14 Maret 2010

914 Allah Yang Mutakallim

Alhamdu liLlah, demo HMI Senin 8 Maret 2010 secara besar-besaran telah berhasil dilakukan dengan aman. Pelajaran yang baik bagi para petinggi Polri untuk tidak melepas anggota Densus 88 mengawal demo. Arus lalu-lintaspun hanya tersendat di titik Mapolwiltabes. Masyarakatpun kiranya maklum, tidak ada demo yang dapat meminimalkan nol persen tersendatnya lalu-lintas.
***
Seri 914 ini adalah kelanjutan dari catatan kaki Seri 911 seperti berikut:
Qadianisme, agama Ahmadiyah Qadiyan masih mengaku Islam (sic), padahal punya nabi lagi yaitu MGH setelah Nabi Muhammad SAW. Alasan mereka yaitu Allah itu Maha Berkata-kata (Mutakallim), jadi masih terus-menerus menurunkan wahyu / berkata-kata kepada manusia.
Qadianisme sangat naif dengan pendapatnya itu, karena Allah walaupun tidak lagi menurunkan wahyu / berkata-kata kepada manusia setelah Nabi Muhammad SAW,(*) masih banyak makhluk Allah yang lain seperti malaikat. Manusia bukanlah satu-satunya makhluk cerdas di jagad raya ini. Firman Allah:
-- LH ASLM MN FY ALSMWT WALARDh (S. AL'AMRAN, 3:83), dibaca: lahu- aslama man fis sama-wa-ti wal ardh, artinya:
-- kepadaNyalah menyerahkan diri sesiapa yang di langit dan di bumi.
Dalam ayat (3:83) terdapat kata MN (man=sesiapa) menunjukkan makhluk cerdas, yang beda dengan kata MA (ma=apa) untuk makhluk / benda yang tidak cerdas.
Bahkan Allah membimbing lebah dengan wahyu:
-- WAWhY RBK ALY ALNhL AN ATKhDzY MN ALJBAL BYWTA WMN ALSyJR WMMA Y'ARSyWN (S. ALNhL, 16:68), dibaca: wa awha- rabbuka ilan nahli anit takhidzi- minal jiba-li buyu-tan wa minasy syajari wa mimma ya'risyu-n, artinya:
-- Dan Maha Pengaturmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang mereka buat,"
Pada umumnya jembatan dibangun dimulai dari satu sisi sungai saja. Sangat jarang membuat jembatan seperti Golden Gate Bridge yang dimulai dari kedua sisi karena itu sangat sulit. Melenceng sedikit saja, niscaya tidak akan bertemu tepat di tengah-tengah. Lebah menggunakan cara yang sangat mentakjubkan ketika membangun sarang. Mereka memulai membangun sel-sel tempat penyimpanan madu dari sudut-sudut yang berbeda, seterusnya hingga pada akhirnya mereka bertemu di tengah-tengah. Setelah pekerjaan usai, tidak nampak adanya ketidak-serasian ataupun tambal sulam pada sel-sel tersebut. Manusia tak mampu membuat perancangan yang sempurna ini, karena membutuhkan perhitungan geometris yang rumit. Proses pembangunan Golden Gate Bridge yang hanya dua dimensi saja tidak ada apa-apanya, jika dibandingkan dengan lebah yang melakukannya dengan sangat mudah, yang dimulaibya dari beberapa titik sudut yang berbeda dalam tiga dimensi pula di mana sel-selnya berbentuk heksagonal. Selain itu, setelah lebah pemadu menemukan bunga ia mampu terbang lurus ke sarangnya. Kedua fenomena ini membuktikan bahwa lebah diberi petunjuk Allah melalui wahyu. Jadi Allah Yang Mutakallim senantiasa berkata-kata, tidak pernah berhenti.
