Elok kiranya terlebih dahulu dikutip sebagian dari Kolom Unik, FAJAR, halaman 1, edisi 24 Januari 2001: "Malaysia mulai gerah dengan masalah kenakalan remaja dan ulah bengal (bahasa Makassar: banna', pen.) ABG (anak baru gede, red.). Negeri jiran ini menerapkan satu hukuman keras yang sementara ini dinilai kontroversi oleh sebagian ahli pendidikan anak dan remaja. Pelajar yang kedapatan berjudi, membawa rokok atau kesalahan lain seperti misalnya: mengecat rambut, bermain dengan kapur, berteriak-teriak dalam kelas, berkelahi dengan guru, diancam dengan pukulan tongkat di negara bagian Penang, Malaysia. Tiap pelanggaran yang mendapatkan angka 10, dipukul satu kali. Mengecat rambut dan bermain dengan kapur mendapat angka 5. Berkelahi dengan guru mendapat angka 30, berarti dipukul tiga kali. Pelajar yang mengumpulkan angka 50 diskors selama sepekan. Tahun lalu aturan ini sudah diuji-cobakan pada 30 sekolah di Penang."
Di Indonesia kita yang tercinta ini media elektronik menayangkan melalui sinetron-sinetron kebengalan anak-anak sekolah di dalam kelas, kebebasan yang kebablasan seperti saling ejek antar siswa, berteriak, mengejek guru, yang kesemuanya itu karena timbulnya sikap tidak hormat pada guru. Sinetron-sinetron itu tanpa disadari menjadi provokator bagi anak-anak sekolah di desa-desa untuk meniru-niru sikap tidak hormat kepada guru. Para pakar kita dalam bidang pendidikan seyogianya merenung, tepekur bahwa niscaya ada sesuatu yang salah dalam teori pendidikan yang disauk dari barat, yang diterapkan di negeri kita ini. Cobalah direnungkan bahwa sesuatu yang salah itu terletak dalam hal teori-teori yang bertumpu pada paradigma filsafat liberalisme dan individualisme. Dikatakan teori-teori dalam kalimat di atas, tidak hanya dikhususkan pada teori-teori pendidikan, oleh karena teori-teori politik dan kemanusiaan seperti demokrasi dan HAM juga bertumpu pada paradigma liberalisme dan inbdividualisme. (Insya-Allah kita akan membahas nanti dalam seri tersendiri tentang demokrasi yang bertumpu pada liberalisme dan HAM yang bertumpu pada individualisme). Dalam Kongres Ummat Islam Sulawesi Selatan di Sudiang pada bulan Oktober tahun yang lalu para peserta kongres menginginkan agar semuanya, lebih 3000 orang, datang ke DPRD membawa hasil kongres. Demikian kuatnya dorongan itu sehingga Steering Committee merasa perlu mendengarkan pendapat Dewan Penasihat. Dalam sidang kilat itu saya melihat bagaimana sikap dan perangai hasil didikan pesantren. Usulnya sangat sejuk dan simpatik: "Dalam kondisi seperti sekarang ini sebaiknya kita mengikuti tradisi pesantren, menyerahkan seluruhnya kepada guru-guru kita Dewan Penasihat untuk mengambil keputusan."
Setelah itu Steering Committee meninggalkan ruangan untuk memberikan kesempatan Dewan Penasihat untuk bermusyawarah. Musyawarah Dewan Penasihat memutuskan supaya tidak perlu seluruh peserta kongres berkunjung ke DPRD, cukup dengan mengutus dua orang wakil setiap kabupaten. Keputusan ini dibawa ke ruang sidang pleno, yang pada waktu itu masih dengan semangat tinggi ingin semuanya berkunjung ke DPRD. Setelah keputusan itu disampaikan, maka semangat tinggi ingin semuanya berkunjung ke DPRD itu beralih kepada semangat menghormati para guru-gurunya yang duduk dalam Dewan Penasihat.
