1 Mei 2011

972 Organisasi NII Kontemporer

Pada Rabu malam/malam Kamis, 20 April 2011 TV-One menayangkan talkshow tentang Negara Islam Indonesia (NII). Mendengar penuturan narasumber (sayang saya tidak sempat catat namanya) yang katanya sekitar setahun mencemplungkan dirinya dalam NII, maka kita akan terkicuh, termasuk pula KH Ahmad Hasyim Muzadi yang peserta talkshow itu rupanya terkicuh juga.
 
Firman Allah:
-- YAYHA ALDzYN AMNWA AN JAaKM FASQ BNBA FTBYNWA AN TShYBWA QWMA BJHLt  FTShBhWA 'ALY MA F'ALTM NADMYN (S. ALhJRAT, 49:6), dibaca: yaa.ayyuhal ladziina aamanuu in jaa.akum faasiqum binabain fatabayyanuu an tushiibu qawman bijahaalatin fatushbihuu 'alaa maa fa'altum naadimiin, artinya:
-- Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan  annaba', maka lakukanlah tabayyun, jangan sampai kamu tanpa pengetahuan menimpakan musibah kepada suatu kaum, lalu kamu menyesal atas perbuatanmu.
 
Tabayyun adalah bahasa Al Quran yang dibentuk oleh akar kata yang terdiri dari 3 huruf:[BA-YA-NUN = jelas]. Tabayyun bermakna mengusut, mencari kejelasan tentang suatu annaba'. Dalam bahasa komunikasi politik kontemporer annaba' disebut "bisikan-provokasi" dan tabayyun disebut "klarifikasi".
 
Maka perlu dilakukan tabayyun atas annaba' yang diutarakan oleh narasumber dalam talkshow tsb, yang reputasinya tidak dikenal, karena baru sekali itu muncul. Annaba' tsb dilakukan tabayyun terhadap Mustofa B Nahrawardaya yang reputasinya cukup dikenal sebagai Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), sekaligus pengurus Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah yang juga staf Ahli DPR RI.
 
Sesunguhnya NII itu ada dua jenis, NII asli dan NII kontemporer hasil kloning NII asli. Dicuplik dari tulisan Mustofa B Nahrawardaya, maka simaklah yang berikut ini:
 
Semenjak pergantian imam dari Kartosoewirjo kepada para penggantinya sebelum terbentuk Komandemen Wilayah IX (atau lebih dikenal NII KW9), NII sudah tidak lagi murni. Gerakan pembentukan negara di bawah bendera agama Islam itu, sudah disusupi (diinfiltrasi) oleh intelijen. Alhasil, NII bentukan intelijen ini sungguh jauh benar karakternya dengan NII yang semula dirintis Kartosoewirjo, Daud Beureuh, hingga era Seno/Basyra yang tertangkap aparat sebelum awal tahun 80-an.
 
NII hasil kloning bentukan intelijen itu, sengaja dipelihara untuk pembantaian terhadap citra NII yang asli, dan itu sarat dengan kepentingan politis. Masyarakat pun dibuat jengkel dan marah terhadap NII, karena mengkampanyekan karakter NII yang suka mencuri, membaiat dengan cara khusus, mengkafirkan orang, pengumpulan dana secara massal, atau perekrutan menggunakan model indoktrinasi. Padahal NII rintisan Kartosoewirjo tidak mengajarkan seperti itu.
 
Korban-korban rekrutan NII mengesankan masih eksisnya NII. Padahal, kepolisian sudah menerima banyak laporan korban perekrutan NII, namun terbukti sampai sekarang polisi juga belum bisa menemukan dan menangkap gembongnya. Patut diduga, aparat sengaja memelihara isu NII untuk digunakan sebagai wahana penutup terhadap kasus lain yang menjadi sorotan masyarakat. Apabila memang serius menghentikan praktek makar NII, pemerintah pasti sudah melibasnya. Termasuk Kapolda Metro Jaya, apabila memang sudah lama mengendus keberadaan NII, segera saja tangkap dan adili dengan fair. 
 
Kesimpulannya, NII yang ada saat ini tidak lain tidak bukan adalah NII kloningan bentukan intelijen. Masyarakat awam yang menjadi korban perekrutan akan mengira ini adalah ulah NII. Padahal bukan.
 
"Maka dari itu, seandainya ada anggota keluarga yang konon menjadi korban perekrutan NII dengan ciri-ciri linglung, atau bicaranya ngelantur soal pria berjenggot, soal pengajian, soal ustadz, soal jamaah, soal NII,....eits, jangan langsung menuduh itu kerjaan NII. Kasihan NII aslinya. Sudah tidak ada, masih juga difitnah. Kasihan kan?" tutup Mustofa B Nahrawardaya
http://www.detiknews.com/read/2011/04/14/164023/1617694/10/organisasi-nii-sudah-wassalam-nii-kw1-sengaja-dibuat-intelijen?991101mainnews
 
Azyumardi Azra dalam talkshow di TV-One pada malam Senin 24 April 2011 memperkirakan dana yang dikumpulkan itu ada benang merahnya dengan pembangunan Pesantren Al-Zaitun. Konstatering Azyumardi Azra tsb nampaknya tidak meleset, karena dikuatkan dengan praktek pemerasan atau eksploitasi dana ummat dengan mengatasnamakan gerakan NII yang bermuara ke Al-Zaytun pimpinan Abu Toto Alias Panji Gumilang yang notabene adalah pemain tingkat tinggi yang bermain dengan pihak aparat. Ini menurut penuturan Umar Abduh pada acara bedah buku di Pemda Indramayu hari Selasa tanggal 2 Okt 2001. Lagi pula ada kecocokan informasi dari yang pernah terseret dalam NII Kontemporer, yaitu peserta talkshow remaja puteri (lagi-lagi saya tidak catat namanya) malam Senin itu dengan penuturan Umar Abduh mengenai munakahat (pernikahan) dalam kelompok NII Al-Zaitun Abu Toto.
 
From: "Tawangalun" <tawangalun@yahoo.com>
To: <
sabili@yahoogroups.com>
Sent: Sunday, April 24, 2011 4:57 AM
Subject: [Sabili] Re: inilah.com Membuka Kembali Kisah NII & Ponpes Al-Zaytun
 
Anak saya no 2 juga pernah dibujuk orang NII masuk disarangnya NII. Diindoktrinasi oleh Ketuanya (mungkin bernama Panji Gumilang). Habis itu dimintai duwit. Wah jang NII memang bangsat elek. Padahal Ketua MUI Jabar pak Athian sudah bikin laporan detail soal NII dan Zaitun.
 
***
 
NII hasil kloning ini memperkeruh suasana membentuk stigma pada gerakan untuk menegakkan Syari'at Islam seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Komite Persiapan Penegakan Syari'at Islam (KPPSI). Aktivitas HTI dalam upaya menegakkan Syari't Islam dengan mnganjurkan sistem Khilafah tidak ada yang melanggar hukum positif, sedangkan KPPSI menempuh koridor konstitusional dalam upaya menegakkan Syari'at Islam.
 
WaLlahu a'lamu bishshawab.
 
*** Makassar, 1 Mei 2011