5 Juni 2005

679. Tidak Ada Faham Reinkarnasi dalam Islam

Saya pungut sebuah pertanyaan dalam dunia maya seperti berikut: "Beberapa waktu lalu saya mendapat pertanyaan tentang reinkarnasi dalam Islam. Mohon bantuannya untuk memperoleh jawaban yang tepat." Pertanyaan itu ditujukan kepada siapa saja pada 31 Mei 2005 oleh seorang berinisial BW dalam sebuah milis.

Sebermula perlu dijelaskan dahulu apa itu faham reinkarnasi. Namun mendahului sebermula tersebut, kiranya perlu juga dijelaskan faham inkarnasi. Apabila pembaca pernah mengikuti film Bharata Yuda yang pernah ditayangkan dilayar kaca, di situ ada seorang tokoh bernama Krishna. Dia itu adalah inkarnasi atau titisan oknum kedua dari Trimurti yaitu Wishnu. Seperti diketahui bahwa Trimurti itu adalah "tri-tunggal" Brahma - Wishnu - Syiwa. Pohon tersembul dari tanah itu adalah pekerjaan Brahma, pencipta. Pohon itu tumbuh tidak kurang suatu apa itu pekerjaan Waishnu pemelihara/penyelamat, kemudian pohon itu mati itulah pekerjaan Syiwa, pembinasa. Dalam agama Mesir kuno dikenal pula doktrin Kesatuan dari Tiga ini, yaitu Amun - Ra - Osiris, pencipta, pemelihara dan penguasa neraka. Ra artinya anak, ia memanifestasikan dirinya sebagai matahari serta berinkasrnasi atau menitis kedalam setiap Fir'aun, pemangku Kerajaan Mesir Kuno. Ini mirip dalam kepercayaan Kejawen yaitu Cakraningrat yang menitis kedalam diri setiap raja yang memangku kerajaan.

Faham reinkarnasi sama sekali tidak mirip dengan inkarnasi. Reinkarnasi berarti kelahiran kembali. Ruh orang yang meninggal akan lahir kembali berpindah menempati jasad manusia sebagai bayi yang keluar dari rahim seorang ibu. Itu kalau kelakuannya selama hidupnya baik. Tetapi kalau ia sangat jahat maka ruhnya itu lahir kembali kedunia berpindah dalam tubuh seekor binatang. Demikianlah faham reinkarnasi itu ruh itu mengembara lahir kembali dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain, silih berganti tubuh manusia atau binatang, tergantung baik atau jahat kelakuan yang ditempuhnya dalam hidup sebelumnya. Apabila kualitas kehidupan yang ditempuhnya di dunia ini senantiasa meningkat, maka ia dalam kelahiran kembali juga status sosialnyapun makin meningkat, kastanya meningkat dari paria ke shudra, waishiya, kshatria, brahmana, berakhir di nirwana, setelah ruh mengembara sekian lamanya. Kalau pembaca pernah membaca cerita silat atau melihatnya pada tayangan layar kaca, kalau ada ucapan: "sampai bertemu di kehidupan yang akan datang," maksudnya dalam konteks reinkarnasi.

***

Firman Allah SWT:
-- KYF TKFRWN BALLH WKNTM AMWATA FAhYAKM TSM YMYTKM TSM YhYYKM TSM ALYH TRJ'AWN (S. ALBQRt, 2:28), dibaca: kayfa takfuru-na biLla-hi wa kuntum amwa-tan fa ahya-kum tsumma yumi-tukum tsumma yuhyi-kum tsumma ilayhi turja'u-n (s. albaqarah), artinya:
-- kayfa takfuru-na biLla-hi, mengapakah kamu kafir terhadap Allah
-- wa kuntum amwa-tan, sedangkan kamu dalam keadaan mati, belum berjasad (masih dalam alam arwah)
-- fa ahya-kum, maka kamu dihidupkan, janin dihidupkan yaitu Allah meniupkan ruh ke dalam janin (alam rahim), lahir ke dunia (alam syahadah)
-- tsumma yumi-tukum, lalu kamu dimatikan, ruh berpisah dari jasad, jasad hancur menjadi tanah ruh pindah ke alam barzakh (alam perantara),
-- tsumma yuhyi-kum, lalu kamu dihidupkan, ruh menempati jasad baru yang permanen (bukan dari tanah lagi) lalu bangkit (qaama, qiyaamun = berdiri, berbangkit). Inilah yang disebut yawmu lqiyaamah, hari berbangkit. Bila tibanya hari berbangkit, atau hari kiamat itu? Secara kuantitatif, 10.000 tahun lagi, 100.000 tahun lagi? Itu rahasia Allah SWT. Namun secara kualitatif ialah apabila semua ruh di alam arwah sudah semuanya ditiupkan Allah ke dalam janin manusia, artinya apabila semua arwah di alam arwah sudah pindah semuanya ke alam syahadah menjadi manusia, dan semua manusia itu sudah menjalani kehidupan di alam syahadah, semua arwah sudah masuk alam barzakh, maka itulah saatnya yawmu lqiyaamah, hari kiamat. Adapun prolog hari kiamat ialah gempa global, seperti dalam Surah al Zilzal (silakan baca surah tersebut).
-- tsumma ilayhi turja'u-n, lalu kepadaNya kamu dikembalikan (untuk diadili), yaitu dikumpulkan di Padang Mahsyar. Itulah yang disebut dengan yawmu ddiyn, hari Pengadilan, ini selalu kita baca pada waktu shalat:
-- MLK YWM ALDYN, dibaca: ma-liki (atau maliki) yawmid di-n, Allah adalah Raja atau Pemilik Hari Pengadilan. Sesudah diadili yang selamat masuk surga, yang tidak selamat masuk neraka, itulah Hari Akhirat yang kekal.

***

Maka ringkas kata, manusia mulai dalam alam arwah, lalu arwah itu ditiupkan ke dalam janin dalam alam rahim ibu. Kemudian lahir ke luar ke alam syahadah. Seterusnya ruh dicabut berpindah ke alam barzakh, menunggu berbangkit dengan jasad yang baru pada hari berbangkit, lalu dikumpulkan, lalu diadili, yang selamat masuk jannah atau surga yang celaka masuk neraka. Surga dan neraka itulah yang disebut hari akhirat. Alhasil, tidak ada faham reinkarnasi menurut ayat (2:28). WaLlahu A'lamu bi shShawab.

*** Makassar, 5 Juni 2005