Syari'at Islam memberikan tuntunan mengenai teori pendidikan. Firman Allah SWT (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- WADZQLNA LLML^KT ASJDWA LADM FSJDWA ILA ABLYS ABY WASTKBR WKAN MN ALKFRYN (S. ALBQRT, 34), dibaca: waidz qulna- lilmala-ikatis judu- lia-dama fasajadu- illa- ibli-sa aba- waka-na minal ka-firi-n (s. albaqarah), artinya: ingatlah tatkala Kami berkata kepada malaikat sujudlah kamu sekalian kepada Adam, maka mereka sujud, kecuali Iblis, enggan, dan jadilah ia (termasuk) di antara para kafir (2:34).
Apa latar belakang mengapa para malaikat diperintahkan Allah untuk sujud kepada Adam? Tatkala Allah SWT memberitahu malaikat bahwa Allah akan menjadikan khalifah dari spesi manusia, maka para malaikat bertanya (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan): -- ATJ'AL FYHA MN YFSD FYHA WYSFK ALDMA^ (S. ALBQRT, 30), dibaca: ataj'alu fi-ha man yufsidu fi-ha- wayasfikud dima-a (s. albaqarah), artinya: apakah Engkau menjadikan di atasnya (dunia), yang merusak di atasnya dan menumpahkan darah (2:30). Kemudian Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama serta kegunaan tiap-tiap benda, lalu Allah memerintahkan para malaikat untuk menyebutkan nama-nama benda itu, namun malaikat menjawab tidak mempunyai ilmu tentang nama-nama benda itu. Selanjutnya Allah memerintahkan supaya Adam mengajarkan nama-nama itu kepada para malaikat, artinya dalam hal ini Adam menjadi guru bagi para malaikat itu.
Alhasil latar belakang mengapa para malaikat diperintahkan Allah untuk sujud kepada Adam, karena Adam adalah guru bagi para malaikat itu. Pesan-pesan nilai menurut tuntunan Syari'at Islam yaitu murid wajib menghormati gurunya. Perilaku murid yang tidak mau menghormati gurunya sama dengan perilaku Iblis. Maka teori-teori pendididkan menurut Syari'at Islam haruslah bertumpu pada paradigma nilai penghormatan kepada guru. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 28 Januari 2001
28 Januari 2001
[+/-] |
460. Teori-teori Pendidikan Kekinian Terlalu Liberal |
21 Januari 2001
[+/-] |
459. Perilaku Komunikasi Politik dan Kebudayaan Bakar-Membakar |
Pada bulan Ramadhan ybl Allah SWT mewajibkan atas orang-orang beriman untuk menempa dirinya menjadi taqwa dengan jalan berpuasa. Ciri-ciri taqwa itu antara lain (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- ALKAZHMYN ALGHYZH WAL'AAFYN 'AN ALNAS (S. AL 'AMRAN, 134), dibaca: alka-zhimi-nal ghayzh wal 'a-fi-na 'anin na-s (s. ali 'imra-n), artinya meredam marah dan memaafkan manusia (3:134).
Ternyata meredam marah dan memaafkan manusia dalam kaitannya dengan komunikasi politik tidaklah berhasil. Lihat saja perseteruan dalam kalangan elit politik antara legislatif dengan eksekutif tetap sengit, bahkan telah merambat pula ke bawah dengan sengitnya dalam kalangan akar rumput dalam wujud demo anti versus pro Gus Dur. Demokrasi yang lepas kendali dari Syari'ah berubah menjadi gergasi.
