4 Maret 2007

768. S. Ath-Thaariq, 1-3

Sudah lama kita tidak menengadah, melihat ke atas ke bola langit, maka kita tinggalkan dahulu bumi yang hiruk-pikuk ini. Marilah kita bertamasya ke bola langit. Maka dengarlah, bacalah Firman Allah SWT:

dibaca: was sama-i wath tha-riq . wa ma- adra-ka math thariq . annajmuts tsa-qib (tanda - dipanjangkan membacanya)

Wa dalam permulaan ayat diikuti oleh kata yang bunyi akhirnya dikasrah (seperti dalam huruf Latin konsonan yang mendapat i) , itu menyatakan sebuah sumpah, namun tidak cocok untuk dibahasa-Indonesiak an dengan "demi". Sebab dalam bahasa Indonesia "demi" itu menyatakan penguatan yang ditumpukan kepada sesuatu yang lebih "tinggi" dari yang bersumpah. Yang bersumpah dalam ayat ini adalah Allah, Yang A'lay, Yang Maha Tinggi, jadi dalam hal ini Wa bermakna penegasan, sehingga Wa tidak cocok di-Indonesia- kan dengan "demi", melainkan "perhatikanlah" . Maka ayat (86:1-3) berarti:
-- Perhatikanlah (benda-benda) langit dan perhatikanlah ath-Thaariq . Tahukah kamu apakah ath-Thaariq? . Itulah bintang ats-Tsaaqib.

Ath-Thaariq dan ats-Tsaaqib belum diterjemahkan. Kata "Thaariq," berasal dari akar kata [Tha-Ra-Qaf] , yang makna dasarnya adalah memukul dengan cukup keras untuk menimbulkan bunyi/getaran yang berdenyut. Makna turunannya adalah "yang datang pada malam hari", oleh karena orang yang datang pada malam hari biasanya mendapati pintu yang sedang terkunci, lalu pintu itu diketuk yang menimbulkan bunyi/getaran yang berdenyut. Kata "Tsaaqib" berasal dari akar kata [Tsa-Qaf-Ba] , yang makna dasarnya cemerlang. Makna turunannya menembus, karena cahaya cemerlang itu, seperti sinar laser menembus kegelapan malam.

Dalam Seri 343 telah dikemukakan klasifikasi benda-benda langit berdasar atas kriteria menurut Al-Quran, yang berbeda dengan kriteria menurut ilmu falak (astronnomi) kontemporer. Dalam Seri 343 dikemukakan bahwa menurut Al-Quran klasifikasi bintang-bintang berdasar atas jarak, keadaan fisik dan penggugusan. Dengan klasifikasi tersebut, bintang-bintang itu dibedakan dalam: tiga jenis bintang yaitu: kawkabun, najmun dan buruwjun. Seperti diketahui klasifikasi bintang-bintang menurut astronomi kontemporer berdasar atas kriteria geraknya, sehingga jenis bintang-bintang dibedakan dalam: bintang-bintang tetap dan planet. Padahal menurut S.Al Anbiyaa 33 dan S.Yasin 40, artinya saja ditliskan: semuanya
berenang dalam jalurnya, dan menurut hasil observasi memang tidak ada benda-benda langit yang diam. Sehingga klasifikasi bintang-bintang berdasar atas geraknya sudah ketinggalan kereta api kemajuan hasil observasi.

