26 Agustus 2007

793. Past Life Regression vs Jin Qarin

Melalui jalur pribadi (Japri) saya menerima e-mail, yang saya ringkaskan seperti berkut:

Ustadz, saya telah membaca tulisan Ustadz Seri 792 tentang An-Na’im dalam salah satu milis. Namun dari teman saya, saya mendapatkan yang lebih hebat dari sosialisasi An-Na’im, yaitu Metode Hypnotic Past Life Regression, yang secara resmi dipergunakan dengan luas untuk penelitian reinkarnasi. Pada tanggal 31 Maret – 1 April 2007, diselenggarakan seminar/training spiritualisme tentang Past Life Regression di hotel Darmawangsa, Kemang Jakarta, Selatan, yang pesertanya seorang Hindu, seorang Buddhis, beberapa orang Kristian dan selebihnya Islam; dari pendidikan dan profesi para peserta, ada Prof Pertanian IPB, psikiater, dokter umum, dokter gigi (tiga orang), arsitek, psikolog, konsultan hukum, konsultan manajemen, dan pengusaha. Jumlah peserta hanya sekitar 40 orang, karena biayanya cukup mahal. Seorang asisten muda yang beragama Islam, pembantu penatar Dr Richard yang tidak beragama, sambil membuat gerakan setengah lingkaran dengan tangan kanan, memutari tangan kiri dari bawah ke atas, menjawab: “Saya mencari spritualitas. Saya tidak ingin membenturkan ini dengan agama saya." Seorang dokter umum peserta seminar itu meyakinkan dirinya tidak membentur dengan berasumsi: "Dalam Al Quran juga ada ayat yang menyebut soal reinkarnasi."

Demikianlah Ustadz keterangan yang saya peroleh dari teman saya itu. Saya minta pencerahan, utamanya apakah benar ada itu reinkarnasi ?

***

Saya layani dahulu itu dokter umum. Itu banyak saya temukan dari orang-orang yang berupaya menegakkan benang basah, dengan mengemukakan ayat (2:28). Ini sudah dibahas dalam Seri 649, yaitu ayat (2:28) tidak bisa dijadikan referns untuk faham reinkarnasi. Ayat (2:28) menjelaskan pengembaraan ruh manusia: "dari alam arwah, ke alam rahim, ke alam dunia, ke alam barzakh, berakhir di alam akhirat."

Yang berminat, silakan lihat seri 649 "Tidak Ada Faham Reinkarnasi dalam Al Quran"

***

Firman Allah:
-- ALDzY KhLQ FSWY S. ALA'ALY, 87:2). dibaca:
-- alladzi- khalaqa fasawa-, artinya:
-- Yaitu Yang mencipta dan menyempurnakan.

Allah mencipta Adam dan Hawa langsung secara revolusi menjadi sempurna yang terdiri dari tataran jasmani, nafsani (diri, psi) dan ruhani. Adapun penciptaan keturunan pasangan suami isteri ini, ialah melalui proses evolusi di dalam alam rahim untuk menjadi sempurna.

-- KhLQ MN MAa DAFQ . YKhRJ MN BYN ALShLB WALTRAaB (S. ALThARQ, 86:6-7), dibaca:
-- khuliqa min ma-in da-fiqin . yakhruju mim bainish shulbi wattaraaib, artinya:
-- (Manusia) diciptakan dari air yang dipancarkan . Keluar antara shulb dan taraib (86:6,7).
Antara shulb dengan taraib dalam konteks tubuh manusia ialah daerah sexual. Shulb dari akar kata yang dibentuk oleh Shad-Lam-Mim, artinya sesuatu yang keras. Taraib akarnya dari Ta-Ra-Ba sesatu yang lembut. Sperma laki-laki dipancarkan dari zakar yang keras karena ereksi dan ovum perempuan keluar dari indung telur yang lembut.

-- ANA KhLQNA ALANSN MN NTHFt AMSyAJIN (S. ALANSN, 76:2), dibaca:
-- inna- khalaqnal insa-na min nuthfatin amsa-jin, artinya:
-- Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari nuthfah yang bercampur (76:2).

Jadi Al-Quran tidak bicara ttg sperma saja tetapi campuran nuthfah laki-laki (sperma) dengan nuthfah perempuan (ovum). Penyatuan sperma dan ovum dalam ilmu kecambah disebut zygote, menurut Dr Moore seorang embriolog (the mixture of the sperm and the ovum).

Tentang proses tahapan evolusi di dalam rahim:
-- TsM KhLQNA ALNThFT 'ALQt FKhLQNA AL'ALQt MDhGht FKhLQNA ALMDhGhTt 'AZhAMA FKSWNA AL'AZhAM LhMA TsM ANSyAaNH KhLQA AKhR FTBARK ALLH AhSN ALKhALQYN (S. ALMWaMNWN, 23:14), dibaca:
-- tsumma khalaqnan nuthfata 'alaqatan fakhalaqnal 'alaqata mudhghatan fakhalqnal mudhghata 'izha-man fakasawnal 'izha-ma lahman tsumma ansya'na-hu khalqan a-khara fataba-rakaLla-hu ahsanul kha-liqi-n (s. almu'minu-n), artinya:
-- Kemudian nuthfah itu Kami jadikan 'alaqah, lalu 'alaqah itu Kami jadikan mudhghah, lalu mudhghah itu Kami jadikan 'izham, maka Kami bungkus 'izham itu dengan lahm, kemudian Kami kembangkan menjadi makhluq lain. Maka Berkat Allah sebaik-baik menciptakan (23:14).

