Apa hubungannya di antara kedua sosok di atas itu? Kaitan itu diperjelas oleh Japrian yang saya terima seperti berikut:
"Ass wr.wb. Bolehkah Ustadz menulis lebih jauh siapalah sesungguhnya Kemal Attaturk itu? Betapa mungkin terjadi seperti Ustadz paparkan dalam seri berlalu: Hingga akhir Perang Kemerdekaan Turki melawan negeri-negeri Eropa yang menduduki negeri Ottoman setelah PD I, Mustafa Kemal dari Gerakan Turki Muda kelihatannya seperti seorang Muslim yang taat. Dia shalat bersama-sama ummat Islam di masjid-masjid. Bahkan diapun juga membaca khuthbah Jum'at di beberapa masjid. Dia bersumpah akan berperang untuk menyelamatkan Khilafah. Dia memuji-muji Allah, Islam dan Nabi Muhammad SAW sepanjang waktu. Dia menyebutkan Al Quran sebagai Kitab Suci yang sempurna. Dia berkata Al Quran itu adalah konstitusi. Dan dia juga mengatakan itu semuanya pada pembukaan Majelis Agung Nasional (National Grand Assembly) di Ankara sewaktu Perang Kemerdekaan. Sehingga ummat Islam mempercayainya. .....Tidak selang berapa lama Mustafa Kemal mulai melakukan Social Enginering yang keras dan kejam menerapkan reformasi anti-Islam. Sosok yang dahulunya berkata "Al Quran sebagai konstitusi", berbalik mengatakan "Kita tidak menerima hukum dari langit". Untuk mencapai reformasi anti-Islamnya, dalam menerapkan mekanisme Sosial Engineering, ia tidak segan-segan melakukan pemaksaan, terror, tiang gantungan, penyiksaan dan penjara. Apa katanya?: "Islam - this theology of immoral Arab- is a dead thing ... God's revelation ! There is no God !"
Mudah sekali Kemal Attaturk berputar haluan. Saya menanti harap-harap cemas Ustadz menulis lebih lanjutlah tentangnya. Sehingga boleh jadi dapatlah kita memahami pula mengapa Mulyana dengan drastis berputar haluan yang selama ini lantang dan nyaring bersuara menentang korupsi, eh tak tersangkalah menjadi aktor memberi suap untuk menutup korupsi di KPU. Wassalam.
***
Mengapa Mustafa Kemal shalat bersama-sama ummat Islam di masjid-masjid, bahkan diapun juga membaca khuthbah Jum'at, dan bersumpah akan berperang untuk menyelamatkan Khilafah, memuji-muji Allah, Islam dan Nabi Muhammad SAW, menjual ayat-ayat Allah dengan harga sedikit (TSMNA QLYLA, tsamanang qali-lan, 5:44), pada pembukaan Majelis Agung Nasional (National Grand Assembly) di Ankara sewaktu Perang Kemerdekaan? Itu dilakukannya sebagai taktik unruk mendapatkan dukungan ummat Islam. Sampai pada waktu itu orang Turki berpandangan sebagai Muslim dahulu, kemudian barulah sebagai orang Turki, tidak ada persaan arogansi ke-Turkian dalam kalangan warga Khilafah. Turki, Arab, Kurdi, Albania, Yunani, Slav, diikat oleh ideologi "ummah", persaudaraan Islam. Bacalah apa yang ditulis oleh Bernard Lewis:
Until the nineteenth dentury, the Turk thought of themselves primarily as Muslims; their loyalty belonged to Islam and not to the Ottoman state ........The Ottoman had no racial arrogance or exclusiveness, no insistence on "pure" Turkish descent. Islam was the entry reqiurements which open the door both to real power and to social status to Albanian, Greek, and Slav as well as to Kurd and Arab. [The Emergence of Modern Turkey, Bernard Lewis, Oxford University Press, 1961, pp 2 and 8]
Dari mana ide Mustafa Kemal ttg reformasi anti-Islam? Itu didapatkannya dari gurunya yaitu Ziya Gokalp. Bacalah apa kata Ziya Gokalp:
