2 Juli 2006

734. Jatuhnya Khilafah Islamiyah

Pertama-tama, karena alergi/phobia terhadap Syar'at Islam (SI), 56 anggota DPR menjadi irasional, fanatik, belum baca isi Perda-Perda itu sudah mendesak Pemerintah mencabut Perda bernuansa SI. Sebelumnya juga hiruk-pikuk orang-orang yang berpenyakit sama menolak RUU PP dengan alasan yang sama. Padahal, SI adalah Risalah yang dibawakan oleh RasuluLlah SAW sebagai Rahmatan lil-'alamin. Jadi apa saja yang membawa rahmat apakah itu UU atau Perda yang membawa rahmat niscaya bernuansa SI. Yang saya herankan itu yang alergi/phobia SI mengapa tidak menolak juga Pembukaan UUD-1945 alinea ke-4 yang berisikan lima nilai (sayangnya cuma lima, mesti di tambah misalnya seperti nilai amar makruf, nahi mungkar, persaudaraan, harga-diri, dll yang ditimba dari SI) itu kelimanya adalah bagian dari SI. Kalau mau jujur penganut trinitas dan trimurti yang alergi/phobia SI mesti menolak juga nilai pertama yang mengandung kata Maha yang bahagian dari SI. Selanjutnya nilai kedua kemanusiaan (ya-ayyuhannas), nilai ketiga persatuan (laa tafarraquw) nilai keempat musyawarah (ini bahasa Al-Quran), nilai kelima keadilan (setiap khuthbah Jum'at khatib menutup khuthbahnya dengan: sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil), ya kesemuanya itu bagian dari SI. Saya himbau mereka yang berpenyakit alergi/phobia SI agar otaknya tetap ditaruh dalam batok kepalanya, jangan dipindahkan ke dengkulnya (deqdeq kulantuq, nakana Mangkasaraka).

***

Mari kita mulai dengan yang disebutkan oleh judul di atas, yaitu lanjutan dari Seri 733. Firman Allah:
-- WTLK ALAYAM NDAWLHA BYN ALNAS (AL 'AMRAN, 3:140), dibaca:
-- wa tilkal ayya-mu nuda-wiluha- baynan na-s, artinya:
-- hari-hari itu Kami gulirkan di antara manusia.

Inggris dan Perancis sudah siap-siap untuk mengakhiri Khilafah Islamiyah, namun kata "Jihad" masih cukup berpengaruh besar untuk membuat Eropa "menggigil". Eropa masih takut pada "Orang Sakit di Eropa" itu. Inggris memutuskan untuk memakai politik : bagi-bagi dan kuasai (devide et empera - devide and conquer). Inggris memberi dukungan politik kepada Turki Muda. Apabila Turki Muda menjadi kuat dalam dawlah Khilafah Islamiyah, Inggris tidak perlu melakukan apa-apa lagi, Turki Muda dengan "nasionalisme" yang anti Khilafah akan menyelesaikannya.

Angkatan perang Khilafah Islamiyah pada waktu itu (maksudnya pada zaman pemerintahan Khalifah Sultan Abd. Hamid) sesungguhnya tidak demikian lemahnya seperti disangkakan orang sekarang. Satuan artilleri Khilafah Islamiyah adalah yang terkuat di dunia waktu itu. Angkatan Laut Khilafah Islamiyah terorganiser dengan baik, dan tergolong nomor tiga dari Angkatan Laut yang kuat di dunia sesudah Inggris dan Perancis. Khalifah membangun industri, utamnya pabrik senjata, pertenunan dan gula. Sistem transport darat diperbaharui. Pelabuhan diperkembang. Surat kabar diterbitkan, dan sebelum PD-I Mesir, Iraq dan Syria telah terbit sejumlah 1300 surat kabar dan majallah.

Untuk beberapa saat kelihatannya Orang Sakit Eropa itu mulai sembuh dan berdiri dengan tegap. Namun konspirasi negeri-negeri barat dan Zionis telah berketetapan untuk membinasakan Khilafah Islamiyah dengan harga betapapun juga. Minoritas non-Muslim dan LSM LSM dalam Khilafah Islamiyah dimanfaatkan oleh konspirasi negeri-negeri barat untuk menimbulkan kekacauan dan instabilitas dalam negeri. Konspirasi negeri-negeri barat senantiasa mencampuri urusan dalam negeri Khilafah Islamiyah dengan dalih "melindungi minoritas non-Muslim". Konspirasi negeri-negeri barat dan zionis juga memberikan dana dan mendorong upaya intensif LSM LSM menyebarkan publikasi-publikasi untuk maksud meracuni aqidah ummat Islam, menyebarkan ide-ide yang merusak, menimbulkan kesalah-fahaman di antara warga Muslim. Konspirasi negeri-negeri barat dan zionis menghasut serta memberikan dana kepada orang-orang Armenia untuk memberontak melawan Khilafah Islamiyah. Druz dihasut untuk berlaga dengan Maronit di Libanon, di mana Inggris membantu Druz dan Perancis membantu Maronit. Ini membuat sibuk Angkatan Perang Khilafah untuk mengatasinya. Itulah "pertempuran" yang senantiasa berlangsung antara konspirasi negeri-negeri barat dan zionis dengan Khilafah Islamiyah dalam masa pemerintahan Khalifah Abdul Hamid.

