Ada dua acara yang bersamaan pada hari Ahad yang lalu yang sewajarnya saya hadiri, yaitu Wisuda Santri di Pesantren IMMIM Putera dan Deklarasi pasangan Cagub-Cawagub Sulawesi Selatan. Jadi saya harus memilih yang mana akan dihadiri, yaitu mendahulukan yang sekali berlangsung ketimbang yang rutin. Maka pilihan saya jatuh pada acara Deklarasi tersebut. Pasangan Cagub-Cawagub itu adalah Al-Ustadz H.Abd Aziz Qahhar Mudzakkar dan Al-Ustadz H.Mubyl Handaling. Yang unik keduanya adalah insinyur. Pasangan Aziz-Mubyl ini tampaknya lebih gesit mendahului berdeklarasi ketimbang kedua pasangan Cagub-Cawagub yang lainnya. Aziz nyaris tidak bisa maju sebagai Cagub, berhubung salah satu dari tiga partai Koalisi Keummatan (PPP, PBB, PKS) menarik diri, sehingga persyaratan 15% dari hasil Pemilu yang lalu, menjadi tidak terpenuhi. Untuk mengisi kekurangan itu, Koalisi Kebangsaan dari 8 partai menawarkan diri dengan mengajukan Mubyl sebagai Cawagub. Bertemulah ruas dengan buku, tercapailah di atas 15%, terbentuklah pasangan Aziz-Mubyl yang diusung oleh Koalisi Keummatan dan Kebangsaan yang besedia secara ikhlas. Pasangan Aziz-Mubyl ini adalah pasangan yang tidak punya uang miliaran. Ini adalah kemajuan berpolitik di Sul-Sel, pasangan "miskin" juga bisa maju menjadi Cagub-Cawagub. Munculnya pasangan Aziz-Mubyl disambut baik kalangan independen di daerah ini. Paket ketiga ini yang secara gesit lebih dahulu berdeklarasi, dinilai bakal lebih menggairahkan Pilkada di Sulsel. Deklarasi ini praktis membuat pertarungan di Pilkada Sulsel bakal ramai, karena diikuti tiga pasangan calon. Dua pasangan lainnya adalah Amin-Mansyur dan Syahrul-Agus, yang sudah lebih dahulu tersusun, namun belum berdeklarasi.
Pasangan Cagub-Cawagub yang "miskin" ini tidak memakai Tim Sukses, melainkan Tim Pejuang atas dasar ikhlas, tanpa dibayar. Tim Pejuang ini diketuai oleh Abraham Samad, yang Koordinator Badan Pekerja Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi. "Saya katakan kepada Pak Abraham, kalau Anda benar-benar komit untuk pemberantasan korupsi, maka ayo sama-sama saya berjuang untuk itu. Pokoknya seluruh LSM antikorupsi saya ajak bergabung. Begitu pula dengan akademisi yang pro pemerintahan bersih," kata Aziz. Tim pejuang ini juga akan menjadi saksi TPS yang tidak bersedia dibayar. Selama ini, kebanyakan saksi di TPS mesti dibayar oleh kandidat.
Dalam Deklarasi tersebut selain pimpinan partai pendukung koalisi, sejumlah tokoh kaum marjinal juga sempat menyampaikan unek-uneknya. Mereka antara lain perwakilan sopir M Said Welikin dan Jamrud mewakili perempuan marjinal. Yang menarik, dua tokoh non-Muslim juga turut menyampaikan orasinya. Keduanya adalah Ishak Ngeljaratan mewakili akademisi dan Ari Rorora, Ketua Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) Sulsel. Ishak dan Ari memuji Aziz-Mubyl sebagai figur terbaik untuk memimpin Sulsel lima tahun ke depan.
“Saya hadir di sini mewakili akal sehat dan hati nurani. Kami berharap Aziz-Mubyl muncul sebagai rahmatan lil alamin atau dalam bahasa Kristiani sebagai kasih lil alamin,” kata Ishak yang juga dikenal sebagai budayawan. Sementara itu Ari Rorora mengatakan: "Islam dan Kristen bersaudara. Makanya, non-Muslim tidak perlu takut dengan penerapan syariat Islam. Pasalnya, itu hanya berlaku bagi umat Islam. Umat Kristiani juga punya syariat sendiri yang tentu saja juga harus dijalankan secara konsisten." Sedangkan Aziz yang mendapat giliran berorasi terakhir menegaskan kembali visi-misinya, yakni pembangunan ekonomi kerakyatan, pemerintahan yang bersih, dan terciptanya masyarakat religius. “Saya berobsesi menjadikan Sulawesi Selatan sebagai kiblat pemerintahan di Indonesia. Bagi kami, pemerintahan yang bersih merupakan harga mati, yaitu transparansi APBD, mulai pembahasan hingga pelaksanaannya,” demikian Aziz.
