10 Agustus 2003

587. Ismail AS atau Ishaq AS?

Ini saya dapat E-mail dari Malaysia, demikian bunyinya: "Menurut pandangan Kristian, Ishak as adalah putera yang pertama, dan beliaulah yang akan dikorbankan oleh Nabi Ibrahim as dengan dibakar."

Memanglah benar, menurut The Old Testament (jadi juga menurut pandangan Kristen) Ishaq yang akan dikorbankan. Akan tetapi juga menurut The Old Testament (jadi juga menurut pandangan Kristen) Isma'il lebih tua 14 tahun dari Ishaq. (Baik Ismail maupun Ishaq belum diberi gelar AS karena keduanya waktu itu belum menjadi Nabi). Jadi Ishaq bukanlah putera yang pertama, melainkan Isma'illah putera yang pertama, seperti yang akan dibahas di bawah ini:

Salah satu dari rukun iman yang enam, yaitu beriman kepada:
-- WMA ANZL MN QBLK (S. ALBQRt, 2:4), dibaca: wa ma- unzila min qablika (s. al baqarah), artinya: (beriman) kepada apa (Kitab-kitab) yang diturunkan sebelum engkau (hai Muhammad). Salah satu Kitab yang harus diimani ialah Kitab Taurat, Lima Kitab, bagian dari The Old Testament, yang diturunkan Allah melalui wahyu kepada Nabi Musa AS. Namun perlu dicamkan bahwa yang asli sekarang sudah tidak ada lagi, karena Kitab Taurat baru dituliskan setelah Nabi Musa AS sudah wafat. Ini dapat dilihat dalam kalimat berikut: And he buried him in a valley in the land of Moab, over against Beth-peor; but no men knoweth of his sepulchre unto this day. And Moses was an hundred and twenty years old when he died [Deuteronomy 34:6-7], artinya: Dan dikuburkanlah ia dalam suatu lembah di tanah Moab bertentangan dengan Beth-Peor; tetapi tak seorangpun tahu kuburnya hingga hari ini. Dan Musa berumur seratus dua puluh tahun tatkala wafat. Dari kata-kata dikuburkanlah ia, hingga hari ini, tatkala wafat, menunjukkan bahwa Taurat dituliskan oleh para "sect of writers" setelah wafatnya Nabi Musa AS, jadi seperti menuliskan Hadits RasuluLlah SAW. Bedanya ialah dalam hal Hadits jelas orangnya terutama wataknya dari orang yang pertama yang mendengar dan melihat langsung ucapan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW dan secara sinambung diteruskan kepada orang kedua, ketiga dan seterusnya hingga sampai kepada perawi Hadits yang menuliskannya. Sedangkan pada penulisan Taurat tidak jelas siapa para sect of writers setelah Nabi Musa AS wafat. Juga tidak jelas jangka waktu antara wafatnya Nabi Musa AS dengan yang dimaksud oleh penulis Taurat dengan ungkapan kata: hingga hari ini, yakni hari mulai kalimat-kalimat [Deuteronomy 34:6-7] itu dituliskan.

Dalam kalangan Baniy Israil ada kelompok yang disebut sect of writers, sekte penulis yang bertugas untuk menuliskan hukum-hukum Musa AS dan hikayat-hikayat bagi yang memerlukannya. Mereka para penulis itu terkadang dipanggil dengan nama Pendeta, terkadang dengan Tuan, terkadang dengan Rabbi. Mereka ini menjadi pendukung dari pemerintah asing dari bangsa-bangsa Parsi, Romawi dan Yunani. Mereka inilah yang bertanggung jawab dalam penulisan yang menyisipkan unsur Israiliyat ke dalam Taurat. Israil adalah nama lain dari Nabi Ya'qub AS, anak dari Nabi Ishaq AS, anak dari Nabi Ibrahim AS. Baniy Israil adalah puak etnis keturunan Israil. Israiliyat adalah cerita-cerita produk budaya dari kalangan puak etnis ini, karangan, ataupun imajinasi. Sebuah contoh Israiliyat, yaitu perkara incest: Thus both the daughters of Lot was with child by their father [Genesis 19:31], artinya: Lalu kedua anak perempuan Luth itu memperoleh anak dari ayah mereka. Ini termasuk Israiliyat jenis imajinasi dari salah seorang sect of writers.

Walaupun yang otentik dari Nabi Musa AS tidak ada lagi, karena dituliskan setelah Nabi Musa AS wafat seperti dikemukakan di atas, ada yang dapat dikaji bahwa itu adalah sisipan, seperti contoh yang akan dikemukakan berikut ini: And he said, Take now thy son, thine only son Isaac, whom thou lovest and get thee into the land of Moriah; and offer him there [Genesis 22:2], artinya: Dan Dia berfirman, ambillah sekarang puteramu, putera milikmu satu-satunya Ishaq yang kau kasihi, dan bawalah ke tanah Moria; dan korbankanlah ia di sana.

