13 November 2011

1000 Paradox Qaddhafi, Biarpun Benci Adillah dalam Menimbang

Dalam jangka beberapa bulan ini saja, sudah terhitung muncul demonstrasi besar-besaran di beberapa negara di Afrika Utara dan Kawasan Tengah. Hal yang menjadi terror bagi penguasa adalah fenomena "efek domino" tsb. (Domino-domino dari batu yang dapat ditegakkan pada sisi pendeknya dan disusun berderet-deret, apabila yang pertama rebah akan menimpa yang kedua, ketiga, dst., yang akhirnya semua deretan domino itu akan rebah). Satu demonstrasi besar yang dilakukan di satu negara mempengaruhi gerakan massa di negara lain. Persoalannya sama. Kekecewaan warga atas pemerintahan otoriter yang menjadi alasan dari berbagai demonstrasi yang bertujuan menggulingkan pemerintahan.
 
Ini mengingatkan kita pada frasa klasik Raja Louis XIV, "L'etat c'est moi" (diucapkan leta se moa, artinya negara adalah Aku), menjadi cerminan dari semangat revolusi yang terjadi. Satu sisi menampilkan rezim "tua" yang merupakan personifikasi dari Negara, dan di sisi lain terdapat demonstran yang berusaha merebut Negara tersebut ke tangan mereka.
 
Menyangkut Libya (Qaddhafi) vs NATO, kita teringat Carthago (Hannibal) vs Roma (Scipio Africanus) dan Libya (Umar Mukhtar) vs Italia (Grazziani). Qaddhafi lahir tatkala Libya masih dijajah Italia.
 
Pada 1 September 1969 sekelompok kecil perwira junior militer yang dipimpin Qaddhafi merebut kekuasaan tanpa pertumpahan darah, (a bloodless coup d'état dibaca kudeta) terhadap Raja Idris, tatkala sang raja berobat di Turki. Begitu memegang kekuasaan, Qaddhafi memerintahkan menutup pangkalan militer AS dan UK di Libya.
 
Banyak pihak yang tidak senang dan menentang kebijakan politiknya yang terlalu dekat ke Mesir, sehingga berlangsung kudeta yang gagal. Respons Qaddhafi terhadap kudeta yang gagal itu serta merta mengkriminalisasi semua pandangan politik yang menentangnya, dan hanya membagi kekuasaan dengan keluarga dan kolega dekatnya. Qaddhafi lalu membentuk Komite Revolusioner untuk mengontrol dengan ketat semua pandangan politik yang berseberangan dengannya. Sepuluh hingga dua puluh persen warga Libya menjadi informan internal di sektor birokrasi, pabrik-pabrik dan pendidikan. Berseberangan pendapat dengan Qaddhafi adalah ilegal seperti tetuang dalam UU 73 thn 1973. Demikianlah kebebaskan mengeluarkan pendapat dihapus oleh UU tsb.
 
Qaddhafi mengorganiser Legiun Islami berupa kelompok paramiliter yang sangat aktif di Sudan dan Chad. Walaupun Qaddhafi menterapkan sanksi potong tangan bagi pencuri, cambuk bagi pezina dan kriminalisasi homo/lesbi, namun karena Hizbut Tahrir berani mengemukakan prinsip Khilafah, akibatnya banyak anggota Hizbut Tahrir dieksekusi, Maka dapat difahami Qaddhafi tidak ada baiknya di mata Hizbut Tahrir. Dalam Buku Hijaunya yang terdiri dari tiga jilid Qaddhafi mengemukakan folosofi "socialist-Islamic state" yang bertentangan dengan Khilafah.
 
Terlepas dari segala dosa-dosanya terutama karena akibat prinsip yang mirip dengan L'etat c'est moi-nya Raja Louis XIV, banyak yang jatuh korban, namun tak dapat pula disangkal bahwa Qaddhafi internal membuat pahala, yaitu berhasil memakmurkan rakyat Libya dgn minyak dan gas yg dimiliki Libya. Seperti antara lain listrik gratis, bank negara tanpa bunga, pengantin baru dapat 60,000 Dinar (US$ 50,000), sebelum  Qaddhafi hanya 25 % yang melek huruf, meningkat menjadi 83%, 25% warga Libya berpendidikan tinggi, pekerjaan dgn gaji tinggi dan juga biaya hidup yg rendah.
 
Sedangkan eksternal pahala Qaddhafi yaitu mengorganiser Legiun Islami dan telah berjasa mendanai da'wah Islam dan Pendidikan Islam di negeri-negeri Islam, termasuk Indonesia.
 
***
 
Setelah Gaddhafi digulingkan, terjadi terror rumah-rumah digedor oleh milisia. Sitting in their home on the outskirts of Tripoli, Libyan families are afraid. Their fear is that a knock on the door could come from the rebel militias that toppled Muammar Gaddafi. It appears this is a dispute over money that has been running for some time. The member of the families describing the behaviour of the militias. "This is just like the mafia in Colombia or Russia," they say. "Gaddafi was horrible, but we never knew of him capturing the relative of somebody if they could not find the person they wanted.
 
Di samping itu, dan ini lebih mengkhawatirkan, secara logika bercermin pada Afghanistan dan Iraq, dukungan AS dan Eropa (NATO) pada rejim baru Libya nanti bukan tak mungkin kekayaan alam dan ekonomi Libya akan jatuh ke tangan kapitalis.
 
Bercerminlah pada rakyat Indonesia yang tetap merangkak tidak bisa bangkit dari kemiskinan karena hasil demokrasi yang melahirkan uu migas dan barang tambang lainnya leluasa dikuras oleh perusahaan-perusahaan kapitalis asing utamanya AS milik keluarga Rothschild dan Rockefeller. Exxon Mobil yang melahap Blok Cepu, Chevron, Conoco, yang beroperasi di Indonesia milik keluarga Rockefeller yang Zionis. Bayangkan Freeport yang sementara bergolak itu cuma memberi Indonesia 1% dari emas dan perak yang mereka gali di Papua. Freeport dapat 99%, padahal Indonesia dgn BUMN-nya sebenarnya bisa mengelola itu.
 
***
 
Siapapun yang benci Qaddhafi bersama kaumnya yang merupakan gajah sekaligus harimau, eloklah mempertimbangkannya dengan adil. Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang.
 
Firman Allah:
-- WAQYMWA ALWZN BALQShTh (S. ALRhMN, 55:9), dibaca: wa aqiimul wazna bilqisthi, artinya:
-- Dan tegakkanlah timbangan dengan adil (yang terbit dari nurani kamu).
 
-- WLA YRJMNKM SNaAN QWM 'ALY ALA T'ADLWA (S. ALMAaDt, 5:8), dibaca: walaa yarjimannakum sana-aanu qaumin 'alaa allaa ta'diluu, artinya:
-- Dan janganlah kebencian kamu kepada suatu kaum, membuat kamu tidak adil.
 
WaLlahu a'lamu bi al-shawaab
 
*** Makassar, 13 November 2011