Ada hikmah tersusunnya Koalisi Keummatan dan Koalisi Kebangsaan. Yaitu citra penegakan Syari'at Islam bagi yang non-Muslim. Mengapa? Karena Aziz adalah Ketua Lajnah Tnafidziyah Komite Persiapan Penegakan Syari'at Islam (KPPSI) Sul-Sel. Terus terang selama ini, jangankan yang non-Muslim, bahkan yang Muslim sendiripun tidak kurang yang allergi terhadap penegakan Syari'at Islam. Ishak Ngeljaratan yang non-Muslim yakin akan ungkapan ayat: rahmatan lil'alamin yang ia bahasakan dalam ungkapan Kristiani kasih lil'alamin. Sebenarnya rahmatan dengan kasih tidak jauh berbeda. Rahmatan berasal dari akar Ra-ha-Mim [RhM] yang menurunkan Rahman dan Rahim, 2 di antara 99 Al-Asmaa Al-Husna (Nama-nama yang terbaik). Rahman adalah NamaNya yang berhubungan dengan sifat Allah Yang Maha Pengasih, mengasihi hambaNya tanpa pilih tebang, semuanya mendapat Kasih Allah baik yang beriman, maupun yang tidak beriman. Goal dari akhlaq kita adalah sifat Allah yang Maha Pengasih, sehingga kita bisa menjadi rahmat (tha marbutha diucapkan rahmah) bagi sekelilingnya. Sedangkan Rahim adalah NamaNya yang berhubungan dengan sifat Allah Yang Maha Penyayang. Hambanya yang beriman yang bersungguh-sungguh berdoa'a kepadaNya dengan persyaratan mengerjakan seluruh perintahnya dan menjauhi larangannya, insya-Allah akan dikabulkanNya. Jadi orang yang tidak beriman tidak akan mendapatkan sifat RahimNya, karena tentu saja orang berimanlah yang akan berdo'a kepadaNya.
Syari'at Islam dalam hal ibadah ritual, hanya bagi ummat Islam saja. Namun dalam hal kesejahteraan, Syari'at Islam yang Rahmatan lil'alamin, bukan hanya untuk ummat Islam saja, tetapi seluruh ummat manusia. Firman Allah:
-- KY LA YKWN DWLt BYN ALAGhNYAa MNKM (S. ALhSyR, 59:7), dibaca:
-- Kai La- YaKu-na Du-latan bainal aghniya-i mingkum, artinya:
-- supaya kedaulatan (ekonomi) itu jangan (beredar) di antara orang-orang kaya di antara kamu.
Ayat (59:7) tesebut merupakan salah satu visi dan misi pasangan Aziz-Mubyl, yaitu ekonomi kerakyatan, di mana Mubyl telah puluhan tahun berkecimpung dalam jaringan pengusaha kecil dan menengah. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 27 Mei 2007
27 Mei 2007
[+/-] |
780. Deklarasi Aziz-Mubyl |
20 Mei 2007
[+/-] |
779. Dikhotomi Politik vs Hukum |
Penahanan rekan saya Prof Ahmad Ali menjadi ramai dibicarakan oleh politisi dan juris. Saya katakana rekan, karena Ahmad Ali memang rekan saya dalam dua hal: Sama-sama menjadi kolumnis Harian Fajar, dan sama-sama di KPPSI. Ahmad Ali di Dewan Pakar dan saya di Dewan Syura. Orang bodohpun tahu bahwa penahanan Ahmad Ali sangat kental politis. Adalah kenyataan bahwa sekarang ini yang mendominasi adalah politik atas hokum. Mengapa sampai demikian ? Itu karena adanya dikhotomi antara politik vs hokum, sebagai anak dari sekularisme yang dikhotomis itu, yang memisahkan antara agama dengan negara. Sekularisme difahamkan seperti berikut: Secularism (Lt, saeculum = world): a system of political philosophy that reject all forms of religious faith.
