Empat orang warga Saudi yang dituduh sebagai pelaku penghancuran gedung WTC dan Pentagon, ternyata masih hidup. Mereka itu adalah Abdurrahman Said al Omari, seorang pilot Saudi Airlines, Ahmad Ibrahim Al Ghamdi, lulusan fakultas teknik di Makkah, relawan kemanusiaan yang saat ini bekerja untuk para korban Perang Chechnya, Fayez Mohammad Al Shehri, juga relawan kemanusiaan di Chechnya sejak 2 tahun lalu dan Amer Kenfer kini menetap di Saudi, yang menyatakan terkejut, ketika namanya masuk dalam list penumpang pesawat United Airlines yang diumumkan FBI. Al Omari inilah yang KTP-nya dicuri sewaktu dia di Amerika.
FBI dalam melacak orang-orang yang dicurigai, ternyata main tuduh serampangan dengan kriteria seenak perutnya, yaitu "apa saja yang berbau Arab dan Islam langsung saja mereka kaitkan dengan aksi-aksi terorisme".
Asal tahu saja sebelumnya pihak FBI juga telah ceroboh menuduh dua orang warga Arab yakni Amir Bukhari dan Adnan Bukhari yang dianggap terlibat penyerangan WTC dan Pentagon. Amir Bukhari sang tertuduh ternyata sudah meninggal setahun yang lalu. Sementara Adnan Bukhari saat ini masih ada di Florida.
Itulah semua kecerobohan FBI.
***
Amerika Serikat (AS) telah lama mendendam Afghanistan karena Usamah ibn Ladin bermukim di negeri itu. Jauh sebelum WTC dan Pentagon diluluh-lantakkan, serangan AS ke Afghanistan telah lama direncanakan. Demikianlah sesungguhnya dalam kalangan intelijen, rencana serangan AS ke Afghanistan bukanlah wacana baru. Aksi penyerangan tersebut sudah lama direkomendasikan intelijen AS sebagai satu-satunya cara yang efektif untuk dapat menekuk Usamah ibn Ladin dan jaringannya.
Syahdan, yang mengungkap rahasia itu adalah The Atlantic Monthly. Dalam edisi Juli/Agustus 2001, majalah dwibulanan itu menurunkan tulisan Reuel Marc Gerecht, mantan staf Direktur Operasi CIA. Reuel Gerecht mengungkap betapa sulitnya AS melacak Usamah ibn Ladin. Dia selalu berpindah tempat di lokasi yang susah dijangkau dan selalu dilindungi oleh aktivis Islam militan dan radikal. Satu-satunya cara paling efektif menekuk Osama, adalah dengan melakukan operasi ofensif di kantong-kantongnya. Bagaimana operasi itu dipersiapkan? Antara lain dengan melakukan program "conditioning" dengan mendekati Pakistan dan kekuatan anti-Thaliban di Afghanistan, yaitu Ahmad Shah Mas'ud dan kelompoknya yang memang bertentangan dengan pemimpin spiritual Thaliban, yaitu Mullah Mohammad Omar.
Dengan menimpakan kepada Usamah ibn Ladin sebagai otak di belakang serangan 'Kamikaze" (=angin kayangan) dengan ber"jibaku" (=bunuh-diri) meluluh-lantakkan WTC dan Pentagon kebanggaan supremsi Amerika di bidang bisnis dan polisi dunia tersebut, maka the "Cowboy" mendapatkan dukungan internasional dalam melancarkan serangan ke Afghanistan yang telah lama dipersiapkan itu untuk menekuk Usamah ibn Ladin dengan jaringannya.
Karena Usamah ibn Ladin sukar diterima pikiran sehat tentang kemampuannya untuk memimpin operasi 11 Sepetember itu (tolong dibaca Seri 492), maka apakah mungkin operasi itu diotaki sendiri intelejen AS dengan harga mahal, yaitu dibayar dengan harga-diri (dignity) bangsa Amerika? Apakah itu masuk akal?
Silakan baca selanjutnya.