***
Kita beralih sekarang pada kebudayaan bakar-membakar yang tetap aktual untuk dibahas. Perkembangan kebudayaan melonjak dalam abad ke-20, dengan didapatkannya motor bakar. Mesin kalor yang telah didapatkan sebelumnya, pemicu revolusi industri di Inggris, tidak menyebabkan terjadinya pertumbuhan kebudayaan yang menyolok. Mesin uap itu walaupun sudah dapat dipakai untuk propulsi (menggerakkan kendaraan) kapal di lautan, namun tidaklah berpengaruh banyak dalam peningkatan transportasi di daratan dengan kereta api, oleh karena geraknya hanya satu dimensi (maju-mundur), yaitu di atas rel. Tidak sama dengan peranan motor-bakar, yaitu mesin propulsi yang dapat menggerakkan kendaraan dalam dua dimensi (maju-mundur, kiri-kanan), yaitu armada angkutan darat pada jaringan (network) jalan raya. Dan juga tak kurang pentingnya pula sebagai mesin propulsi yang menggerakkan kendaraan dalam tiga dimensi (maju-mundur, kiri-kanan, naik-turun) yaitu pesawat terbang.
Demikianlah kebudayaan ummat manusia kini bertumpu pada teknologi bakar-membakar. Syari'at Islam yang menuntun ummat manusia dalam kehidupan berbudaya memberikan tuntunan pula dalam hal pengkajian SunnatuLah (bahasa sekulernya: hukum alam) dalam hal seluk-beluk bakar-membakar. Firman Allah SWT (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- ALLDZY J'AL LKM MN ALSYJR ALAKHDHR NARA FADZA ANTM MNH TWQDWN (S. YS, 80), dibaca: alldzi- ja'ala lakum minasy syajaril akhdhri na-ran faidza- antum minhu tu-qidu-n (s. ya-sin), artinya: Yaitu Yang menjadikan api bagimu dari hijau pohon dan dengan itu kamu membakar (36:80).
Demikianlah menurut tuntunan Syari'at Islam dalam mengkaji TaqdiruLlah tentang seluk-beluk bakar-membakar harus diungkap dari hijau pohon. Tetumbuhan tersusun dari sel-sel, yang terdiri atas: dinding sel yang mati, plasma sel yang "hidup" berupa zat bening berlendir, inti sel yang terletak dalam plasma, biasanya berbentuk bulat, dan bintik-bintik pembawa zat warna yang juga seperti inti sel terdapat dalam plasma sel. Yang terpenting ialah bintik pembawa zat warna hijau. Itulah yang disebut dengan hijau pohon seperti yang disebutkan dalam ayat (36:80). Istilah ilmiyahnya ialah chlorophyl artinya hijau daun (chloros = hijau dan phillon = daun). Istilah hijau daun ini kurang benar, karena butir-butir hijau itu terdapat bukan hanya pada daun saja, melainkan terdapat pada seluruh bagian pohon, yaitu akar yang tersembul keluar tanah, batang, dahan, cabang, ranting, daun, bunga dan buah asal warnanya masih hijau. Jadi yang benar adalah istilah hijau pohon, seperti petunjuk menurut Syari'at Islam, pada ayat (36:80) yang dikutip di atas itu. Hijau pohon terdiri dari ikatan zat-zat karbon, hidrogen, oksigen dan magnesium. Hijau pohon itu adalah pabrik pati dan oksigen, yang bahan bakunya adalah karbon dioksida dan air. Energi penggeraknya adalah foton, yang berasal dari sinar gamma dalam inti matahari, hasil reaksi inti Themonuklir, dengan reaksi inti sbb:
4 H --> He + sinar gamma.
Adapun sinar gamma ini menerobos keluar hingga energinya berkurang hingga sampai bagian luar matahari yang disebut foton itu. Maka disbutlah proses memproduksi pati dan oksigen dalam hijau pohon itu disebut phosynthesis, mengadakan sintese dengan foton. Reaksi kimianya sbb:
6 karbon dioksida + 6 air = glucose + 6 oksigen
n glucose = (pati)n + n air
Pati inilah yang dikenal sehari-hari dengan makanan pokok dan bahan bakar
Bahan baku air diambil dari tanah yang diisap oleh akar, sedangkan karbon dioksida diambil langsung dari udara. Dalam molekul pati terkandung tenaga potensial kimiawi yang akan muncul sebagai api setelah makanan pokok itu terbakar dalam tubuh dan bahan bakar itu dibakar. Reaksi kimia dalam proses pembakaran itu disebut dengan reaksi eksoterm karena melepaskan panas. Jadi dengan kata lain dalam molekul pati terdapat tenaga potensial kimiawi yang kemudian menjelma menjadi tenaga panas atau api.