Di samping Allah yang Mutakallim yang dijadikan pembenaran oleh Qadianisme tentang adanya nabi setelah Nabi Muhammad SAW, saya dapatkan pula pembenaran dalam "Tafsir" Bashiruddin Mahmud Ahmad ("Khalifah"(**) ke-3 Qadianisme), yang kitabnya itu ada dalam perpustakaan pribadi saya.
-- WALDzYN YUaWMNWN BMA ANZL ALYK WMA ANZL MN QBLK WBALAKhRt HM YWQNWN (S. ALBQRt, 2:4), dibaca: walladzi-na yu'minu-na bima- unzila ilaika wama- unzila min qablika wabil a-khirati hum yu-qinu-n, artinya:
-- Dan orang-orang yang beriman kepada (Kitab) yang diturunkan kepada engkau (hai Muhammad) dan (Kitab-Kitab) yang diturunkan sebelum engkau dan dengan (hari) akhirat mereka itu yakin.
Dalam "Tafsir" Bashiruddin Mahmud Ahmad (BMA) potongan ayat wabil a-khirati hum yu-qinu-n diterjemahkan:
-- and they have firm faith in what is yet to come (dan mereka yang teguh keyakinannya tentang apa yang akan datang). Ini ditafsirkannya sebagai "the message or revelation which is to follow" (risalah atau wahyu yang akan menyusul). Jadi jelas, Qadiyanisme memperalat ayat [2:4] sebagai pembenaran akan turunnya wahyu ataupun datangnya nabi membawa risalah setelah Nabi Muhammad SAW.
Padahal kata ALAKhRt lawannya ALAWL, sedangkan kata ALAWL ini tidak didapatkan dalam ayat [2:4], melainkan QBL (qabla), yaitu dalam potongan ayat ANZL MN QBLK (diturunkan sebelum engkau). Adapun lawan kata QBL adalah B'AD (ba'da) = sesudah. Tidak ada kata B'AD dalam potongan ayat WBALAKhRt HM YWQNWN. Dengan demikian pemaknaan ALAKhRt = risalah atau wahyu yang akan menyusul oleh Qadiyanisme sangatlah diakal-akali, amat dipaksakan.
BMA menyepelekan bahasa Al Quran. Dalam do'a "sejagat" yang diajarkan Allah kepada kita semua hambaNya: rabbana- a-tina- fid dunya- hasanataw wa fil a-khitari hasanatan, menunjukkan bahwa akhirat adalah lawannya dunia. Di mana ada termaktub kata dunya- dalam ayat-ayat sebelum "wabil a-khirati hum yuwqinuwn? Tidak ada. Yang ada termaktub adalah kata ming qablika. Seperti disebutkan di atas lawan QBL adalah B'AD. Jadi kalau yang dimaksudkan: the message or revelation which is to follow, maka redaksinya bukanlah "wabil a-khirati hum yuwqinuwn", melainkan "wa ma- unzila min ba'dika". (QBL dan B'AD kalau didahului min, dibaca ming qablu, mim ba'du. Jika diikuti dhamir dibaca min qablika, ming qablihi, mim ba'dika, mim ba'dihi). WaLlahu a'lamu bisshawab.
---------------------
(*)
Nabi Muhammad SAW adalah Khaatamun Nabiyyin, Penutup Nabi-Nabi (33:40), jadi sesudah beliau wahyu tidak turun lagi kepada manusia, berhubung Allah hanya menurunkan wahyu dan Kitab kepada para Nabi (2:213). Ada pengecualian, yaitu Allah menurunkan wahyu kepada Ibu Musa, namun beliau bukan Nabi karena kepadanya tidak diberikan Kitab.
(**)
Ditaruh di antara dua tanda kutip, berhubung itu bukan khalifah sungguhan, karena khalifah sungguhan itu punya daerah kedaulatan. Seperti diketahui "khalifah" Qadianisme TIDAK punya daerah kedaulatan sendiri, melainkan cuma berlindung di bawah daulah United Kingdom.

*** Makassar, 14 Maret 2010