***
Ternyata 4000 orang Yahudi itu tidak masuk kerja ketika terjadinya insiden itu. Sumber-sumber diplomatik Arab menyebutkan kepada surat kabar Yordania Al-Wathan, 4000 orang Yahudi itu tidak masuk kerja atas petunjuk Shabak, Aparat Keamanan Umum Israel, suatu fakta yang membangkitkan kecurigaan. Kecurigaan meninggi setelah surat kabar Israel Yadiot Ahranot menyebutkan bahwa Shabak mencegah perdana menteri Israel Ariel Sharon untuk pergi ke New York terutama ke pantai timurnya untuk mengambil bagian dalam festival yang diselenggarakan oleh oraganisasi-organisasi Zionis untuk mendukung "Israel".
Kesimpulannya Mossadlah yang berdiri di belakang operasi bunuh diri itu, bukan Usamah ibn Ladin dan juga bukan CIA. Kuat dugaan yang sanggup berjibaku itu adalah teman-teman Timothy McVeigh, dari Sekte David Corash yang tidak segan untuk bunuh diri.
***
Seorang dari Brazilia bernama Marcio A. V. de Carvalho (*) melalui E-mail menulis dengan gaya "Latin American English". Pada pokoknya Carvallo mencap CNN telah melakukan kejahatan (crime) terhadap opini publik ["I myself classify as a crime against the public opinion"]. Yaitu CNN menayangkan gambar orang-orang Palestina merayakan penghancuran WTC dan Pentagon di jalan-jalan, makan-makan kue, mempertontonkan muka-muka lucu di depan kamera (saya kira kita semua tidak ada yang meluputkan tayangan ini). Padahal tayangan gambar itu berasal dari tahun 1991.
Lalu apa maksud CNN itu menipu dan membohongi kita semua ini. Bukankah itu untuk membangkitkan ketidak-senangan, kebencian terhadap orang-orang Palestina? CNN patut dikutuk karena penipuannya itu: "La'natuLlah 'alay CNN". Bahkan anakda M.Qasim Mathar pengasuh kolom Jendela Langit dapat dikecoh oleh CNN. Firman Allah:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JA^KM FASQ BNBA FTBYNWA AN TSHYBWA QWMA BJHALT FTSHBHWA 'ALY MA F'ALTM NADMYN (S. ALHJRAT, 6), dibaca: ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu- an tushi-bu qawman bijaha-latin fatushbihu- 'ala- ma- fa'altum na-dimi-n (s. al hujura-t), artinya: Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan annaba', maka lakukanlah tabayyun, jangan sampai kamu tanpa pengetahuan menimpakan musibah kepada suatu kaum, lalu kamu menyesal atas perbuatanmu (49:6).
*** Makassar, 30 September 2001
------------------
(*)Penyampaian informasi dari Marcio A. V. de Carvalho dalam gaya Latin American English:
Date: Thu, 13 Sep 2001 01:07:48 -0300
From: "Marcio A. V. de Carvalho"
Subject: Fourth Power To: SOCIAL-THEORY@JISCMAIL.AC.UK
All around the world we are subjected to 3 or 4 huge news distributors, and one of them - as you well know - is CNN. Very well, I guess all of you have been seeing (just as I've been) images from this company. In particular, one set of images called my attencion: the Palestinians celebrating the bombing, out on the streets, eating some cake and making funny faces for the camera. Well, THOSE IMAGES WERE SHOT BACK IN 1991!!! Those are images of Palestinians celebrating the invasion of Kuwait! It's simply unacceptable that a super-power of cumminications as CNN uses images which do not correspond to the reality in talking about so serious an issue. A teacher of mine, here in Brazil, has videotapes recorded in 1991, with the very same images; he's been sending emails to CNN, Globo (the major TV network in Brazil) and newspapers, denouncing what I myself classify as a crime against the public opinion. If anyone of you has access to this kind of files, serch for it. In the meanwhile, I'll try to 'put my hands' on a copy of this tape. But now, think for a moment about the impact of such images. Your people is hurt, emotionally fragile, and this kind broadcast have very high possibility of causing waves of anger and rage against Palestinians. It's simply irresponsible to show images such as those.