Mengapa pati dikatakan bahan bakar dan makanan pokok, karena dalam wujudnya sehari-hari pati itu adalah kayu-kayuan dan umbi-umbian serta bulir-bulir, sedangkan umbi dan bulir ada yang menjadi makanan pokok dalam wujud tepung. Hutan-hutan lebat yang tertimbun tanah jutaan tahun yang silam, oleh tekanan dahsyat berubah wujud menjadi batu bara. Minyak bumi terbentuk dari tetumbuhan dan binatang-binatang mikroskopis yang tak terhitung banyaknya yang mengendap di dasar lautan bersama-sama dengan binatang-binatang mikroskopis lainnya yang dihanyutkan oleh sungai-sungai ke laut. Selain itu sungai-sungai itu mengalirkan pula tanah liat dan pasir ke dasar laut dari milenium ke milenium membentuk lapis demi lapis yang menimbun tetumbuhan dan binatang-binatang mikroskopis yang tak terhitung banyaknya yang mengendap di dasar laut tersebut. Akibatnya terjadi tekanan dahsyat yang menimbulkan panas, lalu terbentuklah ikatan hidrokarbon yang kita namakan dengan minyak bumi. Batu bara dan minyak bumi disebut dengan bahan bakar fosil.
Sama seperti himbauan kami kepada para pakar embriologi di Indonesia yang beragama Islam pada Seri 457, maka kini kami himbau pula para pakar biologi yang beragama Islam di Indonesia, supaya mengganti istilah hijau daun dengan istilah menurut Syari'at Islam, yaitu hijau pohon. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 21 Januari 2001
14 Januari 2001
[+/-] |
458. Dari Tetes Tebu ke Monosodium Glutamate (MSG) |
Sebelum kita bicara lebih lanjut akan dikemukakan dahulu sebuah nama makanan tradisional yang disebut poteng (Makassar), atau peuyeum (Sunda). Asal tahu saja bahwa vokal kembar eu hanya dikenal dalam lidah "bangsa" (baca: etnik) Sunda dan "bangsa" Aceh. Poteng atau peuyeum berasal dari singkong yang difermentasi oleh ragi. Apabila sepasang tangan jahil menaruh ragi itu bukan pada tempat yang biasa, akan tetapi dicelupkan dahulu ke dalam lemak babi, baru dipakai meragi singkong, apa yang akan terjadi? Singkong itu demikian pula poteng atau peuyeum itu telah tercemar (bahasa krennya: terkontaminasi) bercampur lemak babi, oleh karena ragi itu sebelumnya telah "berkubang" dalam lemak babi. Seekor kerbau berkubang semua kena luluk (lumpur)-nya. Perlu dicatat bahwa dilihat dari kacamata reaksi kimiawi, lemak babi itu tidak berpartisipasi dalam proses fermentasi itu. Karena lemak babi itu haram, maka semua yang telah dicampuri oleh lemak babi itu haram pula yaitu dalam hal ini singkong, ragi dan poteng atau peuyeum sebagai hasil akhir juga telah menjadi haram. Jadi haramnya poteng atau peuyeum dalam hal ini tidaklah dilihat dalam hal proses fermentasi, tidak dilihat dari segi proses rekasi kimia, melainkan murni dari segi ilmu fisika bercampurnya lemak babi dengan singkong dan poteng yang dibawa oleh ragi yang telah berkubang dengan lemak babi masuk ke dalam sistem proses produksi.
