6 April 1997

267. Kloning

Chakotay perwira kapal penjelajah ruang angkasa VOYAGER disandera Seska, mantan awak VOYAGER yang membelot ke kapal angkasa dari galaxy lain. Fasalnya Chakotay ditengarai mengetahui kode rahasia instrumen pengontrol VOYAGER. Dengan mengetahui kode rahasia itu, maka VOYAGER dapat dikendalikan dari jauh, sehingga VOYAGER dengan seluruh awaknya dapat dikuasai. Dari pihak lain kapten VOYAGER berhasil pula mem"beam-up" sejumlah kapten kapal sekutu Seska, sehingga dalam sekejap mata mereka berada dalam VOYAGER. Terjadilah saling sandera. Alhasil kapten VOYAGER mendapatkan kembali Chakotay dengan jalan barter sandera. Serial Star Trek VOYAGER ditutup dengan pemberitahuan dari pihak Seska kepada kapten VOYAGER bahwa dalam rahim Seska telah tumbuh jabang bayi. Tatkala Chakotay sementara pingsan akibat siksaan untuk mengorek kode rahasia, Chakotay telah sempat diambil DNA-nya oleh Seska.

Apa relevansi antara judul di atas dengan serial Star Trek VOYAGER? Pengarang cerita menyerahkan kepada pirsawan untuk menyimpulkannya sendiri. Menurut hemat saya sesungguhnya pengarang secara tersirat bermaksud mengatakan bahwa kapten VOYAGER dan seluruh awaknya tetap ada monyet di punggung. Mereka merasa diterror bahwa akhirnya Seska dapat mengetahui kode rahasia VOYAGER. Seska berupaya memfoto-kopi, membuat duplikat atau kembar Chakotay dengan jalan kloning, membuat rekayasa genetika dengan meng"klon" DNA Chakotay ke dalam sel telurnya sendiri, kemudian mengandung kecambah itu. Suatu rekayasa genetika membuat reproduksi manusia tanpa hubungan seks dan tanpa pembuahan sel telur dengan sperma.

Demikianlah imajinasi yang dituangkan dalam science fiction tentang kloning. Bahkan Erich von Daeniken dalam bukunya "Zuruek zu den Sternen" (merujuk ke bintang-bintang) mengitup sebuah ramalan (baca: imajinasi) dari sebuah artikel dalam majallah "Kaiser Aluminium News. No.6, 1966, yang terjemahannya seperti berikut: 'Para ibu rumah tangga kelak dapat pergi berbelanja ke sebuah toko kecambah. Mereka dapat memilih berjenis kecambah dalam kotak-kotak. Setiap kotak berisi kecambah yang dibekukan yang di atasnya bertuliskan keterangan tentang kecambah yang baru berusia satu hari. Bagaimana warna dan jenis rambutnya, lurus, ikal, keriting, warna kulitnya, berapa ukuran tingginya, bahkan berapa IQ-nya, jika kelak kecambah itu sudah menjadi manusia. Sesudah ibu itu menentukan pilihannya ia membeli kecambah yang diinginkannya, pulang ke rumah lalu meminta dokter pribadinya datang ke rumahnya untuk menyuntikkan kecambah itu ke dalam rahimnya, menunggu sampai ia melahirkan bayi hasil kloning tersebut.

***

DNA adalah singkatan dari (d)esoxyribo(n)ucleic(a(cid, yaitu inti asam yang mengandung zat desoxyribose, terdapat utamanya dalam inti sel. DNA merupakan blue-print, atau kode genetik bagaimana wujud suatu makhluk yang diturunkannya, apa mau jadi buaya, apa mau jadi manusia (jadi tidak mungkin manusia beranak buaya), dan kalau itu manusia, bagaimana jenisnya apa termasuk Mongoloid, Kaukasus, Semit ataupun Negroid. Setiap batang tumbuhan, setiap ekor binatang, setiap individu manusia mempunyai susunan rantai molekul DNA yang spesifik, sehingga tidak ada pohon kelapa yang sama betul dengan pohon kelapa lainnya, tidak ada domba yang sama betul dengan domba lainnya, tidak ada manusia yang sama betul dengan manusia lainnya.