Now the mission of the Turks is nothing but to uncover the pre-Islamic Turkish past which has remained with the people and to graft Western civilization in its entirety on to it. In order to equal the European powers militerily and in the science and industry, our only road to salvation is to adopt Western civilization completely. [Turkish Nationalism and Western Civilization, Ziya Gokalp, New York, 1959, p.276]
Ziya Gokalp mempunyai visi bahwa Turki harus menelan bulat-bulat peradaban barat. Dia berkeyakinan Turki Baru tidak bisa dibangun dengan ideologi Arab (maksudnya Islam -HMNA-), karena ideologi "ummah" (persaudaraan yang universal) tidak cocok dengan konsep nasionalisme barat. Ziya Gokalp sebenarnya kurang PD. Untuk menekan rasa rendah dirinya terhadap barat, ia membuat distorsi sejarah. Barat adalah penerus dari peradaban Mediterrania Kuno. Mereka itu adalah bangsa-bangsa Sumaria, Scythia, Phunicia dan Hyksos, yang kesemuanya itu adalah bangsa Turki. Dengarlah apa katanya:
Western civilization is a continuasation of rhe ancient Mediterranian civilazation. The founders of rhe Mediterranian civilization were Turkish peoples such as the Sumerians, Scythians, the Phunicians and the Hyksos. [Turkish Nationalism and Western Civilization, Ziya Gokalp, New York, 1959, p.266].
Padahal bangsa-bangsa Sumaria, Phunicia dan Hyksos adalah bangsa Semit, sedangkan bangsa Scythia adalah bangsa Parsi.
Mengapa Mustafa Kemal begitu tega sampai hati melakukan Social Engenering yang keras dan kejam reformasi anti-Islam? Bacalah dari mana Mustafa Kemal berasal, insya Allah akan disajikan nanti dalam Seri 674 yad. WaLlah a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 24 April 2005
24 April 2005
[+/-] |
673. Antara Mustafa K Attaturk dengan Mulyana W Kusuma Jilid I |
17 April 2005
[+/-] |
672. Mengapa ke Turki? |
Kalau Seri 670 ditimba dari Pidato Sambutan Gubernur Sulsel dalam Upacara Pembukaan Kongres III Ummat Islam, maka Seri 672 ini ditimba dari Pidato Ketua Lajnah Tanfidziyah KPPSI Sulsel, Abd. Aziz Qahhar Mudzakkar. Ia menyinggung bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyediakan anggaran, sekitar Rp250-juta, untuk studi banding pelaksanaan Syari'at Islam ke berbagai negara antara lain seperti Pakistan dan Turki. Menurut Abd Aziz lebih baik dana itu dialihkan saja untuk membiayai kajian-kajian tentang berbagai problema sosial dalam masyarakat yang dilakukan oleh lembaga NGO independen seperti UMI dan KPPSI sendiri. Ia juga mempertanyakan mengapa Turki yang dipilih untuk studi banding tersebut.
Dalam Seri ini difokuskan seperti pada judul: "Mengapa ke Turki?". Ya, mengapa untuk studi banding pelaksanaan Syari'at Islam terpilih antara lain direncanakan ke Turki? Apa alasan para penasihat Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memilih Turki?
***
Sultan Abdul Hamid II dilahirkan pada hari Rabu, 16 Sya'ban 1258 (21 September 1842). Pada 11 Sya'ban 1293 H [31 Agustus 1876 M] Sultan Hamid diangkat menjadi Khalifah. Dia menjadi pemimpin dari Khilafah dengan wilayah yang sangat luas dalam situasi yang tegang dan genting, baik di dalam maupun di luar negeri. Khalifah mempunyai visi sejarah yang mendalam. Dia melewatkan waktu tiga puluh tahun yang penuh dengan tantangan konspirasi ke dalam dan keluar, peperangan, revolusi, dan perubahan-perubahan.
