8 September 1996

240. Adam dan Hawa di Taman

Di kamar tamu dalam rumah saya terpampang di dinding gambar Sitti Hawa sedang berbaring berisitrahat di dalam taman, hasil sulaman isteri saya berukuran 150 x 90 cm. Baru-baru ini seorang tamu mempermasalahkan gambar itu, mengapa dalam taman itu terdapat tiga ekor menjangan. Bukankah binatang tidak mempunyai ruh, sehingga di dalam surga atau taman Firdaus tidak ada
binatang?

Hemat saya jawaban pertanyaan yang saya berikan kepadanya perlu saya tulis di kolom ini supaya tersiar lebih meluas, oleh karena memang pada umumnya orang berpendapat bahwa Adam dan Hawa mula-mula berada dalam taman Firdus atau surga di akhirat yang kelak akan ditempati oleh hamba-hamba Allah yang selamat. Artinya yang mula-mula di tempati oleh kakek dan nenek kita adalah di dalam Jannah, dan itu tidaklah di atas muka bumi ini.

Jannah, akar katanya dari tiga huruf: jim, nun, nun, yang arti dasarnya tidak dapat ditangkap mata, terlindung, terhalang. Suatu waktu tatkala saya masuk ke dalam rumah guru saya Allahu Yarham Al Ustadz DR S. Majidi, waktu itu beliau masih hidup, di papan tulis tertera tulisan jim, nun, nun dengan beberapa kata turunannya: Jinn, Jannah, Mujannah, Janin, Majnun. Jinn artinya makhluk yang tak dapat ditangkap oleh mata kasar, Jannah artinya tempat yang terlindung dari sinar matahari, yaitu taman, Mujannah alat yang melindungi diri dari tebasan pedang musuh, perisai, Janin yaitu makhluk yang akan menjadi manusia yang masih terlindung di dalam rahim, Majnun, orang yang pikirannya terhalang dari dunia nyata, orang gila.

Apa yang dimaksud Jannah dalam Al Quran?
-- WALDzYN aAMNWA W’AMLWA ALShLhT AWLaK AShhB ALJNt HUM FYHA kHLDWN (S. ALBQRt, 2:82), dibaca (tanda – dipanjangkan membacanya):
-- walladzi-na a-manu- wa ‘amilush sha-liha-ti ula-ika ashha-bul jannati hum fi-ha- kha-lidu-n (s. albaqarah) artinya: -- Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni jannah; mereka kekal di dalamnya.

-- ‘ANDHA JNt ALMAWY (S. ALNJM, 53:15), dibaca:
-- ‘indaha- jannatul ma-wa- (s. annajmu), artinya:
-- di dekatnya ada syurga tempat tinggal,

Selanjutnya marilah kita perhatikan ayat yang berikut:
-- WMTsL ALDzYN YNFQWN AMWALHM ABTGhAa MRDhAT ALLH WTTsBYTA MN ANFSHM KMTsL JNt BRBWt AShABHA WABL (S. ALBQRt 2:265), dibaca:
-- wa matsalul ldzi-na yunfiqu-na amwa-lahumub tigha-a mardha-tiLla-h wa tatsbi-tan min anfusihim kamatsali jannatin birabwatin asha-baha- wa-bilun (s. albaqarah), artinya:
-- Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah jannah yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat,
Dalam ayat di atas Jannah berarti taman atau kebun di permukaan bumi ini.

Jadi menurut Al Quran yang dipergunakan sebagai kamus, Jannah dapat berarti surga di akhirat, atau dapat pula berarti taman di permukaan bumi ini, sesuai dengan konteks ayat itu masing-masing.

Selanjutnya marilah kita perhatikan ayat yang berikut:
-- WQLNA YaA ASKN ANT WZWJK ALJNt WKLA MNHA RGhDA hYTs SyaTMA WLA TQRBA HDzH ALSyJRt FTKWNA MN ALZhLMYN (S. ALBQRt, 2:35), dibaca:
-- wa qulna- ya-a-damus kun anta wa zaujukal jannata wakla- minha- rghadan haits syi’tuma- wa la- taqraba- ha-dzihisy syajarata fataku-na- minzh zha-limi-na (s. albaqarah), artinya:
-- Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu (dalam) jannah ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.

