Ada sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, artinya: Kemudian (Allah) berfirman kepada Adam: "Pergilah dan memberi salamlah kepada malaikat-malaikat itu dan dengarkanlah mereka memberi hormat kepada engkau. Itulah kehormatan engkau dan keturunan engkau."
Setelah Adam dengan para malaikat saling mengucapkan salam, maka terjadi dialog antara Allah dengan para malaikat:
-- WADZQAL RBK LLMLaKt ANY JA'AL FY ALARDH KHLYFt QALWA ATJ'AL FYHA MN YFSD FYHA WYSFQ ALDMAa WNhN NSBh BhMDK WNQDSLK (S. ALBQRt, 2:30), dibaca: wa izd qa-la rabbuka lilmala-ikati inni- ja-'ilun fil ardhi khalifatan qa-lu- ataj'alu fi-ha- may yufsidu fi-ha- wayasfikud dima-a wanahnu nusabbihu bihamdika wanuqaddisulaka (s. albaqarah), artinya: Tatkala Maha Pengaturmu berkata kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku menjadikan khalifah di bumi, berkatalah (para malaikat): Apakah Engkau menjadikan di atasnya yang merusak dan menumpahkan darah, (padahal) kami (para malaikat) tasbih kepadaMu dan mengquduskanMu (2:30).
Mengapa malaikat bisa tahu bahwa turunan Adam itu kelak sifatnya perusak dan penumpah darah?, padahal malaikat baru saja melihat person dan saling mengucap salam dengan Adam, lagi pula Allah belum menjelaskan kepada para malaikat sifat turunan Adam itu kelak (malaikat secara serta-merta spontan "memprotes" pengangkatan Adam sebagai khalifah itu dengan alasan manusia itu perusak dan penumpah darah). Sedangkan malaikat tidak tahu apa-apa jika Allah tidak memberi tahu kepada mereka:
-- LA 'ALMLNA ALA MA 'ALMTNA (S. ALBQRt, 2:32), dibaca: la- 'ilma lana- illa- ma-a 'allamtana- (s. albaqarah), artinya: tidak ada ilmu pada kami, kecuali apa yang Engkau ajarkan kepada kami.
Dari ayat (2:32) itu dapat disimak bahwa para malaikat itu sebelumnya telah menyaksikan sejenis makhluq yang postur tubuhnya sekurang-kurangnya menyerupai postur tubuh manusia seperti Adam, katakanlah itu "manusia" pra-Adam. Bahwa Allah SWT sebagai Maha Pengatur (arRabb), mengatur ciptaanNya dengan TaqdiruLlah (hukum alam menurut istilah sekulernya) yang "ditanam" dan yang "tidak ditanam" di alam syahadah. TaqdiruLlah yang "ditanam" di alam syahadah prosesnya sinambung, sehingga dapat dikaji oleh sains, karena terbuka dapat diobservasi oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Sedangkan yang "tidak ditanam" hanya muncul, sekali jadi dalam beberapa saat seperlunya, sehingga tidak dapat dikaji oleh sains, karena tidak terbuka, tidak dapat diobservasi oleh siapa saja, tidak di mana saja, dan tidak kapan saja.
Bagaimana kita bisa tahu mana yang "ditanam" dan mana yang "tidak ditanam"? Gampang, yang "tidak ditanam" dijelaskan secara spesifik dalam Al Quran, seperti kejadian Adam :
-- ANY KHALQ BSYRA MN SHLSHAL MN HMAa MSNWN. FAaDZA SWYTH W NFKHT FYH MN SHLSHAL MN ALRWHY (S. AL HJR, 28-29), dibaca: inni- kha-liqun basyaram min shalshaalim min hamaim masnu-n. faidza- sawwaytuhu- wanafakhtu fi-hi mir ru-hi- (s. alhijir), artinya: Sesungguhnya Kucipta manusia dari tanah liat kering dari tanah hitam hingga berpostur. Setelah Kusempunakan ia kutiupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku (15:28-29).