Dalam sebutir sel manusia terdapat sekitar 1000-juta zarrah DNA yang terbagi rata dalam 23 pasang (46) khromosom. Sehingga merupakan kemustahilan teknologis untuk merekayasa manusia yang kumisnya seperti Saddam Husain, matanya seperti Chiang Kai Shek, postur tubuhnya seperti John Weis Muller, suaranya seperti Caruso, kepintarannya bermain biola seperti Yehudi Menuhin. Suatu kemustahilan teknologis seorang ibu rumah tangga pergi membeli kotak kecambah seperti yang dikutip dari majallah Kaiser Aluminium News tersebut di atas itu.. Paling-paling yang dapat dilakukan yaitu mengambil DNA seutuhnya dari inti sel "tuan rumah" (hostcell) diklonkan ke dalam sel telur yang sudah dikeluarkan pula seluruh DNA-nya, seperti pada duplikat domba Dolly di Skotlandia itu (apabila berita itu memang benar). Konon baru berhasil setelah percobaan sebelumnya yang gagal sebanyak 277 kali. Maka pertanyaan yang menghebohkan timbul! Dapatkah pada manusia diperlakukan kloning, baik dari segi proses, maupun dari segi moral?

***

Untuk dapat menjawab pertanyaan di atas itu kita wajib membaca ayat Qawliyah. Firman Allah SWT: FLYNZHR ALANSN MM KHLQ. KHLQ MN MAa DAFQ. YKHRJ MN BYN ALSHLB WALTRAaB (S. ALTHARQ, 1-5). FADZA SWYTH WNFKHT FYH MN RWHY (S. ALHJR, 29). Dibaca: falyanzhuril insa-nu mimma khuliqa. Khuliqa mim ma-in da-fiqin. Yakhruju mim baynish shulbi wattara-ib (s. aththa-riq). Faidza- sawwaytuhu fi-hi mir ru-hi- (s. alhijr). Artinya: Maka mestilah manusia itu memperhatikan dari apakah ia diciptakan. Ia diciptakan dari air yang memancar. Yang keluar dari antara tulang punggung dengan tulang rusuk (86:5-7). Maka tatkala Kusempurnakan dia (manusia) Kutiupkan ruh (ciptaanKu) ke dalamnya (15:29).

Dari ayat-ayat itu dapat kita simak, yaitu yang dimaksud dengan Allah menyempurnakan adalah mulai dari pembuahan sperma pada sel telur sampai terbentuk bayi dengan organ yang lengkap, setelah itu barulah Allah meniupkan ruh ke dalamnya. Pertumbuhan kecambah hasil kloning, tidak melalui pancaran air mani, yaitu tanpa hubungan sex. Berarti walaupun kecambah itu telah terbentuk lengkap organ-organnya, tidaklah ia sempurna, sehingga Allah tidak meniupkan ruh ke dalamnya, maka hasilnya merupakan duplikat dari tubuh manusia yang DNA-nya diklonkan ke dalam sel telur, namun ia tidak mempunyai ruh. Sehingga makhluq hasil kloning (apabila ia berhasil tumbuh terus di dalam rahim?) bukanlah manusia melainkan binatang, yang postur tubuhnya seperti postur tubuh manusia yang DNA-nya diklonkan tadi itu.

Alhasil secara moral tidak ada masalah melakukan kloning pada tumbuh-tumbuhan dan binatang. Akan tetapi pada manusia sangatlah terlarang oleh karena hasilnya (apabila dapat tumbuh terus dalam rahim, kemudian berhasil dilahirkan?) adalah makhluq yang hanya postur tubuhnya seperti manusia, akan tetapi ia adalah binatang karena tidak mempunyai ruh, hanya mempunyai iradah untuk hidup layaknya binatang. Seperti makhluq "banu-jan" (manusia pra-Adam), yang menurut persepsi malaikat sifatnya seperti dinyatakan dalam ayat: MN YFSD FYHA WYSFIK ALDMAa (S ALBQRT, 30), dibaca: may yufsidu fi-ha- wayasfikud dima-a (s. albaqarah), artinya: yang merusak di atasnya (bumi) dan menumpahkan darah (2:30).

DNA hanyalah blue-print sebagai disain dasar yang terbatas pada tubuh kasar makhluk "hidup" ciptaan Allah. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.

*** Makassar, 6 April 1997