Kata yang disisipkan dalam [Genesis 22:2] adalah Isaac. Hal penyisipan kata Isaac ini dapat ditunjukkan oleh kedua ayat yang berikut: And Abram was fourscore and six years old, when Hagar bare Ishmael to Abram [Genesis 16:16], artinya: Ibrahim berumur delapan puluh enam tahun tatkala Hajar memperanakkan Ismail bagi Ibrahim. And Abraham was an hundred years old, when his son Isaac was born unto him [Genesis 21:5], artinya: Dan Ibrahim berumur seratus tahun tatkala Ishaq dilahirkan untuknya. Kedua ayat [Genesis 16:16 dan [Genesis 21:5] itu menunjukkan bahwa Ismail lebih tua dari Ishaq, yaitu 100 - 86 = 14 tahun. Ini adalah data numerik jadi dapat dipercaya.

Jadi putera satu-satunya yang akan dikurbankan mestilah Ismail(*) yaitu sebelum Ishaq lahir. Sebab kalau Ishaq sudah lahir, lalu Ishaq yang akan dikurbankan, Ishaq bukanlah anak satu-satunya, sebab ada kakaknya yaitu Isma'il. Demikianlah, sebelum penyisipan Ishaq, semestinya ayat itu tanpa Ishaq, jadi hanya berbunyi: thine only son, putera milikmu satu-satunya. Secara logika kalau itu anak yang satu-satunya, maka tak perlu disebutkan namanya. Yaitu seperti dapat dilihat dalam ayat 12: ... for now I know that you fear God, seeing you have not withheld your son, your only son, from me (Genesis 22:12). "Your only son", jadi tidak perlu disebutkan namanya. Latar belakang penyisipan Ishaq itu adalah sifat rasialis dari kelompok sect of writers yang menganggap Ismail tidak layak mendapat predikat anak sulung, karena ibunya yaitu Hajar adalah budak dari Mesir.(**) WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 10 Agustus 2003
---------------------------------
(*)
Bukti yang sangat telak bahwa bukan Ishaq melainkan Ismail yang akan dikurbankan, yaitu tidak ada dalam kalangan Bani Israil peristiwa kurban itu dijadikan upacara keagamaan yang diritualkan, sedangkan dalam kalangan Islam peristiwa kurban itu diritualkan di mana inti Ibadah Haji adalah napak tilas dari prosesi Ismail yang akan dikurbankan. Shalat Hari Raya 'Iyd Al-Qurban dan menyembelih hewan kurban sebagai pengganti Ismail tidak hanya dilakukan oleh mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji, melainkan itu dilakukan pula oleh ummar Islam seluruh dunia.

(**)
KJVR-Gen 16:3 And Sarai Abram's wife took Hagar her maid the Egyptian, after Abram had dwelt ten years in the land of Canaan, and gave her to her husband Abram to be his wife.
(terjemahan LAI: Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, --yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan--,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya).
Ini antara lain salah satu di antara sisa-sisa Biblos yang masih asli yaitu Hajar adalah isteri Ibrahim. Yang termasuk Israiliyat adalah her maid the Egyptian, maksudnya Hajar adalah orang Mesir pelayan Sarah. Ini Israiliyat yang berbau rasialis. Karena Hajar adalah bukan Bani Israil maka derajatnya direndahkan menjadi sekadar pelayan. Padahal Ibrahim telah dikawinkan dengan Hajar puteri Raja Mesir Salitis dari Hyksos Dynasty.

The Hyksos (The Shepherd Kings) 1730 - 1580 invaded Egypt, and conquered the Pharao Dynasty.
15th Dynasty
Salitis
Bnon
Apachnan (Khian)
Khamudi

Sekitar tepi danau Manzala terdapat reruntuhan kota Tanis. Kota ini pernah menjadi kota pelabuhan yang makmur. Tidak jauh dari daerah ini terletak situs Avaris, markas angkatan perang yang dibangun oleh Hyksos, Raja Gembala atau Raja Tanah Atas. Dinasti Raja-Raja Hyksos, sebagai dinasti XV dan XVI mendapatkan legitimasi dalam Dokumen Hieroglyph yang tertera dalam Daftar Penguasa Mesir di Turin. Disebutkannya pernah penguasa Mesir Kuno tidak bergelar Fir'aun (Per-Ah, Phar-Aoh) melainkan Raja dalam Dokumen Hieroglyph di situs Turin itu menunjukkan mu'jizat Al Quran, oleh karena hieroglyph baru dapat dibaca dalam tahun 1824 atas jasa Jean Francois Champollion (1780 - 1832). Dinasti Hyksos dari kaum Al'Ibriyah Al Qadimah menerima kedatangan kepala kaum Al 'Ibriyah Al Jadidah, yaitu Nabi Ibrahim AS yang datang ke Mesir. Nabi Ibrahim AS diperlakukan baik sebagai tamu oleh Salitis, bahkan mengawinkan Nabi Ibrahim AS dengan puterinya Salitis yaitu Hajar.