25 September 2005

695. Sangkuriang, Oedipus dan Anjing

Pada hari Senin, 12 September 2005, TVRI menayangkan semacam sendra tari adegan dalam dongeng Sunda Sangkuriang membunuh ayahnya si Tumang dan ingin mengawini Dayang Sumbi, yaitu ibunya. Dayang Sumbi menolak keinginan Sangkuriang dengan dalih persyaratan yang menurut hemat Dayang Sumbi tak akan mungkin dapat dipenuhi Sangkuriang, yaitu sebelum terbit matahari keesokan harinya, Sangkuriang harus membuat perahu dan membendung Citarum supaya terjadi danau tempat mereka kelak berlayar dengan perahu dalam danau buatan itu. Bagi Sangkuriang itu hal yang mudah karena Sangkuriang bersahabat dengan para dedemit. Walhasil perahu sudah dibuat, bendungan akan selesai sebelum matahari terbit. Menyaksikan hal itu Dayang Sumbi menyuruh bakar hutan sehingga menjadi terang. Sangkuriang merasa gagal karena dikiranya hari sudah siang, dan karena marahnya, disepaknya perahu itu sampai terlempar dan jatuh terbalik, batu-batu pembendung Citarum diobrak abrik. Perahu terbalik itu menjadi gunung dan itulah dia sekarang dikenal sebagai gunung Tangkuban Perahu, artinya perahu terbalik, yang dari jauh memang kelihatan perahu tertelungkup, lunasnya pada bagian atas. Penafsiran secara geologis, memang kota Bandung srkarang ini adalah dasar sebuah danau di zaman purba, kemudian tatkala gunung berapi (yang kini bernama Tangkuban Perahu) itu meletus, danau bobol, lalu mengalirlah Citarum.

Kalau dalam dongeng Sangkuriang itu incest tidak sampai terjadi, namun dalam mitologi Yunani Kuno incest itu terjadi, yaitu Oedipus mengawini ibunya dan membunuh bapaknya. Kalau dalam dongeng Sangkuriang terjadi penafsiran geologis, maka dalam mitologi Yunani itu bukan hanya sekadar penafsiran, melainkan dijadikan semacam "Kitab Suci" oleh Sigmund Freud -diucapkan froid- [1856 - 1939], untuk menjadi landasan ia punya doktrin libido "komplex Oedipus". Semua impuls dari id menurut doktrin Freud diisi oleh tenaga psikis (psychic energy) yang disebutnya libido, berkarakteristik seksual. Suatu doktrin spekulatif yang sangat kontroversial dari psikoanalisisnya Freud, adalah pertumbuhan perasaan seksual anak terhadap orang tuanya. Dimulai dari kesenangan bayi mengisap dari puting susu ibunya, dalam diri anak laki-laki perasaanya berkembanglah hasrat seksual terhadap ibunya, membenci ayahnya sebagai saingan, itulah dia komplex Oedipus.

Dongeng Sangkurian berbeda dengan tayangan sendra tari di layar kaca TVRI itu, yakni tentang si Tumang. Digambarkan dalam sendra tari itu si Tumang sebagai budak jelek rupa yang serba tuna, dia bungkuk tuna daksa dan bisu tuli tuna rungu, sebagai pesonifikasi si Tumang dalam dongeng Sangkuriang yaitu seekor anjing.

Bahwa orang yang dimisalkan anjing ini dapat pula kita baca dalam MATHTHEW 15: 24He (Jesus) answered: "I was sent only to the lost sheep of the house of Israel." 25But she (Canaanite woman) came and knelt before him (Jesus), saying: "Lord, help me." 26And he (Jesus) answered: "It is not fair to take the children's bread and throw it to the dogs."

Perhatikan, itu Matius memplintir kata Nabi 'Isa AS, tidak mungkin seorang Nabi akan berkata sekasar itu, yang bilang kepada perempuan Canaan itu anjing. Dan juga tidak mungkin Nabi Musa AS bilang dalam Kitab Tawrah keturunan Nabi Ismail AS dikatakan kelakuannya seperti keledai liar. Tidak mungkin Luth ber-incest dengan kedua anak gadisnya, tidak mungkin Nabi Ya'qub AS menipu ayahnya dan mengecoh kakaknya. Bahkan tidak mungkin Cerita Porno Ohola dan Oholiba dipikulkan kepada nabi Yehezkiel dll, dsb, etc.

Kita yakin dan percaya bahwa Nabi 'Isa AS hanya berkata: "I was sent only to the lost sheep of the house of Israel." Sedangkan bumbu kata-kata pedas: "It is not fair to take the children's bread and throw it to the dogs," itu adalah kalimat sisipan berupa Israiliyat yang berbau rasist yang dibubhkan penulis Injil yang orang Yahudi, yang mengaggap bangsa-bangsa yang tidak termasuk the house of Israel, adalah semuanya hanya anjing belaka. Sekali lagi, Nabi 'Isa AS adalah salah seorang di antara 5 otang Nabi pilihan Allah SWT, tidak mungkin mengeluarkan kata-kata atau ungkapan yang rasist semacam itu. Sekali lagi beliau hanya mengucapkan "I was sent only to the lost sheep of the house of Israel." Sebagaimana Firman Allah dalam Al Quran:
-- WADzQAL 'AYSY ABN MEYM YBNY ASRAaYL ANY RSWL ALLH ALYKM ALYKM MShDQA LMA BYN YDY MN ALTWRt WMBSyRA BRDWL YAaTY MN B'ADY ASMH AhMD (S. ALShF, 61:6), dibaca: waidzqa-la 'iysabnu maryama ya-bani- isra-i-la inni- rasu-luLla-hi ilaikum mushadiqal lima- baina yadayya minat taura-ti wa mubasysyiram birasu-liy ya'ti- mim ba'dis muhu- ahmad, artinya: Ingatlah, tatkala 'Isa anak Maryam berkata: Hai, Bani Israil sesungguhnya aku utusan Allah kepada kamu sekalian membenarkan apa yang sebelumku yaitu Taurah dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang sesudahku namanya Ahmad. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 25 September 2005