Khalifah Abdul Hamid mempunyai visi membangkitkan rasa kesatuan dalam kalangan negeri-negeri Islam di seluruh dunia. Untuk itu Khalifah membangun jaringan transportasi, yaitu jalur kereta api Hijaz dari Dimasyk ke Madinah, dari Aqabah ke Maan. Untuk memperlancar komunikasi, Khalifah juga membangun sistem telegraf dalam jalur Yaman, Hijaz, Syria, Iraq dan Turki. Lalu kemudian Khalifah menghubungkannya dengan sistem telegraf Iran dan India. Biaya proyek itu telah dapat ditebus hanya dalam jangka 2 tahun, karena sistem transportasi dan komunikasi itu dipakai secara intensif oleh para jama'ah haji. Khalifah melakukan kampanye gagasan tentang kesatuan ummat Islam meliputi bagian selatan Rusia, India dan Afrika. Khalifah juga mengundang para terpelajar dari Indonesia, India dan Afrika untuk datang menuntut ilmu dalam wilayah Khilafah Islamiyah.
Melihat itu konspirasi negeri-negeri barat bereaksi dengan cepat mengepung dan mengoyak Khilafah Islamiyah. Konspirasi itu menghasut dan membantu pemberontakan Tunisia (1877), empat tahun kemudian (1881) Tunisia diduduki Perancis, dalam tahun 1882 Inggris menduduki Mesir lalu meluas ke India dan Sudan dan Rusia menduduki Asia Tengah. Khilafah Islamiyah tinggal menunggu waktu saja dihabisi oleh konspirasi negeri barat.
Akhirnya tiba jualah waktu itu. Gerakan Turki Muda sudah demikian kuat, sehingga dapat menekan Majelis Syura untuk mencopot Khalifah Abdul Hamid dari kedudukannya. Hari Selasa 6 Rabiul Akhir 1327 (27 April 1909) Majelis Syura memutuskan untuk menurunkan Khalifah Abdul Hamid dari tahtanya. Empat orang diutus kepadanya untuk menyampaikan keputusan itu: Arif Hikmat, Aram Affandi (orang Armenia), As'ad Tabtani dan Qrasow (Yahudi). Kehadiran Qrasow dalam utusan itu menunjukkan, bahwa dalam konspirasi itu, aktif pula peranan Yahudi. Sultan Abd Majid terpilih menjadi Khalifah.
Setelah PD-I wilayah Khilafah Islamiyah tercabik-cabik. Orang Arab di Hijaz memberontak dibantu oleh Inggris dan Perancis, terulang peristiwa Tunisia, orang Arab dikhianati dan diduduki oleh Inggris, dan memberikan Palestina kepada orang Yahudi. Andaikata saja mereka mendengarkan Abdul Hamid.
Hingga akhir Perang Kemerdekaan Turki melawan negeri-negeri Eropa yang menduduki negeri Ottoman setelah PD I, Mustafa Kemal dari Gerakan Turki Muda kelihatannya seperti seorang Muslim yang taat. Dia shalat bersama-sama ummat Islam di masjid-masjid. Bahkan diapun juga membaca khuthbah Jum'at di beberapa masjid. Dia bersumpah akan berperang untuk menyelamatkan Khilafah. Dia memuji-muji Allah, Islam dan Nabi Muhammad SAW sepanjang waktu. Dia menyebutkan Al Quran sebagai Kitab Suci yang sempurna. Dia berkata Al Quran itu adalah konstitusi. Dan dia juga mengatakan itu semuanya pada pembukaan Majelis Agung Nasional (National Grand Assembly) di Ankara sewaktu Perang Kemerdekaan. Sehingga ummat Islam mempercayainya. Dan dia mendapatkan kekuasaan penuh selama Perang Kemerdekaan. Setelah Turki memperoleh kemerdekaannya, dia dipilih oleh Majelis sebagai Presiden Turki. Gerakan Turki Muda memperoleh kekuasaan. Pada mulanya Mustafa Kemal hanya memotong debat dalam Majelis dan mengatakan Khalifah hanya sekadar sebagai figur saja yang tidak punya kekuasaan. Namun setelah ia merasa kuat, ia membatalkan Khilafah pada 3 Maret 1924. Maka berakhirlah sudah kesatuan kepemimpinan bagi ummat Islam yang telah berlangsung selama 1300 tahun.