Selanjutnya akan dikutip ayat yang berikut:
FAZLHMA ALSyYTHN ‘ANHA FAaRJHMA MMA KANA FYH WQLNA AHBTHWA B’AdhKM LB’ADh ‘ADW WLKM FY ALARDh MSTQR WMT’A ALY hYN (S. ALBQRt, 2:36), dibaca:
-- fa azallahumasy syaitha-nu ‘anha- fa akhrajahuma- mimma- ka-na- fi-hi wa qulnah bithu- ba’dhukum liba’dhin ‘aduwwun wa lakum fil ardhi mustaqarrun wamata-‘un ila- hi-nin (s. albaqarah), artinya:
-- Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari jannah itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."
-- QLNA AHBThWA MNHA JMY’AA FANMA YAaTYNKM MNY HDY FMN TB’A HDAY FLA KhWF ‘ALYHM WLA HM YhZNWN (S. ALBQRt, 2:38), dibaca:
-- qulnah bithu- minha- jami-‘an fa imma- ya’tiyannakum minni- hudan fa man tabi’a huda-ya fala- khaufun ‘alaihim wa la- hum yahzanu-na (s. albaqarah), artinya:
-- Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari dia (jannah) itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

(Sedikit catatan tambahan yang tidak berhubungan dengan pokok pembahasan kita. Yaitu bahwa Adam ditipu setan bukanlah atas pengaruh isterinya, yang bersumber dari Israiliyat, seperti yang biasa dikatakan orang. Jelas ayat itu mengatakan bahwa Fa Azallahuma sySyaythanu, Maka keduanya diperdayakan setan).

Adapun makna perintah Allah ihbithuw, turunlah, tidaklah seperti bidadari turun dari kayangan dalam dongeng. Kata turun, habatha, dalam Al Quran dipakai untuk pengertian air yang meluncur turun (S.Al Baqarah 74), Nabi Nuh AS turun dari kapalnya (S. Huwd 48) dan Banie Israil disuruh turun ke kota, go down town (S.Al Baqarah 61). Jadi perintah Allah ihbithuw, turunlah dalam pengertian topogarifs, dari tempat ketinggian di permukaan bumi ke tempat yang lebih rendah. Dengan demikian taman yang ditempati oleh Adam dan Hawa berada di sebuah dataran tinggi.

Sebelum Allah memerintahkan Adam, Hawa dan setan turun dari taman telah terjadi sebelumnya Allah mengusir iblis keluar dari alam malakut, karena sifat takbur iblis, yang tidak mau tunduk kepada Adam dengan alasan:
-- Ana Khayrun minhu Khalaqtaniy min Na-rin wa Khalaqtahu- min Thiynin (S. Al A'ra-f, 12), artinya:
-- Saya (iblis) lebih baik darinya (Adam), Engkau jadikan aku dari api dan Engkau jadikan dia dari tanah. Karena itulah iblis diusir keluar dari alam malakut:
-- FaMaa Yakuwnulaka Tatakabbara Fiyhaa Fakhruj Innaka Mina shShaaghiriyn (S. Al A'raaf, 7:13), artinya:
-- Tak pantas engkau berlaku sombong di dalamnya, maka keluarlah , sesungguhnya engkau termasuk golongan yang hina. Yakuwnalaka, Fakhruj, Innaka, itu semuanya bentuk mufrad (singular) jadi ditujukan kepada iblis seorang.

Jadi kita harus membedakan antara alam malakut tempat iblis mula-mula berada bersama para malikat dengan jannah tempat Adam, Hawa dan setan diperintahkan turun oleh Allah SWT.

Iblis tidak mau tunduk kepada Adam dengan alasan:
-- ANA KhYR MNH KhLQTNY MN NAR WKhLQTH MN ThYN (S. ALA’ARAF, 7:12), dibaca:
-- ana khairum minhu khalaqtani- min na-rin wa khalaqtahu- min thi-nin (s. al a’ra-f), artinya:
-- "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api(*) sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

Apakah itu tanahnya surga? bacalah ayat ini:
-- ANY AKhLQ LKM MN ALThYN KHYat ALTHYR FANFKh FYH FYKWN ThYRA BADzN ALLH (S. AL ‘AMRAN, 3:49), dibaca:
-- anni- akhluqu lakum minath thi-ni kahaiatith thairi fa anfukhu fi-hi fayaku-nu thairan bi idzniLla-hi (s. ali ‘imra-n, 3:49, arinya:
-- sesungguhnya aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah.

Manusia mulai dalam alam arwah, lalu arwah itu ditiupkan ke dalam janin dalam alam rahim ibu. Kemudian lahir ke luar ke alam syahadah. Seterusnya ruh dicabut berpindah ke alam barzakh, menunggu berbangkit dengan jasad yang baru pada hari berbangkit, lalu diadili, kemudian ke alam akhirat yang kekal. Dari hasil pengadilan itu yang selamat masuk jannah atau surga yang celaka masuk neraka.(**)

Kalau kakek dan nenek kita Adam dan Sitti Hawa mula-mula tinggal dalam jannah atau surga yang di akhirat kelak, maka ada empat keberatannya.

Keberatan pertama, Adam dan Sitti Hawa ibarat dalam cerita science fiction menerobos waktu berjalan mundur dari akhirat ke alam dunia.

