9 Desember 2001

503. Pertempuran di Benteng Janghi Mazar-i-Sharif dan Tales of White American Thaliban

Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah SWT, dalam kolom ini setiap ayat Al Quran ditransliterasikan huruf demi huruf. Bila pembaca merasa "terusik" dengan transliterasi ini, tolong dilampaui, langsung ke cara membacanya saja.

***
Abdul Hamid, age 20, is an American. He is an educated middle-class American, a convert to Islam who came to Afghanistan six months ago to help the Thaliban build a "true Islamic state." Abdul Hamid, who spoke with a Newsweek journalist in the fortress of Kala Janghi in Northern Afghanistan, has been identified by his parents as John Phillip Walker Lindh, 20, of Northern California. (Abdul Hamid, umur 20, adalah orang Amerika. Dia tergolong kelas-menengah terpelajar Amerika yang memeluk Islam, yang datang ke Afghanistan enam bulan lalu untuk ikut bersama Thaliban membangun "negara Islam". Abdul Hamid yang berbincang dengan wartawan Newsweek di benteng Kala Janghi di Afghanistan Utara telah dikenali oleh orang tuanya sebagai John Phillip Walker Lindh, 20, dari California Utara). Abdul Hamid terlahir sebagai John Phillip Lindh di Washington, D.C dalam bulan Febriuari 1981, anak kedua dari tiga bersaudara dari seorang Pengacara, Frank Lind, dan memeluk agama Islam dalam usia 16 tahun. Keluarga Lind pindah dari Washington, D.C. ke California Utara dalam tahun 1991.

Untuk menghemat tempat, maka selanjutnya hanya dituliskan terjemahannya saja. Abdul Hamid terlahir sebagai John Phillip Lindh di Washington, D.C dalam bulan Febriuari 1981, anak kedua dari tiga bersaudara dari seorang Pengacara, Frank Lind, dan memeluk agama Islam dalam usia 16 tahun. Keluarga Lind pindah dari Washington, D.C. ke California Utara dalam tahun 1991. Orang tua Abdul Hamid sangat terperanjat dan tidak ingin percaya mendengar berita anaknya yang hilang di Pakistan tujuh bulan berselang, yang ternyata tertawan sebagai pasukan Thaliban yang bertempur dalam benteng Kala Janghi. Abdul Hamid adalah satu-satunya orang warga-negara AS yang berjihad di pihak Thaliban. Ia dibawa oleh U.S. Special Forces ke hospital dekat Mazar-e-Sharif.

Pada mulanya Abdul Hamid datang di Kabul, akan tetapi karena ia tidak mengerti bahasa lokal ia ditempatkan bersama para Mujahidin asal Pakistan bersama menjalani "combat training" dilatih di sebuah kamp latihan di Afghanistan Utara, kemudian dikerahkan berjihad di Kunduz. (Yang ingin membaca cerita lengkapnya silakan lihat di MSN

***
Perang AS-Inggris terhadap "terorisme" menjalar ke dunia maya. Kalau kita surf di internet maka susah untuk mendapatkan berita yang valid mengenai Thaliban. Perang di Afghanistan terdiri dari empat bagian. Tiga bagian adalah propaganda dan hanya satu bagian adalah perang yang sesungguhnya. Propaganda termaksud adalah kebohongan yang disebarkan media internasional tentang perang Afghanistan. Itu bertujuan untuk menurunkan rasa simpati terhadap Mujahidin. Sejumlah situs Islam disegel secara sepihak oleh pengelola server. Di antara situs-situs yang ditutup secara sepihak itu adalah azzam.com, qoqaz.com dan stcom.net. Situs azzam.com ditutup oleh Swift Internet yang terletak di Inggris. Sedangkan situs qoqaz.net ditutup oleh OLM Corp yang berlokasi di AS. Bahkan Chaos Computer Club yang berlokasi di Eropa sebuah lembaga NGO yang mengajak sikap toleransi antar agama, juga menyuarakan perang terhadap situs resmi Thaliban, seperti afghan-ie.com dan taleban.com yang dipancarkan dari Pakistan.

