6 Mei 2007

777. Antara Do’a Panjang Umur vs Qadha dan Qadar

Qadha (ketetapan) dan Qadar(ukuran) adalah Rukun Iman yang keenam. Allah SWT telah menetapkan ukuran atas tiap-tiap sesuatu hasil ciptaanNya. Makhluk ciptaan Allah SWT di alam syahadah ini, seperti apa yang dapat kita amati, dapat digolongkan dalam jenis-jenis: batu-batuan/mineral, tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia. Allah SWT sebagai ArRabb (Maha Pengatur) telah menetapkan hukum-hukumNya berupa Taqdirullah dan SunnatuLlah untuk mengendalikan berjenis-jenis ciptaanNya itu. TaqdiruLlah adalah hukum-hukum Allah menyangkut alam di luar manusia. Atas manusia dan kemanusiaan Allah menetapkan hukum-hukumnya yang disebut SunatuLlah. Hingga kini TaqdiruLlah yang baru dikenal oleh manusia, yaitu medan gravitasi, medan elektromagnet, gaya kuat dan gaya lemah. Medan gravitasi utamanya mengontrol makrokosmos, mengendalikan bintang-bintang. Ketiga jenis yang lain mengontrol mikrokosmos. Medan elektromagnet mengontrol pasangan proton (bermuatan +) dengan elektron (bermuatan -). Proton-proton dalam inti atom yang saling tolak karena bermuatan sama, "direkat" oleh gaya kuat. Sedangkan gaya lemah menyebabkan inti atom seperti misalnya Thorium dan Uranium tidak stabil menjadi "lapuk" terbelah dengan mengeluarkan sinar radioaktif, sehingga Thorium dan Uranium disebut pula zat radioaktif.

Di samping ke-4 jenis TaqdiruLLah itu, Allah menetapkan TaqdiruLlah berupa kekuatan membagi diri sel-sel dalam tumbuh-tumbuhan sehingga tumbuh-tumbuhan itu dapat bertumbuh dan berkembang biak. Adapun pada binatang yang juga tersusun atas sel-sel sehingga dapat juga bertumbuh dan berkembang biak, Allah menetapkan TaqdiruLlah berupa kekuatan naluri dengan perlengkapan pancaindera. Dengan kekuatan naluri dan perlengkapan pancaindera itu binatang dapat bergerak ke mana saja menurut kemauannya atas dorongan nalurinya.

Sebuah contoh ketetapan dalam ukuran itu misalnya oksigen yang kita hirup untuk membakar makanan dalam tubuh kita, atau yang membakar bahan bakar dalam mesin-mesin, Allah menetapkan 2 atom oksigen (O2) dengan ukuran berat molekul 32. Allah menetapkan Ozon terdiri atas tiga atom oksigen (O3) dengan ukuran berat molekul 48. Jadi dari segi berat molekul Allah menetapkan Ozon lebih berat. Tetapi dari segi rapat jenis, O3 lebih ringan. Ketatapan Allah ini tujuannya supaya O3 yang berbahaya untuk dihirup manusia itu, membubung ke atas membentuk lapisan yang melindungi makhluq hidup pada permukaan bumi dari fraksi sinar berbahaya dari matahari, yaitu fraksi ultra violet. Sebaliknya O2 lebih berat supaya dapat dihirup oleh makhluq hidup untuk membakar makanan dalam tubuhnya.

***

Selanjutnya Qadha dan Qadar ini akan difokuskan pada manusia. Tubuh manusia juga tersusun atas sel dan juga kekuatan naluri serta perlengkapan panca indera. Dari segi naluri ini manusia tidak ada bedanya dengan binatang, yaitu naluri mempertahankan jenisnya. Allah meniupkan ruh ke dalam nafs (diri, jiwa) manusia, yang ada di dalam jasmani manusia. Ruh, dan nafs ini yang tidak diberikanNya kepada makhluq bumi yang lain. Karena manusia mempunyai ruh, ia mempunyai kekuatan ruhaniyah yaitu nafs. Dengan ruh manusia mempunyai kesadaran akan wujud nafsnya. Nafs mempunyai kekuatan yang disebut akal, Dengan otak sebagai mekanisme, akal manusia dapat berpikir dan dengan qalbu sebagai mekanisme akal manusia dapat merasa. Jadi manusia itu terdiri atas tiga tataran: jasmani, nafsani dan ruhani. Mengenai jasmani manusia (dan juga tumbuh-tumbuhan serta binatang), Qadha dan Qadar ada dalam DNA, singkatan dari (d)esoxyribo(n)ucleic(a)cid, yaitu inti asam yang mengandung zat desoxyribose, terdapat utamanya dalam inti sel. DNA merupakan blue-print, atau kode genetik bagaimana wujud suatu makhluq yang diturunkannya, apa mau jadi buaya, apa mau jadi manusia (jadi tidak mungkin manusia beranak buaya), Setiap batang tumbuhan, setiap ekor binatang, setiap individu manusia mempunyai susunan rantai molekul DNA yang spesifik. Dalam sebutir sel manusia terdapat sekitar 1000-juta zarrah DNA yang terbagi rata dalam 23 pasang (46) khromosom.

Kita melangkah kepada manusia seutuhnya: ruhani, nafsani dan jasmani. Menyangkut Qadha dan Qadar, bacalah Firman Allah:
-- HW ALDzY KhLQKM MN THYN TsM QDhY AJLA (S. ALAN’AAM, 6:2), dibaca:
-- huwal ladzi- khalaqakum min thi-nin tsumma qadha- ajalan, artinya:
-- Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu menetapkan ajal (kematianmu)

-- FADzA JAa AJLHM LA YSTAaKhRWN SA’At WLA YSTQDMWN (S. ALA’ARAF, 7:34), dibaca:
-- faidza- ja-a ajaluhum la- yasta'khiru-na sa-'ataw wala- yastaqdimu-n, artinya:
-- maka apabila telah tiba ajal meraka, tidaklah dapat undur barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) maju.

Menilik kedua ayat di atas itu, do'a panjang umur rupanya tidaklah relevan, apabila diabaikan dua hal:

Pertama, bacalah ayat yang berikut:
-- LYLt ALQDR KhYR MN ALF SyHR (S. ALQDR, 97:3), dibaca:
-- lailatul qadri khairunm min alfi syahrin, artinya:
-- Lailatul Qadri itu itu lebih baik dari seribu bulan.

Kalau orang beribadah pada Lailatul Qadar, maka umurnya menjadi panjang, semalam menjadi 1000 bulan, yaitu 1000:12 = 83 tahun 4 bulan. Itulah sebabnya RauluLlah SAW bersabda:
-- Taharraw Laylata lQadri fi l'Asyri lAwaakhir min Ramadhaan (HR Bukhari), artinya:
-- Carilah olehmu Lailtul Qadar dalam 10 malam terakhir dalam bulan Ramadhan.

Kedua, ketetapan dan ukuran menyangkut ajal manusia tidak berupa garis, melainkan brupa volume. Ibarat tabung gas, semua orang telah ditetapkan umurnya dalam ukuran besar kecilnya tabung gas. Do'a panjang umur itu yakni supaya Allah mengabulkan do'a kita dalam menjalani hidup hemat dengan gas yang ada dalam tabung. Orang yng lebih kecil tabung gasnya bis umurnya lebih panjang jika berhemat ketimbang orang yang lebih besr tabung gasnya yang kerjanya berhura-hura saja, berpesta pora, bernarkoba. WaLlahu a'lamu bisshawab

*** Makassar, 6 Mei 2007