***
Saya lupa namanya anak buah AS Hikam yang memberikan penjelasan "ilmiyah" di media elektronik, yang pada pokoknya mengatakan bahwa tidak ada reaksi kimia lemak babi dalam proses fermentasi tetes tebu menjadi MSG oleh bakteri yang sebelumnya dikultur (dibiakkan, ditanam, pen.) dalam lemak babi. Saya juga lupa mencatat nama official dari pabrik Ajinomoto yang yang diberitakan oleh media elektronik yang mengaku bahwa memang pada bulan Juni 2000 medium tempat bakteri dibiakkan telah diganti dengan lemak babi karena ongkosnya lebih murah.
Salah satu nilai dari apa yang disebut dengan "ilmiyah" ialah ketelitian, dan ini telah dipenuhi oleh anak buah AS Hikam, yaitu telah meneliti bahwa tidak ada rekasi kimia dengan lemak babi dalam proses produksi MSG dari aji punya moto alias aji no moto. Akan tetapi harus diingat bahwa ketelitian walaupun perlu namun belum cukup. Ada nilai yang dilupakan atau sengaja dilupakan oleh anak buah AS Hikam, yaitu nilai kritis dan komprehensip. Anak buah AS Hikam dalam berilmiyah MSG tersebut, ia ibarat kuda bendi yang terhalang melihat kiri kanan, menjadilah ia tidak kritis karena yang dilihatnya hanyalah disiplin ilmu kimia melulu. Karena ia tidak kritis maka juga menyebabkan ia tidak bertindak komprehensip. Ia lupa atau sengaja melupakan bahwa ilmu kimia bukan satu-satunya disiplin ilmu. Ia melupakan atau sengaja melupakan ilmu fisika dan ilmu kias (analogi). Alhasil penjelasan anak buah AS Hikam itu belumlah mencukupi persyaratan untuk dikatakan ilmiyah. Ia mengelabui (kalau tidak boleh dikatakan menipu) masyarakat dengan label ilmiyah.
Kalau diterapkan analogi dan disiplin ilmu fisika dalam pembuatan poteng dari singkong terhadap proses produksi MSG dari aji punya moto, maka: "singkong" dikiaskan pada "tetes tebu", 'ragi' yang dicelup dalam lemak babi dikiaskan pada 'bakteri' yang ditanam dalam lemak babi, =>poteng<= atau peuyeum dikiaskan pada =>MSG<=. Bercampurnya lemak babi dengan singkong dan poteng yang dibawa oleh ragi yang telah berkubang dengan lemak babi dikiaskan pada bercampurnya lemak babi dengan tetes tebu dan MSG yang dibawa masuk oleh bakteri yang telah berkubang di dalam lemak babi.
Alhasil haramnya aji punya moto tidak dilihat dari segi proses rekasi kimiawi, melainkan dari segi ilmu fisika, yaitu bercampurnya tetes tebu dan MSG dengan lemak babi yang dibawa masuk oleh bakteri.
Maka Gus Dur tidak boleh berijtihad menghalalkan aji punya moto dengan memakai qaidah: menghindarkan yang mudharat lebih diprioritaskan ketimbang menarik manfaat, oleh karena MSG dari aji punya moto ini jelas-jelas haram dilihat dari segi ilmu fisika. Gus Dur, kita ingatkan: ALHLAL BYN WALHRAM BYN. Lagi pula Gus Dur, menurut undang-undang yang berhak mengatakan halal dan haram di Indonesia ini adalah MUI. Kita sangat menyesalkan Gus Dur dengan buah pikirannya yang kontra-produktif itu menambah seteru lagi, yaitu di samping berseteru dengan lembaga DPR, kini menambah seterunya lagi dengan lembaga MUI. Dan juga mencela buah pikiran Gus Dur yang mengatakan bahwa kasus haramnya MSG Ajinomoto itu adalah bukan persoalan agama melainkan persoalan politik.