30 September 2001
[+/-] |
493. FBI Ceroboh, AS Pendendam, CNN Pembohong |
16 September 2001
[+/-] |
492. Le Corsaire Noir |
Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah SWT, dalam kolom ini setiap ayat Al Quran ditransliterasikan huruf demi huruf. Bila pembaca merasa "terusik" dengan transliterasi ini, tolong dilampaui, langsung ke cara membacanya saja.
Kita patut menyatakan turut berduka-cita atas jatuhnya korban, baik di Amerika maupun di Palestina. Kita patut lebih berdukacita karena pemerintah Amerika Serikat sama sekali tidak pernah merasa turut berduka-cita atas terbantainya 5000 warga Palestina oleh Israel dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Kita patut sangat berduka-cita lagi karena pemerintah Amerika Serikat justru mendukung teroris Israel dengan membelanya dalam Konferensi HAM dan Anti Rasisme yang diadakan di Afrika Selatan baru-baru ini.
Penduduk dunia dewasa ini diarahkan dan digiring kedalam perangkap opini bahwa seolah-olah mereka yang melakukan teror melalui penghancur-leburan dua gedung pencakar langit World Trade Center di New York dan Gedung pertahanan Pentagon di Washington serta peledakan mobil yang berisi bom di depan gedung kementrian luar ngeri, Kamis, tanggal 11 September 2001 adalah “terorist” muslim dan bahwa Osama Bin Laden adalah otak dari tindakan teror tersebut!
Mampukah Osama Bin Laden memimpin langsung organisasi yang sedemikian rapi dan hebat serta sangat rahasia tidak dapat dicium oleh CIA-nya Amerika dan Mossad-nya Israel, menghasilkan kinerja dengan timing yang tepat serta perhitungan arah yang akurat, bahkan didalam kekuasaan pemerintah federal Amerika, sehingga mampu menluluh lantakkan secara spektakuler dua gedung pencakar langit yang menjadi jantung “perdagangan dunia” dan “pertahanan polisi dunia” itu???
Demikian pula, mampukah orang-orang muslim dari Afghanistan ataupun pejuang-pejuang muslim dari Palestina menjalankan operasi penghancuran simbol kapitalisme dunia dan simbol super-power dunia di kandangnya super power itu sendiri dengan cara yang spektakuler? Kalau demikian, siapakah gerangan otak dan pelaksana yang sangat tinggi kinerjanya itu?
Masih ingatkah pembaca bagaimana Timothy McVeigh, 33 tahun, yang memiliki sikap kebencian pada pemerintah federal, pukul 09.00, 19 April 1995, menghancur-leburkan gedung federal (gedung Alfred P. Murrah) di jantung kota Oklahoma yang menewaskan 168 jiwa, dan telah dihukum mati dengan disuntik lethal pada tanggal 11 Juni 2001, yaitu tepat 3 bulan yang lalu sejak luluh-lantaknya WTC dan luluhnya pentagon? Dan sebelumnya McVeigh terhendus, siapa yang dituduh di jadikan kambing hitam?
Maka kesimpulan sementara yang paling punya kemampuan untuk menjalankan operasi peluluh-lantakan itu adalah orang-orang warga Amerika sediri yang merasa anti kepada segala bentuk kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah federal Amerika, dan tentu saja mereka itu semua adalah bukan muslim.
***
Saya masih teringat sayup-sayup sebuah film yang berjudul Le Corsaire Noir (diucapkan: le kokhsaikhe noakh, seperti “r”-nya orang Langkat, atau “r”-nya Rizal Ramli). Film itu pernah saya tonton sekitar 50 tahun lalu. Si Bajak Laut hitam ini, demikian dalam cerita, sangat menyusahkan negeri-negeri di Eropa, terutama Inggris yang menganggap dirinya “Penguasa Laut”, ruler of the waves. Karena sudah terkenal (berucht) di kalangan negeri-negeri Eropa, maka asal ada pembajakan baik di lalut, maupun pada pemukiman-pemukiman di pesisir, serta-merta jemari selalu ditujukan kepada Le Corsaire Noir, walaupun yang membajak itu bajak laut yang lain.