Contoh lain beberapa TaqdiruLlah yang "tidak ditanam" ialah lengan Nabi Musa AS menjadi putih, tongkatnya menjadi ular dan membelah Laut Merah, Nabi 'Isa AS membuat burung dari tanah kemudian menjadi hidup setelah ditiup oleh Nabi 'Isa AS, Isra-Mi'raj Nabi Muhammad SAW. TaqdiruLlah yang "tidak ditanam" itu disebut 'ajaib (miracle), dari akar kata 'Ain, Jim, Ba, 'ajaba. Ini tidak boleh dirancukan dengan kata yang akarnya dari 'Ain, Jim, Zai, 'ajaza = melemahkan. Ini diturunkan menjadi mu'jizat, yakni sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada para Nabi untuk melemahkan visi penentangnya. Mu'jizat tidak selamanya mesti = ajaib, miracle. Contoh: Lengan Nabi Musa AS menjadi putih dan tongkatnya menjadi ular di Gunung Sinai itu ajaib, sebab belum diaplikasikan untuk melemahkan visi Fir'aun dan kaki-tangannya. Nantilah menjadi mu'jizat setelah "didemontrasikan" dalam majelis Fir'aun.
Karena TaqdiruLlah yang tidak ditanam di alam syahadah itu secara spesifik dijelaskan dalam Al Quran, tidak boleh dikembangkan / generalisasi, misalnya umur Nabi Nuh AS dalam Al Quran disebutkan secara spesifik 950 tahun, lalu dikembangkan bahwa umur orang dapat saja panjang mencapai sekitar mendekati 1000 tahun, maka itu tidak boleh dikembangkan demikian. Tidak ada orang lain yang umurnya mendekati 1000 tahun, hanya Nabi Nuh AS saja. Atau misalnya Sitti Maryam disebutkan dalam Al Quran secara spesifik dapat mengandung tanpa hubungan seks, lalu dikembangkan bahwa dapat saja seorang gadis perawan mengandung tanpa hubungan seks, maka itu tidak boleh dikembangkan demikian. Tidak ada perawan yang mengandung, kecuali satu-satunya Sitti Maryam.
Kembali pada penciptaan Adam yang secara spesifik dijelaskan Al Quran, itu bukanlah proses yang sinambung, melainkan sekali jalan, dan mustahil dapat diobservasi oleh anak-cucunya yang belum lahir. Namun proses terjadinya "manusia" pra-Adam yang diasumsikan oleh para malaikat sifatnya seperti Adam, karena tidak secara spesifik dijelaskan dalam Al Quran, maka itu kejadiannya diatur menurut TaqdiruLlah yang "ditanam" di alam syahadah, sehingga dapat dikaji oleh sains, misalnya mengkaji fosil-fosilnya. Namun hasil interpretasi dari fosil-fosil itu oleh Darwin dengan paradigma filsafat positivisme bahwa itu menurut proses evolusi buta secara kebetulan (blind evolution by chance), itu harus dikoreksi oleh Sains Islami dengan paradigma Tawhid. Itu bukan evolusi buta secara kebetulan, melainkan itu adalah evolusi berencana oleh Maha Pengatur (ArRabb):
-- SBh ASM RBK ALA'ALY . ALDZY KHLQ FSWY (S. AL A'ALY, 87:1-2), dibaca: sabbihisma rabbikal a'la-. Alladzi- khalaqa fasawwa- (s. al a'la-, 1-2), artinya: Sucikanlah atas nama Maha Pengaturmu Yang Maha Tinggi . Yang mencipta kemudian menyempurnakan (87:1-2).
Ayat (87:2) mengandung pengertian bahwa terjadi proses dari mencipta ke menyempurnakan. Proses itu bisa berupa evolusi yang sinambung, bisa pula berupa evolusi dengan loncatan. Ayat (15:29) tidak menyatakan secara spefifik bahwa "manusia" pra-Adam itu ditiupkan ruh, maka "manusia" pra-Adam itu sama dengan ciptaan Allah yang lain tidak mempunyai ruh, jadi hanya sekadar semangat untuk hidup saja. Sedangkan kejadian Adam (dan Hawa) bukan melalui evolusi, karena secara spesifik dijelaskan kejadian penciptaannya dalam Al Quran, yaitu mengikuti TaqdiruLlah yang tidak ditanam di alam syahadah, sehingga itu termasuk kejadian yang ajaib. WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 28 Juli 2002
28 Juli 2002
[+/-] |
534. TaqdiruLlah yang Ditanam dan yang Tidak Ditanam di Alam Syahadah |
21 Juli 2002
[+/-] |
533. Kemenangan Hukum atas Terrorisme, Hasil Garapan Konspirasi Intel |
Peringatan Allah SWT atas konspirasi intel:
-- ALM Y'ALMWA AN ALLH Y'ALM SRHM WTJWHM WAN ALLH 'ALAM ALGHYWB (S. AL TWBT, 78), dibaca: alam ya'lamu- annaLla-ha ya'lamu sirrahum wa tajwa-hum wa annaLla-ha 'alla-mul ghuyu-b (s. attawbah), artinya: Apakah mereka tahu, bahwa Allah mengetahui rahasia mereka dan konspirasi mereka, sesungguhnya Allah Maha Tahu yang gaib-gaib (9:78).