Pada tahun 1618 meletus perang sipil di seluruh daratan Eropa antara pendukung dan penentang supremasi gereja. Perang itu berlangsung selama 30 tahun dan menghabiskan sepertiga penduduk Eropa serta meruntuhkan sebagian besar kerajaan di Eropa. Perang terlama terjadi antara Perancis dan Spanyol sampai tahun 1659. Akibatnya, para pemikir terpecah menjadi dua kelompok:
-- 1. yang mempelajari filsafat Yunani, disebut Naturalis, dan meyakini bahwa akal manusia mampu menyelesaikan semua persoalan;
-- 2. yang berpihak pada gereja, disebut Realisme, dan meyakini ajaran gereja sebagai kebenaran.
Perang sipil itu akhirnya dimenangkan oleh kelompok naturalis yang mendasarkan pemikirannya pada penyingkiran peran agama dari kehidupan negara, yang kita sangat kenal yaitu sekularisme. Dalam sekularisme politik dan segala urusan duniawi telah menjadi sangat bebas nilai (liberalisme). Tidak ada satupun yang membatasi. Tidak nilai agama. Tidak pula nilai moral. Gambaran betapa liarnya dunia politik sekuler adalah buku karya Niccolo Machiavelli yang berjudul The Discourses on the First Ten Books of Livy dan The Prince. Salah satu pilar pemikiran politiknya adalah: Politik adalah sesuatu yang sekuler. Politik adalah pertarungan antar manusia untuk mencari kekuasaan. Dalam politik tidak ada nilai kebenaran, yang ada adalah brutal, bohong, dan egoisme yang harus mengikuti qaidah universal, yaitu: Tidak ada teman yang lestari, yang ada hanya kepentingan yang lestari. Penguasa yang sukses harus belajar dari sejarah, harus mengamati para pesaingnya, dan mampu memanfaatkan kelemahan mereka.
Kemenangan kelompok naturalis atas realisme itulah yang menjadi salah satu paradigma Kebudayaan Barat yang menganggap bahwa sekularisme itu adalah hasil proses yang sudah final. Sekularisme yang mendikhotomikan antara negara dengan agama, itu memperanakkan dikhotomi pula antara politik vs hukum dan itu juga merupakan hal yang sudah final. Lihatlah itu Bush, personifikasi sekularisme dan “demokrasi” Barat. Melakukan state terrorism atas Afghanisten dan Iraq, menghancurkan kedua negeri itu dalam wujud mengobrak abrik sistem Negara dan membantai penduduknya. Politik luar negeri Bush mengalahkan Hukum Internasional.
Sadar atau tidak sadar sebagian besar di Indonesia ini mengadopsi pola pemahaman bahwa sekularisme itu sudah final, bahwa dikhotomi antara politik vs hukum sudah final pula. Maka janganlah diharapkan di Indonesia ini politik itu bisa “berdamai” dengan hukum, selama pemahaman politik menurut Machiavelli itu masih dianut pula di Indonesia ini.
***
Islam jelas berbeda dengan sekularisme. Sistem Islam tidak lahir dari akal-akalan manusia, tetapi merupakan wahyu Allah SWT. Bukanlah sekularisme itu yang merupakan proses yang final, melainkan Syari’at Islam itulah yang final, Tetapi dalam bahasa Barat yang sekuler menyebut Islam sebagai Mohammedanism untuk menimbulkan kesan Islam sebagai agama buatan Muhammad. Firman Allah:
-- ALYWM AKMLT LKM DYNKM WATMMT 'ALYKM N'AMTY WRDHYT LKM ALASLAM DYNA (S. ALMAaDt, 5:3), dibaca:
-- alyauma akmaltu lakum di-nakum wa atmamtu 'alaikum ni'mati- wa radhi-tu lakumul Isla-ma di-nan (s. alma-idah), artinya:
-- Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu AGAMA kamun, dan telah Kucukupkan atas kamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai ISLAM menjadi AGAMA bagi kamu.
(AGAMA dengan huruf kapital dimaksudkan mencakup hubungan pribadi dengan Allah dan hubungan antara individu dengan individu, hubungan antara individu dengan masyarakat timbal balik dan hubungan antara manusia dengan lingkungan alam. Sedangkan agama dengan huruf kecil itu hanya menyangkut hubungan antara individu dengan Tuhan yang dalam bahasa barat disebut: religion, religie, godsdienst).