Propaganda yang anti-Thaliban menyebutkan kejatuhan Kunduz setelah terjadinya penyerahan diri semua Mujahidin, baik Afghan maupun asing, kepada Aliansi Utara. Menurut azzam.com, yang menyebut dirinya sebagai "The latest, authentic news from the Jihad in Afghanistan", kenyataan sebenarnya adalah, Mujahidin yang sebelumnya bertahan di Kunduz mundur dari Kunduz, untuk seterusnya bergerak ke Selatan Afghanistan.

Pejuang Thaliban di Kunduz membentuk dua kelompok. Kelompok pertama sebagai pelindung bagi Mujahidin yang mengundurkan diri dari Kunduz. Kelompok pertama ini berjumlah sekitar 600 orang yang terdiri dari 210 Pakistan, 90 Uzbek, 13 Arab, 1 Amerika dan sisanya Afghan. Mereka melakukan gerakan ke arah Khanabad dan bertempur selama dua hari untuk memberikan kesempatan kelompok kedua keluar dari Kunduz, yang terdiri dari 1640 mujahidin yang di antaranya 400 pejuang Thaliban dari luar seperti Pakistan, Uzbek, Arab dan juga dari Afghan. Mereka menempuh jalur pegunungan yang sudah dirintis sebelumnya, karena sebenarnya Kunduz tidak terkepung secara penuh sebagaimana diberitakan. Aliansi Utara hanya menguasai jalur-jalur utama untuk masuk dan keluar Kunduz.

Akhirnya kelompok pertama tersebut yang terus bertempur, karena kehabisan amunisi mengambil taktik menyerah untuk bertempur sampai titik darah penghabisan jika situasinya tepat. Kelompok pertama ini kemudian dipindahkan ke Janghi Castle di Mazar-i-Sharif. Dalam tahanan itu mereka berhasil merampas senjata dan membunuh lebih dari 140 pasukan Aliansi Utara, termasuk 5 orang jenderal. Mereka juga berhasil menewaskan 35 orang tentara Amerika dan Inggris, termasuk satu orang anggota CIA. Peristiwa ini yang akhirnya mendorong Amerika dan sekutu melakukan pemboman tanpa pandang bulu yang menghancurkan bangunan berikut tewasnya sekitar 30 tentara Dustum. Menurut Azzam.com, setelah pemboman masih tersisa 60 orang Mujahidin yang terus mengobarkan perlawanan. Di antara Mujahidin yang bergelimpangan syahid dan luka terdapatlah John Walker Abdul Hamid, the White American Thaliban dalam keadaan luka parah.

***
Apakah John Walker Abdul Hamid seorang terrorist? Ataukah ia seorang Mujahid? Menurut fundamentalis terrorist Bush-Blair, yes indeed he is a terrorist. Akan tetapi dalam visi Muslim yang "berideologi" Syari'at Islam J.W, Abdul Hamid adalah Mujahid. Abdul Hamid telah meleburkan dirinya dalam apa yang ia yakinkan sebagai sistem "true Islamic state", sehingga betul-betul telah diresapkannya dalam hati sanubarinya akan makna Firman Allah: ADZN LLDZYN YQATLWN BANHM ZHLMWA WAN ALLH 'ALY NSHRHM LQDYR. ALDZYN AKHRJWA MN DYARHM BGHYR HQ ALA AN YQWLWA RBNA ALLH (S. ALHJ, 39-40), dibaca: Udzina lilladzi-na yuqa-talu-na biannahum zhulimu- wainnaLla-ha 'ala- nashrihim laqadi-r. Alladzi-na ukhriju- min diya-rihim bighayri haqqin illa- ayyaqu-lu- rabbunaLla-hu (s. alhjj), artinya: Diizinkan berperang karena mereka dizalimi. Yaitu orang-orang yang diusir dari tempatnya bermukim dengan tidak benar hanya karena mereka berkata Maha Pemelihara kami adalah Allah (22 : 39-40). WaLlahu a'lamu bi shshawab.

*** Makassar, 9 Desember 2001