Seperti cerita-cerita dalam sinetron kita, cerita ini diisi bumbu-bumbu “perselingkuhan”. Si Bajak Laut hitam ini berselingkuh dengan “Lady”, isteri seorang bangsawan pemilik sebuah “castle”. Ada dialog yang saya masih ingat, yang ada persamaannya dengan “terrorist” dewasa ini. “Mengapa kau jadi perompak,” tanya si Lady dalam suatu perjumpaan asmara di tempat rahasia. “Oh,” sahut Le Corsaire Noir, “kapal ini adalah kerajaanku. Orang mengatakan pangkat saya kapten, tetapi sebenarnya menurut saya sendiri, saya adalah raja dalam kerajaanku itu”, sambil ia menunjuk ke kapalnya yang sedang berlindung di sebuah teluk. “Saya menentukan kerajaan mana yang menjadi sahabat dan kerajaan mana yang menjadi musuhku,” ujar Le Corsaire Noir lebih lanjut. “Dan,” tambahnya pula, “kerajaan yang menjadi saya punya musuh bebuyutan (aarst vijand) adalah Kerajaan Inggris. Celakanya, dalam cerita itu Kerajaan Inggris tidak pernah berhasil melacak Le Corsaire Noir. Film itu ditutup dengan menyerahkannya kepada penonton. Terjadi pembajakan di pelabuhan Inggris Portsmouth, suatu pelabuhan kapal-kapal perang Inggris, yang sangat dibanggakan oleh Kerajaan Inggris pada waktu itu. Mengapa saya katakan diserahkan kepada penonton? Karena film itu ditutup dengan mengundang pertanyaan: “Apakah Le Corsaire Noir yang melabrak Portsmouth, ataukah bajak laut yang lain?”
***
Biarkanlah Amerika dan sekutunya berprasangka, Le Corsaire Noir itu Osama bin Laden. Namun ummat Islam janganlah pula ikut-ikutan berprasangka buruk terhadap Osama bin Laden. Firman Allah:
-- WLA TQF LA LYS LK BH ‘ALM AN ALSM’A WALBSHR WAFWaAD KL AWLaK KAN ‘ANH MSaWLA (S. ASRY, 36), dibaca: wa la- taqfu ma- laysa laka bihi- ‘ilman inna alsm’a walbshr walfua-da kullu ula-ika ka-na ‘anhu mas.u-la- (s. isra-), artinya: janganlah engkau memperturutkan apa yang tidak ada pengetahuan engkau tentang halnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hasil pemikiran, masing-masinga akan dipertanggung-jawabkan (di Hari Pengadilan kelak). WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 16 September 2001
9 September 2001
[+/-] |
491. Syari'at Islam vs Sekularisme |
Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah SWT, dalam kolom ini setiap ayat Al Quran ditransliterasikan huruf demi huruf. Bila pembaca merasa "terusik" dengan transliterasi ini, tolong dilampaui, langsung ke cara membacanya saja.
Syari'at Islam (selanjutnya disebut Syari'ah) diklasifikasikan atas: 'aqidah (ikatan), hukum-hukum Syari'ah dan akhlaq. Klasifikasi menurut Al Hadits: iman, islam dan ihsan. Kalau kedua cara klasifikasi itu digabungkan, maka menjadilah: 'aqidah/iman, hukum-hukum Syari'ah/Islam dan akhlaq/ihsan.
'Aqidah/iman tercakup dalam S. Al Fatihah, ayat 1 s/d 4, hukum-hukum Syari'ah/Islam tercakup dalam S. Al Fatihah, ayat 5, dan akhlaq/ihsan tercakup dalam S. Al Fatihah, ayat 6 s/d 7.
