Empat orang warga Saudi yang dituduh sebagai pelaku penghancuran gedung WTC dan Pentagon, ternyata masih hidup. Mereka itu adalah Abdurrahman Said al Omari, seorang pilot Saudi Airlines, Ahmad Ibrahim Al Ghamdi, lulusan fakultas teknik di Makkah, relawan kemanusiaan yang saat ini bekerja untuk para korban Perang Chechnya, Fayez Mohammad Al Shehri, juga relawan kemanusiaan di Chechnya sejak 2 tahun lalu dan Amer Kenfer kini menetap di Saudi, yang menyatakan terkejut, ketika namanya masuk dalam list penumpang pesawat United Airlines yang diumumkan FBI. Al Omari inilah yang KTP-nya dicuri sewaktu dia di Amerika.
FBI dalam melacak orang-orang yang dicurigai, ternyata main tuduh serampangan dengan kriteria seenak perutnya, yaitu "apa saja yang berbau Arab dan Islam langsung saja mereka kaitkan dengan aksi-aksi terorisme".
Asal tahu saja sebelumnya pihak FBI juga telah ceroboh menuduh dua orang warga Arab yakni Amir Bukhari dan Adnan Bukhari yang dianggap terlibat penyerangan WTC dan Pentagon. Amir Bukhari sang tertuduh ternyata sudah meninggal setahun yang lalu. Sementara Adnan Bukhari saat ini masih ada di Florida.
Itulah semua kecerobohan FBI.
***
Amerika Serikat (AS) telah lama mendendam Afghanistan karena Usamah ibn Ladin bermukim di negeri itu. Jauh sebelum WTC dan Pentagon diluluh-lantakkan, serangan AS ke Afghanistan telah lama direncanakan. Demikianlah sesungguhnya dalam kalangan intelijen, rencana serangan AS ke Afghanistan bukanlah wacana baru. Aksi penyerangan tersebut sudah lama direkomendasikan intelijen AS sebagai satu-satunya cara yang efektif untuk dapat menekuk Usamah ibn Ladin dan jaringannya.
Syahdan, yang mengungkap rahasia itu adalah The Atlantic Monthly. Dalam edisi Juli/Agustus 2001, majalah dwibulanan itu menurunkan tulisan Reuel Marc Gerecht, mantan staf Direktur Operasi CIA. Reuel Gerecht mengungkap betapa sulitnya AS melacak Usamah ibn Ladin. Dia selalu berpindah tempat di lokasi yang susah dijangkau dan selalu dilindungi oleh aktivis Islam militan dan radikal. Satu-satunya cara paling efektif menekuk Osama, adalah dengan melakukan operasi ofensif di kantong-kantongnya. Bagaimana operasi itu dipersiapkan? Antara lain dengan melakukan program "conditioning" dengan mendekati Pakistan dan kekuatan anti-Thaliban di Afghanistan, yaitu Ahmad Shah Mas'ud dan kelompoknya yang memang bertentangan dengan pemimpin spiritual Thaliban, yaitu Mullah Mohammad Omar.
Dengan menimpakan kepada Usamah ibn Ladin sebagai otak di belakang serangan 'Kamikaze" (=angin kayangan) dengan ber"jibaku" (=bunuh-diri) meluluh-lantakkan WTC dan Pentagon kebanggaan supremsi Amerika di bidang bisnis dan polisi dunia tersebut, maka the "Cowboy" mendapatkan dukungan internasional dalam melancarkan serangan ke Afghanistan yang telah lama dipersiapkan itu untuk menekuk Usamah ibn Ladin dengan jaringannya.
Karena Usamah ibn Ladin sukar diterima pikiran sehat tentang kemampuannya untuk memimpin operasi 11 Sepetember itu (tolong dibaca Seri 492), maka apakah mungkin operasi itu diotaki sendiri intelejen AS dengan harga mahal, yaitu dibayar dengan harga-diri (dignity) bangsa Amerika? Apakah itu masuk akal?
Silakan baca selanjutnya.