Tidak selang berapa lama Mustafa Kemal mulai melakukan Social Enginering yang keras dan kejam menerapkan reformasi anti-Islam. Sosok yang dahulunya berkata "Al Quran sebagai konstitusi", berbalik mengatakan "Kita tidak menerima hukum dari langit". Untuk mencapai reformasi anti-Islamnya, dalam menerapkan mekanisme Sosial Engineering, ia tidak segan-segan melakukan pemaksaan, terror, tiang gantungan, penyiksaan dan penjara. Apa katanya?: "Islam - this theology of immoral Arab- is a dead thing ... God's revelation ! There is no God !" [The Gray Wolf, H.G. Armstrong, Capricorn Books, New Yoek, 1961, p.199-200]
***
Maka sejak tahun 1924 Turki itu bukanlah mencerminkan Islam. Ingatlah korban keganasan Westerling de Turk (orang Belanda dari etnik Turki) yang terkenal dalam Sejarah Perjuangan Kemerdekaan, yaitu Korban 40.000 di Sulawesi Selatan. Lalu untuk apa melakukan studi banding pelaksanaan Syari'at Islam ke Turki? Itu adalah perbuatan yang mubadzdzir (boros) !
-- AN ALMBDZRYN KANWA AKHWAN ALSYYTHYN (S. BNY ASRAaYL, 17:27), dibaca: innal mubadzdziri-na ka-nu- ikhwa-nasy syaya-thi-n (s. bani- isra-i-l), sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan-setan. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 17 April 2005
10 April 2005
[+/-] |
671. Terlupa Ajal |
Sesungguhnya Seri ini adalah lanjutan dari Seri 699 tgl 27 Maret 2005, tentang jum'atan asal-asalan yang diprakrsai oleh Aminah Wadud (jangan dipertukarkan W dengan D, sehingga menjadi Dawud, seperti pernah ditliskan oleh seorang penulis).
Kami dengan bangga mensponsori perempuan pertama yang memimpin salat Jumat dengan jamaah campuran gender (bukan genjer, kalau diulang berarti sejenis tanaman)," tulis situs Muslim Wake Up. Sejak pukul 12.00 waktu setempat, sejam sebelum acara dimulai, sekitar 50 orang sudah antre masuk kompleks gereja di ujung Amsterdam Avenue. Belasan polisi New York mengawasi antrean. Setiap orang diwajibkan membuka tasnya, lalu menyerahkan kunci dan peralatan lain dari besi. Badan mereka juga diperiksa dengan detektor. Sepuluh menit sebelum shalat dimulai, seorang demonstran sempat lolos pemeriksaan. Ia berteriak-teriak menentang acara tersebut, hingga akhirnya diringkus polisi. Sejumlah penentang sempat membawa spanduk bertuliskan, "Mixed Gender Prayers Today, Hellfire Tomorrow". Mereka baru pergi setelah diusir polisi. Semula Jumatan asal-asalan itu direncanakam di Galeri Sundaram Tagore diSoho, New York. Namun, karena ada ancaman bom, akhirnya pindah ke ruangan Synod House di Gereja Anglikan Saint John The Divine. Jumat asal-aslan itu diawali ucapan selamat datang dari Asra Nomani, mantan wartawan Wall Street Journal, yang tidak mengenakan telekung. Setelah ucapan selamat datang, dilanjutkan adzan oleh Sueyhla al-Attar dengan menutup telinga kirinya, dia itu penyiar radio di Atlanta, Georgia, juga tidak berkerudung, dengan rambut model "sampageno" (tergerai sampai di bahu), semodel rambut Asra Nomani, yang menunggangi jum'atan asal-asalan ini sebagai upaya promosi bukunya yang berjudul: "From Mecca to Middle America".
Apa itu khilafiah karena ada perbedaan pendapat yang bersumber dari Hadits tentang Ummu Waraqah?. Tentu saja bukan khilafiah, karena Hadits itu hadits gharib. Hanya diriwayatkan oleh Walid bin Jami' dan dalam sanadnya ada nama Abdurrahman bin Khalad. Baik Walid bin Jami' maupun Abdurrahman bin Khalad, keduanya majhul, alias tidak dikenal.