Golongan Islam yang membentuk kekuatan politik dalam wadah Front Islamique du Salut, yang menempuh cara demokratis, menjadi salah satu kontestan pada Pemilu tahun 1992, dicap fundamentalis. Sebenarnya istilah fundamentalis ini pengertiannya sangat baik, yaitu Ahlu sSunnah. Tetapi dalam lapangan politik internasional istilah ini telah mempunyai konotasi yang khas, yaitu suka menempuh cara kekerasan. Karena Pemilu permulaan FIS menang mayoritas, maka Pemilu lanjutan dibatalkan kemudian FIS dibubarkan oleh rejim militer. Kalau akhirnya FIS terpaksa angkat senjata melawan rejim militer itu. Apakah mereka itu terrorist?
Alangkah sumbangnya mereka disebut terrorist. Mereka tidak pantas disebut terroris. Mareka itu adalah kelompok-kelompok pejuang, regu-regu jihad, bukan teroris! Kita tidak boleh terkicuh oleh tata-komunikasi barat. Amerika Serikat (AS) yang begitu menggemborkan dirinya pahlawan demokrasi, bungkam, bahkan bersikap menyokong rejim militer Aljazair, yang mentorpedo hasil dan proses lanjutan Pemilu itu. Patut diduga ini hasil konspirasi intel AS dan Aljazair. Bahkan lanjutan garapan konspirasi intel ini sangat menjijikkan. Garapan itu berhasil (buat sementara) merusak citra Islam, yaitu perlawanan bersenjata FIS itu diberitakan menterror, membantai perempuan dan anak-anak, menggorok pelaut Italia.
Namun kata pepatah: Sepandai-pandai membungkus barang yang busuk akhirnya berbau juga. Tokoh partai-partai Islam di Aljazair akhirnya mulai dapat melepaskan diri dari tuduhan perbuatan teror itu. Investigasi sejumlah media Inggris berhasil mendapatkan bukti bahwa konspirasi intel berada di belakang tewasnya ribuan warga sipil termasuk wanita dan anak-anak serta penggorokan leher tujuh pelaut Italia, yang dikambing-hitamkan selama ini atas FIS.
Bungkusan yang berbau busuk ini berhasil dibongkar oleh para wartawan Inggris secara terpisah, yaitu Robert Fisk dari harian Independent, John Sweeney dari The Observer, Anthony Loyds dari The Times dan Sairah Shah dari TV Channel Four. Konspirasi intel berada di belakang aksi pemboman di Paris serta menggorok leher tujuh pelaut Italia itu. Pemboman di Paris dan penggorokan pelaut Italia itu menimbulkan krisis diplomatik antara Italia dan Prancis di satu pihak dengan Aljazair pada pihak yang lain.