Khalifah Abdul Hamid mempunyai visi membangkitkan rasa kesatuan dalam kalangan negeri-negeri Islam di seluruh dunia. Untuk itu Khalifah membangun jaringan transportasi, yaitu jalur kereta api Hijaz dari Dimasyk ke Madinah, dari Aqabah ke Maan. Untuk memperlancar komunikasi, Khalifah juga membangun sistem telegraf dalam jalur Yaman, Hijaz, Syria, Iraq and Turki. Lalu kemudian Khalifah menghubungkannya dengan sistem telegraf Iran dan India. Biaya proyek itu telah dapat ditebus hanya dalam jangka 2 tahun, karena sistem transportasi dan komunikasi itu dipakai secara intensif oleh para jama'ah haji. Dengan sistem transportasi dan komunikasi itu jarak (panjang dan waktu) diperdekat dan dipersingkat. Khalifah melakukan kampanye gagasan tentang kesatuan ummat Islam meliputi bagian selatan Rusia, India dan Afrika. Khalifah juga mengundang para terpelajar dari Indonesia, India dan Afrika untuk datang menuntut ilmu dalam wilayah Khilafah Islamiyah. Juga Khalifah membuat rencana pembangunan masjid dan Lembaga Islami di negeri-negeri Islam seluruh dunia.

Melihat itu konspirasi negeri-negeri barat bereaksi dengan cepat mengepung dan mengoyak Khilafah Islamiyah. Konspirasi itu menghasut dan membantu pemberontakan Tunisia (1877), empat tahun kemudian (1881) Tunisia diduduki Perancis, dalam tahun 1882 Inggris menduduki Mesir lalu meluas ke India dan Sudan dan Rusia menduduki Asia Tengah. Khilafah Islamiyah yang telah terkoyak-koyak itu tinggal menunggu waktu saja untuk dihabisi oleh konspirasi negeri barat dan zionis. Wilayah Khilafah Islamiyah di bagian Eropa sudah ibarat makanan yang ingin diperebutkan, masing-masing negeri Barat menginginkan bagiannya, tidak terkecuali orang Yahudi.

Akhirnya tiba jualah waktu itu. Gerakan Turki Muda sudah demikian kuat, sehingga dapat menekan Majelis Syura untuk mencopot Khalifah Abdul Hamid dari kedudukannya. Hari Selasa 6 Rabiul Akhir 1327 (27 April 1909) Majelis Syura memutuskan untuk menurunkan Khalifah Abdul Hamid dari tahtanya. Empat orang diutus kepadanya untuk menyampaikan keputusan itu: Arif Hikmat, Aram Affandi (orang Armenia), As'ad Tabtani dan Qrasow. Tabtani maju ke depan dan berkata: "Majelis telah memutuskan menurunkan Khalifah dari kedudukannya." Abdul Hamid menjawab: "Majelis telah menurunkan saya dari kedudukan saya, baiklah, tetapi mengapa kalian semua membawa serta Yahudi ini masuk kedalam Markas Khilafah?", sambil menunjuk kepada Qrasow. Kehadiran Mizray Qrasow yang bankir Yahudi dalam Markas itu menunjukkan, bahwa dalam konspirasi itu, aktif pula peranan zionis dan permainan money politics.

Perlu dicatat sebagai alat ukur keberhasilan Sulthan Abd Hamid. Tatkala Sulthan Abd Hamid mulai memangku jabatan Khalifah, utang Khilafah sejumlah 2,528 juta Lira emas. Setelah kekuasaannya dicopot oleh Majelas Syura utang Khilafah sisa hanya 106 juta Lira emas. Setelah Turki Muda berkuasa melonjak sebesar 1300 %.

Sepeninggal Sultan Abd Hamid, kepemimpinan diteruskan oleh Khalifah yang lemah, tidak mampu mengurus Khilafah dan kehilangan kekuasaan dengan mudah. Sebagaimana diprediksi Sultan Abd Hamid, setelah PD-I wilayah Khilafah Islamiyah tercabik-cabik. Orang Arab di Hijaz memberontak dibantu oleh Inggris dan Perancis, terulang peristiwa Tunisia, orang Arab dikhianati dan diduduki oleh Inggris, dan memberikan Palestina kepada orang Yahudi. Andaikata saja mereka mendengarkan Abdul Hamid. Pengganti Sultan Abd Hamid menandatangani perjanjian Sevres pada tanggal 20 Agustus 1920. Perjanjian itu menjadikan Turki menjadi negara kecil yang wilayahnya hanya kurang dari 1/3 wilayah Turki sekarang. Ini menyebabkan perang saudara antara pendukung khalifah dan kaum nasionalis. Pembaca diminta kesabarannya menuggu kelanjutannya insya-Allah dalam seri berikutnya. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 2 Juli 2006