21 Mei 2006

728. Melawan Virus Hermeneutika dengan Ejaan

Hasil metode hermeneutika yang process oriented tersebut akan saya babat dengan metode numerik yang output oriented.

Adapun cara Allah memelihara Al-Quran yaitu:

Pertama, Allah memberikan kemampuan bagi sejumlah ummat Islam yang dapat menghafal Al-Quran. Lagi pula sejak zaman Nabi SAW hingga sekarang ini dan insya-Allah hingga hari kiamat, setiap bulan Ramadhan di Masjid Al-Haram di Makkah dalam shalat Tarwih ditammatkan Al Quran. Sehingga perubahan mustahil akan bisa terjadi. Terjadi perubahan/kesalahan ucapan imam, maka langsung akan dikoreksi oleh makmum.

Kedua, ialah secara numerik:
-- 'ALYHA TS'At 'ASyR (S. ALMDTSR, 74:30), dibaca:
-- 'alayha- tis'ata 'asyara, artinya
-- padanya 19.

Allah SWT memberikan kepada kita alat kontrol berupa sistem keterkaitan matematis angka 19, disingkat dengan "sistem-kontrol angka 19". Yang dikontrol adalah jumlah bilangan dalam Surah, ayat, bahkan huruf.

Dalam Seri ybl dijelaskan bahwa Arthur Jeffery menyatakan Al-Quran tidak memuat Al-Fatihah, Al-Nass dan Al-'Alaq, karena surah-surah tersebut tidak ada dalam mushhaf Abdullah ibn Mas'ud. Arthur Jeffery juga menyatakan mushhaf Ubayy ibn Ka'b mengandung dua surah ekstra. Jumlah Surah dalam Al-Quran yaitu output mushhaf 'Utsmani, 114 = 6 x 19. Kalau Al-Quran tidak memuat Al-Fatihah, Al-Nass dan Al-'Alaq, maka jumlah Surah hanya 111 tidak bisa dibagi 19. Alat kontrol sistem 19 menunjukkan jumlah Surah 114, yang output mushhaf 'Utsmani adalah asli. Kalau Al-Quran mengandung dua Surah ekstra, berarti jumlah Surah akan menjadi 116, ini juga tidak bisa dibagi 19. Alhasil Jefri mefitnah Ibn Mas'ud dan Ibn Ka'b. Arthur Jeffery samada memungut mushhaf Ibn Mas'ud dan Ibn Ka'b yang palsu, atau Jeffery berdusta mengada-ada memungut dari yang tidak ada. Karena bukankah semua mushhaf dan tulisan sepenggal-sepenggal dari para sahabat telah dimusnahkan?

Selanjutnya marilah kita kaji ejaan yang dipakai dalam output yang kita dapati sekarang berupa output mushhaf 'Utsmaniy, kata-kata seperti berikut:

  • Dalam Surah Al-Fatihah, ayat 1, kata bismi dieja pakai pakai 3 huruf: Ba-Sin-Mim. Dalam Surah Al-'Alaq, ayat 1, bismi dieja pakai 4 huruf: Ba-Alif-Sin-Mim
  • Dalam Surah Al-Baqarah ayat 3, kata shalat dipakai ejaan Shad-Lam-Waw-Ta, juga dieja demikian dalam Surah-surah yang dibuka Alif-Lam-Mim sesudah Basmalah. Dalam Surah Al-Maa'uwn, ayat 5, kata shalat dipakai ejaan Shad-Lam-Alif-Ta.
  • Dalam Surah Al-Baqarah ayat 75, kata kalam dipakai ejaan Kef-Lam-Alif-Mim. Dalam Surah At-Tawbah, 6 dan Surah Al-Fath 15, kata kalam dipakai ejaan Kef-Lam-Mim.
  • Pada waktu Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW membawa ayat 69 dari S. Al-A'raaf, Jibril menginstuksikan kepada Nabi Muhammad SAW agar menyuruh tulis Bashthatan dengan huruf Shad walaupun sebenarnya barus dibaca dengan bunyi sin, dan untuk itu harus dibubuhkan huruf Sin kecil di atas huruf Shad. Kata yang sama artinya dituliskan dengan Sin pada Basthatan dalam surah alBaqarah ayat 247, karena memang harus dibaca kata itu dengan bunyi Sin.
Perbedaan ejaan untuk kata yang sama, merupakan hal yang rawan untuk diubah menjadi sama ejaannya, namun tetap dibiarkan tetap berbeda dalam output Mushhaf 'Utsmaniy menunjukkan bahwa tidak pernah terjadi perubahan dalam Mushhaf 'Utsmaniy sepanjang waktu.