Catatan: Islam dalam pengertian sangat luas, yaitu semua mkhluq ciptaan Allah, tunduk terhadap taqdiruLlah (QS Ali 'Imraan, 23). Islam dalam pengertian luas, yaitu semua agama yang dibawakan oleh para Rasul sejak dari Nabi Adam AS sampai kepada Nabi Muhammad SAW (QS AlBaqarah, 136 dan S. Ali 'Imraan, 19). Islam dalam pengertian khusus yaitu Risalah yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW S. Al Maaidah, 3). Islam dalam pengertian sangat khusus ialah Rukun Islam (Hadits, R. Bukhari). Adapun pengertian Islam dalam klasifikasi di atas itu ialah dalam pengertian yang sangat khusus, yaitu Rukun Islam.
Dalam Syari'ah tidak dikenal dengan apa yang disebut dengan sekularisme (akan dijelaskan di bawah). Hukum-hukum Syari'ah, yaitu SunnatuLlah, bukan hanya sekadar menyangkut peribadatan ritual, tetapi menyangkut semua aspek dalam kehidupan individual, bermasyarakat dan bernegara. Itulah yang disebut Kaffah (totalitas). Contoh: sistem perekonomian harus di atas paradigma:
-- KY LA YKWN DWLT BYN ALAGHNYAu MNKM (S. ALhSYR, 7) dibaca: kay la- yaku-na du-latan baynal aghniya-i minkum(s. alhasyr), artinya: supaya kedaulatan (ekonomi) tidak hanya (beredar) diantara orang-orang kaya di antara kamu (59:7). Dalam proses pengembilan keputusan politik: WAMRHM SYWRY BYNHM (S. ALSYWRY, 38), dibaca: wa amruhum syura- baynahum (s. asysyu-ra-), artinya urusan mereka dimusyawarakan di antara mereka (42:38). Syura sudah diadopsi menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia yaitu musyawarah. Sudah menjadi kosa kata bangsa kita, tetapi secara rasa bahasa belumlah diapresiasi. Syura dibentuk oleh akar kata Syin, Waw, Ra, artinya mengambil madu dari sarang lebah. Dengan rasa bahasa ini, maka jiwa musyawarah dalam proses pengambilan keputusan bukanlah setengah di tambah satu. Jiwa musyawarah menurut rasa bahasa asalnya ialah bagaimana keputusan diambil secara arif bijaksana sehingga keputusan itu tidak mengandung potensi konflik di belakang hari (baca: sengatan lebah).
Sekularisme difahamkan seperti berikut. Secularism (Lt, saeculum = world): a system of political philosophy that reject all forms of religious faith. Orang-orang yang tidak beragama terdiri atas kelompok atheist, agnostik dan deist. Atheist bersikap menolak Tuhan, agnostik bersikap indiferent, ada atau tidak adanya Tuhan sama saja, kedua kemungkinan itu tidak dapat dibuktikan. Deist percaya akan adanya Tuhan, tetapi menolak adanya komunikasi antara Tuhan dengan manusia, jadi tidak percaya kepada nabi-nabi. Para deist hanya percaya kepada Tuhan sebagai pencipta, sedangkan hasil ciptaan Tuhan dibiarkan begitu saja layaknya arloji otomatis. Maka logislah jika atheist, agnostik, deist penganut sekularisme karena tidak percaya akan Tuhan, ragu akan Tuhan dan tidak percaya adanya wahyu.
Bagi orang-orang yang beragama, yaitu theist (percaya adanya Tuhan dan wahyu) yang agamanya hanya menyangkut peribadatan ritual yang sifatnya pribadi, yaitu hanya menyangkut hubungan antara manusia dengan Tuhan, tidak mempunyai konsep tentang aspek kehidupan bermasyarakat berpolitik berekonomi dan bernegara, maka sekularisme bagi mereka adalah suatu keniscayaan. Ambillah contoh misalnya: "Geeft dan den Keizer wat des Keizers is, en Gode wat Gods is (Marcus 12:17)", berikanlah kepada Kaisar yang milik Kaisar, dan berikanlah kepada Tuhan apa yang miliknya Tuhan. Dari Marcus (12:17) ini diturunkanlah paradigma sekularisme yang terkenal dalam sejarahnya orang barat: "Scheiding tussen staat en kerk", pemisahan atau dikhotomi antara negara dengan gereja.