Dalam Seri 343 telah dikemukakan benda-benda langit itu secara lengkap seperti berikut:

1. Kawa-kibun:
Utarid (Merkuri),
Kejora (bintang Timur, Venus),
Bumi,
Marikh (Mars),
Mustari (Jupiter),
Zuhal (Saturnus),
Uranus,
Neptunus,
Pluto,
komet,
planetoid (astroid),
meteor

2. Nujuwmun:
bintang-bintang tunggal,
bintang-bintang kembar,
bintang-bintang raksasa,
bintang-bintang redup (kerdil) dan pulsar (bintang bersenyut),
lubang-lubang hitam (black holes)

3. Burujun:
galaxy,
cluster

4. Dukhan (fluida interstellair) , dll yang manusia belum dapat dan belum sempat mengenalnya.

Adapun pembahasan ayat (86:1-3) difokuskan pada arti dasar "Thaariq", yaitu memukul dengan cukup keras untuk menimbulkan bunyi/getaran yang berdenyut dan "Tsaaqib", yaitu cemerlang. Silakan dilihat dalam perincian Nujumun ada yang disebut bintang-bintang raksasa, pulsar dan lubang hitam. Akan dipergunakan hasil observasi sebagai ilmu bantu untuk menjelaskan ayat (86:1-3).

Bintang-bintang biru yang merupakan julukan bagi deret kelompok bintang raksasa yang massanya lebih besar dari 1,4 kali massa matahari, yang telah menghabiskan seluruh bahan bakarnya ambruk hancur ke dalam dirinya, mengalami keruntuhan gravitasi menghasilkan ledakan dahsyat yang disebut supernova dengan peningkatan kecemerlangan cahaya hingga miliaran kali cahaya bintang biasa, yang kemudian "memperanakkan" dua jenis benda langit, yaitu pulsar dan lubang hitam tersebut.

Melalui penelitian oleh Jocelyn Bell Burnell, di Universitas Cambridge pada tahun 1967, sinyal elektromagnet yang terpancar secara teratur ditemukan. Namun, hingga saat itu belumlah diketahui bahwa terdapat benda langit yang berkemungkinan menjadi sumber getaran atau denyut/detak teratur yang agak mirip pada jantung. Para pakar astronomi menyatakan bahwa, ketika materi menjadi semakin rapat di bagian inti karena perputarannya mengelilingi sumbunya sendiri, medan magnet bintang tersebut juga menjadi semakin kuat, sehingga memunculkan sebuah medan magnet pada kutub-kutubnya sebesar 1 triliun kali lebih kuat dari yang dimiliki Bumi. Sebuah benda yang berputar sedemikian cepat dan dengan medan magnet yang sedemikian kuat memancarkan berkas-berkas sinar yang terdiri dari gelombang-gelombang elektromagnet yang sangat kuat berbentuk kerucut di setiap putarannya. Tak lama kemudian, dapat diobservasi bahwa sumber sinyal-sinyal ini adalah perputaran cepat dari bintang-bintang yang disebut pulsar tersebut. Sejumlah pulsar berputar 600 kali per detik. Pulsar berputar pada sumbunya sendiri dengan sangat cepat. Telah dihitung bahwa terdapat lebih dari 500 pulsar di galaksi Milky Way (Kabut Susu), yang di dalamnya terdapat Tata-Surya kita. Pulsar itu dikenal pula dengan nama bintang neutron.

Lubang hitam itu mempunyai kerapatan tak terhingga serta medan magnet yang amat kuat. Kita tidak mampu melihat lubang hitam dengan teropong terkuat sekalipun, sebab tarikan gravitasi lubang hitam tersebut sedemikian kuatnya. Bahkan, cahaya pun tidak mampu melepaskan diri darinya. Di dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak menurut rumus:Dari rumus tsb dapat difahami mengapa lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang sangat dahsyat. Dengan nilai r yang makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi tak hingga besarnya. Materi pembentuk lubang hitam mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Lubang hitam menjadi sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tidak terhingga, yang disebut singularitas.

Jadi ayat [86:1-3] terjemahannya spb;
Perhatikanlah (benda-benda) langit dan perhatikanlah pulsar yaitu bintang neutron yang datang pada malam hari . Tahukah kamu apakah pulsar atau bintang neutron yang datang pada malam hari itu? . Itulah bintang yang terjadi melalui ledakan supernova yang cemerlang yang menembus kegelapan malam.

*** Makassar, 4 Maret 2007