***
Presiden Arroyo waktu berhadapan dengan Agus Dwikarna yang telah dijatuhi hukuman 10 tahun satu hari penjara berkata memuji lembaga peradilan Pilipina dengan ucapan yang menyakitkan dan sangat kontroversial.: "Inilah kemenangan hukum atas terrorisme." Menyakitkan karena aktivis KPPSI dicap terrorist. Mengapa kontroversial, karena ucapan Gonzales, utusan khusus Arroyo, baik di rumah jabatan Walikota Makassar, maupun di rumah Agus Dwikarna sangat bertentangan dengan pernyataan Arroyo tersebut. Di depan sejumlah organisasi Islam, seperti MUI, Muhammadiyah, NU, IMMIM, KPPSI dll. ucapan Gonzales sangat enak didengar telinga, sehingga semua yang hadir di rumah jabatan walikota waktu itu merasakan optimisme mengenai bebasnya Agus Dwikarna. Di rumah Agus Dwikarna mulut Gonzales lurus arahnya ke telinga saya, sehingga suara Gonzales menusuk betul masuk ke dalam lubang telinga kiri menerpa gendang telinga saya, sambil menatap anak-anak Agus yang masih kecil-kecil, mengeluarkan suara yang sangat enak kedengaran antara lain seperti: "Presiden Arroyo adalah seorang ibu, tentu tergetar hatinya mengetahui anak-anak Agus masih kecil-kecil. "
"Kemenangan hukum atas terrorisme," ucapan kontroversial jika diperhadapkan pada suasana kunjungan Gonzales ke rumah Agus Dwikarna. Bayangkan Gonzales hanya datang berempat tanpa dikawal kerumah Agus, yaitu Walikota Makassar, Gonzales, sekretaressenya dan sopir. Bayangkan berani-beraninya, Gonzales tanpa dikawal mendatangi rumah Agus, sarang terrorist (baca: versi lembaga peradilan Pilipina dan Arroyo seniora el Presidente).
"Kemenangan hukum atas terrorisme," itu sebenarnya konsumsi untuk tuannya Arroyo, state terrorist Amerika Serikat. Boleh jadi ada benarnya ucapan Gonzales bahwa Arroyo sebagai seorang ibu akan tergetar hatinya tatkala mengetahui anak-anak Agus yang masih kecil-kecil, namun apalah dayanya suara hati diperhadapkan pada kehendak her master, yang sangat berdogma pada doktrin Samuel Huntington dari Harvard University, yang konon kabarnya di Indonesia ini salah seorang tokoh narasumber yang buku-bukunya menjadi rujukan para mahasiswa dan dosen dalam ilmu sosial dan politik. Pakar ini atas dasar paradigma prasangka terhadap dunia Islam membuat doktrin yang dibungkus dengan teori ilmiyah, berdoktrin bahwa Islam adalah musuh barat dewasa ini. Oleh karena itu barat harus mewaspadai gerakan-gerakan kaum fundamentalis Islam. Peristiwa 11 September hanya merupakan tonggak loncatan untuk mencap semua gerakan Islam itu gerakan terror.
Agus Dwikarna adalah korban kezaliman konspirasi intel. Barang terlarang dimasukkan ke dalam tas Agus, sutu perbuatan kotor yang biasa dilakukan intel, kemudian Agus diadili, dijatuhi hukuman 10 tahun satu hari penjara. "Kemenangan hukum atas terrorisme," said seniora el Presidente Arroyo. WalLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 21 Juli 2002
14 Juli 2002
[+/-] |
532. Komet-Komet Pengacau dan Komet Penterror |
Seperti yang telah dijanjikan dalam seri ybl. Bahwa insya Allah dalam seri ini akan diperbincangkan satelit matahari yang pengacau dan terrorist Itulah "mereka" satelit matahari komet-komet pengacau dan komet penterror manusia di seluruh dunia. Akan dibahas di bawah ini kedua hal tersebut, yaitu pengacau dan penterror.
Sebelum lanjut dengan pembahasan kedua substansi yang disebutkan di atas itu akan diulas dahulu perihal istilah. Pakar Yunani Kuno membedakan planet yang artinya musafir dengan bintang tetap. Mereka menganggap planet itu bermusafir meninggalkan bola langit, sedangkan bintang tetap itu tetap melekat pada bola langit, sehingga jaraknya tetap antara satu dengan yang lain. Bintang-bintang tetap itu karena melekat pada bola langit, maka mereka mengikuti bola langit mengedari bumi. Ini sudah tidak relevan lagi dengan fakta yang telah diungkap dewasa ini, karena menurut observasi dengan menggunakan teropong bintang, bintang-bintang yang dikatakan tetap itu, sesungguhnya jaraknya ternyata tidak tetap lagi. Sehingga klasifikasi bintang-bintang berdasarkan kriteria geraknya, sudah tidak relevan lagi, karena bintang-bintang itu telah menjadi musafir atau planet pula. Jadi perlu diganti dengan kriteria menurut Al Quran, yaitu keadaan fisik bintang-bintang: kawkabun dan najmun.
