cukup besar. Perkebunan anggur, delima, jagung, gandum, hasilnya menggembirakan. Pengolahannya sudah melibatkan alat-alat modern, sudah pakai traktor. Kebun opium dimusnahkan.
Ketika pasukan Aliansi Utara mendekati Kabul dan Kandahar, Thaliban menyingkir, padahal sebenarnya bisa saja terus bertempur. Ini merupakan langkah yang manusiawi demi menghindari korban sipil. Justru setelah Kabul dan Kandahar dikuasai Aliansi Utara, banyak terjadi perkosaan dan pembantaian kejam. WaLlahu a’lamu bishshawab.
[Sumber: www.hidayatullah.com]
*** Makassar, 13 Januari 2002
6 Januari 2002
[+/-] |
506. AS Telah Membunuh 3767 Warga Sipil Afghanistan dalam Sebulan |
Pemerintahan fundamentalist terrorist Bush telah menyiarkan kebohongan baik yang kuantitaif maupun yang kualitatif. Kita mulai dahulu dengan yang kuantitatif. Hasil penelitian dengan judul, "A Dossier on Civilian Victims of United States' Aerial Bombing of Afghanistan: A Comprehensive Accounting" yang dipublikasikan melalui situs Herold and Democracy Now menyebutkan informasi resmi yang disampaikan oleh pemerintah AS melalui Pentagon adalah kebohongan. Herold, yang melakukan penelitian sejak awal serangan udara AS, tanggal 7 Oktober 2001 hingga 6 Desember 2001, menyatakan bahwa ratusan bom dan rudal AS telah membunuh 3767 warga sipil Afghanistan. Kemungkinan besar menurutnya, jumlah sebenarnya bisa berlipat-lipat dari angka tersebut. Professor Marc W. Herold yang dosen di Universitas New Hampsire, USA, juga adalah Anggota Departements of Economics and Women's Studies Mc Connell Hall.
Salah satu pembunuhan massal yang dilakukan AS terjadi saat AS mengerahkan pesawat pembom AC-130, atas perkampungan Syaukar Karz, yang terletak 25 mil utara Kandahar, Selatan Afghanistan. Serangan AS yang terjadi pada 22-23 Oktober itu membunuh 93 warga sipil. Herold menyebutkan bahwa kebanyakan informasi yang ia peroleh berdasarkan media massa non Amerika seperti sejumlah harian Inggris, Kanada, Australia, dan India, juga tiga harian Pakistan, harian Singapura, kantor Berita Afghanistan, Reuters, AFP, Al Jazeera, serta sejumlah sumber lain seperti PBB dan lembaga sosial lain yang ada di Afghanistan.
Herold juga mencatat semua informasi, sejak awal serangan udara AS, di mana AS menjatuhkan bom, berapa banyak bom dan rudal yang dimuntahkan oleh jet tempur AS, di mana sasarannya, jenisnya, dan korban akibat serangan itu. Yang unik, hasil penelitian Herold itu ternyata tidak jauh berbeda dengan laporan Thaliban saat mengumumkan jumlah korban sipil yang jatuh akibat serangan udara AS.
Pada tanggal 22 Oktober misalnya, Thaliban mengumumkan sekitar 1000 orang yang tewas akibat serangan AS, itu sesuai dengan apa yang diberitakan oleh kantor berita Pakistan. Dan pada tanggal 2 November 2001, Thaliban mengumumkan telah jatuh korban sipil mencapai 2000 orang, jumlah itupun sesuai ketika dibandingkan dengan hasil liputan berbagai sumber lain yang diperoleh Herold. Karenanya, Herold menolak sikap pemerintah AS yang cenderung mengecilkan jumlah korban sipil di Afghanistan.
Selanjutnya akan dipaparkan mengenai kebohongan fundamentalist terrorist Bush yang kualitatif. Berbagai media internasional baru-baru ini telah memperlihatkan gambar-gambar maupun berita tertawannya para Mujahidin yang mereka katakan tertangkap saat para Mujahidin itu ditaklukkan dalam pertempuran Tora Bora. Para tawanan yang diperlihatkan oleh media barat kaki-tangan fundamentalis terroris Bush tersebut seolah-olah bagian dari ribuan Mujahidin yang menyerah.
Jumlah para Mujahidin yang tertangkap, tulis azzam.com, sebenarnya adalah 12 orang dan mereka adalah para Mujahidin yang betul-betul luka parah akibat gempuran bom AS yang terus menerus terhadap pegunungan Tora Bora. Di antara yang tertawan tersebut adalah mereka yang juga saat itu sedang dalam menderita sakit seperti tifus. Para Mujahidin yang luka parah dan sakit ini tak mampu melanjutkan perjuangannya bersama kelompok Mujahidin lainnya.
Sudah merupakan hal lumrah, para Mujahidin membuat kesepakatan dengan beberapa suku Afghan yang bersahabat. Beberapa suku itu tak keberatan menjadikan rumah-rumah mereka sebagai tempat singgah para Mujahidin. Di desa-desa suku yang bersahabat inilah para Mujahidin yang luka parah dan sakit itu dirawat. Namun begitu ada saja beberapa warga desa yang munafik. Mereka ini menginformasikan keberadaan Mujahidin yang dirawat itu kepada pasukan Aliansi Timur. Berdasarkan pengaduan orang-orang munafik itu pasukan Aliansi Timur mendatangi desa-desa tempat para Mujahidin dirawat lalu menangkap mereka. Tapi media barat yang kaki-tangan fundamentalist terrorist Bush mempublikasikan bahwa para Mujahidin itu menyerah saat ditaklukkan dalam pertempuran. Padahal gambar-gambar yang ditayangkan di telivisi itu memperlihatkan, seluruh tawanan Mujahidin itu tampak benar-benar terluka atau sakit. Inilah salah satu trick lain media barat yang membuat kebohongan-kebohongan untuk melukai perasaan orang-orang Islam.
Pengasuh kolom ini menghimbau ummat Islam setelah shalat wajib selalu membaca doa ini dengan nawaitu untuk ditimpakan kepada pembantai ummat Islam di Afghanistan, Palestina dan Chechnya:
-- ALLHM MLK ALMLK TWaTY ALMLK MN MSYAa WTNZ'A ALMALK MMN TSYAa WT'AZ MN TSYAa WTDZL MN TSYAa BYDK ALKHAYR ANK 'ALY KL SYYa QDYR (AL 'AMRAAN, 26), dibaca: Alla-humma ma-likal mulki tu"tiyal mulka man tasya-u watanzi'ul mulka mimman tasya-u watu'izzu man tasya-u watudzillu man tasya-u biyadikal khayru innaka 'ala- kulli syay.ing qadi-r (s. ali 'imra-n), artinya: Ya Allah Yang mempunyai Kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki, di tanganMulah segala kebajikan sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu (3:26). WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 6 Januari 2002