18 Juli 2004

634. Spekulasi di Sektor Ekonomi Real dan Non-Real

Terkait dengan Seri 633 yang baru lalu, di dunia maya (cyber space) ada yang menanggapi bahwa bukan hanya di sektor ekonomi non-real yang penuh spekulasi, tetapi juga di sektor real demikian pula. Ia menulis: "Tunjukkan pada saya bisnis yg tidak mengandung unsur spekulasi sama sekali". Maka ada baiknya jawaban saya kepadanya eloklah pula saya tulis dalam kolom ini.

Harus dapat dibedakan antara spekulasi dengan risiko yang diperhitungkan (caculated risk). Spekulasi dilarang oleh Syari'ah, sedangkan risiko yang diperhitungkan diperbolehkan oleh Syari'ah.

Membeli mangga atau jeruk yang masih berputik, itu spekulasi. Itu adalah transaksi perdagangan yang belum memenuhi syarat-syarat sempurnanya kepemilikan, seperti dipertegas oleh Rasulullah SAW: "Tidak halal jual-beli barang yang tidak seluruhnya dimiliki olehmu" (HR Abu Dawud).

Membeli barang dengan mengkaji trend harganya di pasaran, itu risiko yang diperhitungkan. Seperti diketahui ada tiga jenis pola trend sebagai dasar pertimbangan risiko yang diperhitungkan. Di luar dari tiga jenis itu, maka itu bukan risiko yang diperhitungkan lagi, melainkan sudah termasuk spekulasi. Adapun ketiga pola itu adalah linier, sinussoide dan eksponensial. Dengan mengobservasi dinamika harga di pasar beberapa tahun lalu, kemudian diplot dalam sumbu x-y, di mana pada sumbu x adalah waktu dan sumbu y adalah harga, maka terbentuklah pola trend harga, dan berdasarkan pola itulah diperkirakan insya-Allah trend harga untuk waktu yang akan datang. Inilah yang dimaksud dengan risiko yang diperhitungkan, sebab boleh jadi Allahu a'lam, ada parameter yang dapat mempengaruhi pola itu kelak.

***

Ada pula tanggapan di dunia maya seperti berikut:
Spekulan mata uang juga berperan positif dalam menguji nilai "real" mata uang suatu negara terhadap mata uang asing yang jadi patokan nilai, sehingga bank-bank sentral dipaksa untuk hati-hati dalam mengendalikan suplai uang. Misalnya kalau ada tanda-tanda suatu negara tidak mengelola perekonomiannya secara benar dengan mencetak uang diluar kewajaran, maka itu akan segera tercium oleh para spekulan mata uang. Bukan hanya spekulan internasional seperti Soros tetapi juga spekulan dalam negeri. Ketika terlihat tanda-tanda inflasi mereka pinjam uang dalam negeri (katakanlah rupiah) dalam jumlah besar-besaran, lalu setelah beberapa waktu mereka konversi mata uang itu ke US dollar atau mata uang kuat lainnya. Celakanya kalau bank sentral tidak punya persediaan US dollar dan valuta yang cukup, maka terjadi lonjakan kurs dan goncanglah perekonomian. Karena itu para direktur Bank Sentral harus senantiasa awas dan tidak main-main dalam mengelola peredaran uang. Tidak seenaknya mencetak uang atau memberi kredit kalau tidak ada kegiatan produksi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat yang akan menyerapnya, dan harus selalu ada cadangan mata uang kuat untuk menangkis spekulasi mata uang dan kemungkinan "rush" ke bank-bank.

Sebelum menjawab tanggapan ini saya kemukakan dahulu dua ayat:
-- YS^LWNK 'AN ALKHMR WALMYSR QL FYHMA ATSM KBYR WMNAF'A LLNAS WATSMHMA AKBR MN NF'AHMA (S. ALBQRT, 219), dibaca: Yas.alu-naka 'anil khamri walmaysiri qul fi-hima- itsmung kabi-ruw wamana-fi'u linna-si waitsmuhuma-akbaru min naf'ihima- (s. albaqarah), artinya: mereka menanya engkau tentang al khamr dan al maysir, katakan pada keduanya dosa besar dan bermanfaat bagi manusia, namun dosa keduanya lebih besar dari manfaat keduanya (2:219).
-- ANMA YRYD ALSYYTHN AN YWQ'A BYNKM AL'ADAWT WALBGHDHA^ FY ALKHMR WALMYSR WYSHDKM 'AN DZKR ALLH W'AN ALSHLWT FHL ANTM MNTHWN (S. ALMA^DT, 91), dibaca: Innama-yuri-dusy syaytha-nu ay yu-qi'a baynakumul 'ada-wata walbaghdha-a fil khamri walmaysiri wayashuddakum 'an dzikriLla-hi wa'anish shala-ta fahal antum muntahu-na (s. alma-idah), artinya: Sesungguhnya setan itu tidak menghendaki, melainkan menghunjamkan permusuhan dan kebencian di antara kamu melalui al khamr dan al maysir, serta memalingkan kamu dari mengingat Allah dan shalat. Apakah kamu mau berhenti? (5:91).

Dalam kedua ayat itu khamr dan maysir digandengkan. Tidak cuma-cuma Allah SWT menggandengkan keduanya, karena keduanya mempunyai karakteristik yang sama. Al maysir atau al qimar adalah permainan undian di zaman Arab jahiliyah. Al maysir menyebabkan orang mabuk waktu dan ketagihan, jadi mempunyai karakteristik yang sama dengan al khamr. Permainan undian yang menyebabkan orang mabuk waktu dan ketagihan, tentu kita sudah tahu semuanya, yaitu permainan spekulasi yang disebut judi.

Bermain spekulasi atau berjudi di sektor ekonomi non-real, betul, itu ada juga manfaatnya. Tetapi manfaatnya itu seperti yang ditegaskan ayat [2:219] sangatlah tidak berarti ketimbang mudharat (disadvantage) spb: permainan yang dilakukan George Soros dan para spekulan jahannam lainnya itu mempunyai dampak yang amat dahsyat menyengsarakan kehidupan ratusan juta manusia. Seperti yang kita alami sendiri di Indonesia ini (dan kawasan Asia Tenggara lainnya), akibat krisis finansial yang sampai saat ini masih terus berlangsung di Indonesia, yaitu terjadinya kebangkrutan sejumlah perusahaan yang yang diiringi dengan pemutusan hubungan kerja ribu-ribuan orang. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 18 Juli 2004