Oleh sebab itu ungkapan politik yang berkonotasi jelek itu perlu diganti dengan istilah menurut Syari'at Islam, yaitu siyasah, yang akarnya dari: Sin-Alif-Sin, SAS (dibaca: sa-sa), yang artinya: urusan kekuasaan dan hukum mencakup pemeliharaan (ri'ayah), perbaikan (ishlah), pelurusan (taqwim), pemberian arah (irsyad), dan pendidikan (ta'dib). Dengan demikian hilanglah itu dikhotomi antara politik vs hukum. Dengan mengapresiasi istilah siyasah, maka politik dan hukum merupakan satu sistem. Dan juga hilanglah alasan kaum sekuler yang mengatakan politik dengan agama harus dipisahkan, karena politik itu kotor sedangkan agama itu suci.
Rasulullah SAW mempergunakan kata siyasah dalam sabdanya :"Adalah Bani Israil, siyasah mereka diurusi oleh para nabi (tasusu humul anbiya). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak ada nabi setelahku, namun akan ada banyak para khalifah" (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam Hadits tsb kata tasusu ditasrifkan dari Sin-Alif-Sin, SAS. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 20 Mei 2007
13 Mei 2007
[+/-] |
778. Beriman kepada Kitab-Kitab yang Diturunkan Sebelum Al-Quran |
Seri 776 yang berjudul: Siapakah Dzulqarnain?, memancing pertanyaan. Melalui E-mail saya terima seperti berikut:
"Pertanyaan saya ini bukan mengenai Dzulkarnain yang Raja Cyrus itu tetapi mengenai rujukan yang diambil dari kitab suci Yahudi (Kethuvim). Seberapa jauh Taurat dan rangkaiannya bisa kita percaya dan dapat dijadikan rujukan oleh orang Islam?"
Firman Allah:
-- WALDzYN YWaMNWN BMA UNZL ALYK WMA ANZL MN QBLIK (S. ALBQRt, 2:4), dibaca:
-- walladzyna yu'minu-na bima- unzila ilaika wama- unzila ming qablika, artinya:
-- Dan orang-orang yang beriman kepada apa (Al-Quran) yang diturunkan kepada engkau (ya Muhammad) dan kepada apa (Kitab-Kitab) yang diturunkan sebelum engkau.
Menjadi salah satu Rukun Iman yaitu beriman kepada Kitab-Kitab yang diturunkan dari Allah dalam wujudnya yang otentik, yang masih murni yang bersih dari Israiliyat. Apa itu Israiliyat? Yaitu riwayat-riwayat yang merendahkan martabat Nabi-Nabi dan cerita-cerita mesum yang disisipkan ke dalam Kitab-Kitab terdahulu itu. Riwayat-riwayat Israiliyat itu antara lain:
- Isteri kedua Nabi Ibrahim AS, yaitu Hajar yang putri Hyksos Al-Malik difitnah sebagai budak (KJVR-Gen 16:1)
- Incest, yaitu Nabi Luth AS berzina dengan kedua anak perempuannya, yang keduanya mengandung dari hasil perzinaan itu (KJVR-Gen 19:33-36).
- Nabi Daud AS berzina dengan Betsyeba (KJVR-2Sa 11:2-4).
- Kalimat-kalimat vulgar dan porno persundalan Ohola dan Oholiba (KJVR-Yehezkiel 23:1-21).
- Nabi Isa AS digambarkan tidak terpuji dengan diriwayatkan bahwa beliau tidak menghormati ibu beliau (KJVR-Mat 12:47-48) dan menyebut yang bukan Bani Israil itu sebagai anjing (KJVR-Mat 15:26).
Namun, tentu saja riwayat-riwayat yang bersih dalam Kitab-Kitab terdahulu itu, yakni tidak bertentangan dengan Al-Quran, bukan khurafat dan tidak bertentangan dengan logika, maka mengapa tidak boleh dijadikan rujukan. Seperti contohnya ialah "bersunat" memotong daging kulup sesungguhnya berasal dari kakek kita Nabi Adam AS.