Sekularisme dalam dunia politik dan kenegaraan yang mendikhotomikan antara negara dengan agama, kita jumpai pula dalam dunia ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang berlandaskan paradigma positivisme, juga mendikhotomikan antara ilmu dengan agama. Positivism is a philosophical system concerned with positive facts and phenomena. Positivisme menolak semua yang tidak dapat dideteksi oleh pancaindera baik secara langsung maupun tidak langsung dengan bantuan instrumen.
Syari'ah dengan prinsip kaffah mencakup pula dalam hal kelengkapan informasi dalam proses mengilmu. Yang dimaksud dengan kelengkapan informasi sebagai input bagi proses mengilmu ialah ayat qawliyah (Al Quran) dan ayat kawniyah (alam syahadah, physical world). Sebagai contoh sederhana tentang definisi sekuler mengenai mati: Seseorang dikatakan sudah mati jika otaknya sudah tidak berfungsi lagi. Definisi sekuler mengenai mati ini dianut pula oleh para dokter-dokter Muslim. Definisi kaffah tentang mati: Seseorang dikatakan sudah mati kalau ruh sudah meninggalkan jasadnya. Ini dapat dideteksi dari phenomena otaknya sudah tidak berfungsi lagi. Saya belum pernah mendengarkan seorang dokterpun yang mendefinikas mati secara kaffah ini. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 9 September 2001
2 September 2001
[+/-] |
490. Tragedi Berdarah 14 Juni dalam Pra Peradilan |
Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah SWT, dalam kolom ini setiap ayat Al Quran ditransliterasikan huruf demi huruf. Bila pembaca merasa "terusik" dengan transliterasi ini, tolong dilampaui, langsung ke cara membacanya saja.
I Made Yasa, mantan Pangdam XVI Pattimura, yang kini menjabat sebagai Komandan Sekolah Calon Perwira (Secapa), mulai menuai hujatan dari kaum muslimin. Para pemuda yang tergabung dalam Forum Islam Bersatu (Fiber) menuntut I Made Yasa untuk diseret ke Mahkamah Militer dan diusir dari Bandung. Barisan Fiber terdepan membawa spanduk putih bertuliskan "SERET I MADE YASA KE PENGADILAN, DIA PENJAHAT". (Kekejaman Yon Gab dalam penyerbuan dan pembantaian Yon Gab ke Poliklinik Laskar Jihad di Kebun Cengkeh Ambon, telah dikisahkan dalam Seri 480, edisi 24 Juni 2001, yang berjudul Tragedi 14 Juni 2001, Seret I Made Yasa dan Anggota Yon Gab ke Pengadilan HAM).
Kamis 21 Juni MUI bersama 27 ormas Islam temui DPR guna menyampaikan aspirasi umat Islam. Delegasi ini diterima oleh antara lain Akbar Tanjung, dan AM. Fatwa. Dalam dengar pendapat itu antara lain dengan tegas dinyatakan bahwa apabila pemerintah tidak menghukum I Made Yasa atas perbuatannya maka dia akan dinyatakan sebagai "Pembantai Umat Islam".
Sebulan kemudian permohonan pra-peradilan kasus kekejaman tersebut didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan no. 20/Pid/Prap/2001 tanggal 9 Agustus 2001. Termohon I dan II, adalah berturut-turut Kapolri dan Panglima TNI.
23 Agustus sidang pertama pra-peradilan itu digelar, sangat mengecewakan. Termohon II yaitu kuasa hukum Panglima TNI tidak hadir. Itu menunjukkan ketidak-seriusan dari pihak TNI. Sedangkan dari pihak kuasa hukum Kapolri sebagai termohon I tiba di tempat sesuai waktu yang telah ditentukan. Sidang yang dipimpin oleh hakim ketua H. Soedarto S.H. hanya berlangsung sekitar 10 menit. Hakim ketua memutuskan menunda pengadilan itu sampai hari Senin 27 Agustus 2001.