-- AL SJAJT KANHA KWKB (S AL NWR, 35), dibaca: assuja-jah kaanha- kawkabun (s. annu-r), artinya: gelas itu seperti kawkabun (24:25). Gelas itu tidak mempunyai cahaya sendiri, hanya memantulkan cahaya, demikian pula keadaan fisik kawkabun tidak mempunyai cahaya sendiri, hanya memantulkan cahaya matahari. AL NJM TSAKB (S. AL THARQ, 3), dibaca: annajmuts tsa-qib, artinya: Bintang yang cemerlang (86:3). Najmun itu cemerlang karena mempunyai sinar sendiri.
Komet-komet pengacau itu adalah dalam konteks falak / jalur lintasan mereka, jadi masih dalam lingkup isyarat ayat qawliyah:
-- KL FY FLK YSBHWN (S. YS, 40), dibaca: kullun fi- falakiy yasbahu-n (s. ya-sin), artinya: tiap-tiap sesuatu berenang dalam falaknya (36:40).
Dalam kinematika (ilmu gerak) Joahnnes Kepler (1571 - 1630) seorang pakar ilmu falak berbangsa Jerman, berhasil mengungkapkan fakta falakiah. Kawkabun yang menempuh lintasannya dalam waktu tertentu akan membentuk luas yang dibatasi oleh potongan garis elips dari jalur lintasan kawkabun dengan kedua jari-jari elips. Dalam waktu yang sama, luas yang terbentuk itu akan sama besarnya pula. Ini disebut hukum Kepler, yang maksudnya bukan hukum yang diciptakan oleh Kepler, melainkan hukum Allah yang diungkapkan oleh Kepler. Mengapa dalam waktu yang sama terbentuk luas yang sama besarnya, itu dipejelas dalam dinamika (ilmu gaya) yang dikenal dengan hukum Newton yang kedua, yang juga maksudnya bukan hukum yang diciptakan oleh Newton, melainkan hukum Allah yang diungkapkan oleh Sir Isaac Newton (1642 - 1727).
Komet-komet itu dianggap pengacau oleh para pakar falakiyah. Mereka rupanya tidak taat pada hukum Kepler, maupun hukum Newton. Sehingga tahun 1680 John Flamsteed yang juga pakar falakiyah menganggap komet-komet itu tidak tunduk pada gaya gravitasi yang diungkap oleh Newton, melainkan pada gaya magnet. Itupun tidak berhasil. Betul-betul komet-komet itu pengacau, makhluq liar yang tidak tunduk pada hukum.
Edmund Halley (1656 - 1742) membujuk Newton supaya tidak pusing dengan gaya magnet yang "diusulkan" oleh Flamsteed itu dan kembali berkonsentrasi pada hukum gravitasi saja. Halley juga membantu mendanai penerbitan buku Newton tentang gravitasi. Dalam usia 20 tahun Halley pergi ke St Helena, sebuah pulau kecil yang sunyi di Samudera Atlantik bagian selatan (tempat Napoleon dibuang di belakang harinya), untuk dapat mempelajari bintang-bintang yang tak dapat diintizhar (diobservasi) pada belahan dunia sebelah utara. Ketika kembali ke Inggris ia mempererat persahabatannya dengan Newton.
Tahun 1682 sebuah komet yang cemerlang muncul. Newton dan Halley mengkaji gerak komet tersebut dengan mengaplikasikan hukum gravitasi atasnya. Rupanya komet itu menempuh lintasan berbentuk elips yang sangat ekstrem eksentris (kedua titik apinya sangat berjauhan) dan patut disangka parabola yang hanya mempunyai satu titik api, sedangkan titik apinya trletak di tempat yang sangat jauh. Sebenarnya, seorang ahli falak berbangsa Italia, Giovanni Alfonso Borelli pada tahun 1665 telah mengisukan komet-komet itu menempuh lintasan berbentuk parabola. Itulah dia hikayat komet-komet para pengacau. Siapa yang mereka kacau? Yaitu yang mengacau otak para pakar ilmu falak hingga akhir abad ke-17.
***
Maka kini kita berurusan dengan komet penteror. Tahun 1704 Newton dan Halley mulai mengoleksi catatan-catatan komet yang sempat dilaporkan pada masa silam. Mereka mengkaji 24 laporan komet yang berbeda. Halley melihat hal yang menggembirakan. Ada dua komet yang mempunyai orbit yang sama dengan komet yang muncul tahun 1682 yang telah ia kaji berdua dengan Newton. Kedua komet termaksud dilaporkan muncul tahun 1531 dan 1607. Ada selisih waktu 76 tahun di antara kedua tahun tersebut, dan selisih 75 antara 1607 dengan 1682. Mereka berdua mencari catatan selanjutnya dan menemukan laporan sebuah komet muncul tahun 1456, 75 tahun sebelum 1531.