Terhadap produk MSG dari aji punya moto sebelum Juni 2000 termasuk dalam kategori syubhat, tersamar, was-was, meragukan. ALHLAL BYN WALHRAM BYN WBYN HMA MTSYABHAT, dibaca: al hala-lu bayyinun, wal hara-mu bayyinun, wabayna huma- mutasya-biha-t, artinya yang halal itu jelas, yang haram itu jelas, dan di antara keduanya adalah syubhat. Syari'at Islam menuntun ummat Islam supaya menghindarkan diri dari yang syubhat. Firman Allah SWT: (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- FAMA ALDZYN FY QLWBHM ZYGH FYTB'AWN MA TSYABH MNH ABTGHA^ ALFTNT WABTGHA^ TA^WYLH (S. AL 'AMRAN, 7), dibaca: fa ammal ladzi-na fi- qulu-bihim zayghun fayattabi'u-na ma- tasya-baha minhub tigha-al fitnati wabtigha-a ta'wi-lih (s. ali 'imra-n), artinya: adapun orang-orang yang miring qalbunya, maka diikutinya apa-apa yang mutasyabihat, karena menghendaki fitnah dan mencari-cari takwilnya (3:7).
Maka sudah tepatlah semua produk MSG dari Ajinomoto supaya ditarik dari pasaran. Dan lebih tepat lagi jika izin Ajinomoto dicabut, karena sekali lancung keujian, seumur hidup orang takkan percaya lagi. Ajinomoto sudah lancung keujian, yaitu menipu, menempelkan label halal pada kemasannya, pada hal MSG tersebut ternyata haram. Penipuan itu diakui sendiri oleh salah seorang officialnya, yang seperti dituliskan diatas mengaku bahwa memang pada bulan Juni 2000 medium tempat bakteri dibiakkan telah diganti dengan lemak babi karena ongkosnya lebih murah. Menghindarkan yang mudharat yaitu melindungi ummat Islam makan yang syubhat, lebih diprioritaskan ketimbang menarik manfaat investasi Ajino-moto dan PMA. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 14 Januari 2001
7 Januari 2001
[+/-] |
457. Tahapan Pertumbuhan Embrio Manusia Menurut Petunjuk dari Syari'at Islam |
Firman Allah (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan): AQRA^ BASM RBK ALDZY KHLQ. KHLQ ALANSN MN 'ALQ (S. AL'ALQ, 1-2), dibaca: iqra' bismi rabbikal ladzi- khalaq.khalaqal insa-na min 'alaq (s.al'alaq), artinya: Bacalah atas nama Maha Pengaturmu Yang mencipta. Mencipta manusia dari segumpal darah (96:1-2).
Ayat yang dikutip tersebut merupakan dua di antara paket yang terdiri dari lima ayat dari S. Al'Alaq, yang mula-mula dibawa turun RuhulQudus (malaikat Jibril AS). Syari'at Islam memberikan petunjuk di dalam Surah Al Alaq ayat 2 tentang SunnatuLlah (istilah sekulernya: hukum alam) bagaimana Allah menciptakan manusia di dalam rahim.
S. Al 'Alaq ini mempunyai ciri khas tersendiri. Lima ayat yang pertama merupakan SK pengangkatan Muhammad bin Abdullah menjadi Nabi dan Rasul oleh Allah SWT. Lima ayat tersebut dibawa turun oleh malaikat Jibril AS kepada beliau pada LaylatulQadr. Jumlah kata dari kelima ayat itu sebanyak 19. Jumlah huruf dari kelima ayat itu sebanyak 76 = 4 x 19. Jumlah ayat Surah Al Alaq sebanyak 19. Jumlah huruf dari ke-19 ayat itu sebanyak 285 = 15 x 19. Surah Al 'Alaq terletak pada urutan ke-19 dari belakang. Inilah sebagian yang dimaksud oleh ayat (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- 'ALYHA TS'AT ASYR (S. ALMDTSR, 30), dibaca:
--'alayha- tis'ata asyara (s. almuddatstsir), artinya: padanya 19 (74:30).