Sidang kedua diadakan di ruang Garuda, PN Jakarta Selatan pada hari Senin, 27 Agustus 2001, diwarnai dengan adu argumen antar dua belah pihak.
Pihak pemohon yang mewakili Mardi Abdul Aziz (27 tahun), dalam gugatannya menyatakan bahwa pihak termohon telah melanggar ketentuan-ketentuan hukum dan prosedur-prosedur dalam hal penangkapan, penggeledahan, dan penyitaan. Tiga hal tersebut telah dilakukan oleh anggota pihak Kapolri dan Panglima TNI secara tidak sah. Berdasarkan fakta-fakta hukum, Pihak Tim Pengacara (TP) yang mewakili Mardi Abdul Aziz, menuntut sembilan butir tuntutan, antara lain ketiga tindakan di atas itu tidak sah sesuai hukum, dan menuntut pengembalian seluruh barang yang disita kepada pihak pemohon.
Dalam jawabannya, Kuasa Hukum Kapolri, yang dipimpin oleh Kombes Pol. Soeyitno, SH menyatakan menerima pra-peradilan ini karena sesuai dengan fungsi utamanya, yaitu mengontrol tim penyidik. Tetaapi karena Kepolisian RI dalam melaksanakan tugasnya dibagi ke dalam jajaran Mabes, Polda, Polwil, Polres dan Polsek, maka seharusnya yang dituntut adalah penanggung jawab kegiatan kepolisian setempat bukannya Kapolri.
Kuasa hukum Panglima TNI yang diwakili oleh Letkol Payaman P.,SH, Mayor Suryono SH, Kapten Santosa SH, menolak pra-peradilan ini, disebabkan oleh tidak adanya kewenangan dari pihak Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk melaksanakan persidangan ini. Dan juga menegaskan bahwa tidak ada surat perintah dari Panglima TNI untuk menangkap karena pimpinannya adalah Penguasa Darurat Sipil, Gubernur Maluku.
Dalam tanggapannya kepada pihak Kapolri, TP yang diwakili oleh Mahendradatta, SH,MA, menyatakan dalam UU tentang kepolisian disebutkan bahwa Kapolri adalah penanggung jawab tugas kepolisian atas seluruh wilayah RI. Dalam masalah pejabat yang di daerah yang seharusnya dituntut, dalam kasus-kasus lain Polri melalui Mabes sering melakukan penangkapan sendiri-sendiri. Contohnya Kasus Penangkapan Ustadz Jafar Umar Thalib, Panglima Laskar Jihad yang tersangka melakukan tindak pidana di Ambon, mengapa penangkapan dilakukan di Surabaya, dan diproses selanjutnya di Mabes Polri, Jakarta.
Kepada kuasa hukum Panglima TNI, TP memberikan tanggapannya bahwa berlakunya Pasal 84 KUHAP yang dipermasalahkan pihak termohon II, adalah untuk tindak pidana material. Sedangkan pra-peradilan adalah tentang hukum acara atau hukum formal, sehingga pasal tersebut tidak relevan untuk diterapkan. Tentang surat penangkapan yang tidak pernah dibuat Panglima TNI, itu merupakan pengakuan dari pihak termohon II bahwa tindakan Yon Gab di Ambon itu adalah tindakan liar, yaitu di luar hukum.
***
Pra-peradilan ini hanya merupakan langkah awal menuju upaya hukum: "menyeret I Made Yasa dan Anggota Yon Gab ke Pengadilan HAM." Harus ada keseriusan pemerintah untuk menyeret semua para pelanggar HAM ke Pengadilan HAM, utamanya di Aceh dan di Ambon. Keadilan harus ditegakkan walaupun terhadap kerabat ataupun korps sekalipun. FA'ADLWA WLW KAN DZAQRBY (S. ALAN'AM, 152), dibaca: fa'dilu- walaw ka-na dza-qurba- (s. al an'a-m), artinya: berlaku adillah walaw terhadap karibmu sendiri (6:152). Walla-hu a'lamu bisshawa-b.
*** Makassar, 2 September 2001