***
Syahdan, salah seorang wartawan, katakanlah namanya Fulan, setelah meliput jum'atan asal-asalan itu di New York itu, tiba-tiba saja merasa dirinya ada di depan sebuah sumur dengan latar belakang padang gurun yang gersang. Dilihatnya dari kejauhan seekor singa sedang mengejar mangsanya. Setelah diperhatikannya sejenak mangsa yang dikejar itu berkaki empat tetapi bukan antilop, karena hanya dua kakinya yang berjejak di tanah, sedang yang dua lagi bergantung saja. Tiba-riba mangsa yang dikejar singa itu berbelok arah menghadap menuju sumur yang ada di depan Fulan itu. Dengan demikian mangsa yang dikejar itu tidak lagi menyamping melainkan menghadapkan wajahnya ke pada Fulan. Karena makin mendekat maka makin jelas tampak oleh Fulan, bahwa yang dikejar itu seorang perempuan dengan menggendong sesamanya perempuan pada sisi kanannya. Itulah sebabnya dari kejauhan tadi hanya dua kaki saja berjejak di tanah sedang dua kaki yang lain bergantung di udara. Karena mangsa yang dikejar singa itu kian mendekat, maka alangkah ta'jubnya Fulan karena wajah itu baru saja dilihatnya sewaktu meliput jum'atan jadi-jadian di New York itu. Kedua orang itu tidak lain dari Aminah Wadud imam jadi-jadian yang menggendong Sueyhla al-Attar, mu'adzzin perempuan yang adzan jadi-jadian menghadap jama'ah membelakangi kiblat. Betul-betul mukanya sama dengan foto yang direkamnya, yaitu wajah Aminah Wadud sedang berakting menjadi imam dan sama betul dengan wajah Sueyhla al-Attar yang berdiri pada shaf pertama sebelah kanan sedikit di belakang Aminah. Tampak betul Sueyhla al-Attar shalat jadi-jadian tidak pakai kerudung dengan model rambut "sampageno".
Karena pikiran Fulan melancong ke jum'atan jadi-jadian di New York itu tidak disadarinya kejadian di depannya. Baru Fulan tersadar tatkala ia mendengar suara meminta tolong dari dalam sumur. Rupanya Fulan adalah keturunan pawang singa, maka dengan demikian singa itu masih mencium bau-bau penjinak singa dari tubuh Fulan, sehigga singa itu tidak mengganggu si Fulan, tatkala dia beranjak ke pinggir sumur melihat ke dalamnya.
Ada akar-akar kayu pada dinding sumur. Dilihatnya Aminah Wadud dan Sueyhla al-Attar memegang erat-erat akar kayu bergantung melayang-layang. Tiba-tiba didengarnya bunyi kocokan air di dasar sumur. Ternyata itu adalah 2 ekor buaya yang kelaparan. Apalah nasib. Lepas dari mulut singa ditunggu mulut buaya. Lalu tampaklah oleh Fulan keluar seekor tikus putih dari lubang celah-celah pinggir sumur, naik ke atas menggigit akar kayu tempat keduanya bergantung. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, keluar lagi seekor tikus yg berwarna hitam yang naik itu menggigit juga.
Lalu sekonyong-konyong terdengar pula bunyi sekawan lebah membawa madu. Fulan, Aminah Wadud, dan Sueyhla al-Attar, ketiganya mendongak ke langit. Tidak disangka-sangka menitiklah dua tiga titik madu terus masuk ke dalam mulut Aminah Wadud dan Sueyhla al-Attar. Keduanya mengguman: "Fuh manisnya madu ini, sedapnya, sungguh sedap." Fulan dengan mata batinnya melihat bahwa kedua perempuan yang sedang dalam bahaya itu lupa kan singa di mulut sumur dan juga lupa akan buaya yang sedang menantinya di bawah.
