9 Oktober 2005

697. Sekali Lagi Fatwa MUI

Fatwa MUI no.7, mengharamkan pluralisme, sekularisme dan iberalisme. Adapun pengusung pluralisme, sekularisme dan liberalisme adalah kelompok yang menamakan dirinya Islam Liberal, yang dalam kolom ini saya sebutkan Firqah Liberal. Apa yang diharamkan itu dalam kolom ini dipebincangkan dalam tataran akademik. Penulis kolom ini menantang para pengusung JIL untuk menulis artikel tandingan. Tidak melayani tanggapan sporadis.

Gagasan-gagasan Firqah Liberal dengan pendekatan non-literal yang kontekstual hanya terhadap situasi kontemporer tidak menghasilkan yang konseptual. Mengapa? Karena para pemikir Firqah Liberal, tidak memakai pendekatan nizam (sistem). Para pemikir Firqah Liberal mengangkat isu-isu seperti demokrasi, kebebasan individual, sekulerisme (pemisahan agama dari partai politik), kesetaraan gender dan pluralisme, hanya secara parsial dan sporadis. Seharusnya pendekatan kontekstual itu bukan hanya terhadap situasi yang kontemporer, dengan isu-isu yang disebutkan itu melainkan harus kontektual terhadap sistem dunia. Situasi kontemporer hanya sub-sistem dari sistem dunia. Itulah sebabnya para pemikir Firqah Liberal tidak mampu menghasilkan yang konseptual. Karena tidak konseptualnya itu membuahkan antara lain gagasan yang serampangan dan memberi dampak negatif pada masyarakat.

Metode berpikir para pemikir Firqah Liberal dengan pendekatan kontekstual terhadap isu-isu kontemporer seperti disebutkan di atas yang dilempar secara parsial dan sporadis tidak mampu diterapkan secara kontekstual terhadap Sistem Dunia seperti yang dipaparkan di bawah:

Diagram SISTEM DUNIA
  • AS = Alam Sekitar
  • SA = Sumberdaya Alam
  • LH = Lingkungan Hidup
  • IPA = Ilmu Pengetahuan Alam
  • Tek = Teknologi
  • SS = Sistem Sosial
  • 1-2 = informasi untuk IPA
  • 3-4 = SunnatuLlah untuk Tek
  • 5-6 = pelayanan untuk SS
  • 7-2 = pemberian nilai pada IPA
  • 8-9 = pemanfaatan untuk SS
  • 5-10 = dampak negatif pada LH
Manusia dalam statusnya sebagai khalifah di atas bumi ini akan berurusan dengan alam yang dapat distratifikasikan sebagai: Alam Sekitar (surrounding, Umwelt), Sumberdaya Alam (natural resources, Rohstoffquellen) dan Lingkungan Hidup (biosphere, Biosphaer).

Alam Sekitar (AS) adalah alam yang belum dijamah manusia, kecuali untuk sumber informasi bagi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Tetapi itu tidak berarti bebas nilai, oleh karena sudah menyentuh keinginan manusia, yaitu dipilih sebagai sumber informasi untuk IPA. Jadi sejak semula IPA itu tidaklah bebas nilai. Awan di udara adalah AS, sumber informasi, diungkapkan oleh IPA bagaimana terjadinya hujan. Tidak bebas nilai oleh karena dipilih untuk dikaji. Di sini ada aliran informasi dari AS ke IPA (aliran 1-2) yang hasilnya adalah pengungkapan TaqdiruLlah. Selanjutnya aliran 3-4 dari IPA ke Teknologi (Tek) bermakna bahwa luaran IPA berupa pengungkapan TaqdiruLlah menjadi masukan Tek untuk meningkatkan efisiensi, unjuk-kerja dan kekuatan konstruksi. Misalnya pengungkapan TaqdiruLlah termodinamika dan pengantar kalor dapat meningkatkan efisiensi mesin-mesin kalor serta unjuk-kerja mesin-mesin pendingin; ilmu logam dan metalurgi dapat meningkatkan daya tahan konstruksi terhadap beban mekanis maupun beban kalor.

Sumberdaya Alam (SA), adalah alam yang sudah sarat dengan nilai, dengan keinginan manusia untuk memanfaatkannya. Awan yang bergumpal-gumpal di udara yang ditabur dengan es kering atau iodida perak adalah SA, hujan dimanfaatkan untuk kebutuhan air manusia. Di sini terjadi aliran pemanfaatan (8-9) dari SA ke Sistem Sosial (SS), atau lengkapnya Sistem Politik Ekonomi Sosial Budaya Pertahanan Keamanan (Poleksosbudhankam).

Lingkungan Hidup (LH), adalah alam yang mempunyai ciri yang disebut hidup. Pengertian hidup di sini jangan dikacaukan dengan makna hidup yang hakiki. Sangat sederhana pengertiannya, yaitu makhluk Allah yang dapat makan (termasuk minum dan bernafas), mengeluarkan kotoran, bertumbuh dan berkembang biak. Maka termasuklah di dalamnya tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia. Di sini terjadi aliran dampak negatif, perusakan, dari Tek ke LH (aliran 5-10). Perusakan itu berupa pencemaran antara lain misalnya seperti pencemaran udara oleh hasil pembakaran yaitu CO2, yang mengakibatkan efek rumah kaca, yaitu terperangkapnya panas matahari dalam ruang antara permukaan bumi dengan lapisan CO2 itu, ibarat terperangkapnya panas dalam rumah kaca. Ini mengakibatkan suhu global naik, gumpalan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair, yang dampak terakhirnya permukaan laut naik.