***
Ternyata 4000 orang Yahudi itu tidak masuk kerja ketika terjadinya insiden itu. Sumber-sumber diplomatik Arab menyebutkan kepada surat kabar Yordania Al-Wathan, 4000 orang Yahudi itu tidak masuk kerja atas petunjuk Shabak, Aparat Keamanan Umum Israel, suatu fakta yang membangkitkan kecurigaan. Kecurigaan meninggi setelah surat kabar Israel Yadiot Ahranot menyebutkan bahwa Shabak mencegah perdana menteri Israel Ariel Sharon untuk pergi ke New York terutama ke pantai timurnya untuk mengambil bagian dalam festival yang diselenggarakan oleh oraganisasi-organisasi Zionis untuk mendukung "Israel".
Kesimpulannya Mossadlah yang berdiri di belakang operasi bunuh diri itu, bukan Usamah ibn Ladin dan juga bukan CIA. Kuat dugaan yang sanggup berjibaku itu adalah teman-teman Timothy McVeigh, dari Sekte David Corash yang tidak segan untuk bunuh diri.
***
Seorang dari Brazilia bernama Marcio A. V. de Carvalho (*) melalui E-mail menulis dengan gaya "Latin American English". Pada pokoknya Carvallo mencap CNN telah melakukan kejahatan (crime) terhadap opini publik ["I myself classify as a crime against the public opinion"]. Yaitu CNN menayangkan gambar orang-orang Palestina merayakan penghancuran WTC dan Pentagon di jalan-jalan, makan-makan kue, mempertontonkan muka-muka lucu di depan kamera (saya kira kita semua tidak ada yang meluputkan tayangan ini). Padahal tayangan gambar itu berasal dari tahun 1991.
Lalu apa maksud CNN itu menipu dan membohongi kita semua ini. Bukankah itu untuk membangkitkan ketidak-senangan, kebencian terhadap orang-orang Palestina? CNN patut dikutuk karena penipuannya itu: "La'natuLlah 'alay CNN". Bahkan anakda M.Qasim Mathar pengasuh kolom Jendela Langit dapat dikecoh oleh CNN. Firman Allah:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JA^KM FASQ BNBA FTBYNWA AN TSHYBWA QWMA BJHALT FTSHBHWA 'ALY MA F'ALTM NADMYN (S. ALHJRAT, 6), dibaca: ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu- an tushi-bu qawman bijaha-latin fatushbihu- 'ala- ma- fa'altum na-dimi-n (s. al hujura-t), artinya: Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan annaba', maka lakukanlah tabayyun, jangan sampai kamu tanpa pengetahuan menimpakan musibah kepada suatu kaum, lalu kamu menyesal atas perbuatanmu (49:6).
*** Makassar, 30 September 2001
------------------
(*)Penyampaian informasi dari Marcio A. V. de Carvalho dalam gaya Latin American English:
Date: Thu, 13 Sep 2001 01:07:48 -0300
From: "Marcio A. V. de Carvalho"
Subject: Fourth Power To: SOCIAL-THEORY@JISCMAIL.AC.UK
All around the world we are subjected to 3 or 4 huge news distributors, and one of them - as you well know - is CNN. Very well, I guess all of you have been seeing (just as I've been) images from this company. In particular, one set of images called my attencion: the Palestinians celebrating the bombing, out on the streets, eating some cake and making funny faces for the camera. Well, THOSE IMAGES WERE SHOT BACK IN 1991!!! Those are images of Palestinians celebrating the invasion of Kuwait! It's simply unacceptable that a super-power of cumminications as CNN uses images which do not correspond to the reality in talking about so serious an issue. A teacher of mine, here in Brazil, has videotapes recorded in 1991, with the very same images; he's been sending emails to CNN, Globo (the major TV network in Brazil) and newspapers, denouncing what I myself classify as a crime against the public opinion. If anyone of you has access to this kind of files, serch for it. In the meanwhile, I'll try to 'put my hands' on a copy of this tape. But now, think for a moment about the impact of such images. Your people is hurt, emotionally fragile, and this kind broadcast have very high possibility of causing waves of anger and rage against Palestinians. It's simply irresponsible to show images such as those.