31 Juli 2005

687. Mengapa MUI Keluarkan Fatwa Sesat?

Ada dua cabang Ahmadiyah, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore, MUI memfatwakan sesat hanya pada Ahmadiyah Qadiyan, bukan pada Ahmadiyah Lahore, yang tidak mengakui kenabian Ghulam Ahmad. Ahmadiyah Lahore hanya mengakui klaim Ghulam Ahmad pada tahun 1885 sebagai Mujaddid (revivalist). Syaeful Uyun, Muballigh Ahmadiyah Qadiyan menulis artikel berjudul "Fatwa MUI bertentangan (dengan) Al Quran dan Hadits di rubrik OPINI Harian Fajar edisi Rabu, 27 Jili 2005. Ia mengutip dari dalam Majallah Mimbar Ulama No.41, tahun V Juli-Agustus 1980 spb:

  • Sesuai dengan data dan fakta yang diketemukan dalam 9 buah buku tentang Ahmadiyah, Maka Majelis Ulama Indonesia (MUI) memfatwakan bahwa Ahmadiyah di luar Islam, sesat dan menyesatkan.
  • Dalam menghadapi persoalan Ahmadiyah, hendaknya MUI selalu berhubungan dengan pemerintah.
Selanjutnya ia mengkritik MUI tang mengeluarkan fatwa hanya berdasar 9 buah buku karya manusia, bukan berdasar atas Nash (Al Quran dan Hadits). Ia menilai jika ke-9 buku itu ditulis orang Ahmadi, masih rasional, tetapi jika buku itu karya orang non-Ahmadi yang memiliki sikap anti-Ahmadiyah, maka itu irrasional. Itu kritikan terhadap MUI di media gtafika. Di cyber spacepun MUI menuai kritikan, seperti antara lain: Masukan untuk MUI hendaknya menghindarkan kata-kata 'sesat' atau yang tendensius semacam itu. Dengan menggunakan kata-kata tendensius itu. bukanlah cara yang baik untuk mendidik masyarakat. MUI berkewajiban membimbing umat? Apa betul mengeluarkan kata-kata "sesat" adalah sebuah bimbingan? Hendaknya MUI lebih diplomatis, lebih toleran dalam mengeluarkan bimbingan. Soal Ahmadiyah, sebutkan saja informasi yg lengkap tentangnya, tak usah pakai embel-embel sesat segala. Masyarakat kita memang perlu dibimbing, jangan diprovokasi. Kata "sesat" jelas-jelas mudah memprovokasi masyarakat.

***

Pengasuh kolom ini adalah juga anggota Majelis Pengkajian MUI Sulawesi Selatan, sehingga menjadi tanggung jawab moral, terutama pula tanggung jawab kepada Allah SWT, untuk menyambut kedua gayung itu, ibarat kata pepatah: Gayung bersambut, kata berjawab. MUI tugas utamanya menjaga gawang aqidah ummat Islam, mengeluarkan fatwa apa adanya tegas dan tanpa tedeng aling-aling. Kata-kata bersayap harus dihindari, kalau memang sesat ya dikatakan sesat. Sikap tegas ini mengandung pendidikan dan bimbingan bagi ummat yang masih awwam yang perlu dijaga aqidahnya. Ummat yang awwam dibimbing untuk menjauhi dan menjaga diri untuk tidak berkomunikasi dengan ajaran sesat.

Selanjutnya saya akan melayani Syaeful Uyun berdasarkan Al Quran dan dari pulikasi Ahmadiyah Qadiyan sendiri, bukan dari tulisan non-Ahmadi. Since the death of Mirza Ghulam Ahmad Baig Qadiyani in 1908 his followers have been editing out some of the material written by him. Some of the quotes were taken from Qadiyani magazines or newspapers published after the death of Mirza.

"I saw in my dream that I am Allah and I believed, no doubt I am the one who created the heaven." Aina-e-Kamalat, p.564.

" Every one can rise to the highest status, he can even surpass the status of Muhammad, the Messenger of Allah." Al-Fadl Qadiyan, 17th July 1922.

(Sejak kematian Mirza Ghulam Ahmad Baig Qadiyani dalam tahun 1908, maka para pengikutnya telah mengedit beberapa materi yang ditulis olehnya. Beberapa dari kutipan itu diambil dari majallah dan koran yang diterbitkan setelah kematian Mirza.
Kulihat dalam mimpiku bahwa diriku adalah Allah dan saya yakin tidak ragu bahwa saya adalah Allah yang mencipta langit.
Setiap orang dapat meningkat ke atas status yang setinggi-tingginya bahkan dapat melampaui Muhammad, Utusan Allah).

Cukup dua kutipan itu saja yang saya jadikan referens. Firman Allah:
-- LQD KFR ALDzYN QALWA AN ALLH HW ALMSYhABN MRYM (S. ALMAaDt, 5:17), dibaca: laqad kafaral ladzi-na qa-lu- innaLla-ha huwal masi-hubnu maryam, artinya: Sesungguhnya telah kafirlah mereka yang brrkata: Sesungguhnya Allah ialah al-Masih anak Maryam.

Para penganut Ahmadiyah Qadiyan yang:
  • Meyakini Ghulam Ahmad itu, adalah Allah yang mencipta langit dan
  • Meyakini bahwa setiap orang dapat meningkat ke atas status yang setinggi-tingginya bahkan dapat melampaui Muhammad, Utusan Allah
yang kedua butir itu diambil dari publikasi Qadiyani, itu lebih hebat dari kriteria kafir dalam S. Al-Maaidah, [5:17]. Maka percayalah bahwa MUI tidaklah gegabah mengeluarkan fatwa sesat bagi Qadianism. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 31 Juli 2005