***
Apa hubungan antara paragraf pertama yang berisi fakta dan opini atas fakta itu dengan paragraf berikutnya yang berisikan imajinasi? Singa yang mengejar itu adalah Malak al-Maut, ajal memang senantiasa mengejar. Dan 2 ekor buaya itu adalah malaikat Munkar dan Nakir yg menanti di alam kubur. Akar kayu tempat bergantung itu adalah jangka hayat Aminah Wadud dan Sueyhla al-Attar, kalau cepat putus digigit tikus pendeklah umur keduanya, mana-kala lama baru putus akar itu, panjanglah umur keduanya. Tikus putih dan hitam itu adalah dunia siang dan malam yang sentiasa mengikis habis hari demi hari dari umur keduanya. Madu yg jatuh menitik dua tiga titik ke dalam mulut itu adalah nikmat dunia kesetaraan gender yang kebablasan yang menjadi tujuan hidup keduanya. Bayangkan dua tiga titik saja madu kesetaraan gender yang kebablasan itu, lupalah keduanya pada Malak al-Maut, Munkar dan Nakir.
Wahai hamba-hamba Allah, wartawan yang namanya Fulan itu adalah kita semua. Wahai hamba-hamba Allah, ingatlah, janganlah seperti Aminah Wadud dan Sueyhla al-Attar yang terlena itu , terlupa akan Malak al-Maut serta Munkar dan Nakir yang menanti di alam kubur. karena rasa sedap minum titik madu dunia kesetaraan gender yang kebablasan itu. Wahai hamba-hamba Allah, Aminah Wadud dan Sueyhla al-Attar itu adalah cermin bagi kita semua. Ya kita semua ini yang terletak di antara Malak al-Maut dengan Munkar dan Nakir di alam kubur. Ya kita semua ini yang dari saat ke saat siang dan malam senantiasa mengikis habis hari demi hari dari umur kita. Wahai hamba-hamba Allah, janganlah seperti Aminah Wadud yang lupa akan incaran Malak al-Maut karena hanya terbius oleh titik madu sedapnya dunia.
Firman Allah:
-- KL NFS DZAaQt ALMWT (S. AL 'AMRAN, 3:185), dibaca: kullu nafsin dza-ikatul mauti (s. a-li 'imra-n), artinya: Setiap diri mengalami mati. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 10 April 2005
3 April 2005
[+/-] |
670. Oleh-oleh dari Bulukumba |
Kongres Ummat Islam III telah sepekan berlalu. Banyak oleh-oleh yang dapat disajikan, namun oleh-oleh ini difokuskan kepada substansi yang ditimba dari Pidato dalam Upacara Pembukaan Kongres III Ummat Islam. Yaitu Pidato Sambutan Gubernur Sulsel yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Sulsel, H.M. Syahrul Yasin Limpo. Sebelum membacakan Pidato Sambutan tersebut, tanpa teks Wagub Sulsel mengemukakan antara lain bahwa "yang namanya Syari'at Islam itu tidak harus kita paksakan." Walaupun itu tanpa teks di luar sambutan resmi dari Gubernur Sulsel, maka itu tidaklah dapat dipandang sebagai pendapat pribadi H.M. Syahrul Yasin Limpo, melainkan itu tidak dapat tidak adalah merupakan juga pendapat resmi dari Lembaga Pemerintah. Sedangkan pernyataan "yang namanya Syari'at Islam itu tidak harus kita paksakan," adalah keniscayaan ditujukan kepada KPPSI Sulsel dan Forum Ummat Islam (FUI) Sulsel, karena itu adalah sambutan resmi yang diucapkan dalam Upacara Pembukaan Kongres Ummat Islam III yang diselenggarakan oleh kedua Lembaga Da'wah tersebut.
Menilik pernyataan Wakil Gubernur Sulsel itu, yang ditujukan kepada KPPSI dan FUI maka sungguh-sungguh sangat perlu lebih intenssif ditingkatkan sosialisai Penegakan Syariat Islam yang diupayakan oleh KPPSI Sulsel sebagai pemegang amanah Kongres Ummat Islam Sulawesi Selatan. Mengapa? Karena sedangkan seorang Muslim terpelajar seperti Wagub itu mempunyai semacam "kecurigaan", atau sekurang-kurangnya mempunyai "kekuatiran", apatah pula bagi para Muslim awwam, lebih-lebih lagi bagi yang non-Muslim. Berupa apakah itu kecurigaan ataupun krkuatiran tersebut? Yaitu Wagub mempunyai kecurigaan atau kekuatiran bahwa jangan-jangan KPPSI itu akan memaksakan penegakan Syari'at Islam itu.
