2 Januari 2011

955 Akhirat dan Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru

Maaf Prof Ahmad Ali, saya kutip sebagian isi Kolomnya yang bertanggal 15 Desember 2010:
 
Kepastian akan adanya Akhirat, akan adanya Surga dan Neraka, memang tidak dapat dibuktikan secara empiris sekarang, karena sesuatu yang belum terjadi. Tetapi bagi orang yang menggunakan logikanya, pasti akan percaya.
 
Hitler yang telah membunuh jutaan orang, dan kemudian Hitler bunuh diri, maka selesaikah persoalannya? Alangkah tidak adilnya dan tidak logisnya kehidupan ini, jika tidak ada Hari Akhirat, tidak ada Mahkamah di mana Allah swt sendiri yang hakimnya, tidak ada Surga dan Neraka sebagai pembalasan orang yang baik dan yang jahat.
 
***
 
Firman Allah:
-- WALDzYN YUaWMNWN BMA ANZL ALYK WMA ANZL MN QBLK WBALAKhRt HM YWQNWN (S. ALBQRt, 2:4), dibaca: walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila ming qablika wabil aakhirati hum yuuqinuun, artinya:
-- Dan orang-orang yang beriman kepada (Kitab) yang diturunkan kepada engkau (hai Muhammad) dan (Kitab-Kitab) yang diturunkan sebelum engkau dan dengan (hari) akhirat mereka itu yakin.
 
Dalam kitab "Tafsir" Bashiruddin Mahmud Ahmad, anaknya Mirza Ghulam Ahmad (MGH), yang memaklumkan MGH sebagai nabi, yang kitab "Tafsir"-nya itu ada dalam perpustakaan pribadi saya, potongan ayat wabil aakhirati hum yuuqinuun diterjemahkan:
-- and they have firm faith in what is yet to come (dan mereka yang teguh keyakinannya tentang apa yang akan datang). Ini ditafsirkan spb: The word ALAKhRt means "the message or revelation which is to follow" (Kata ALAKhRt berarti risalah atau wahyu yang akan menyusul).
 
Jadi jelas,
Pertama, qadiyanisme memperalat ayat [2:4] sebagai pembenaran akan turunnya wahyu kenabian ataupun risalah setelah Nabi Muhammad RasuluLlah SAW. Sehingga merusak Rukun Islam yang pertama dengan menambah dua Kalimah Syahadat menjadi tiga dengan menambah unsur MGH, 2 + 1 = 3.
Kedua, Rukun Iman yang enam dipreteli satu (6-1=5) menjadi hanya lima, karena unsur Akhirat dikeluarkan dari Rukun Iman.
 
Alhasil,
qadiyanisme bukan Islam karena merusak Rukun Islam yang pertama dan mempreteli Rukun Iman.
 
***
 
Selanjutnya ayat-ayat Al-Quran hanya dikemukakan artinya saja untuk menghemat ruangan. Di dunia maya ramai diperdebatkan pro vs kontra ucapan Selamat Natal. Sebenarnya ucapan Selamat Natal menternakkan masalah:
Pertama, pengertian selamat dalam agama Kristen dapat disimak dari Perjanjian Baru:
-- [LAI-Rom 10:9] Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Demikianlah, mengucapkan selamat dalam kaitannya dengan ritual keagamaan Natal, yaitu kelahiran Yesus yang diimani ummat Kristan sebagai Tuhan, bagi ummat Islam itu menyangkut pokok keimanan, tidak mengindahkan ayat Al-Quran, yang artinya:
-- Bagi kamu agama kamu, dan bagiku agamaku (S. Al-Kaafiruum, 108:6)
Lagi pula kata selamat dari [SLM] tidak hanya mencakup keadaan di dunia saja, melainkan sekaligus dunia-akhirat. Saya teringat ucapan almarhum Gus Dur: "Kepada non-Muslim assalamu alaikum diganti dengan good norning."
 
Kedua, penetapan tanggal Natal, hari lahir Yesus pada 25 Desember, itu dalam paganisme seperti diketahui tanggal itu adalah hari lahirnya dewa Matahari(1).
Menurut Al-Quran Yesus tidak dilahirkan dalam musim dingin, melainkan sekitar bulan September(2) tatkala pohon kurma sedang ranum buahnya. Firman Allah yang artinya:
-- (ketika Maryam hendak bersalin) Maka sakit beranak itu memaksanya (pergi bersandar) ke pangkal sebatang pohon tamar (kurma). (lalu ia diseru oleh malaikat) Gegarlah ke arahmu batang pohon tamar itu, supaya gugur kepadamu buah tamar yang masak (S.Maryam, 19:23,25).
 
Jadi alangkah eloknya ummat Islam dalam bersosialisasi mempergunakan ungkapan bahasa Belanda. Orang Belanda groeten (tegur-sapa) dengan ucapan "zalig kerkfeest en gelukkig Nieuwe Jaar" (zalig = ni'mat, kerkfeest = pesta gereja, gelukkig = happy). Jadi dalam bhs Indonesia eloklah jika diucapkan: "silakan meni'mati pesta Natal dengan sukacita dan tahun baru yang menggembirakan."
 
Ungkapan "feest" memang lebih kena, karena tidak menyangkut dengan ayat [LAI-Rom 10:9] dalam Perjanjian Baru yang dikutip di atas. Lagipula nuansa "feest" itu  seperti dinyatakan dalam lirik lagu populer terkait kegembiraan yang sekarang ini dilantunkan di mana-mana, yaitu Lagu Jingle Bells ciptaan James Lord Pierpont (1822–1893) berasal dari Massachusetts USA dan dipulikasikan tahun 1857 dengan judul "One Horse Open Sleigh".
 