Di samping aliran-aliran yang disebut di atas, ada pula aliran pelayanan dari Tek ke SS (aliran 5-6), yang bermakna mempermudah dan meningkatkan kwalitas kehidupan material. Terdapat pula aliran pemberian nilai dari SS ke IPA (aliran 7-2). Aliran terbalik dari SS ke Tek (aliran 6-5) yang sifatnya mengubah Tek menjadi apa yang kita sebut Teknologi Tepat Guna (TTG). Mengapa aliran 6-5 yang bermakna memodifikasi Tek agar menjadi TTG itu perlu, oleh karena Tek itu dapat memberikan dampak negatif terhadap SS, yaitu dapat menjadi penyebab terjadinya jurang antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil, yang besar tambah meraksasa, yang kecil makin kerdil. Aliran terbalik dari Tek ke IPA (aliran 4-3) sifatnya sebagai tekanan dari Tek terhadap IPA, artinya Tek membutuhkan pengungkapan TaqdiruLlah oleh IPA untuk efisiensi. Misalnya setelah ditemukannya mesin uap oleh James Watt, dibutuhkan ilmu baru untuk efisiensi mesin uap itu. Lalu didapatkanlah termodinamika dan pengantar kalor, yang kemudian aliran berbalik pula dari 3 ke 4 seperti telah diterangkan di atas itu. Aliran terbalik dari IPA ke SS (aliran 2-7), berupa pengaruh. IPA yang maju dapat memberi pengaruh kepada masyarakat untuk menjadi masyarakat ilmiyah. Makin maju IPA makin meningkat kecenderungan suatu masyarakat menjadi masyarakat ilmiyah, minimal masyarakat kampus.

Demikianlah, dengan model di atas itu kita perkenalkan tiga macam aliran. Pertama, aliran satu arah yang terbuka: AS ke IPA ke Tek ke LH (1-2-3-4-5-10). Kedua, aliran satu arah yang tertutup: SA ke SS (8-9). Ketiga, aliran tertutup yang melingkar: SS ke IPA ke Tek kembali ke SS ((7-2-3-4-5-6-7) dan arus baliknya dari SS ke Tek ke IPA kembali ke SS. Diagram aliran dalam gambar di atas itu dapat memberikan penjelasan yang lebih terang.

Aliran-aliran itu saling berkorelasi, saling mempengaruhi. Contohnya, makin terarah nilai yang diberikan oleh SS pada IPA, makin selektif pemilihan materi AS yang dikaji oleh IPA, makin relevan jenis TaqdiruLlah yang diungkapkan untuk meningkatkan mutu Tek yang dihasilkan, makin berguna Tek itu bagi SS dan makin kurang pula dampak negatif Tek terhadap LH. Contoh ini menunjukkan korelasi aliran 7-2, aliran 1-2, aliran 3-4, aliran 5-6 dan aliran 5-10. Makin serakah SS menghabiskan SD yang berupa bahan bakar (termasuk balap mobil dalam olah raga), makin menebal lapisan CO2, yang berakibat makin memuncaknya globalisasi pencemaran thermal oleh efek rumah kaca, makin besar dampak negatif Tek terhadap LH. Contoh itu memperlihatkan korelasi antara aliran 8-9 dengan aliran 5-10.

Di manakah letak manusia dalam model Sistem Dunia di atas itu? Pertama, manusia menempati Alam Sekitar sebagai sumber informasi bagi Ilmu Pengetahuan Alam. Misalnya pengkajian pembuahan sperma terhadap sel telur di luar rahim manusia, yang menghasilkan teknologi bayi tabung. Kedua, manusia menempati Sumberdaya Alam, karena tenaga otak dan ototnya dimanfaatkan untuk Sistem Sosial. Ketiga, manusia menempati Lingkungan Hidup, karena manusia adalah makhluk hidup yang menderita dampak negatif dari Teknologi. Keempat, manusia menempati Sistem Sosial, karena manusia adalah anggota sistem tersebut. Dan yang kelima, inilah yang terpenting, manusia menempati aliran tertutup yang melingkar. Di situlah manusia yang Ulu lAlba-b, yang berdzikir dan berpikir, berfungsi sebagai Khalifah Allah di atas permukaan bumi, memberikan nilai pada aliran tersebut. Misalnya dalam pemilihan tentang sumber informasi dari Alam Sekitar yang mana sajakah yang bernilai untuk dikaji. Apakah ada nilainya pengkajian pembuahan sel telur oleh sperma di luar rahim, yang menghasilkan Teknologi bayi tabung dan Teknologi bank sperma. Sikap hidup yang bagaiamana yang harus dipilih sehingga Sistem Sosial dapat berhemat Sumber Daya Alam. Teknologi yang bagaimana yang harus diterapkan sehingga dampak negatifnya terhadap Lingkungan Hidup dapat diperkecil sekecil-kecil mungkin. WaLlahu a'lamu bosshawab.

*** Makassar, 9 Oktober 2005