6 November 2011

999 Manusia Pertama, Bahasanya dan Tingginya

Dari: Waluya, 12 Oktober 2011
Saya ingin tanya ke Pak HMNA, bagaimana menerangkan variasi manusia yang sedemikian banyak, jika asal-usulnya hanya dari sepasang manusia? Dan pastinya semua orang tahu, incest itu akan menghasilkan turunan yang sangat rentan sama penyakit, dan akhirnya bukan bertambah, tapi punah.
 
Jawab:
Anak-anak keturunan Adam dan Hawa dilahirkan berpasang-pasangan yaitu kembar dua, lelaki-perempuan. Menurut aturan hukum perkawinan yang berlaku kala itu, perkawinan saudara kembar tidak perbolehkan, karena itu termasuk incest. Yang diperbolehkan (bukan incest) yaitu kawin dengan saudara silang. Allah mengkondisikan keadaan fisik mereka waktu itu, kalau kawin silang tidak akan mempengaruhi keturunannya, alias tidak rentan.
 
Di antara anak-anak Adam itu ada yang membuat ulah, yaitu Qabil (Kain) yang kembar dengan Iqlimah tidak mau kawin dengan Labuda yang kembarnya Habil, karena di mata Qabil, wajah Labuda tidak secantik Iqlima. Karena Qabil tetap bersikeras pada keinginannya, maka Adam kemudian meminta pertolongan kepada Allah, yang kemudian memerintahkan berkurban kepada Qabil dan Habil. Maka keduanya mengadakan kurban, barangsiapa yang kurbannya diterima Allah, maka dialah yang boleh mengawini Iqlima.
 
-- WATL 'ALYHM NBA ABNY aADM BALhQ Adz QRBA QRBANA FTQBL MN AhD HMA WLM YTGBL MN ALaAKhR QAL LAQTLNAK QAL ANMA YTQBL ALLH MN ALMTQYN (S. ALMAaDt, 5:27), dibaca: watlu 'alaihim nbana aadama bilhaqqi idzqarraba qurbaanan fatuqubbila min ahadin himaa walam yutaqabbal minal aakhari qaala la-aqtulannaka qaala innamaa yataqabbaluLlaahu minal muttaqiin, artinya:
-- Ceritakanlah (hai Muhammad) kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya berkurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata: "Aku pasti membunuhmu!". berkata (Habil): "Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa,"
 
***
 
Boleh jadi yang dimaksud Waluya dengan "variasi manusia yang sedemikian banyak" antara lain termasuk bahasa yang beragam.
 
-- W'ALM aADM ALASMAa KLHA (S. ALBQRt, 2:31), dibaca: wa allama aadamal asmaa-a kullahaa, artinya:
-- Dan (Allah) mengajarkan Adam nama-nama tiap-tiap sesuatu.
 
Allah SWT niscaya mengajarkan kepada Nabi Adam AS bahasa yang berstruktur secara sempurna. Dan niscaya bukan seperti dengan apa disebutkan oleh teori pertumbuhan bahasa secara perlahan-lahan (evolusi) seperti dindong theory (bunyi burung atau binatang), gesticulation theory (bahasa gerak-isyarat tangan) dll.
 
Adalah kenyataan bahwa bahasa Arablah yang paling berstruktur, yaitu kata kerja dan kata benda(*) dibentuk dari akar yang terdiri dari 3 bunyi (fonem). Lagipula dalam perjalanan sejarah bahasa Arablah yang paling sehat, ketimbang bahasa-bahasa lain, yaitu sangat sedikit dihinggapi penyakit kata-kata (deseases of words), yaitu seperti: Penyakit subtraksi dengan perincian aphesis, aphresis, apocope, elisi, syncope. Penyakit addisi dengan perincian: prothesis, prosthesis, reduplikasi, epenthesis, paragoge atau ephithesis. Penyakit tidak teratur (irregular) dengan perincian metathesis, doublet, variant, korupsi. Penyakit perubahan bunyi dengan perincian zezament, sakari, satva, kasykasya dan homonym(#).
 