Jingle Bells
 
Dashing through the snow, in a one-horse open sleigh,
Over the fields we go, laughing all the way.
Bells on bob-tails ring, making spirits bright,
What fun it is to ride and sing a sleighing song tonight.
Chorus
[Jingle bells, jingle bells, jingle all the way!
O what fun it is to ride in a one-horse open sleigh]2x.
 
Kalau di belahan bumi utara orang bergembira di hari libur X-mas pada musim dingin dengan berselancar di atas salju berkendara slee terbuka yang ditarik seekor kuda, maka sebaliknya dalam waktu bersamaan musim panas orang bergembira di belahan bumi selatan pergi berlibur di X-mas Island(3) dengan bermalam suntuk, bersampan-sampan dengan sekoci dari kapal layar Santa. Silakan disimak liriknya:
 
Christmas Island Song
 
How'd ya like to spend Christmas on Christmas Island?
How'd ya like to spend the holiday away across the sea?
How'd ya like to spend Christmas on Christmas Island?
How'd ya like to hang a stocking on a great big coconut tree?
 
How'd ya like to stay up late, like the islanders do?
Wait for Santa to sail in with your presents in a canoe
If you ever spend Christmas on Christmas Island
You will never stray for everyday Your Christmas dreams come true.
 

***
 
Maka eloklah jika kita ucapkan kepada ummat Kristiani: "silakan meni'mati pesta Natal yang penuh sukacita dan tahun baru yang menggembirakan."  Dan itu tidaklah terkait dengan masalah yang kontroversial tersebut dalam kedua butir di atas itu. WaLlahu a'lamu bisshawab.
 
------------------
(1)
Buku: "The Plain Truth About Christmas" karangan Herbert W.Armstrong telah diterjemahkan oleh Masyhud SM dengan judul "Misteri Natal". Herbert W. Amstrong (1892-1986) sangat dihormati di kalangan pejabat, pebisnis, industriawan dan ilmuwan di seluruh dunia. Dia adalah seorang Pastur Worldwide Church of God yang berkeduduk an di Amerika Serikat. Dia juga sebagai kepala editor majalah Kristen "Plain Truth" dengan oplag sekitar 8 juta eksemplar tiap bulan.
 
Herbert W.Armstrong dalam bukunya itu antara lain menulis:
Kata Christmas (Natal) yang artinya Mass of Christ atau disingkat X-mas, diartikan sebagai hari untuk merayakan kelahiran "Yesus". Perayaan yang diselenggarakan oleh sebagian besar orang Kristen ini berasal dari ajaran Gereja Kristen Katolik Roma. Tetapi, dari manakah mereka mendapatkan ajaran itu? Sebab Natal itu bukan ajaran Bible, dan Yesus pun tidak pernah memerintah para muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk dalam ajaran Kristen Katolik Roma pada abad ke empat ini adalah berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.
 
Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya, umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut. "Perjamuan Suci" yang termaktub dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus. Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad keempat Masehi. Pada abad kelima, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari "Kelahiran Dewa Matahari".
 
Ada beberapa aliran Kristen yang tidak merayakan tradisi Natal, yaitu aliran Gereja Yesus Sejati, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Seventh Day Baptist (Gereja Baptis Hari Ketujuh), Saksi-Saksi Yehuwa, United Church of God (Perserikatan Gereja Tuhan), Messianic Judaism (Yahudi Mesianik), dan Gereja Jemaat Allah Global Indonesia (Unitarian Indonesian Church).
 
(2)
Sungguh amat mustahil jika Yesus dilahirkan pada musim dingin! (Di wilayah Yudea, setiap bulan Desember adalah musim salju dan hawanya sangat dingin) Sebab Injil Lukas 2:11 menceritakan suasana di saat kelahiran Yesus sebagai berikut: Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
 
Tidak mungkin para penggembala ternak itu berada di padang Yudea pada bulan Desember. Biasanya mereka melepas ternak ke padang dan lereng-lereng gunung. Paling lambat tanggal 15 Oktober, ternak tersebut sudah dimasukkan ke kandangnya untuk menghindari hujan dan hawa dingin yang menggigil. Bibel sendiri dalam Perjanjian Lama, Ezra 10:9, 13 menjelaskan bahwa bila musim dingin tiba, tidak mungkin pada gembala dan ternaknya berada di padang terbuka di malam hari.
 
Selama domba-domba berada di luar, para penggembala mengawasinya siang dan malam. Bila hujan pertama mulai turun antara bulan Oktober dan November, ternak-ternak itu mulai dimasukkan ke kandangnya. Karena para penggembala belum membawa pulang domba-dombanya pada waktu Yesus dilahirkan, berarti bulan Oktober belum tiba. Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, ketika tidak ada domba-domba berkeliaran di padang terbuka di malam hari. Juga tidak mungkin dia lahir setelah bulan September, karena di bulan kelahiran Yesus ini dombadomba masih dilepas di luar yaitu masih berada di padang waktu malam.
 
(3)
Christmas Island located in the Indian Ocean, 2,600 kilometres (1,600 mi) northwest of the Western Australian city of Perth, 360 km (220 mi) south of the Indonesian capital, Jakarta.he .
 
*** Makassar, 2 Januari 2011