Sungguh patut keduanya menyangka bahwa itu bukanlah komet yang berbeda, melainkan sebuah komet yang muncul sekali dalam 75 tahun. Kalau demikian komet yang mereka berdua observasi pada tahun 1682 itu lintasannya bukanlah parabola, melainkan elips. Untuk waktu edar sekali dalam 75 tahun, maka ujung elips yang jauh akan mencapai jarak tiga kali jarak orbit Saturnus. Dan itu dapat dijangkau dengan mudah oleh pengaruh gravitasi matahari.
Halley membuat kalkulasi matematis berdasar atas hukum gravitasi dan ia mendapatkan bahwa komet itu akan muncul tahun 1758, yang tak sempat disaksikannya lagi, karena ia meninggal tahun 1742 seperti termaktub di atas (1656 - 1742). Menjelang akhir tahun 1758 seorang ahli falak amatir, George Politsch menampak sebuah komet di langit datang mendekat, dan pada permulaan tahun 1759 tampak kasat mata di langit. Untuk penghormatan kepada Halley dinamakanlah ia dengan komet Halley.
Komet Halley ini menterror penduduk dunia setiap kali muncul, yang sempat tercatat menterror dalam tahun: 1456, 1066, 451, 66. Josephus, sejarawan Yahudi mencatat bahwa pada tahun 66 penduduk Jeruzalem diterror pedang bercahaya menjulur seperti akan membelah kota itu. Bahkan setelah komet Halley sudah sangat dikenal orang sempat menterror penduduk dunia pada tahun 1901, dan banyak yang menyangka dunia akan kiamat. WaLlah a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 14 Juli 2002
7 Juli 2002
[+/-] |
531. Jalur Satelit-Satelit Matahari dan Masalah Bahasa |
Firman Allah SWT:
-- KL FY FLK YSBHWN (S. YS, 40), dibaca: kullun fi- falakiy yasbahu-n (s. ya-sin), artinya: tiap-tiap sesuatu berenang dalam falaknya (36:40). Sudah terlalu lama kita berkecimpung di permukaan bumi ini. Maka kini eloklah pula kita menengadah ke atas. Memperbincangkan falak atau jalur satelit-satelit matahari yang berbentuk irisan kerucut. Apa itu irisan kerucut? Tebaslah sebuah kerucut tegak lurus pada sumbunya. Maka bentuk irisan hasil tebasan itu adalah lingkaran. Jika kerucut itu ditebas tidak tegak lurus melainkan miring terhadap sumbu kerucut, maka irisan hasil tebasan itu berbentuk elips. Kalau pada lingkaran terdapat titik pusat, yaitu semua titik pada lingkaran jaraknya sama ke titik pusat yang disebut jari-jari, maka pada elips mempunyai yang disebut titik api, jumlahnya dua butir. Dengan demikian semua titik pada elips mempunyai dua potong garis semacam "jari-jari" yang panjangnya tidak sama. Ciri khas elips ialah semua titik pada elips itu jumlah kedua "jari-jari" itu sama panjangnya. Sehingga apabila kedua titik api itu berimpit, maka elips itu akan menjadi lingkaran.
Matahari terletak pada salah satu titik api elips, di mana merupakan jalur atau garis edar dari hampir semua satelit-satelit matahari mengorbit matahari. Bumi yang merupakan salah satu satelit matahari terletak pada salah satu titik api elips garis edar bulan mengorbit bumi. Namun karena kedua titik api itu sangat dekat sehingga secara aproksimasi dianggap berimpit, maka bulan dianggap mengorbit bumi dalam bentuk lingkaran.