"Adam the first man having eaten, by fraud of satan, the food forbidden of God in paradise, his flesh rebelled against his spirit; whereupon he sweared, saying: 'by God I will cut thee!' And having broken a piece of rock, he seized his flesh to cut it with the sharp edge of the stone; whereupon he was rebuked by the angle Gabriel. And he answered: 'I have sworn by God to cut it; I will never be a liar!' The angle showed him superfluity of his flesh and that he cut off. (The gospel of Barnabas: 23)." (Adam orang pertama makan buah, karena ditipu setan, buah larangan Tuhan dalam taman Firdaus, dagingnya berontak melawan ruhnya: olehnya itu ia bersumpah dan berkata: 'Demi Tuhan, saya akan potong engkau!' Dan setelah memecahkan sebungkah batu karang, ia memegang dagingnya untuk memotongnya dengan sisi tajam dari pecahan batu itu; olehnya itu ia dilarang oleh malaikat Jibril. Dan dia menjawab: 'Saya telah bersumpah atas nama Tuhan untuk memotongnya; saya tidak ingin untuk menjadi pendusta.' Malaikat itu menunjukkan kepadanya daging kulupnya dan dia memotongnya).
Sebuah contoh lagi:
"For behold darkness shall cover the earth, .... but the LORD will arise upon thee, and the glory will be seen upon thee .... All the flocks of Kedar shall be gathered to you, .... and I will glorify My Glorious House"
(KJVR-Isaiah, 60:2,7).
Kutipan di atas itu adalah nubuwat (profesi) tentang Nabi Muhammad SAW.
flocks of Kedar = Bani Ismail, keturunan Ismail, yaitu bangsa Arab. Nabi Muhammad SAW adalah turunan langsung dari Nabi Ismail AS melalui anak sulungnya, yaitu Haidar (Kedar)
darkness shall cover the earth = zaman jahiliyah
the LORD will arise upon thee = kedatangan Nabi Muhammad SAW
My Glorious House = Bayt Allah, Ka'bah
Namun dalam hal nubuatan tentang Imam Mahdi, perlu berhati-hati, misalnya seperri di bawah ini:
Ternyata, sang pembebas, atau yang dalam bahasa Islam disebut "Imam Mahdi", itu datang dari Timur, dari negeri pulau-pulau. Pada (Yes. 41:25) disebutkan lebih spesifik lagi, "....dari sebelah matahari terbit Aku telah memanggil dia dengan namanya." Dan, pada (Yes. 42:6), "Aku ini, Tuhan, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan, dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.
Jika itu diperhadapkan pada Hadits di bawah ini, persamaannya hanya "dari sebelah Timur", ada yang tidak dipenuhi yakni Imam Mahdi itu dari Ahlul Bait:
Diriwayatkan, ibn Mas'ûd berkata, "Suatu hari kami sedang bersama Rasulullah, Beliau berkata, Keluargaku akan tertimpa musibah besar, pengusiran dan penyerangan, setelah kepergianku hingga datang sekelompok orang dari arah timur dengan membawa bendera hitam. Mereka menuntut keadilan, tetapi tidak ada yang menanggapinya. Kemudian mereka berperang dan mereka akan menang. Lalu tuntutan mereka dipenuhi. Tetapi, mereka tidak mau menerimanya hingga hak itu diserahkan kepada seorang laki-laki dari kalangan keluargaku yang akan memenuhi dunia dengan keadilan, yang sebelumnya penuh dengan kebatilan. Barang siapa hidup dalam situasi seperti itu, maka hendaklah ia menemuinya meskipun harus merangkak di dataran yang berselimut salju, karena dialah al-Mahdî."
Dan terakhir sebuah contoh yang bertentangan dengan logika dan ilmu pengetahuan:
KJVR-Gen 1:
3 And God said, Let there be light: and there was light (Dan berfirman Tuhan: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi).
4 And God saw the light, that it was good: and God divided the light from the darkness (Dan Tuhan melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap).
5 And God called the light Day, and the darkness he called Night. And the evening and the morning were the first day (Dan Tuhan menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama).
11 And God said, Let the earth bring forth grass, the herb yielding seed, and the fruit tree yielding fruit after his kind, whose seed is in itself, upon the earth: and it was so (Dan berfirman Tuhan: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian).
12 And the earth brought forth grass, and herb yielding seed after his kind, and the tree yielding fruit, whose seed was in itself, after his kind: and God saw that it was good (Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Dan Tuhan melihat bahwa semuanya itu baik).