Tahapan pertumbuhan embrio menurut petunjuk Syari'at Islam diperinci dalam Firman Allah:
-- WQD KHLQKM ATHWARA (S. NWh, 14), dibaca:
-- waqad khalaqakum athwa-ran (s. nu-h), artinya:
-- dan (Dia) telah menciptakanmu secara bertahap (di dalam rahim) [71:14].
Bagaimana tahapan itu? Bacalah ayat berikut:
-- TSM KHLQNA ALNTHFT 'ALQT FKHLQNA AL'ALQT MDHGHT FKHLQNA ALMDHGHT 'AZHAMA FKSWNA AL'AZHAM LHMA --TSM ANSYA^NH KHLQA AKHR FTBARK ALLH AHSN ALKHALQYN (S. ALMW^MNWN, 14), dibaca:
-- tsumma khalaqnan nuthfata 'alaqatan fakhalaqnal 'alaqata mudhghatan fakhalqnal mudhghata 'izha-man fakasawnal 'izha-ma lahman tsumma ansya'na-hu khalqan a-khara fataba-rakaLla-hu ahsanul kha-liqi-n (s. almu'minu-n), artinya:
-- Kemudian nuthfah itu Kami jadikan 'alaqah, lalu 'alaqah itu Kami jadikan mudhghah, lalu mudhghah itu Kami jadikan 'izham, maka Kami bungkus 'izham itu dengan lahm, kemudian Kami kembangkan menjadi makhluq lain. Maka Berkat Allah sebaik-baik menciptakan (23:14).
-- YKHLKM FY BTHWN AMHATKM KHLQA MN B'AD KHLQ FY ZHLMAT TSLTS (S. ALZMR, 39:6), dibaca:
-- yakhlukum fi- buthu-ni ummaha-tikum khalqam mim ba'di khalqin zhuluma-tin tsala-tsin (s. azzumar), artinya:
-- Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.
Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan kegelapan: pre-embrionik, tiga setengah pekan pertama; embrionik, sampai akhir pekan ke enam; dan janin, dari pekan ke enam sampai kelahiran. (Williams P., Basic Human Embryology, 3rd edition, 1984, p. 64.)
Pengembaraaan FY ZHLMAT TSLTS, dalam tiga kegelapan:
Tahap kegelapan pertama: pra-kecambah (pre-embrionik)
Nuhtfah artinya tetes, yaitu tetes air mani yang menembus sel telur, memberikan energi pada sel telur itu untuk bertumbuh dengan membelah diri berupa pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim, ini yang disebut 'alaqah. 'Alaqah mempunyai tiga arti, yaitu lintah, sesuatu yang menonjol dan kantong selaput berisi darah. 'Alaqah yang membenam pada dinding rahim ini berbentuk lintah, menonjol pada dinding rahim, berwujud gumpalan darah.(*) Seiring pertumbuhan nuthfah yang semakin membesar, sel-sel penyusunnyapun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan. Ini berlangsung tiga setengah pekan.
Tahap kegelapan kedua: kecambah (embrio)
Tahap kecambah ini berlangsung selama dua setengah pekan. Dimulai dari mudhghah yang berwujud struktur ada yang berbentuk ada yang belum berbentuk ibarat kayu ataupun permen karet yang telah dikunyah, kenyal-kenyal seperti daging, namun belum berwujud daging yang berotot. Adapun kejelasan tentang mudhghah yang separuh berbentuk, separuh belum berbentuk diperjelas dalam Firman Allah:
-- TSM MN MDHGHT MKHLQT WGHYR MKHLQT (S. ALHJ, 5), dibaca:
-- tsumma mim mudhghatim mukhallaqatiw waghayri mukhallqah (s. alhajj), artinya:
-- kemudian dari mudhghah yang berbentuk dan belum berbentuk (22:5). Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-lapisan sel tersebut. Selanjutnya 'izha-mun artinya tulang, lalu lahmun, artinya daging yang berotot, inilah tahapan "Kami bungkus 'izham itu dengan lahm". Inilah akhir tahap kegelapan kedua(**), yaitu setelah enam pekan (dua setengah ditambah tiga setengah) pekan, atau 42 hari.