Menurut embriologi di atas 42 hari terbentuklah mekanisme perlengkapan pendengaran, penglihatan, kulit, otot-otot dan tulang-tulang, bentuknyapun menjadi sempurna, Yaitu seperti Hadits yang dirawikan oleh Muslim, yang artinya: Setelah 42 malam berlalu, maka Allah mengutus malaikat untuk menyempurnakan bentuk janin itu, memberikan pendengaran, penglihatan, kulit, otot-otot dan tulang-tulang, menghembuskan ruh ke dalamnya. Itulah tahapan sempurna, yaitu tahapan khalqun akhar (makhluq yang lain), yang sudah terdiri atas tataran jasmani, nafsani dan ruhani.

***

Begitu bayi lahir ke dunia, keluar dari alam rahim, Allah menetapkan makhluk pendamping pada bayi itu, yaitu yang disebut dengan jin qarin(*).
-- Dari Abdullah Bin Mas'ud mengatakan bahwa : Rasulullah saw bersabda; "Tidak ada seorangpun diantara kalian yang tidak ditunjuk untuknya Jin pendamping (Qarin)". Para sahabat bertanya; "Termasuk anda ya Rasulullah ?, "Ya" jawab Nabi, Hanya saja aku mendapat pertolongan Allah, sehingga Jin pendampingku masuk Islam, dan dia tidak pernah mengajakku kecuali yang baik-baik" (HR Muslim).

Jin pendamping itu bisa baik bisa jahat, bisa polos(**). Pengaruh manusia terhadap jin qarin, lebih besar ketimbang sebaliknya. Jin qarin yang baik mencintai orang yang didampinginya, misalnya antara lain membantu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah. Ketika anda lupa shalat dia membantu mengingatkan dan membangunkan anda.

Pada Hari Pengadilan (yawm al-Diyn) jin qarin itu melempar tanggung-jawab kejahatan kepada orang yang didampinginya:
-- QAL QRYNH RBNA MA AThGhYTH WLKN KAN FY DhLL B’AYD (S. Q, 50:27), dibaca:
-- qa-la qari-nuhu- rabbana- ma- athghaituhu- wala-kin ka-na fi- dhala-lim ba’i-din, artinya:
-- Berkata yang menyertainya (qari-nuhu-): "Ya Tuhan Kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh".

Apabila seseorang meninggal dunia, maka jin qarin itu ditugaskan berpindah kepada seorang bayi yang baru dilahirkan. Umur rata-rata Jin qarin itu panjang, yaitu mencapai ribuan tahun. Ulah jin qarin inilah yang menceritakan masa lalu waktu ia mendampingi manusia yang telah meninggal itu, biasanya berupa mimpi kepada orang yang baru didampinginya, sehingga bagi orang yang baru didampingi itu merasa seakan-akan itu adalah pengalaman kehidupan sebelumnya dari orang yang baru yang didampingi jin qarin itu. Itulah pula yang diceritakan orang itu tatkala ia dihipnotis, maka yang menjawab itu adalah jin qarin, karena orang yang dihipnotis itu tidak menyadari dirinya lagi. Jadi spiritualisme dalam konteks Hypnotic Past Life Regression, sesungguhnya bukan spiritualisme melainkan hanya sekadar "wawancara" dengan jin qarin. "Wawancara" atau "Metode Hypnotic Past Life Regression" itu sama sekali tidak akan berhasil mengorek apa-apa dari jin qarin yang baik, kecuali mengenai pengalaman masa lalu yang tidak bersifat rahasia dari orang yang sementara didampinginya itu saja.

Alhasil, tidak ada itu reinkarnasi, atau past life, karena sesungguhnya yang berpindah-pindah itu bukanlah ruh orang yang telah mati, sebab setelah ruh itu berpisah dari jasad langung pindah ke alam barzakh, melainkan yang berpindah-pindah itu dari orang mati ke bayi yang baru lahir, ialah jin qarin itu. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 26 Agustus 2007
-----------------------------

(*)
Jin akar katanya dibentuk oleh huruf-huruf jim, nun, nun [J-N-N], mempunyai pengertian terlindung, terhalang, terisolasi dan terasing. [J-N-N] menurunkan kata-kata: Jinn adalah makhluk yang tidak kelihatan, terlindung dari pandangan mata manusia, dan dapat pula berarti suku terasing. Jannah, taman, adalah tempat yang terlindung dari matahari oleh bayangan pohon, mujannah, perisai, penghalang dari tebasan musuh, janin, bayi yang masih terlindung dalam rahim ibu, majnun, orang gila, orang yang pikirannya kabur seakan-akan terhalang oleh kabut, tidak dapat membedakan antara bayangan dengan kenyataan. Qarin akar katanya qaf, ra, nun [Q-R-N] artinya pendamping, yang menyertai. Qarnun artinya teman.

(**)
Jin polos atau yang netral ini hanya sekadar menyertai pengalaman orang yang didampinginya itu. Dia tidak mempengaruhi orang yang didampinginya untuk berbuat baik ataupun berbuat jahat, namun karena polosnya itu jin qarin yang netral itu akan membocorkan apa yang kita pikirkan, sebab apa yang kita pikirkan diketahui pula oleh jin qarin kita itu. Dukun klenik atau paranormal ada yang bisa berkomunikasi dengan jin qarin pendampingnya, sehingga orang itu "mampu" membaca pikiran orang lain. Sebenarnya apa yang terjadi, pada waktu dukun itu bertatap muka dengan orang lain, dukun yang bisa berkomunikasi dengan jin pendampingnya itu menyuruh jin pendampingnya menanyakan kepada jin qarin pendamping orang lain itu apa yang sedang dipikirkan oleh orang yang didampinginya itu. Jin qarin pendamping dukun itu tidak bisa mengorek informasi dari jin qarin yang baik.