13 And the evening and the morning were the third day (Dan (jadilah) petang dan pagi, itulah hari ketiga).
14 And God said, Let there be lights in the firmament of the heaven to divide the day from the night; and let them be for signs, and for seasons, and for days, and years: (Dan brfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun)
15 And let them be for lights in the firmament of the heaven to give light upon the earth: and it was so.
16 And God made two great lights; the greater light to rule the day, and the lesser light to rule the night: he made the stars also (Dan Tuhan menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang).
17 And God set them in the firmament of the heaven to give light upon the earth, (Dan Tuhan menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi)
18 And to rule over the day and over the night, and to divide the light from the darkness: and God saw that it was good (dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap: dan Tuhan melihat bahwa semuanya itu baik).
19 And the evening and the morning were the fourth day (dan (Jadilah) petang dan pagi, itulah hari keempat).
Yang bertentangan dengan logika yaitu hari pertama Tuhan menjadikan siang dan malam, padahal matahari baru dijadikan pada hari keempat. Yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan, yaitu tumbuh-tumbuhan dijadikan pada hari ketiga jadi lebih dahulu dijadikan ketimbang matahari yang dijadikan pada hari yang keempat itu. Tumbuh-tumbuhan tidak bisa tumbuh kalau tidak ada matahari.
WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 13 Mei 2007
6 Mei 2007
[+/-] |
777. Antara Do’a Panjang Umur vs Qadha dan Qadar |
Qadha (ketetapan) dan Qadar(ukuran) adalah Rukun Iman yang keenam. Allah SWT telah menetapkan ukuran atas tiap-tiap sesuatu hasil ciptaanNya. Makhluk ciptaan Allah SWT di alam syahadah ini, seperti apa yang dapat kita amati, dapat digolongkan dalam jenis-jenis: batu-batuan/mineral, tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia. Allah SWT sebagai ArRabb (Maha Pengatur) telah menetapkan hukum-hukumNya berupa Taqdirullah dan SunnatuLlah untuk mengendalikan berjenis-jenis ciptaanNya itu. TaqdiruLlah adalah hukum-hukum Allah menyangkut alam di luar manusia. Atas manusia dan kemanusiaan Allah menetapkan hukum-hukumnya yang disebut SunatuLlah. Hingga kini TaqdiruLlah yang baru dikenal oleh manusia, yaitu medan gravitasi, medan elektromagnet, gaya kuat dan gaya lemah. Medan gravitasi utamanya mengontrol makrokosmos, mengendalikan bintang-bintang. Ketiga jenis yang lain mengontrol mikrokosmos. Medan elektromagnet mengontrol pasangan proton (bermuatan +) dengan elektron (bermuatan -). Proton-proton dalam inti atom yang saling tolak karena bermuatan sama, "direkat" oleh gaya kuat. Sedangkan gaya lemah menyebabkan inti atom seperti misalnya Thorium dan Uranium tidak stabil menjadi "lapuk" terbelah dengan mengeluarkan sinar radioaktif, sehingga Thorium dan Uranium disebut pula zat radioaktif.
Di samping ke-4 jenis TaqdiruLLah itu, Allah menetapkan TaqdiruLlah berupa kekuatan membagi diri sel-sel dalam tumbuh-tumbuhan sehingga tumbuh-tumbuhan itu dapat bertumbuh dan berkembang biak. Adapun pada binatang yang juga tersusun atas sel-sel sehingga dapat juga bertumbuh dan berkembang biak, Allah menetapkan TaqdiruLlah berupa kekuatan naluri dengan perlengkapan pancaindera. Dengan kekuatan naluri dan perlengkapan pancaindera itu binatang dapat bergerak ke mana saja menurut kemauannya atas dorongan nalurinya.
Sebuah contoh ketetapan dalam ukuran itu misalnya oksigen yang kita hirup untuk membakar makanan dalam tubuh kita, atau yang membakar bahan bakar dalam mesin-mesin, Allah menetapkan 2 atom oksigen (O2) dengan ukuran berat molekul 32. Allah menetapkan Ozon terdiri atas tiga atom oksigen (O3) dengan ukuran berat molekul 48. Jadi dari segi berat molekul Allah menetapkan Ozon lebih berat. Tetapi dari segi rapat jenis, O3 lebih ringan. Ketatapan Allah ini tujuannya supaya O3 yang berbahaya untuk dihirup manusia itu, membubung ke atas membentuk lapisan yang melindungi makhluq hidup pada permukaan bumi dari fraksi sinar berbahaya dari matahari, yaitu fraksi ultra violet. Sebaliknya O2 lebih berat supaya dapat dihirup oleh makhluq hidup untuk membakar makanan dalam tubuhnya.