Artinya bahasa Adam adalah bahasa yang kita kenal sekarang sebagai bahasa Arab.(@)
 
***
 
Bahwa teori evolusi bahasa bisa saja diterima, oleh karena Qabil yang telah membunuh Habil, dengan memboyong Iqlima, diusir meninggalkan pemukiman komunitas Adam + Hawa anak-beranak. Perkawinan incest Qabil + Iqlima serta hidup mengembara serba sulit menyebabkan keturunannya Qabil + Iqlima menjadi rentan, demikian pula bahasanya diserang "penyakit" hingga habis sama sekali, lalu mengalami evolusi mulai dari nol ke ding-dong meningkat ke bahasa gerak-isyarat tangan dan seterusnya.
 
Jadi terjadinya ragam bahasa, pertama dari bahasanya Adam yang mengalami penyakit kata-kata dan kedua dari turunannya Qabil yang tidak lagi berasal dari bahasanya Adam, melainkan terbentuk secara evolusi mulai dari nol.
 
***
 
TEL AVIV, ISRAEL - At the recent Israeli colloquium on science and religion, Dr. Shlomi Lesser of Hebrew University, and the Chairman of the Hofesh V'Mada Society led a heated debate between biologists and ultra-orthodox Rabbis on the origins of life. The hi-light of the evening came when Dr. Lesser engaged in a one-on-one question exchange with Rabbi Dovid Brown of Yeshiva University. At one point Dr. Lesser asked R. Brown how tall the first man was, to which the esteemed Rabbi replied "he was roughly the size of an average man according to chazal [Jewish sages]." (Terjadi debat antara biologists dari Hebrew University vs Rabbis dari Yeshiva University tentang asal-muasal kehidupan. Biologist Dr. Lesser bertanya kepada Rabbi Dovid Brown berapa tinggi manusia pertama, lalu dijawab Dovid Brown tingginya seperti rata-rata tinggi manusia sekarang)
 
Dr. Lesser pointed out, genetic evidence revealed that man would have been shrinking if he came from a single human ancestor. His calculations revealed that would only be plausible if the first man was 90 feet tall. "There is no other way man could traverse the genetic bottleneck," Dr. Lesser said. "If Adam was the size of any other man according to the learned Rabbis of the Jewish religion, this demonstrates an obvious absurdity to this myth." (Dr. Lesser menyatakan bahwa jika manusia berasal dari hanya sepasang manusia yang ukuran fisiknya sama dengan manusia sekarang, maka turunannya akan sangat mengecil. Itu hanya bisa tidak mengecil turunannya, jika manusia pertama itu tingginya 90 kaki)
 
Tanggapan:
Maaf hanya diterjemahkan singkat untuk menghemat ruangan. Ini sangat menarik bagi saya. Mengapa? Sementara para biologists atheist dan agnostik menyangka telah mengunyah Judaism, dengan ejekan "an obvious absurdity to this myth" (tak pelak lagi itu dongeng yang menggelikan), namun sesugguhnya mereka para biologists tsb menguatkan Syari'at Islam.
 
Dari Abu Huraira RA: Bersabda Rasulullah SAW: Allah mencipta Adam, tingginya 60 hasta (HR Bukhari, no.543).
 
Satu hasta = 1,5 kaki, jadi 60 hasta = 90 kaki.
 
WaLlahu a'lamu bishshawab.
-----------------------
(*)
Bahkan dapat ditelusuri hubungan erat antara kata kerja dengan kata benda seperti berikut. Kata-kata dalam bahasa Arab itu konsepsional dalam arti bukan hanya sekadar identifikasi benda-benda, melainkan pula ada hubungan erat antara kata dengan bendanya, yakni benda itu dipotret oleh kata kerja yang akar katanya terdiri atas fonem yang sama dengan kata benda yang bersangkutan.
 
