Firman Allah:
-- WLA THNWA WLA ThZNWA WANTM ALA'ALWN AN KNTM MWaMNYN (S. AL 'AMRAN, 139), dibaca: wa la- tahinu- wa la- tahzanu- wa antumul a'lawna in kuntum mu'mini-n (s. ali 'imra-n), artinya: Dan janganlah kamu rendah diri dan janganlah bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) asal saja kamu beriman (3:139).
Maka ternyatalah orang-orang beriman (yang selama ini) ada yang terpukau ataupun silau dengan demokrasinya dan HAMnya Amrik, sesungguhnya tidak ada apa-apanya, nol besar. Administrasi terrorist Bush sudah terbongkar kebarbarannya, namun yang belum diketahui umum adalah KKN-nya. Kepala American Zionism (amzi), George Walker Bush, sebenarnya menuai bencana di dalam negerinya. Bangkrutnya Enron Corporation, perusahaan dagang energi terbesar dinegeri kapitalis imperialis terroris itu, dihubung-hubungkan dengan KKN untuk kepentingan kampanye politik dan bisnis keluarga Bush. Inilah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) Gaya Amrik: Enrongate!
Enron rontok karena utang total senilai 15 miliar dolar Amrik yang harus ditanggungnya. Upaya penyelamatan dari utang gagal, setelah Dynegy Corporation batal menyuntikkan dana sebesar 23 miliar dolar. Walaupun Kongres Amrik giat melakukan investigasi atas skandal perusahaan yang berbasis di Houston itu, analisis faktual atas kasus itu menemui jalan buntu. Fasalnya, Wakil Komisaris Utama Enron, Clifford Baxter, yang diduga tahu banyak sebab-sebab kebangkrutan Enron, ditemukan tewas dalam Mercedez Benz warna hitam miliknya, saat ditunggu-tunggu untuk hearing di Kongres. Tewasnya saksi kunci berusia 43 tahun itu, di kawasan Sugar Land, Houston, Jumat, 25 Januari 2002, seperti bunuh diri. Sebuah revolver dan catatan bunuh diri, tergeletak di sampingnya. Secara formal dilaporkan bahwa Baxter tidak kuat menanggung malu atas kasus kebangkrutan Enron itu. Tetapi, publik Amrik tidak puas dengan itu. Mereka menilai ada udang di balik batu tewasnya Baxter. Dia diduga menjadi tumbal. Enron telah dijadikan "sapi perahan" untuk kepentingan politik. Hasil penyelidikan Kongres menyebut bahwa Enron terlibat politik uang (money politics) dengan kepala amzi negara adidaya itu.
The News Telegraph edisi 27 Januari 2002 menyebutkan dalam periode 1990-2002, Enron telah mengeluarkan dana politik sekitar 5,95 juta dolar. Dana yang disalurkan secara perseorangan maupun lembaga itu, 26 persen jatuh ke Partai Demokrat (selanjutnya disebut burung merpati) dan 74 persen mengalir ke Partai Republik (selanjutnya disebut burung rajawali).
Business Week yang menurunkan laporan khusus soal skandal itu memberi judul cukup menohok dalam sebuah artikelnya: The Fallout For Bush and Congress (Rontoknya Bush dan Kongres). Enrongate telah mencoreng secara moral burung merpati dan rajawali, yaitu Enron dijadikan robot mesin uang untuk kepentingan politik.
Kolumnis Uri Dowbenko, dalam etherzone.com menulis tentang The Enron-Bush Connection. Menurutnya, Enron dan komisaris utamanya, Ken Lay punya kontribusi besar dalam menyandang dana bagi kampanye presiden yang dilakukan George W. Bush. Bush juga punya kepentingan bisnis keluarga dalam menyerang Afghanistan. Berdalih perang antiteror, Bush dan perusahaan-perusahaan minyak seperti Unocal, sebenarnya mengincar cadangan minyak di Laut Kaspia, dengan rentangan pipa minyak melalui Afghanistan.
Berdasarkan catatan Komisi Pemilihan Federal, kata Dowbenko, Chairman Enron, Ken Lay tsb, diketahui menyalurkan dana lebih dari 350.000 dolar AS untuk kampanye Bush tahun 1997 lalu. Ken Lay juga dicatat Komisi itu telah menyalurkan uang 100.000 dolar AS untuk kandidat burung rajawali dan komite pengumpulan dana Bush. Enron juga merupakan perusahaan yang berinvestasi ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Enron pernah menjadi anggota konsorsium East Jawa Power, proyek PLTU Pasuruan, Jawa Timur. Kenneth Lay sendiri, tulis Dowbenko, merupakan kawan akrab George Bush senior yang mantan presiden Amrik (ayah terroris George Bush). Bush senior melakukan kebaikan kepada Lay, sementara tiga anak Bush senior mendapat kontrak dengan Enron. Ketiga Bush junior itu memanfaatkan nama ayahnya, seperti yang telah dilakukan oleh anak-anak Suharto. KKN Gaya Indonesia (anak-anak Suharto yang ber-KKN dengan para taipan), walaupun itu tergolong dalam skala aduhai, namun kurang hebatlah ketimbang dengan KKN Gaya Amrik, Enrongate. WalLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makasssar, 20 April 2003