***
Selanjutnya Qadha dan Qadar ini akan difokuskan pada manusia. Tubuh manusia juga tersusun atas sel dan juga kekuatan naluri serta perlengkapan panca indera. Dari segi naluri ini manusia tidak ada bedanya dengan binatang, yaitu naluri mempertahankan jenisnya. Allah meniupkan ruh ke dalam nafs (diri, jiwa) manusia, yang ada di dalam jasmani manusia. Ruh, dan nafs ini yang tidak diberikanNya kepada makhluq bumi yang lain. Karena manusia mempunyai ruh, ia mempunyai kekuatan ruhaniyah yaitu nafs. Dengan ruh manusia mempunyai kesadaran akan wujud nafsnya. Nafs mempunyai kekuatan yang disebut akal, Dengan otak sebagai mekanisme, akal manusia dapat berpikir dan dengan qalbu sebagai mekanisme akal manusia dapat merasa. Jadi manusia itu terdiri atas tiga tataran: jasmani, nafsani dan ruhani. Mengenai jasmani manusia (dan juga tumbuh-tumbuhan serta binatang), Qadha dan Qadar ada dalam DNA, singkatan dari (d)esoxyribo(n)ucleic(a)cid, yaitu inti asam yang mengandung zat desoxyribose, terdapat utamanya dalam inti sel. DNA merupakan blue-print, atau kode genetik bagaimana wujud suatu makhluq yang diturunkannya, apa mau jadi buaya, apa mau jadi manusia (jadi tidak mungkin manusia beranak buaya), Setiap batang tumbuhan, setiap ekor binatang, setiap individu manusia mempunyai susunan rantai molekul DNA yang spesifik. Dalam sebutir sel manusia terdapat sekitar 1000-juta zarrah DNA yang terbagi rata dalam 23 pasang (46) khromosom.
Kita melangkah kepada manusia seutuhnya: ruhani, nafsani dan jasmani. Menyangkut Qadha dan Qadar, bacalah Firman Allah:
-- HW ALDzY KhLQKM MN THYN TsM QDhY AJLA (S. ALAN’AAM, 6:2), dibaca:
-- huwal ladzi- khalaqakum min thi-nin tsumma qadha- ajalan, artinya:
-- Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu menetapkan ajal (kematianmu)
-- FADzA JAa AJLHM LA YSTAaKhRWN SA’At WLA YSTQDMWN (S. ALA’ARAF, 7:34), dibaca:
-- faidza- ja-a ajaluhum la- yasta'khiru-na sa-'ataw wala- yastaqdimu-n, artinya:
-- maka apabila telah tiba ajal meraka, tidaklah dapat undur barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) maju.
Menilik kedua ayat di atas itu, do'a panjang umur rupanya tidaklah relevan, apabila diabaikan dua hal:
Pertama, bacalah ayat yang berikut:
-- LYLt ALQDR KhYR MN ALF SyHR (S. ALQDR, 97:3), dibaca:
-- lailatul qadri khairunm min alfi syahrin, artinya:
-- Lailatul Qadri itu itu lebih baik dari seribu bulan.
Kalau orang beribadah pada Lailatul Qadar, maka umurnya menjadi panjang, semalam menjadi 1000 bulan, yaitu 1000:12 = 83 tahun 4 bulan. Itulah sebabnya RauluLlah SAW bersabda:
-- Taharraw Laylata lQadri fi l'Asyri lAwaakhir min Ramadhaan (HR Bukhari), artinya:
-- Carilah olehmu Lailtul Qadar dalam 10 malam terakhir dalam bulan Ramadhan.
Kedua, ketetapan dan ukuran menyangkut ajal manusia tidak berupa garis, melainkan brupa volume. Ibarat tabung gas, semua orang telah ditetapkan umurnya dalam ukuran besar kecilnya tabung gas. Do'a panjang umur itu yakni supaya Allah mengabulkan do'a kita dalam menjalani hidup hemat dengan gas yang ada dalam tabung. Orang yng lebih kecil tabung gasnya bis umurnya lebih panjang jika berhemat ketimbang orang yang lebih besr tabung gasnya yang kerjanya berhura-hura saja, berpesta pora, bernarkoba. WaLlahu a'lamu bisshawab
*** Makassar, 6 Mei 2007