Ambillah contoh makanan dasar yang sudah diolah yaitu roti (Indonesia), brood (Belanda), nan (Parsi). Kata roti, brood dan nan hanya sekadar identifikasi makanan pokok yang sudah diolah, tidak lebih dari itu. Dalam bahasa Arab roti disebut khubz yang dibentuk oleh 3 fonem [Kh B Z], Ketiga fonem itu jika diaplikasikan perlakuan secara matematis yaitu permutasi, maka dari ketiga fonem tsb terbentuklah kata kerja khabaza dengan permutasi khazaba dan bazakha. Khabaza berarti mengubah cepat-cepat sesuatu dengan tangan, khazaba berarti menjadi gembung dan bazakha berarti memukul-mukul sesuatu. Dan kesemuanya itu menggambarkan proses pembuatan roti: adonan roti itu diberi bubuk supaya terjadi gas yang menyebabkan adonan itu menggembung, adonan itu dibanting-banting dan diubah cepat-cepat dengan tangan. Maka kata Khubz berarti makanan dasar yang pengolahannya dengan proses membanting adonan, kemudian adonan itu dibuat kembung, dan itulah potret makanan pokok tersebut.
 
(#)
Sebuah contoh dalam hal penyakit homonym dalam bahasa Inggris:
Homonym adalah sebuah kata yang mempunyai bermacam-macam arti. Homonym GRAVE punya tiga arti, yaitu:
1."an exavation made in the earth to receive a dead body in burial", 2."indicates a weighty dignity, sedate, solemn",
3."a critical situation".
 
Fonem [G R V] dari Grave berasal dari tiga kata yang berbeda dalam bahasanya Nabi Adam AS yang kita kenal sekarang sebagai bahasa Arab, yaitu dari [G R B], [Q R B] dan [K R B]. Dalam perjalanan waktu diserang penyakit sehingga menjadi satu kata saja karena ketiga fonem [G]-[Q]-[K], mempunyai makhraj (artikulasi) yang sama. Demikian pula dengan fonem [v] mempunyai artikulasi yang sama dengan [B], sehingga [G R B], [Q R B] dan [K R B] menjelma menjadi satu kata saja [G R V].
 
Ketika Qabil telah membunuh Habil (lihat riwayat di atas), ia kebingungan mau diapakan mayat Habil itu.
-- FB'ATs ALLH GhRABA YBhTs FY ALARDh LYRYH KYF YWAY SWat AKhYH (S. ALMAaDt, 5:31), dibaca: faba'atsaLlahu ghuraaban yab'atsu fil ardhi liyuriyahuu kaifa yuwaarii sauata akhiihi, artinya:
-- Maka Allah mengirim seekor burung gagak (GhRABA, ghuraaban) menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya.
 
GhRABA dibentuk oleh 3 fonem [G R B], nama sejenis burung yang dapat melubangi tanah dengan paruh dan kakinya. Ghurab (dalam kalimat berbentuk ghuraaban, karena kedudukan kata itu maf'ul, derde naamval) bukan hanya sekadar identifikasi burung termaksud, melainkan potret yang merekam pula drama bagaimana Qabil yang telah membunuh itu diajar mengubur mayat. Dalam perjalanan sang waktu fonem [G] dan [B] mengalami perubahan namun tetap dalam artikulasi yang sama menjadi [G] dan [V] dalam bahasa Inggris, sehingga menjadi  [G R V] GRAVE, yang berarti "an exavation made in the earth to receive a dead body in burial". Ghurab sebagai nama sejenis burung menurun ke dalam bahasa Inggris CROW. Juga terjadi perubahan bunyi, tetapi tetap dalam artikulasi yang sama, [G] dengan [C], serta [B] dengan [W].
 
-- AWLaK ALMQRBWN . FY JNT ALN'AYM (AL WAQ'At, 56:11-12), dibaca: ulaaikal muqarrabuun . fii jannatinna'iim, artinya:
-- Mereka Itulah yang didekatkan kepada Allah (MQRBWN, muqarrabuun). Berada dalam surga kenikmatan
 
MQRBWN dibentuk oleh akar 3 fonem [Q R B]. Fonem [Q] dan [B] dalam perjalanan sang waktu berubah, dengan artikulasi yang tetap, menjadi [G] dan[V] dalam lidah Inggris, sehingga menjadi GRAVE. Itulah homonym Grave dalam arti yang kedua: "indicates a weighty dignity, sedate, solemn".
 