Masih ada tiga jenis lagi irisan kerucut. Apabila kerucut itu ditebas sejajar dengan sisi kerucut, maka irirsan hasil tebasan itu berbentuk garis lengkung terbuka yang disebut parabola. Telah disebutkan di atas bahwa hampir semua satelit-satelit matahari mengorbit matahari dalam bentuk elips, artinya ada satelit matahari yang jalurnya tidak berbentuk elips, melainkan parabola. Itulah dia yang disebut komet yang muncul sekali-sekali di atas bola langit, yang berekor panjang sekali, sehingga komet itu disebut pula bintang berekor. Banyak komet diperkirakan menempuh jalur berbentuk parabola dalam beredar melintasi matahari sebagai titik pusat parabola. Dikatakan beredar melintasi, oleh karena parabola itu bukan garis lengkung tertutup, melainkan garis lengkung terbuka, maka sekali datang mendekat matahari pada jalur kaki parabola yang satu, kemudian meninggalkan matahari melalui jalur kaki parabola yang satu lagi untuk pergi selamnya dan tidak pernah kembali lagi. Kecuali beberapa komet ada yang "direnggut" oleh gravitasi matahari dari orbit asalnya yang berbentuk parabola itu menjadi elips, sehingga secara periodik komet itu menampakkan diri, seperti misalnya Komet Halley.
Apabila kerucut itu ditebas sejajar dengan sumbu kerucut, maka irisan hasil tebasan itu berupa garis lengkung terbuka yang disebut hiperbola. Sampai sekarang orang berkeyakinan tidak ada satelit matahari yang lintasannya berbentuk hiperbola. Apabila kerucut itu ditebas tepat pada sumbu kerucut, maka irsan hasil tebasan itu berbentuk dua garis berpotongan pada titik puncak kerucut. Irisan kerucut terakhir ini juga diyakini tidak ada satelit matahari yang menempuh jalur seperti itu.
***
Di atas saya memakai ungkapan menengadah ke atas. Sesungguhnya menengadah sudah berarti melihat ke arah atas kepala, jadi sesungguhnya bubuhan ke atas sesudah kata menengadah suatu kelebihan yang tidak perlu. Itulah bahasa, tidak mengikuti logika bermatematika. Di samping pemakaian menengadah ke atas juga ada kalanya dipakai pula ungkapan menunduk ke bawah. Ini juga berlebihan, sebab menunduk sudah berarti melihat ke bawah ke arah kaki. Berteriak nyaring, ini juga kelebihan sebab kalau orang berteriak maka suaranya pasti nyaring. Penguatan ke atas dan kebawah serta nyaring tersebut disebut bergaya hiperbola. Di sini bahasa bertemu dengan matematika, hiperbola irisan kerucut yang ditebas sejajar dengan sumbunya.
Di atas saya pakai istilah bahasa Inggris yang telah diadopsi ke dalam kosa kata bahasa Indonesia, yaitu kata aproksimasi dari approximation. Saya tidak pakai istilah "pendekatan", oleh karena pendekatan ini punya dua makna: approximation dan approach. Tidaklah perlu kita malu untuk mengakui bahwa dalam beberapa hal bahasa Indonesia masih ada kekurangannya. Misalnya bulan dalam bahasa Indonesia mempunyai dua makna, yaitu qamar, moon dan syahr, month. Sebaliknya bahasa Indonesia dalam beberapa hal lebih kaya dari bahasa Belanda: lengan, miskin, dan malang dalam bahasa Belanda semuanya dikatakan "arm". Kita dan kami tidak dapat dibedakan dalam bahasa Arab, Inggris, Jerman dll, yaitu nahnu, we, wir. Saya teringat akan sebuah film Indonesia yang menceritakan zaman penjajahan Belanda (lupa judulnya) Dalam sebuah adegan seorang controleur memarahi staf bawahannya yang semuanya pribumi. "Jullie zijn ezels". Para staf menjawab: "Ya, mijnheer, wij zijn ezels". Kembali membentak sang controleur: "Jullie hoor, maar ik niet". (Jullie zijn ezels = kamu semua keledai. Ya, mijnheer, wij zijn ezels = ya, tuan kita atau kami keledai. Jullie hoor, maar ik niet = Hai kamu semua, tetapi saya tidak. Karena wij dapat berarti kita atau kami, maka wij itu dapat berarti kita, jadi termasuk pula sang controleur seperti keledai, sehingga sang controleur membersihkan dirinya bahwa dalam kata wij tidak termasuk dirinya, artinya dalam bahasa Indonesia maknanya wij = kami).
Insya Allah dalam seri berikut akan diperbincangkan satelit matahari yang pengacau dan terrorist, yang jalurnya berbentuk parabola dan elips. WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 7 Juli 2002