Keberatan yang kedua surga di akhirat itu diharamkan setan masuk di dalamnya. Dalam ayat di atas itu setan menipu keduanya dalam jannah. (Fa Azallahuma sySyaythanu, setan menipu keduanya).

Keberatan ketiga, kalaulah jannah itu surga di akhirat, mengapa masih ada larangan bagi Adam dan Hawa untuk mendekati pohon itu (Janganlah engkau berdua dekati pohon kayu ini).

Keberatan keempat, Adam dibuat dari tanahnya bumi, bukan tanahnya surga. Artinya Adam dibuat di atas bumi ini, bukan di surga. Dalam pada itu tidak ada keterangan dalam Al Quran dan Hadits bahwa Adam dan Siti Hawa di"mi'raj"kan ke surga.

Walhasil jannah yang dimaksud tempat Adam dan Hawa bersenang-senang kemudian keduanya ditipu setan bukanlah dalam taman Firdaus, melainkan taman di tempat yang ketinggian di muka bumi ini. Ini dikuatkan oleh Nash, yaitu "habatha", kami ulang tulis sekali lagi, dalam Al Quran dipakai untuk pengertian air yang meluncur turun (S.Al Baqarah 74), Nabi Nuh AS turun dari kapalnya (S. Huwd 48) dan Banie Israil disuruh turun ke kota, go down town (S.Al Baqarah 61). Perintah Allah "Ihbithuw", kepada Adam, Sitti Hawa dan Iblis turun dalam pengertian topografis, dari dataran tinggi ke dataran rendah.

Lalu jangan terlena, ketiga ekor menjangan dalam gambar hasil sulaman isteri saya itu dapat dipertanggung-jawabkan. Perlu diketahui bahwa designer lukisan itu adalah saya sendiri. WaLlahu A'lamu bi shShawab.

*** Makassar, 8 September 1996
---------------------
(*)
Iblis dari api dan malaikat dari cahaya. Api bhs Arab-AlQuran Naar (Nun-Alif-Ra), cahaya Nuwr (Nun-Waw-Ra). Iblis dari api bersifat seperti digambarkan oleh Alif, tegak, sombong. Malaikat dari cahaya bersifat seperti digambarkan oleh Waw, tunduk, patu kepada Allah.

(**)
Firman Allah SWT:
Kayfa takfuru-na biLla-hi wa kuntum amwa-tan faahya-kum tsumma yumi-tukum tsumma yuhyi-kum tsumma ilayhi turja'u-n, kuntum amwa-tan dalam keadaan mati, belum berjasad (alam arwah) - faahya-kum
janin ditiupkan ruh dihidupkan (alam rahim), lahir ke dunia (alam syahadah) - yumi-tukum, dimatikan, ruh berpisah dari jasad, jasad hancur menjadi tanah ruh pindah ke alam barzakh, yuhyi-kum, dihidupkan, ruh menempati jasad baru yang permanen (bukan dari tanah lagi) lalu bangkit (qa-ma, qiya-mun = berdiri, berbangkit). Iniliah yang disebut yawmu lqiya-mah, hari berbangkit. Bila tibanya hari berbangkit, atau hari kiamat itu? Secara kuantitatif, 10.000 tahun lagi, 100.000 tahun lagi? Itu rahasia Allah SWT. Namun secara kualitatif ialah apabila semua ruh di alam arwah sudah semuanya dituiupkan Allah ke dalam janin manusia, artinya apabila semua arwah di alam arwah sudah pindah semuanya ke alam syahadah menjadi manusia, dan semua manusia itu sudah menjalani kehidupan di alam syahadah, semua arwah sudah masuk alam barzakh, maka itulah saatnya yawmu lqiya-mah, hari kiamat. Adapun prolog hari kiamat ialah gempa global, seperti dalam Surah al Zilzal (silakan baca surah tersebut). Menyusul hari kiamat, atau hari berbangkit ialah semuanya dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk diadili, inilah yang disebut dengan yawmu ddi-n, hari pengadilan, ini selalu kita baca pada waktu shalat: Maliki yawmi ddi-n, Allah adalah Raja atau Pemilik Hari Pengadilan. Sesudah diadili yang selamat masuk surga, yang tidak selamat masuk neraka, itulah Hari Akhirat yang kekal.

Maka ringkas kata, manusia mulai dalam alam arwah, lalu arwah itu ditiupkan ke dalam janin dalam alam rahim ibu. Kemudian lahir ke luar ke alam syahadah. Seterusnya ruh dicabut berpindah ke alam barzakh, menunggu berbangkit dengan jasad yang baru pada hari berbangkit, lalu dikumpulkan, lalu diadili, yang selamat masuk jannah atau surga yang celaka masuk neraka. Surga dan neraka itulah yang disebut hari akhirat.