Apa rahasia dibalik perbedaan ejaan untuk kata sama tersebut? Itu dijawab secara numerik:

[1]-- Bismi dieja pakai 3 huruf dalam S. Al-Fatihah ayat 1
(1)Ba, (2)Sin, (3)Mim, (4)Alif, (5)Lam, (6)Lam, (7)Ha, (8)Alif, (9)Lam, (10)Ra, (11)ha, (12)Mim, (13)Nun, (14)Alif, (15)Lam, (16)Ra, (17)ha, (18)Ya, (19)Mim, jumlahnya 19.
BSM sangat rawan untuk diubah menjadi BASM, karena memang Bismi itu sesungguhnya terdiri atas bi + ismi (B + ASM). Huruf Alif dari sononya sampai sekarang dan seterusnya dicopot dari BASM. Namun sungguhpun demikian tidak ada tangan gatal yang mengubah menjadikan seragam ejaan Bismi (BSM) menjadi 4 huruf (BASM). Kalau dipakai ejaan 4 huruf BASM, maka jumlahnya menjadi 20 huruf. Sistem kontrol angka 19 menunjukkan keaslian dengan ejaan 3 huruf BSM dalam S. Al-Fatihah ayat 1.

Bismi dieja pakai 4 huruf Surah Al-'Alaq, ayat 1
Ayat-ayat yang mula-mula turun yaitu ayat 1 s/d 5 dari S. Al-'Alaq). Kelima ayat tersebut termasuk sangat penting, sebab itu merupakan SK pengangkatan Muhammad yang Basyar menjadi Nabi dan Rasul Allah. Perhatikan tabel di bawah:

AyatJumlah KataJumlah Huruf
1518
2414
3314
4313
5417
Jumlah1976 = 4 x 19

Kalau ada tangan gatal yang mengubah ejaan 4 huruf BASM dalam S. Al-Alaq menjadi seragam 3 huruf BSM seperti dalam S. Al-Fatihah ayat 1, maka ayat 1 dalam S. Al-'Alaq hanya akan terdiri 17 huruf, sehingga jumlah huruf dalam kelima ayat di atas, hanya akan terdiri 75 huruf tidak bisa dibagi 19. Sistem kontrol angka 19 menunjukkan keaslian dengan ejaan 4 huruf BASM dalam S. Al-Alaq 1. Dalam menghitung jumlah huruf itu haruslah pada Al-Quran hadiah dari Raja Fahd yang memakai Rasm (Mushhaf) 'Utsmani, di mana insan dituliskan 4 huruf: Alif, Nun, Sin, Nun, tidak seperti dalam Al Quran cetakan Indonesia yang pakai 5 huruf: Alif, Nun, Sin, Alif, Nun.

[2]-- Perhatikan tabel dari 8 Surah yang mempunyai Al-Muqaththa'aat (potongan huruf) Alif-Lam-Mim di bawah:

Surahmimlamalif
Al Baqarah2175 3204 4592
Ali 'Imran1251 1885 2578
Al A'raf1165 1523 2572
Ar Ra'd260 479 625
Al 'Ankabut 347 554 784
Ar Rum318 396 545
Luqman 177 298 348
As Sajadah158 154 268
Jumlah 5871+   8493    +12312
 = 26676 = 1404 x 19

Kalau ada tangan gatal menyeragamkan ejaan kata shalat pakai Alif setelah Lam, maka jumlah Alif + Lam + Mim dalam kedelapan Surah dlm tabel di atas, akan lebih besar dari 26676 karena akan kelebihan Alif, berhubung ejaan shalat dalam ke-8 Surah itu dituliskan Waw sesudah Lam. Alat kontrol 19 menunjukkan keasliannya output ejaan Utsmani.

[3]-- Kalau ada tangan gatal menyeragamkan ejaan KLAM tidak pakai alif supaya ejaannya seragam dengan KLM, maka dalam tabulasi di atas itu kekurangan satu Alif, sehingga jumlahnya Alif + Lam + Mim hanya 26675, ini tidak habis dibagi 19. Alat kontrol 19 menunjukkan keasliannya output ejaan Utsmani.

[4] -- Akhirnya kata yang sama ditulis berbeda; basthatan dan bashthatan.
Perhatikan tabel 3 Surah yang punya Al-Muqaththa'ah persekutuan huruf Shad di bawah:

Nama SurahJumlah huruf Shad
alA'raaf98
Maryam26
Shad28
Jumlah152 = 8 x 19

Kalau ada tangan gatal menyamakan ejaan kedua kata itu dengan pakai huruf Sin pada huruf kedua, karena memang kedua kata itu pada huruf kedua berbunyi Sin, maka jumlah huruf Shad dalam S. Al-A'raf akan menjadi 97, sehingga jumlah huruf Shad dalam ketiga Surah tersebut, akan susut menjadi 151, yang tidak bisa dibagi 19. Sistem komtrol angka 19 menunjukkan bahwa huruf-huruf itu asli.

Khatimah:
Tidak ada tangan-tangan gatal mengubah ejaan Mushhaf 'Utsmani, sehingga para orientalis yang telah membuat berbagai teori baru mengenai sejarah Al-Quran dengan memakai hermeneutika, telah terbabat, karena sampai-sampai pada hurufpun tidak ada tangan gatal yang mengubahnya. Dan terkhusus hasil pendekatan hermeneutika John Wansbrough yang menelurkan teori bahwa Teks Al-Quran baru menjadi baku setelah tahun 800 M itu telah saya babat, karena pendekatan numerik di atas itu menunjukkan bahwa tidak mungkin ada manusia hingga tahun 800 M, bahkan sampai kiamatpun yang mampu menyusun redaksional teks yang terkait dengan sistem kelipatan 19 itu. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 21 Mei 2006