Tahap kegelapan ketiga: janin (fetus)
Di atas 42 hari terbentuklah mekanisme perlengkapan pendengaran, penglihatan, kulit, otot-otot dan tulang-tulang, bentuknyapun menjadi sempurna dalam arti sudah seperti perawakan manusia. Inilah tahapan khalqun akhar (makhluq yang lain). Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim: Setelah 42 malam berlalu, maka Allah mengutus malaikat untuk menyempurnakan bentuk janin itu, memberikan pendengaran, penglihatan, kulit, otot-otot dan tulang-tulang dan meniupkan ruh ke janin. Sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran, terlihatlah janin menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah nampak.
Seperti telah kita himbau dalam Seri 450 agar klasifikasi bintang-bintang yang berdasar atas kriteria geraknya, supaya diganti dengan tuntunan dari Syari'at Islam yang berdasar atas kriteria keadaan fisik dan jaraknya bintang-bintang itu, maka kita himbau lagi dalam kesempatan ini seperti berikut:
Alangkah eloknya, jika para pakar embryology kita yang beragama Islam, sekurang-kurangnya yang di Indonesia, berdasar atas keimanan tentang Al Quran sebagai mu'jizat abadi, dengan tegar dan berani tidak lagi menggunakan klasifikasi tahapan pertumbuhan embrio menurut klasifikasi ilmu pengetahuan modern kontemporer yang merata di seluruh dunia dengan sistem numerik stage 1, stage 2, stage 3, etc. Klasifikasi tahapan sistem numerik itu, patutlah digantikan dengan petunjuk dari Syari'at Islam, yaitu secara kualitatif, berdasar atas perubahan bentuk setiap proses tahapan yang dilalui oleh pertumbuhan embrio itu, yang mudah dipantau, yakni tahapan: nuthfah, 'alaqah, mudhghah, 'izham, lahm dan khalqun akhar. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 7 Januari 2001
----------------------------
(*)
1) Clinging thing
2) Leech
3) Blood clot
The human embryo is indeed a clinging thing-it clings to the inside of the womb via the umbilical cord. As for the meaning of leech or leech-like, Dr. Moore writes the following:
The word "alaqah" refers to a leech or bloodsucker. This is an appropriate description of the human embryo from days 7-24 when it clings to the endometrium of the uterus, in the same way that a leech clings to the skin. Just as the leech derives blood from the host, the human embryo derives blood from the decidua or pregnant endometrium. It is remarkable how much the embryo of 23-24 days resembles a leech (Fig. 2). As there were no microscopes or lenses available in the 7th century, doctors would not have known that the human embryo had this leech-like appearance. In the early part of the fourth week, the embryo is just visible to the unaided eye because it is smaller than a kernel of wheat.
(**)
On this point, Dr.Bucaille writes:
‘The embryo is initially a small mass. At a certain stage in its development, it appears to the naked eye like chewed flesh. The bone structure develops inside this mass in what is known as mesenchyma. The bones that are formed are covered with muscle, the word ‘lahm’ (intact flesh-bracket mine) applies to them’
The above Ayah explicitly states that the bones are formed first and that this is followed by the formation of flesh or muscles which take their position around the bones (clothing the bones). In fact the primordia or precursors of both the bone and muscle (in the form of myotomes and selertomes(are present together with those of bones and other tissues and organs in a collective primitive structure are formed during the first 40 days and is found in the Mudghah. However, in this stage the primordia of muscle have not yet differentiated into definitive bones and muscles. As they do not have the shapes or forms of bones or muscles, the whole embryo at this stage does not have a human appearance.
During the seventh week- the skeleton begins to spread throughout the body and the bones take their familiar shapes. The embryo then starts to acquire the human appearance. At the end of the seventh week and during the eighth week the muscles take their positions around the bone forms, "definitive muscles of trunk, limbs and head are well represented and foetus is capable of some movement".