Maka jawabannya singkat saja. Tidak ada alasan utuk curiga ataupun kuatir terhadap KPPSI Sulsel. KPPSI mempunyai goal, atau tujuan strategis yaitu suatu "rumah politik" yang berwujud Otonomi Khusus bagi Provinsi Sulsel dengan ciri Syari'at Islam sesuai dengan UUD-1945 yang telah diamandemen. Sementara tujuan strategis itu belum tercapai, maka objectivenya berupa tujuan taktis, memanfaatkan kondisi yang ada, yaitu ikut aktif memberikan masukan dalam Perda-Perda yang bernuansa Syari'at Islam, contohnya seperti apa yang telah sementara terwujud di Kabupaten Bulukumba berupa 4 Perda, yaitu Perda ttg: 1. Miras, 2. Zakat, Infaq dan Sadaqah, 3. Busana Muslim dan Muslimah, 4. Pandai Baca Al Quran.
***
Terlepas dari kecurigaan ataupun kekuatiran itu, maka secara substansial akademis apakah Syari'at Islam itu sama sekali tidak boleh dipaksakan? Jawabannya tidak, juga bisa dijawab ya dalam konteks yang berbeda. Syari'at Islam yang bermuatan: aqidah, jalannya hukum dan akhlaq, meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual, karakter perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq.
Seperti yang telah ditulis oleh Wakil Ketua I Majelis Syura KPPSI Sulsel dalam rubrik Opini, Harian Fajar, edisi Jum'at, 25 Maret 2005, berjudul "Kultural dan Struktural", dapat kita baca:
Maka simaklah ayat yang berikut:
-- WLTKN MNKM AMt YD'AWN ALY ALKHYR WYAaMRWN BALM'ARWF WYNHWN 'AN ALMNKR WAWLaK HM ALMFLhWN (S. AL 'AMRAN, 3:104) dibaca: waltakum mingkum ummatuy yad'uwna ilal khayri waya'muruwna bilma'ruwfi wayanhawna 'anil mungkari waula-ika humul muflihu-n (s. ali 'Imra-n), artinya: Wajiblah ada di antara kamu kelompok yang menghimbau kepada nilai-nilai kebajikan dan memerintahkan berbuat baik, mencegah kemungkaran, serta mereka itulah orang-orang yang menang.
Waltakun, di dalamnya ada lam al amar, lam yang menyatakan perintah, jadi Allah memerintahkan mesti ada tiga kelompok, yaitu
-- pertama, organisasi yang menghimbau, seperti MUI, FUI, Muhammadiyah, NU, IMMIM, KPPSI dll. Organisas-organisasi keagamaan ini berda'wah secara kultural menanamkan nilai-nilai Al Furqan dalam masyarakat.
-- kedua, organisasi yang memerintahkan, yang beroperasi di bidang da'wah politik / struktural, yaitu birokrasi yang memerintah dengan peraturan perundang-undangan yang ditimba dari Nilai Mutlak Al Furqan.
-- ketiga, organisasi yang mencegah, yaitu pranata hukum yang mencegah kejahatan. Dalam mekanisme kenegaraan di Indonesia adalah polisi, jaksa dan hakim.
Maka Syari'at Islam tidak boleh dipaksakan dalam konteks kaki yang pertama, yaitu Syari'at Islam ditanamkan dalam masyarakat secara kultural oleh mekanisme organisasi Da'wah. Namun apabila nilai-nilai Syari'ah telah ditimba dan diwujudkan dalam Peraturan Perundang-undangan, maka dalam konteks kaki yang kedua dan kaki yang ketiga oleh mekanisme birokrasi dan pranata hukum, dipaksakanlah Syari'ah itu berupa "law enforcement". WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 3 April 2005