3 April 2011

968 Kesaksian dan Terjemahan

Hakim menanyakan kepada dr Jose Rizal dari Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) apakah dirinya tahu tentang peristiwa pelatihan di Aceh, dijawab dr Jose, dirinya mengetahui bahwa pelatihan di Aceh tersebut untuk mengirim mujahidin ke Gaza pada saat Palestina dibombardir oleh Israel. Dokter Jose juga menceritakan sedikit tentang kondisi di Gaza yang pasti akan membuat marah kaum Muslimin dimanapun berada. Itu yang dikemukakan oleh dr Jose Rizal sebagai saksi di persidangan terdakwa Abdullah Sunata pada 16/03/2011. MER-C adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang kegawat-daruratan medis yang berpengalaman beroperasi di daerah konflik ataupun daerah perang.
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/03/17/13807/dr-jose-rizal-abdullah-sunata-mujahid/
 
Kalau kesaksian dr Jose Rizal itu benar, maka sesungguhnya mereka yang datang berlatih di Aceh itu pada mulanya adalah akibat dari zionist yang membantai dan meluluh-lantakkan Gaza. Barulah kemudian diterpaksakan (saya pinjam ungkapan kata dari Prof Ahmad Ali) beralih menjadi "terrorist", seperti halnya dengan Front Islamique du Salut (FIS) di Aljazair.
http://waii-hmna.blogspot.com/1997/12/303-ktt-oki-mengutuk-terrorisme-dan.html 
 

***
 
Pertanyaan:
Departemen agama menterjemahkan S. Al-Muddatstsir ayat 30: Dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga). Sedangkan terjemahan Ustadz dalam Seri 960 tidak ada itu Malaikat penjaga?
 
Salamakki
Bulaenna Parangia
 
***

'ALYHA TS'At 'ASyR (74:30), dibaca: 'alaihaa tis'ata 'asyara, artinya: Padanya sembilan belas.
Tidak ada disebutkan Malaikat Penjaga, makanya diletakkan dalam tanda kurung.
 
Berikut saya ambil dari Lampiran I yang dipadatkan dari Metode Pendekatan Satu Kutub dalam Mengkaji Ayat Qawliyah dan Kawniyah (Pidato Ilmiyah yang disajikan dalam rangka Peringatan Milad / Dies Natalis UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA yang ke 41 [1954 - 1995] oleh H.Muh.Nur Abdurrahman.
 
Abu Jahl mendapat kabar bahwa Al-Walid ibn Al-Mughirah mulai terpengaruh pada da'wah Nabi Muhammad SAW. Segera ia menemui Al-Walid. Lalu ia menghasut: "Kaummu tidak akan senang, kalau engkau tidak membuat satu kata ejekan tentang Muhammad itu." "Kalau begitu biarlah aku pikirkan sebentar," jawab Al- Walid. Kemudian ia berkata: "Yang dikatakan Muhammad itu tak lain dari sihir yang diterimanya dari orang lain. Itu tidak lain hanya ucapan manusia belaka." Tak lama kemudian, Allah menurunkan paket ayat 11 s/d 30 S. Al-Muddatstsir."
 
Dari Asbabun Nuzul tersebut dapatlah kita simpulkan bahwa kalimat topik dalam paket ayat (11 s/d 30) S. Al-Muddatstsir adalah ayat 24 dan 25. Lalu dia  berkata: Ini tidak lain dari sihir yang dipelajari. Ini tidak lain dari perkataan basyar. Kata basyar ini tidak diterjemahkan, sebab kita akan mengungkapkan ma'nanya dengan cara mempergunakan Al-Quran sebagai kamus (prinsip ayat menjelaskan ayat).
 
Ada 37 ayat yang mengandung kata basyar, maka menurut pengertian yang diberikan oleh Al Quran sendiri yang digunakan sebagai kamus, kata basyar berarti makhluk manusia yang berdarah daging yang makan dan minum, berkembang biak, mempunyai keturunan dan berkeluarga yang masih hidup di atas muka bumi ini.
 
Mari kita fokus pada S. Al-Muddatstsir ayat 24 s/d 30:
24. Lalu dia berkata: Ini tidak lain dari sihir yang dipelajari. 
25. Ini tidak lain dari perkataan basyar.
26. Aku akan memasukkannya ke dalam Saqar.
27. Tahukah kamu apakah Saqar itu. 
28. Tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. 
29. Sengatan bagi basyar. 
30. Padanya sembilan belas.
 
Sebagaimana yang ditafsirkan orang pada umumnya, yang dimaksud dengan sembilan belas dalam ayat 30 adalah jumlah malaikat penjaga neraka Saqar, yaitu dengan menunjuk kepada ayat 31, yang artinya: Kami tidak adakan penjaga neraka itu melainkan malaikat-malaikat.
 
Coba perhatikan: Hanya orang mati saja yang akan dimasukkan Allah ke dalam neraka Saqar, sedangkan makna basyar adalah manusia yang masih hidup, Jadi basyar tidak mungkin disengat oleh neraka Saqar. 
 
Maka timbul pertanyaan: sengatan bagi basyar itu berupa apa? Perhatikanlah Firman Allah yang artinya: Sesungguhnya telah Kami turunkan Al- Dzikr (Al-Quran) dan seungguhnya Kami memeliharanya (S. Al-HiJr, 15:9). Cara Allah memelihara Al-Quran salah satunya ialah: Padanya sembilan belas. Allah SWT memberikan kepada kita alat kontrol berupa sistem keterkaitan matematis angka 19. Yang dikontrol adalah jumlah bilangan dalam Surah, ayat, bahkan huruf. Jadi sengatan bagi basyar bermakna siapa saja basyar yang mencoba untuk mengatakan bahwa Al-Quran itu karangan manusia seperti ucapan Al-Walid yang menjadi topik paket ayat (11-30), yaitu ayat (24,25), maka kepadanya diberi sengatan dengan "sistem-kontrol angka 19".
 
Ada 5 keberatan kita tentang penafsiran 19 jumlah Malaikat penjaga neraka:
 
Pertama, ayat (11 s/d 30) merupakan satu paket, artinya antara ayat 30 dengan ayat 31 diturunkan dalam waktu yang berbeda, karena diantarai oleh turunnya ayat-ayat yang lain.
 
Kedua, neraka dalam ayat 31 menunjuk kepada neraka pada umumnya, sedangkan ayat 26 hanya mengenai neraka yang khusus yaitu Saqar.
 
Ketiga, angka 19 tidak menunjuk substansi tertentu, 19 adalah murni bilangan, jadi terbuka untuk menunjuk substansi apa saja.
 
Keempat, karena basyar adalah manusia yang masih hidup, maka basyar tidak disengat oleh neraka Saqar, sehingga ayat 29 dan 30 tidak terkait dengan rentetan ayat 26, 27 dan 28.
 
Kelima, jika ayat padanya sembilan belas, menunjuk pada Malaikat penjaga neraka Saqar, maka tuduhan Al-Walid tidaklah terjawab sama sekali.
 
Kesimpulannya, dhamir (kata ganti) perempuan haa = nya dalam ayat "padanya sembilan belas", menunjuk pada kalimat topik yaitu ayat, kalimat, kata dan huruf dalam Al-Quran sebagai jawaban atas tuduhan Al-Walid.
 
WaLlahu a'lamu bisshawab
 
*** Makassar, 3 April 2011