-- FNJYNH WAHLH MN ALKRB (S. ALANBIYAa, 21:76), dibaca: fanajjainaahu wa ahlahuu minal karbi, artinya:
-- Maka Kami selamatkan dia (Nuh) dan keluarganya dari kegawatan (KRB) yang dahsyat (21:76).
KRB (dalam kalimat dibaca karbi, karena didahului oleh min, tweede naamval) dibina oleh 3 fonem [K R B}. Fonem [K] berubah menjadi [G], serta [B] menjadi [V] dalam artikulasi yang tetap, lalu lagi-lagi menjadi GRAVE. Itulah homonym Grave dalam arti yang ketiga: "a grave situation", situasi yang kritis, gawat, genting, suram.
 
Demikianlah terbentuknya homonym GRAVE yang sesungguhnya berasal dari bahasa asal manusia yang pertama, dari tiga kata yang berbeda yaitu ghurab [G R B], qarraba [Q R B], karb [K R B], yang dalam perjalanan sang waktu mengalami penyakit perubahan bunyi, ketiga kata yang berbeda itu semuanya berubah menjadi satu kata homonym grave dengan 3 arti yang berbeda, yaitu: 1."an exavation made in the earth to receive a dead body in burial", 2."indicates a weighty dignity, sedate, solemn", 3."a grave situation".
 
(@)
-- AL RhMN . 'ALM ALQRaAN . KhLQ ALANSN . 'ALMH ALBYAN . (S. ALRhMN, 55:1-4), dibaca: arrahmaan . 'allamal qur-aan . khalaqal insaan . 'allamahul bayaan, artinya:
-- Yang Maha Pemurah. Mengajarkan Al Quran. Menciptakan manusia. Mengajarkan kepadanya alBayan.
 
BYAN, bayaan yang dibentuk oleh akar kata yang terdiri dari 3 fonem [B Y N], bermakna bahasa yang jelas. Akar kata [B Y N] tersebut menurunkan kata MBYN dalam ayat yang berikut:
-- WHDzA LSAN 'ARBY MBYN (S. ALNhL, 16:103), dibaca: wahaadzaa lisaanun 'arabiyyun mubiin, artinya:
-- (Al Quran) ini bahasa Arab yang jelas.
-- ANA ANZLNH QURaANA 'ARBYA L'ALKM T'AQLWN (S. YWSF, 12:2),
dibaca: innaa anzalnahu qur-aanan 'arabiyyan la'alakum ta'qiluun, artinya:
-- Sesungguhnya Kami turunkan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu mempergunakan akalmu.
Allah mengajarkan Al Bayan ==> akarnya [B Y N] ==> diturunkan menjadi kata benda MBYN ==> lisaanun 'arabiyyun mubiin (bahasa Arab yang MBYN, jelas)  ==> dipertegas lagi "supaya kamu mempergunakan akalmu". Memahamkan wahyu harus mempergunakan akal, maka dikaitkanlah bahasa Arab yang mendapat predikat MBYN (jelas) dengan Allah mengajarkan nama-nama kepada Adam dalam bahasa yang mendapat predikat MBYN, yaitu  lisaanun 'arabiyyun mubiin (bahasa Arab yang MBYN, jelas).
 
Dari ayat-ayat (55:1-4), (16:103) , dan (12:2) dengan mempergunakan akal (dari akar ['A Q L], 'Aqala artinya menganalisis dan mensintesis) dapatlah disimpulkan: Allah Yang Maha Pemurah menciptakan manusia. Khusus kepada Adam, Allah mengajarkan kepadanya al Bayan, yaitu bahasa yang jelas, yaitu bahasa Arab yang jelas. Jadi Nabi Adam AS memakai bahasa yang kita kenal sekarang sebagai Arab.
 
*** Makassar, 6 November 2011